KIMIA
Dosen pengampu :
Armawita (11517200251)
PEKANBARU
2017 M/1439 H
1
KESETIMBANGAN KIMIA
2
Akibatnya jumlah molekul air dan uap air dalam kesetimbangan dapat dikatakan
konstan, tetapi kedua perubahan itu berlangsung terus-menerus.
Fakta bahwa reaksi tampak seperti berhenti sebelum semua pereaksi habis
reaksi dapat dijelaskan dengan Teori Tumbukan. Teori ini menganggap bahwa
molekul-molekul CINO2 dan NO harus bertumbukkan sebelum atom klor dapat
dipindahkan dari satu molekul ke molekul yang lain.
Jumlah tumbukan perdetik antara molekul-molekul CINO2 dengan
molekul-molekul NO bergantung pada konsentrasi CINO2 dan konsentrasi NO.
Karena CINO2 dan NO semakin habis dalam reaksi ini, jumlah tumbukan per detik
antara kedua molekul pereaksi berkurang dan reaksi semakin lambat. Anggaplah
bahwa pada saat awal, CINO2 dan NO belum bereaksi sehingga NO2 dan NO
belum terbentuk. Ketika tumbukan antara CINO2 dan NO mulai efektif, reaksi
berlangsung dengan laju reaksi yang berbanding lurus dengan konsentrasi CINO 2
dan NO. Pada saat ini produk NO2 dan CINO mulai terbentuk.
CINO2 (g) + NO (g) → NO2 (g) + CINO (g)
Pada saat yang sama, produk NO2 dan CINO juga saling bertumbukan
menghasilkan reaksi kearah sebaliknya sehingga laju reaksi berbanding lurus
dengan konsentarasi CINO dan NO2.
CINO2 (g) + NO2 ← NO2 (g) + CINO (g)
Ketika laju reaksi kearah maju mulai mengalami perlambatan, laju reaksi
arah balik mengalami percepatan sampai suatu saat laju reaksi kedua arah sama.
4
Syukri, OP.Cit., hal, 317.
3
2. Keadaan sistem yang menunjukkan bahwa laju reaksi kearaah maju (produk)
sama dengan laju reaksi ke arah sebaliknya (pereaksi).5
Alam diciptakan oleh Tuhan dengan kesetimbangan. Ada yang kaya dan
ada yang miskin, ada yang pintar dan ada yang bodoh, ada yang kuat dan ada yang
lemah, dan lain sebagainya. Bagaimana supaya kehidupan ini menjadi stabil ?
orang-orang yang mempunyai kelebihan (kaya,pintar, dan kuat) hendaklah
memberikan kelebihan itu kepada orang yang kekurangan (miskin, bodoh, dan
lemah), sehingga kehidupan ini menjadi seimbang.
Kesetimbangan juga telah dijelaskan oleh Allah swt melalui ayat Alquran
yang terdapat dalam surah Al-Qasas ayat 77 :
Artinya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat keusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan”.
Nah dari ayat Alquran diatas kita telah diperintahkan oleh Allah untuk
mencari sebanyak-banyaknya pahala untuk bekal akhirat kelak dengan tidak
melupakan urusan dunia, seperti tolong-menolong satu sama lain serta menjaga
lingkungan di sekitar kita. Maka akan terciptalah kesetimbangan dalam diri kita.
B. Reaksi Bolak-balik
1. Reaksi bolak-balik (reversible)
pada reaksi dua arah, zat-zat hasil reaksi dapat bereasksi kembali
membentuk zat pereaksi. Reaksi kesetimbangan dinamis dapat terjadi bila reaksi
yang terjadi merupakan reaksi bolak-balik. Ciri-ciri reaksi bolak-balik adalah
sebagai berikut :
a. Reaksi ditulis dengan dua anak panah yang berlawanan (↔)
b. Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari kiri ke kanan dan dari kanan ke
kiri.
c. Zat hasil reaksi dapat dikembalikan sperti zat mula-mula.
5
Watoni, A. Haris, dkk, Op. Cit., hal. 131-133.
4
d. Reaksi tisak pernah berhenti karena komponen zat tidak pernah habis.6
Contoh :
Pembentukan koral berlangsung dalam dua arah, persamaan reaksinya
sebagai berikut :
CaO (aq) + CO2 (g) ↔ CaCO3 (s)
Koral yang terbentuk (CaCO3) dapat larut kembali dengan adanya perubahan suhu
yang konstan di udara dan kadar CO2 dii udara yang stabil. Selain pembentukan
koral, reaksi dua arah jug adapat terjadi pada proses pembentukan stalaktit dan
stalakmit.7
Pada suatu saat pembentukan dan penguraian memiliki laju yang sama.
Saat itulah tercapai suatu keadaan yang dinamakan kesetimbangan. Persamaan
reaksi kesetimbangan dituliskan dengan menggunakan tanda panah dua arah.
Reaksi kesetimbangan disebut reaksi bolak balik atau reaksi reversible (dapat
balik). Jadi, persamaan reaksi kesetimbangan NH2 ditulis sebagai berikut :
Setelah setimbang, kedua laju reaksi sama ( v 1=v 2 ). Dengan kata lain, laju reaksi
ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri8
Dari hasil percobaan, timbal (II) sulfat padat yang berwarna putih jika
direaksikan dengan larutan natrium iodida akan membentuk endapan timbal(II)
iodida yang berwarna kuning dengan reaksi:
Putih kuning
Sebaliknya, jika padatan timbal (II) iodida yang berwarna kuning dari
hasil reaksi diatas direaksikan dengan larutan natrium sulfat, maka akan terbentuk
kembali endapan warna putih (II) sulfat dengan reaksi:
Kuning putih
6
Tine Maria Kuswati, dkk, Op. Cit., hal. 135-136.
7
Riandi Hidayat, dkk, 2014, Panduan Belajar Kimia 2A, (Jakarta : Yudistira), hal.105
8
Nana sutresna, 2015, Kimia kelas 2 SMA, (Bandung : Grafindo), hal.124
5
Dengan memperhatikan kedua reaksi tersebut, terlihat bahwa reaksi yang
kedua adalah kebalikan dari reaksi yang pertama, maka disebut reaksi dapat
balik. Jika kedua reaksi tersebut berlangsung secara bersamaan, maka disebut
reaksi bolak-balik dan ditulis dengan dua panah yang arahnya berlawanan.
Selain reaksi yang dapat balik, reaksi kimia juga ada yang tidak dapat
balik atau reaksi berkesudahan, yaitu reaksi kimia dimana zat-zat hasil reaksi
tidak dapat saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi. 9
Contoh Soal
Dalam keadaan setimbang ternyata terdapat ion Fe3+ sebanyak 0,004 mol.
Hitunglah berapa mol ion SCN- dan FeSCN2+ yang terdapat dalam sistem.
Jawab:
9
Unggul sudarmo, 2016, Kimia Untuk Sma/Ma Kelas XI, (surakarta : Erlangga), hal,141.
10
Ibid., hal,143.
6
Saat setimbang : 0,004 mol 0,004 mol 0,006 mol
Dari perhitungan ini dapat dijalaskan bahwa mula-mula yang ada adalah
0,010 mol Fe3+ dan 0,010 mol ion SCN -. Oleh karen saat setimbang ada 0,004 mol
ion Fe3+ (diketahui), berarti Fe3+ yang bereaksi adalah 0,006 mol (mol mula-mula
di kurangi mol yang masih ada). Berdasarkan persamaan reaksinya, setiap 1 mol
Fe3+ akan bereaksi dengan 1 mol SCN- menghasilkan 1 mol FeSCN2+ . jika Fe3+
bereaksi 0,006 mol akan membutuhkan SCN- sebanyak 0,006 mol juga, serta
dihasilkan FeSCN2+ sebanyak 0,006 mol pula. Jadi pada keadaan setimbang, yang
ada dalam sistem ion Fe3+ = 0,004 mol (diketahui); ion SCN- = 0,004 mol, dan ion
FeSCN2+ = 0,006 mol.
Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak
semua reaksi dapat balik akan menjadi reaksi setimbang, untuk dapat menjadi
reaksi setimbang, diperlukan persyaratan lainnya, yaitu reaksinya bolak-balik,
sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis.
a. Reaksi Bolak-Balik
11
Ibid., hal,144-145.
7
Fe3+(aq) + SCN-(g) ↔ FeSCN2+(aq)
b. Sistem Tertutup
Sistem tertutup adalah suatu sistem reaksi dimana zat-zat yang bereaksi
dan zat-zat hasil reaksi tidak ada yang meninggalkan sistem. Sistem tertutup
bukan berarti reaksi tersebut dilakukan pada ruang (wadah) tertutup, meskipun
kadang-kadang diperlukan wadah yang tertutup. Sebab meskipun dalam wadah
yang terbuka tidak ada zat yang meninggalkan sistem.
c. Bersifat Dinamis
Bila sejumlah gas N2O4 dimasukkan ke dalam botol tertutup, gas yang
semula tak berwarna secara perlahan-lahan akan berubah menjadi coklat, semula
perubahan itu tidak tampak tetapi secara bertahap akan menjadi semakin coklat.
Pada suatu saat warna tersebut akan tidak bertambah pekat, pada saat inilah terjadi
kesetimbangan. Pada saat setimbang tersebut masih ada gas N2O4, hal ini dapat
dibuktikan dengan mendinginkan tabung tersebut, pada saat didinginkan warna
coklat semakin pekat, ini menunjukkan bahwa gas NO2 terbentuk lebih banyak.
Jadi pada saat setimbang baik pereaksi maupun hasil reaksi masih tetap ada dalam
sistem.
8
Perubahan laju reaksi selama berlangsungnya reaksi (Gambar 3.)
menunjukkan bahwa laju reaksi
terhadap gas N2O4 (V N2O4) mula-
mula maksimum, laju reaksi itu
turun sejalan dengan makin
berkurangnya gas N2O4 pada saat
yang bersamaan mulai terbentuk gas
NO2 (warna coklat mulai tampak),
dan pada saat itu mulai ada gas NO 2
yang balik menjadi gas N2O4 dan laju reaksi terhadap gas NO2 (V NO2) makin
besar karena konsentrasi nya makin besar (ingat bahwa laju reaksi dipengaruhi
konsnetrasi). Jadi V N2O4 terus menurun dan V NO2 meningkat sampai waktu
tertentu (t) terjadi V N2O4 sama dengan V NO2 dan pada saat itu tercapai keadaan
setimbang. Proses ini berlangsung terus jika tidak ada pengaruh dari luar yang
menyebabkan terjadinya ketidaksetimbangan.
b. Pada saat setimbang konsentrasi N2O4 lebih besar dari pada konsentrasi NO2
c. Pada saat setimbang konsentrasi N2O4 lebih kecil dari pada konsentrasi NO2
9
gas N2O4 dan konsentrasi gas NO2 tetap, meskipun dapat terjadi tiga kemungkinan
yaitu:12
a. [N2O4] = [NO2]
C. Keadaan Setimbang
1. Jenis kesetimbangan berdasarkan wujud
Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang, reaksi
kesetimbangan terdiri dari dua jenis, yaitu kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen.
a. Kesetimbangan homogen
Kesetimbangan homogen adalah reaksi kesetimbangan yang zat-zat
terlibat dalam reaksi memiliki fase yang sama. Pada umumnya, kesetimbangan
homogen merupakan reaksi-reaksi gas. Contohnya :
2HI (g) ↔ H2 (g) + I2 (g).
b. Kesetimbangan heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan yang zat-zat
terlibat dalam reaksi memiliki fase yang berbeda. Contohnya :
NaHCO3 (s) ↔ Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g).13
12
Ibid., hal,146.
13
Riandi Hidayat, dkk, Op. Cit., hal,106
10
D.Pergeseran Kesetimbangan
Dalam keadaan setimbang, laju reaksi dari kiri ke kanan sama dengan laju
reaksi dari kanan ke kiri. Jika ada aksi dari luar maka kesetimbangan akan
mengadakan reaksi dengan cara mengubag laju reaksinya. Perubahan itu
dinamakan pergeseran kesetimbangan. Keadaan setimbang paada suatu system
merupakan keadaan yang stabil jika tidak ada pengaruh dari luar system. Jika
diberi suatu pengaruh terhadap suatu kesetimbangan, system tersebut akan
bergeser menuju kesetimbangan yang baru. Pada kesetimbangan baru ini,
komposisi zat-zat yang terlibat dalam kesetimbangan berubah dari komposisi
semula.14
Suatu sistem dalam keadaan setinbang cenderung mempertahankan
kesetimbangannya, sehingga bila ada pengaruh dari luar maka sistem tersebut
akan berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi.
Dalam hal ini dikenal dengan azas Le Chatelier yaitu, jika dalam suatu sistem
kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa
sehingga pengaruh aksi itu sekecil mungkin. Beberapa aksi atau faktor-faktor
yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem kesetimbangan antara lain,15
1. Pengaruh Konsentrasi terhadap reaksi
a. Jika konsentrasi pereaksi ditambahkan, maka reaksi akan bergeser ke arah
kanan (hasil reaksi).
b. Jika konsentrasi pereaksi dikurangi, maka reaksi akan bergeser ke arah kiri
(pereaksi).
c. Jika konsentrasi zat ditambahkan, maka reaksi akan bergeser ke arah lawan
ruas zat yang ditambahkan.
d. Jika konsentrasi zat dikurangi, maka reaksi akan bergeser ke arah ruas zat
yang dikurangi.16
e. Pengaruh perubahan konsentrasi
PCl5 ↔ PCl3 + Cl
14
Tine Maria Kuswati, dkk, Op. Cit., hal. 140.
15
Unggul sudarmo, Op. Cit., hal,159.
16
Riandi Hidayat, Op.Cit., hal, 116
11
Jika konsentrasi PCl3 ditingkatkan dan seandainya tidak terjadi pergeseran.
Nilai Kc akan mengecil. Akan tetapi, penambahan/pengurangan konsentrasi
mengakibatkan pergeseran arah reaksi dari PCl 5, ke PCl3 dan Cl2 (ke kanan), dan
sebaliknya sehingga pelakuan ini tidak akan mengubah nilai Kc. Jadi perubahan
konsentrasi hanya menggeser arah reaksi, tidak memengaruhi nilai Kc.17
PV = n RT
P = (n/V ) RT
Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi tidak sama
dengan jumlah partikel sesudah reaksi jika, Tekanan diperbesar kesetimbangan
17
Nana sutresna, Op. Cit., hal 126
12
akan bergeser ke jumlah partikel yang kecil. Tekanan diperkecil kesetimbangan
akan bergeser ke jumlah partikel yang besar. 18
Kc=
[ jumlah mol PCl3
V ][ jumlah mol PCl3
V ] =
( n PCl 3 ) ( n PCl 3 )
18
Unggul sudarmo, Op. Cit., hal,163-164.
19
Nana sutresna. Op. Ciy., hlm:134
13
adalah reaksi yang menyerap kalor. Dengan demikian pergeseran reaksi
kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya endoterm
atau eksoterm.
20
Unggul sudarmo, Op. Cit., hal,165.
14
4) Pembilang dan pernyataan aksi massa adalah perkaliaan konsentrasi produk
reaksi pangkat masing-masing koefisiennya.
5) Penyebut dalam pernyataan aksi massa adalah perkalian konsentrasi
pereaksi pangkat masing-masing koefisiennya.
c. Perhitungan Kc
15
ini, fase zat yang berpengaruh dalam penentuan nilai Kc atau dalam pergeseran
kesetimbangan adalah sebagai berikut :
a) Jika terdapat fase gas,dan fase padat, yang menentukan Kc adalah fase gas.
b) Jika terdapat fase gas dan fase cair, yang menentukan Kc tersebut adalah
fase gas.
c) Jika terdapat larutan dan fase padat, yang menentukan Kc tersebut adalah
larutan.
d) Jika terdapat fase gas, fase cair dan fase paadat, yang menentukan Kc adalah
fase gas.
Tabel 4.1
16
[Ag(NH3)2]+
1. 0,001 0,005 0,401 1,25 x 10-5 1,6 x 10-7 2,01 x 10-7
2. 0,001 0,001 0,016 6,25 x 10-5 1,6 x 10-7 1,60 x 10-7
3. 0,002 0,002 0,128 3,13 x 10-5 1,6 x 10-7 5,12 x 10-7
4. 0,002 0,001 0,032 6,25 x 10-5 1,6 x 10-7 6,40 x 10-7
Dari reaksi kesetimbangan pertama dengan persamaan reaksi:
Kc =¿ ¿
pA + qB ↔ mC + nD
K = ¿¿
22
Unggul sudarmo, Op. Cit., hal,148-149.
17
Komponen atau konsentrasi dapat berubah jika salah satu zat dalam sistem
diubah. Dalam keadaan setimbang, pada suatu reaksi terdapat hubungan yang erat
antara reaktan dengan konsentrasi produk. Pada tahun 1866 dua orang ahli kimia
Norwegia, Cato Maximilan Guldberg dan Peter Waage mengemukakan besaran
yang disebut tetapan kesetimbangan kimia.
Contoh soal :
1. Dalam suatu wadah yang volumenya 2 liter, dimasukkan 0,2 mol gas HI, lalu
terurai menurut reaksi berikut.
2 HI (g) ↔ H2 (g) + I2 (g)
Jika gas I2 yang terbentuk adalah 0,02 mol, hitunglah tetapan kesetimbangan
konsentrasinya !
Jawab:
o , 1 mol
Mula-mula 0,1 mol HI (g) = = 0,05 M
2 liter
0,02 mol
I2 (g) yang terbentuk saat setimbang = = 0,01 M
2 liter
2 HI (g) ↔ H2 (g) + I2 (g)
Mula-mula: 0,05 M - -
Terurai : (2/1 x 0,01) =0,02 M - -
Setimbang : 0,03 M 0,01 M 0,01 M
Kc = [ H 2 ] [I 2 ]
¿¿
( 0,01 ) (0,01)
Kc
¿¿
−4
1 x 10
Kc= −4
9 x 10
Kc= 1/9
23
Tine Maria Kuswati, dkk, Op. Cit., hal. 151
18
Jadi, tetapam kesetimbangan konsentrasi adalah 1/9. 24
Dengan mengetahui nilai tetapan kesetimbangan suatu reaksi pada suhu
tertentu, maka diketahui banyak hal, yaitu untuk memprediksi arah reaksi dari
suatu sistem reaksi kesetimbangan, untuk menentukan apakah suatu reaksi bolak-
balik berada dalam keadaan setimbang, dan untuk menentukan komposisi
(konsentrasi) zat-zat yang terdapat dalam sistem kesetimbangan.
jawab :
a. Kc = ¿ ¿
Kc = ¿ ¿
Kc = 1
24
Tine Maria Kuswati, dkk, Op. Cit., hal. 151
19
Padahal harga Kc= 60, jdi sistem tidak dalam keadaan setibang.
a. Kc = ¿ ¿
Kc = ¿ ¿
Kc = 60 (sama dengan harga K c pada suhu 350ᴼ C, jadi sistem dalam
keadaan setimbang).
c. Menentukan komposisi zat-zat dalam keadaan setimbang
Contoh :
1. Ke dalam wadah 1 liter dimasukkan 0,100 mol PCl5, kemudian dipanaskan
sampai suhunya 250 C sehingga terurai menurut reaksi :
Jawab :
Kita anggap bahwa pada suhu tersebut PCl5 yang terurai sebanyak x
mol/L, maka berdasar stoikiometri reaksinya didapat, Pada keadaan awal,
20
Menurut Hukum Kesetimbangan,
21
selanjutnya nilai tetapan kesetimbangan yang diperoleh berdasarkan konsentrasi
diberi lambang Kc sedangkan untuk tetapan kesetimbangan yang diperoleh dari
nilai tekanan diberi lambang Kp.
Jika tekanan total adalah p total dan tekanan parsial gas adalah PA, PB, PC, PD maka:
P total = PA + PB + PC + PD
Apabila mempunyai jumlah mol yang besar, gas tersebut akan mempunyai
tekanan parsial yang besar.
jumlah mol zat tertentu
Tekanan parsaial suatu gas = X tekanan total
mol seluruh gas
Contoh soal :
1. Dalam suatu tempat bertekanan 2 atm, terdapat campuran gas-gas yaitu 0,1 mol
gas A, 0,15 mol gas B, dan 0,25 mol gas C. Reaksi kesetimbangan gas tersebut
sebagai berikut.
A (g) + B (g) ↔ C (g)
Hitunglah tekanan parsial masing-masing gas dan tetapan
kesetimbangannya (Kp) !
Jawab:
A (g) + B (g) ↔ C (g)
Tekanan total = 2 atm
Jumlah total mol gas A + mol gas B + mol gas C = (0,1 + 0,15 + 0,25 ) =0,5
mol
a. Tekanan pasrsial msing-masing gas :
0,1
PA = x 2 atm = 0,4 atm
0,5
22
0,15
PB = x 2 atm = 0,6 atm
0,5
0,25
PC = x 2 atm = 1 atm
0,5
Jadi tekanan gas A = 0,4 atm, gas B = 0,6 atm, dan 1 atm
( PC ) 1 1
b. Kp = = = = 4,17
( P A )(P B) (0,4)( 0,6) 0,24
Jadi, tetapan kesetimbangannya (Kp) adalah 4,17
3. Hubungan kesetimbanagn kimia (kc) dengan tekana parsial (kp)
dari persamaan gas ideal : PV = nRT
nRT
P=
V
n
P= (RT)
V
n
= c = konsentrasi molar
V
Kp= Kc (RT)∆n
Keterangan : ∆n = jumlah koefisien produk – jumlah koefisien reaktan
R = 0,082 L atm K-1 mol-2
T = temparatu (K)
Contoh soal :
1. Dalam reaksi : H2 (g) + I2 (g) ↔ 2 HI (g)
Kesetimbangan tercapai pada temperatur 490 ᴼC dengan tekanan parsial
masing-masing gas adalah PH2 = 2 x 10-2 atm
PI2 = 2 x 10-2 atm
PHI = 1,5 x 10-3 atm
Tentukanlah harga tetapan kesetimbangan Kp dan Kc !
Jawab :
H2 (g) + I2 (g) ↔ 2 HI (g)
2
(P HI )
a. Kp =
( PH ) (P I )
2 2
Kp = ¿ ¿
−6
2,25 x 10
Kp = −4
4,0 x 10
23
= 5,63 x 10-3 atm
Jadi, tetapan kesetimbangan (Kp) adalah 5,63 x 10-3 atm
b. Kp = Kc (RT)∆n
∆n = ∑ koefisien zat produk - ∑ koefisien zat reaktan
= 2 – (1+1)= 0
R= 0,082 L atm K-1 mol-1
T = 490 + 273 = 763 K
Kp = Kc (RT)ᴼ → (RT)ᴼ = 1
5,63 x 10-3 atm = Kc x 1L atm K mol-1 K
Kc= 5,63 x 10 -3 M
Jadi, tetapan kesetimbangan (Kc) adalah 4,56 x 10 -3 M25
4. Derajat Disosiasi
Raksi disosiasi adalah reaksi peruraian suatu zat menjadi zat yang lebih
sederhana. Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi zat-zat lain yang lebih
sederhana. Reaksi disosiasi adalah suatu reaksi setimbang dalam suatu sistem
yang tertutup, di mana sebuah zat teruarai menjadi beberapa zat. Untuk
mengetahui berapa bagian zat yang terdisosiasi (α).
Contoh :
a. N2 O4 (g) ↔ 2 NO2 (g)
b. 2 SO3 (g) ↔ 2 SO2 (g)
c. CaCO3 (s) ↔ CaO (s) + CO2 (g)
d. CH3COOH (aq) ↔ CH3COO- (g) + H+ (aq)
25
Tine Maria Kuswati, dkk, Op. Cit., hal. 155.
24
Jika α = 1, seluruh zat mula-mula, artinya terjadi disosiasi sempurna.
Jika 0 ¿ α <1, terjadi kesetimbangan disosisi
Contoh :
1. Dalam ruang 1 liter dimasukkan gas PCl5 sebanyak 0,30 mol dan terurai
menurut reaksi kesetimbangan berikut.
PCl5 (g) ↔ PCl3 (g) + Cl2 (g)
Setelah mencapai keadaan setimbang terdapat 0,20 mol PCl3 . tentukan derajat
disosiasi dan persentase PCl5 yang terurai !
Jawab :
PCl5 (g) ↔ PCl3 (g) + Cl2 (g)
Mula-mula : a=0,30 mol - -
Terurai : aαmol - -
Setimbang : (a-aα) mol aα=0,20mol aα=0,20mol
PCl3 (g) yang terbentuk = PCl3 (g) saat setimbang
= aα
= 0,20 mol
PCl5 mula-mula =a
= 0,30 mol
aα = 0,20
0,30 α = 0,20
0,20
α= = 0,66
0,30
jadi derajat disosiasi adalah 0,66
aα
jumlah persentase PCl5 yang terurai = x 100 %
a
= 0,66 x 100 % = 66 %
Jadi, derajat disosiasi adalah 66%. 26
2. 2HI(g) ↔ H2(g) + I2(g)
Dalam ruang satu liter dipanaskan gas HI hingga terurai membentuk reaksi
setimbang
26
Tine Maria Kuswati, dkk, Op. Cit., hal. 157.
25
Pada suhu tertentu harga tetapan kesetimbangannya (Kc) adalah 4.
Tentukan ,
Jawab :
Mula-mula : 1mol - -
Terurai :αmol ½α ½α
Setimbang : (1-αmol) ½α ½α
a. Kc = ¿ ¿
[½ α ][½ α ]
4= 2
[ 1−αmol ]
2 = ¿¿
½α
2 =
1−αmol ❑
α = 4/5 atau 80 %
H2 = I2 = 1/2 x 4/5
= 2/5 mol
26
akan dibahas bagaimana memperoduksi amoniak (NH3) dan asam sulfat (H2SO4)
dalam industri. Kedua bahan kimia tersebut dalam proses pembuatannya
melibatkan reaksi setimbang, yang merupakan tahap paling menentukan untuk
kecepatan produksi.
Cara ini mulai diperkenalkan oleh Fritz Haber Bangsa Jerman pada tahun
1913, dimana pada Perang Dunia I Jerman terkena Blokade Tentara Sekutu
sehingga pasokan senyawa nitrat (Sendawa Chili , KNO3) dari Amerika yang
merupakan bahan pembuat amunisi tidak dapat masuk ke Jerman. Reaksi
pembuatan amoniak ini merupakan reaksi setimbang, oleh sebab itu untuk
mendapatkan amoniak sebanyak banyaknya pada prosesnya digunakan Azas Le
Chatelier, yaitu untuk menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan NH3,
konsentrasi N2 dan H2 diperbesar (dengan menaikkan tekanan kedua gas
tersebut), Faktor lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suhu dan
tekanan.
27
dimana pada kondisi tersebut akan diperoleh amonia yang secara ekonomis paling
menguntungkan. Pada tabel berikut dipaparkan berbagai kondisi temperatur dan
tekanan serta amoniak yang dapat dihasilkan.
Tabel 4. Persentase Amoniak pada Saat Setimbang untuk Berbagai Suhu dan
Tekanan
28
Pembuatan amoniak dikenal dengan proses Haber-Bosch. Bahan baku
proses Haber berasal dari ga alam, air, dan udara. Gas hidrogen diperoleh dari
reaksi gas alam (mengandung metana) dengan uap air, sedangkan gas nitrogen
diperoleh dari udara.
CH4 + H2O ↔ CO + 3 H2
Kemudian gas CO yang terbentuk direaksikan lagi dengan uap air
sehingga menghasilkan gas H2 dan gas CO2.
CO + H2O ↔ CO2 + H2
Gas H2 digunakan untuk membuat amonia, sedangkan gas CO2 yang
dihasilkan digunakan untuk memproduksi urea CO (NH 2)2. Reaksi nitrogen dan
hidrogen dilakukan pada suhu 450 ᴼC dibantu oleh katalis (besi oksida) dengan
reaksi kesetimbangan berikut.
N2 (g) + 3 H2 (g) ↔ 2 NH3 (g) ∆H = -92 KJ.
Di dunia, 50 % amoniak yang diproduksi di dunia digunakan untuk pupuk.
Sisanya digunakan untuk memproduksi granul garam NH4NO3, (NH4)2SO4 dan
(NH4)3PO4, asam nitrit dan sneyawa nitrogen lainnya.
3. Pembuatan Asam Sulfat Dengan Proses Kontak
Asam sulfat merupakan bahan indutri kimia yang penting, yaitu digunakan
sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk. Proses Industri asam sulfat
( H2SO4) sebenarnya ada dua cara yaitu dengan proses Kamar timbal dan Proses
Kontak. Proses kamar timbal sudah ditinggalkan karena kurang menguntungkan,
hanya tinggal satu pabrik di Amerika Serikat yang masih beroperasi dan itupun
dianggap sebagai museum industri. Proses kontak menghasilkan asam sulfat
mencapai kadar 99% dan beayanya lebih murah, di Indonesia pabrik asam sulfat
antara lain di Petrokimia Gresik, Pusri Palembang dan Kujang Jawa Barat.
29
Belerang dioksida yang dihasilkan harus benar-benar murni sebab
bila mengandung pengotor akan mengganggu proses selanjutnya. Di
Petrokimia Gresik gas SO2 diperoleh dari sisa pengolahan tembaga atas
kerjasama dengan PT Freeport (Irian Jaya). Tahapan paling menentukabn
pada proses pembuatan asam sulfat adalah tahapan kedua, yaitu proses
pengubahan SO2 menjadi SO3 . Reaksi pada proses ini merupakan reaksi
kesetimbangan, maka untuk memperbanyak hasil harus memperhatikan
azas Le Chatelier.
a. Reaksi tersebut menyangkut tiga partikel pereaksi ( 2 partikel SO2 dan
1 partikel gas O2 ) untuk menghasilkan 2 partikel SO3 , jadi perlu
dilakukan pada tekanan tinggi.
b. Reaksi kekanan adalah reaksi eksoterm (ΔH = – 196 kJ) berarti harus
dilakukan pada suhu rendah, tetapi permasalahannya pada suhu rendah
reaksinya menjadi lambat. Seperti pada pembuatan amoniak
permasalahan ini dapat diatasi dengan penambahan katalisator V2O5
Dari penelitian didapat kondisi optimum untuk proses industri
asam sulfat dilakukan pada suhu antara 400 C – 450 C dan tekanan 1 atm.
Hasil yang didapat berkadar 97 – 99% H2SO4. Oleh karena pada kondisi
tersebut sudah didapat hasil yang kadarnya cukup tinggi, maka tidak perlu
dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi, sebab hanya akan membuang
biaya tanpa peningkatan hasil yang berarti.27
4. pembuatan Asam Nitrat
Asam nitrat digunakan dalam pembuatan pupuk amonium nitrat, bahan
peledak seperti nitrogliserin, dan trinitrotoluen (TNT), industri zat warna, dan
metalurgi. Asam nitrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan NO2 dan air.
Metode yang biasa digunakan adalah proses Ostwald yang terdiri atas tiga tahap
reaksi.
Tahap 1 : Oksidasi amonia
Pada reaski ini, suhu reaksi sekitar 900 ᴼC dan digunakan katalis platina
dan rhenium.
4 NH3 (g) + 5 O2 (g) ↔ 4 NO (g) + 6 H2O (l) ∆H = - 907 KJ
27
Unggul sudarmo, Op. Cit., hal,
30
Tahap 2 : oksidasi gas NO
Gas NO selanjutnya dicampur dengan udara agar dapat bereaksi dengan
oksigen.
2 NO (g) + O2 (g) ↔ 2 NO2 (g) ∆H = -114 KJ
Tahap 3. Pembentukan asam nitrat
Gas NO2 direaksikan dengan air menghasilkan asam nitar dan gas NO.
28
Riandi Hidayat, Op. Cit., hal,126
31
DAFTAR PUSTAKA
A. Haris, Watoni, dkk. 2016. Kimia Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung : Yrama Widya
Kuswati, Tine Maria dkk. TT. Konsep Dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hidayat, Riandi, dkk. 2014. Panduan Belajar Kimia 2A. Jakarta : Yudistira
Sudarmo, Unggul. 2016. Kimia Untuk Sma/Ma Kelas XI. surakarta : Erlangga
32
Sutresna Nana. 2015. Kimia Kelas 2 SMA. Bandung : Grafindo
Syukri S. 1999. Kimia Dasar II. Bandung : ITB
33