Anda di halaman 1dari 4

Proteksi Tanaman Tropika 1(01): 1 Februari 2018

Pengendalian Penyakit Diplodia Pada Tanaman Jeruk


Dengan Mikroorganisme Antagonis

Ahmad Oliyani1, Salamiah2, Edwin Noor Fikri2


1. Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
2.Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Email : amadmalaga@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu kendala yang menurunkan produksi tanaman jeruk yaitu diplodia (Botryodiplodia
theobromae Pat). Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk mengendalikan penyakit tersebut
dengan mengaplikasikan agen hayati yang ramah dan aman bagi lingkungan, sekaligus bertujuan
mengurangi penggunaan pestisida kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati sinergisme antara
beberapa agen antagonis dan serta mengetahui aplikasi Trichoderma cair,tricho kompos, khamir,
FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) yang dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap intensitas
serangan penyakit kulit diplodia pada tanaman jeruk. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan masing- masing diulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian
menunjukkan pemberian Trichoderma cair,tricho kompos, khamir, FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula)
tidak berbeda nyata dengan kontrol.
Kata Kunci : Jeruk, Diplodia, Trichoderma

PENDAHULUAN dari residu pestisida. Berkaitan dengan hal


tersebut, sudah banyak dikembangkan pestisida
Latar Belakang botani dan pestisida hayati yang ramah dan
Tanaman jeruk merupakan tanaman buah aman lingkungan.
tahunan yang berasal dari Asia. Jeruk Kemampuan Trichoderma spp. bertindak
merupakan salah satu buah yang paling sebagai mikoparasit pada hifa dan tubuh-tubuh
digemari di Indonesia, hal ini di tandai dengan istirahat dari patogen tanaman, menghasilkan
konsumsi buah jeruk pada tahun 1995-2004 substansi yang bersifat racun bagi cendawan
mengalami peningkatan sebesar 12,51% per lainnya, mempunyai sifat antagonis terhadap
tahun, total konsumsi jeruk di Indonesia pada patogen tanaman, juga bersifat saproba dan
tahun 2004 mencapai 2161,90 ribu ton. merupakan cendawan pelapuk (Widyastuti,
Sedangkan produksi jeruk dalam negeri hanya 2006).
2071,08 ton ribu ton (Asaad, 2004). Berdasarkan penelitian-penelitian,
Rendahnya produksi jeruk di Indonesia diketahui bahwa mekanisme khamir dalam
antara lain disebabkan tingkat produktivitasnya menghambat perkembangan penyakit adalah
masih rendah dan gangguan hama dan dengan kompetisi, pelekatan sel khamir pada
penyakit. Produktivitas kebun jeruk di hifa, produksi enzim kitinase, enzim glukanase,
Indonesia yaitu hanya 12,22 ton per hektar peningkatan kesehatan dan ketahanan tanaman
sedangkan Australia dan Amerika Serikat dengan produksi hormon. Keunggulan lain
masing-masing mencapai 19,38 dan 37,81 ton yang dimiliki oleh khamir adalah tidak
per hektar (Deptan, 2012). memproduksi spora yang menimbulkan alergi,
Salah satu penyakit yang menyerang pada mikotoksin, dan antibiotik (Soesanto, 2008).
tanaman jeruk adalah penyakit kulit diplodia FMA dapat meningkatkan kemampuan
yang disebabkan oleh Botryodiplodia tanaman inang untuk menyerap nutrisi. FMA
theobromae Pat.Di Indonesia, hingga saat ini juga dapat mengubah morfologi dan
penyakit kulit diplodia masih merupakan salah pertumbuhan akar yaitu dengan memperluas
satu penyakit yang sangat penting pada permukaan akar, meningkatkan kemampuan
tanaman jeruk (Semangun, 2000). menyerap air dan hara. Inokulasi FMA akan
Upaya pengendalian yang dilakukan petani memperkuat sistem vaskuler, meningkatkan
umumnya mengandalkan pestisida sintetis, lignifikasi, dan pemulihan luka, sehingga
sehingga menimbulkan kekhawatiran para ketahanan fisik tanaman meningkat untuk
konsumen yang semakin sadar akan pentingnya mencegah adanya infeksi patogen (Harjadi,
mengkonsumsi produk pertanian yang bebas 1995).

Ahmad O; salamiah dan Edwin N.F: Pengendalian Penyakit Diplodia pada Tanaman jeruk 4
Proteksi Tanaman Tropika 1(01): 1 Februari 2018

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian diaplikasikan sebanyak 250 ml per pohon
ini adalah : dengan cara dipoles pada seluruh batang utama
1. Mengetahui keefektifan pengendalian hayati dan cabang primer tanaman jeruksedangkan
dengan Trichoderma cair, Trichokompos, FMA diberikansebanyak 20 gram per pohon,
Khamir, dan FMA (Fungi Mikoriza Tricho-kompos diberikan 5 kg per pohon
Arbuskula) dalam mengendalikan penyakit dengan memberikan pada tanah di sekitar
diplodia pada tanaman jeruk siam Banjar. pertanaman jeruk dengan kedalaman 20 cm.
2. Mengetahui perbedaan pengaruh tiap-tiap Pengamatan
perlakuan terhadap pengurangan tingkat Pengamatan dilakukan satu minggu setelah
serangan patogen penyebab penyakit perlakuan dan diulang setiap minggunya
diplodia pada tanaman jeruk siam Banjar. sebanyak 14 kali. Pengukuran luas gejala
3. Mengetahui perlakuan yang paling baik dari serangan penyakit kulit diplodia yaitu dengan
semua perlakuan yang diberikan. mengukur panjang gejala dari batas atas
kebawah dan dilanjutkan dengan lebar dari kiri
METODE PENELITIAN ke kanan atau sebaliknya. dilakukan sebelum
Penelitian dilaksanakan di Desa Karang dan sesudah aplikasi perlakuan. Pengukuran
Indah, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan dilakukan terhadap 3 buah gejala per pohon.
Selatan sejak Februari sampai Mei 2017. Pemilihan gejala pada pohon jeruk yang
Jumlah pertanaman jeruk yang dipergunakan terserang penyakit kulit diplodia yaitu dibatang
sebagai subjek penelitian adalah seluas 1 Ha. utama, diantara batang utama dengan cabang
Rancangan percobaan yang digunakan adalah primer dan di cabang primer tanaman jeruk.
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
perlakuan sebagai berikut: Analisis Data
M1 : Kontrol Data yang akan dianalisis adalah data dari
M2 : Pemberian Trichoderma cair pengamatan pertama (sebelum aplikasi)
M3 : Pemberian Tricho-kompos dikurang data pengamatan terakhir (setelah
M4 : Pemberian Trichoderma cair + Tricho- aplikasi). Hasil pengurangan ini akan diuji
kompos kenormalan data, kemudian dilakukan analisis
M5 : Pemberian Khamir + FMA (Fungi ragam dengan menggunakan ANOVA.
Mikoriza Arbuskula) Tabel dan grafik diolah dengan MS. Office
M6 : Pemberian Khamir Excel 2010. Perlakuan yang berpengaruh nyata
M7 : Pemberian FMA (Fungi Mikoriza diuji lanjut dengan DMRT α=5% menggunakan
Arbuskula) software SAS 9.1.
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak
5 kali, menghasilkan 35 satuan percobaan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Penelitian Pengurangan jumlah luas serangan penyakit


Semua tanaman jeruk akan diperbaiki diplodia
kondisi pertanamannya dengan jalan Data hasil pengamatan pengurangan
melakukan perawatan seperti penyiangan jumlah luas serangan penyakit diplodia
gulma dan pemangkasan ranting atau tunas Botryodiplodia theobromaePat. dapat dilihat
wiwilan yakni tunas yang tidak dalam bentuk grafik pada gambar 1.
produktif.Semua tanaman jeruk baik yang sehat
maupun yang sakit disikat untuk membersihkan 3,00
dari kotoran maupun dari blendok yang
dikeluarkan oleh tanaman akibat serangan 2,00
penyakit kulit diplodia. Lima belas hari 1,00
sebelum perlakuan diberikan kapur, kemudian
diberikan pupuk dasar phonska. 0,00
Trichoderma cair diberikan sebanyak 100 ml m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7
per pohon diaplikasikan dengan jalan
menyemprotkan pada batang tanaman jeruk Gambar 1. Gafik pengurangan jumlah luas
yang terserang penyakit kulit diplodia yang serangan pada masing-masing
sebelumnya telah dibersihkan. Khamir perlakuan.

Ahmad O; salamiah dan Edwin N.F: Pengendalian Penyakit Diplodia pada Tanaman jeruk 5
Proteksi Tanaman Tropika 1(01): 1 Februari 2018

Tabel 1. Hasil uji beda nilai tengah Berdasarkan pengamatan terhadap


pengurangan luas serangan penyakit jumlah luas serangan penyakit diplodia,
Diplodia pemberian perlakuan trichoderma cair yang
Perlakuan Pengurangan dikombinasikan dengan tricho kompos
Luas Serangan memberikan pengurangan luka yang lebih
(cm) besar (2,08) dibandingkan tanaman yang
M1 : Kontrol 2,30a terserang diplodia dan diberi perlakuan
M2 : Pemberian 2,17a dengan tricho kompos saja (1,98) hal ini
trichoderma cair diduga karena trichoderma yang diberikan
M3 : Pemberian tricho 1,98a langsung ke tanaman dengan penyemprotan
kompos (tricho cair) dan trichoderma yang
M4 : Pemberian 2,08a diberikan ke dalam tanah (tricho kompos)
trichoderma cair + mampu memberikan penekanan yang lebih
tricho kompos bagus terhadap patogen penyebab penyakit
M5 : Pemberian 2,04a diplodia. Trichoderma yang di dalam tricho
khamir + FMA (Fungi cair diduga menekan patogen yang
Mikoriza Arbuskula) menyerang batang tanaman jeruk secara
M6 : Pemberian 1,81a langsung dan didukung oleh trichoderma
khamir yang ada di dalam tricho kompos yang
M7 : Pemberian FMA 1,82a bekerja sebagai decomposer dan
(Fungi Mikoriza memperbaiki nutrisi di dalam tanah dan
Arbuskula) memperkuat pertumbuhan tanaman.
Keterangan : angka yang diikuti dengan Perlakuan dengan khamir secara
huruf yang sama artinya tidak sendiri dan perlakuan dengan fungi
berbeda nyata pada taraf 5% mikoriza arbuskula secara sendiri
dengan uji BNT memperlihatkan pengurangan luka
Hasil pengamatan pengurangan jumlah serangan paling kecil hal ini diduga karena
luas serangan penyakit diplodia khamir perlu beradaftasi di dalam tanaman
menunjukkan bahwa, pengaruh pelakuan untuk bisa melakukan peranannya sebagai
tidak berbeda nyata dengan kontrol. Karena agens pengendali biologi terhadap penyakit
sebelum penelitian, dilakukan pembersihan kulit dipodia. Pada saat aplikasi khamir
seperti pembersihan gulma sekitar pohon, seringkali diikuti dengan cuaca yang sangat
pembersihan pohon (batang, cabang atau panas dan kadang-kadang hujan. Jadi
ranting) dari blendok dan dari kotoran yang meskipun perlakuan khamir di ulang setiap
menempel, serta pemotongan tunas air. minggu kemungkinan khamir belum
Sehingga kondisi tanaman dalam keadaan berkembang biak dengan sempurna.
bagus, sehat, serta efektivitas penyerapan Pada penelitian ini, pemberian FMA
hara dan air juga bagus, akibatnya kondisi tidak mampu menekan serangan patogen
pertumbuhan tanaman sehat dan diduga penyebab penyakit diplodia yang sudah
lebih tahan terhadap serangan patogen dan menyerang tanaman jeruk. Hal ini diduga
lebih mampu bertahan terhadap FMA lebih berperan dalam memperkuat
perkembangan patogen yang sudah berada sistem pertahanan tanaman dan lebih
di dalam tanaman. Disamping itu pada berperan dalam mencegah infeksi patogen.
setiap pengamatan blendok dibersihkan Hal ini sejalan dengan pendapat Rapparini
(disapu), dengan dibersihkannya blendok & Penuelas (2013) yang mengatakan
tadi akan mengurangi sumber inokulum bahwa inokulasi FMA mampu mencegah
dan juga mengurangi sumber makanan bagi infeksi patogen, melalui mekanisasi
vektor. Jadi dengan budidaya tanaman kompetisi dan kolonisasi, perubahan
sehat pun mampu mengendalikan penyakit mikrorizosfer dan mengaktifkan mekanisasi
diplodia tersebut. ketahanan tanaman.

Ahmad O; salamiah dan Edwin N.F: Pengendalian Penyakit Diplodia pada Tanaman jeruk 6
Proteksi Tanaman Tropika 1(01): 1 Februari 2018

Peranan Trichoderma Dalam 2. Budidaya tanaman sehat mampu


Pengendalian Penyakit mengendalikan penyakit diplodia pada
Kemampuan Trichoderma spp. tanaman jeruk siam banjar.
bertindak sebagai mikoparasit pada hifa
dan tubuh-tubuh istirahat dari patogen
tanaman, menghasilkan substansi yang DAFTAR PUSTAKA
bersifat racun bagi cendawan lainnya,
mempunyai sifat antagonis terhadap Asaad, M., Warda. 2004. Pengkajian
patogen tanaman, juga bersifat saproba dan pengendalian penyakit Diplodia
merupakan cendawan pelapuk (Widyastuti, pada jeruk siam. Prosiding Seminar
2006). Nasional dan Kontes buah jeruk
Peranan Khamir Dalam Pengendalian Siam Nasional. Surabaya.
Penyakit Departemen Pertanian. 2012 Kajian Umum
Berdasarkan penelitian-penelitian, Mengenai Tanaman Jeruk Avaliable
diketahui bahwa mekanisme khamir dalam at
menghambat perkembangan penyakit http://deptan.go.id/budidaya/budida
adalah dengan kompetisi, pelekatan sel ya-jeruk01.htm diakses 06 Februari
khamir pada hifa, produksi enzim kitinase, 2017.
enzim glukanase, peningkatan kesehatan Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit
dan ketahanan tanaman dengan produksi Tanaman Pekebunan di Indonesia.
hormon. Keunggulan lain yang dimiliki Gadjah Mada University-Press
oleh khamir adalah tidak memproduksi Yogyakarta, hal 11-30.
spora yang menimbulkan alergi, Harjadi, S. 1995 Pengantar agronomi, PT.
mikotoksin, dan antibiotik (Soesanto, Gramedia, Jakarta.
2008). Soesanto, L. 2008. Pengentar Pengendalian
Peran FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) Hayati Penyakit Tanaman. Jakarta:
FMA dapat meningkatkan kemampuan PT Raja Grafindo Persada.
tanaman inang untuk menyerap nutrisi. Widyastuti, S. M. 2006. The biological
FMA juga dapat mengubah morfologi dan control of Ganoderma root rot by
pertumbuhan akar yaitu dengan Trichoderma. ACAIR Proceedings
memperluas permukaan akar, No. 124.
meningkatkan kemampuan menyerap air
dan hara. Inokulasi FMA akan memperkuat
sistem vaskuler, meningkatkan lignifikasi,
dan pemulihan luka, sehingga ketahanan
fisik tanaman meningkat untuk mencegah
adanya infeksi patogen (Harjadi, 1995).

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah


dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Tidak ada perbedaan antara perlakuan
pemberian dengan mikroorganisme
antagonis dengan tanpa diberi
pengendalian terhadap luas luka
serangan akibat penyakit kulit diplodia
pada jeruk siam banjar.

Ahmad O; salamiah dan Edwin N.F: Pengendalian Penyakit Diplodia pada Tanaman jeruk 7

Anda mungkin juga menyukai