Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022

Satuan Pendidikan : SMK AMANAH HUSADA PEMALANG


Mata Pelajaran : Pelayanan Farmasi
Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas
Kelas/Semester : XI / I
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Alokasi Waktu : 72 x 45 menit ( 12 kali pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI

1. Pengetahuan (KI-3)
 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kajian/kerja Seni Budaya pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

2. Keterampilan (KI-4)
 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kajian/kerjaSeni Budaya.
 Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja.
 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
 Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
B. KOMPETENSI DASAR
3.16 Mengidentifikasi pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS

4.16 Menerapkan pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Indikator KD pada KI-3
3.16.1 Menjelaskan pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS
3.16.2 Menerapkan pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS
Indikator KD pada KI-4
4.16.1 Mengidentifikasi pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS
4.16.2 Melakukan pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS sesuai standar
4.16.3 Melakukan standar operasional pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS sesuai
standar dengan percaya diri

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS dengan percaya diri
2. Menerapkan pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS dengan percaya diri

E. MATERI PEMBELAJARAN
Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah bagian dari rumah sakit yang bertugas
menyelenggarakan, mengkooadinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan
pelayanan farmasi serta melaksanaan pembinaan teknis kefarmasian di rumah sakit,
sedangkan Komite Farmasi dan Terapi adalah bagian yang bertanggung jawab tentang
penyusunan formularium rumah sakit dapat sesuai dengan aturan yang berlaku, maka
diperlukam tenaga professional dibidang tersebut. Untuk menyiapkan tenaga professional
tersebut diperlukan berbagai masukan diantaranya adalah tersedianya pedoman yang
tepat digunakan dalam pengelolaan perbekalan farmasi di rumah IFRS.
Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah suatu proses yang
merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan/produksi,
penerimaan, pendistribusian, pengawasan, pemeliharaan, penghapusan, pemantauan,
administrasi, pelaporan, dan evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Tujuan
pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yaitu agar tersedianya sediaan farmasi
dan alat kesehatan yang bermutu dalam jumlah dan pada saat yang tepat sesuai spesifikasi
dan fungsi yang ditetapkan oleh panitia farmasi dan terapi secara berdaya guna dan
berhasil guna (Quick,1997).
Ada tiga jenis metode perencanaan yaitu konsumsi, epidemiologi, dan kombinasi
keduanya yang disesuaikan dengan anggaran setempat. Perencanaan dengan metode
konsumsi dilakukan berdasarkan data penggunaan obat diwaktu yang lalu, sedangkan
metode epidemiologi dilakukan berdasarkan data tingkat kejadian penyakit dan standart
pengobatan untuk penyakit tersebut. Data penggunaan obat waktu yang lalu untuk
metode konsumsi harus akurat. Metode konsumsi ini dapat menyebabkan penggunaan
obat yang kurang rasional akan terus terjadi berbeda dengan halnya metode epidemiologi
yaitu mengambil asumsi bahwa pengobatan disesuaikan dengan penyakit yang ada atau
terjadi pada saat tertentu (Siregar,2004).
Pengaturan obat digudang dapat dikelompokkan dengan 7 cara yaitu berdasarkan :
1)      Kelompok farmakologi/terapeutik
2)      Indikasi klinik
3)      Kelompok alphabetis
4)      Tingkat penggunaan
5)      Bentuk sediaan
6)      Random bin
7)      Kode barang.
Distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan merupakan salah satu tugas utama
pelayanan farmasi dirumah sakit. Distribusi memegang peranan penting dalam
penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diperlukan ke unit-unit disetiap
bagian farmasi rumah sakit termasuk kepada pasien. Hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah berkembangnya suatu proses yang menjamin pemberian sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang benar dan tepat kepada pasien, sesuai dengan yang
tertulis pada resep atau kartu obat atau Kartu Instruksi Obat (KIO) serta dilengkapi
dengan informasi yang cukup (Quick,1997).
Farmasi rawat inap menjalankan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi
untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat inap di RS, yang diselenggarakan secara
sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap diruangan, sistem
resep perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi oleh satelit farmasi.
F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : diskusi, penugasan, tanya jawab

(Diisi dengan model pembelajaran yang sesuai dengan KD dan IPK)

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan ke-1 : (4 JP)

Langkah Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu

Kegiatan 1. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memberi 10 menit


Pendahuluan salam
2. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya terkait dengan kompetensi
yang akan dipelajari.
4. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya bagi kehidupan.
5. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.
6. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan.

Kegiatan Inti 1. Pemberian stimulus terhadap siswa : 70 menit


 Guru meminta siswa untuk melihat manajemen
instalasi farmasi rumah sakit.
 Guru menugaskan siswa membaca buku untuk
meng identifikasi perbedaan instalasi farmasi rumah
sakit dengan farmasi komunitas
 Siswa melihat bahan tayang yang disajikan oleh
Guru.
 Siswa membaca buku berkaitan dengan lingkup
fungsi instalasi farmasi rumah sakit
 Siswa mengidentifikasi perbedaan pengelolaan
perbekalan farmasi di instalasi farmasi rumah sakit
dengan apotek.
2. Identifikasi masalah :
 siswa untuk menentukan masalah utama apa dalam
pengadaan perbekalan kesehatan
 Siswa mengidentifikasi masalah – masalah melalui
contoh yang didemonstrasikan oleh guru mengenai
pengelolaan perbekalan farmasi di instalasi farmasi
rumah sakit
 Siswa membaca buku untuk mendapatkan informasi
tentang pengelolaan perbekalan farmasi di instalasi
farmasi rumah sakit
 Siswa mendiskusikan standar operasional baku
minimal instalasi farmasi rumah sakit.
 Berdasarkan hasil membaca buku dan diskusi siswa
merumuskan hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan perbekalan farmasi
di instalasi farmasi rumah sakit
 Guru meminta siswa untuk mempraktekan
pelayanan kefarmasian di IFRS
 Siswa menggali informasi prosedur standar
pelayanan kefarmasian di IFRS
 Siswa mendiskusikan untuk menentukan prosedur
standar pelayanan kefarmasian di IFRS
 Siswa menyampaikan pada kelompok lain dan
menanggapinya berkaitan standar operasional
pelayanan kefarmasian di IFRS

3. Pengumpulan data :
 Guru meminta siswa untuk mencoba melakukan
pelayanan kefarmasian di IFRS sebagai pembuktian
rumusan masalah/hipotesis
 Siswa mencoba melakukan pelayanan kefarmasian
sesuai dengan standar operasional pelayanan
kefarmasian di IFRS
 Siswa mencoba melakukan pelayanan kefarmasian
di IFRS
4. Pembuktian :
 Guru menugaskan siswa untuk menilai hasil
pelayanan kefarmasian di IFRS.
 Siswa menilai hasil praktek pelayanan kefarmasian
di IFRS dengan etika berkomunikasi.
 Guru menugaskan kepada siswa untuk
mempraktekkan pelayanan kefarmasian di IFRS
 Siswa melakukan pelayanan kefarmasian di IFRS
5. Generalisasi :
 Guru menugaskan siswa untuk mempraktekan
pelayanan kefarmasian di IFRS
 Siswa membuat bahan presentasi tentang
pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS dalam
bentuk PPT.
 Siswa menyajikan tentang pengelolaan perbekalan
farmasi di IFRS.
 Siswa lain memberikan tanggapan terhadap
presentasi.
 Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan
guru.
 Siswa memperbaiki hasil presentasi dan membuat
simpulan pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS

Kegiatan Kegiatan penutup meliputi antara lain: 10 menit


Penutup 1. Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui
apakah siswa sudah memahami topik tentang
pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS

2. Siswa diminta membuat kesimpulan pembelajaran


pada pertemuan ini.
3. Siswa diberi tugas untuk membaca berbagai
sumber, mencatat, mengerjakan latihan pengelolaan
perbekalan farmasi di IFRS

2. Pertemuan Ke-2: ( 4 JP) dan seterusnya

H. ALAT/BAHAN, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN SUMBER BELAJAR


1. Alat/Bahan : spidol, papan tulis
2. Media : video, powerpoint, dll
3. Sumber Belajar : buku, modul

(Diisi dengan sarana, alat bantu dan bahan yang digunakan pada proses
pembelajaran di setiap RPP).

I. TEKNIK PENILAIAN
1. Teknik penilaian
a) Penilaian Pengetahuan : *(Tes Tertulis / Tes Lisan / Penugasan)
b) Penilaian Keterampilan : *(Unjuk Kerja (Praktik) / Produk / Proyek / Portofolio)

2. Instrumen penilaian
a) Instrumen Penilaian Pengetahuan
b) Instrumen Penilaian Keterampilan
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Keterangan :
a. Pembelajaran Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya belum tuntas
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
tes tertulis kembali.
b. Pengayaan
Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
- Siswa yang mencapai nilai n(ketuntansan) < n < n(maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
- Siswa yang mencapai nilai n > n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Mengetahui Pemalang , Mei 2021

Kepala SMK AMANAH HUSADA Guru Mata Pelajaran


PEMALANG

URIPNO, S.E.,M.Si FITRIA NUR ULFA, A.Md. Farm

Anda mungkin juga menyukai