PEMBACAAN FIRMAN: KEJADIAN 4:1-16 & IBRANI 11:4 sudah terbuka bagi dosa.
sudah terbuka bagi dosa. Maka Kain meneruskan rencana jahatnya. Kain membunuh TEMA: MEMPERSEMBAHKAN KORBAN YANG BAIK AGAR BEKENANAN KEPADA Habel ALLAH
Persekutuan Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Seorang anak bertanya kepada kakeknya, “Mengapa setiap orang yang bertengkar mengeluarkan suara nyaring, kata-kata kasar dan berteriak padahal mereka berdekatan?” Kakeknya menjawab: “Orang yang sedang marah walaupun berdekatan tapi hati mereka jauh karena itu mereka bersuara dan berteriak. Tetapi jika ada cinta, hati dekat satu dengan yang lain maka mereka tidak akan saling berteriak karena dengan bisikan saja mampu melambungkan rasa. Bahkan jangankan kata-kata, bagi orang yang sedang jatuh cinta, satu kedipan mata saja dapat menyampaikan sejuta rasa di hati”. Jadi ada perbedaan besar ketika hati dipenuhi oleh kemarahan, irih hati dan kebencian dengan ketika hati dipenuhi oleh cinta kasih. Kain dan Habel dua orang kakak beradik, anak – anak Adam dan Hawa. Kelahiran kain disebut Hawa pada ayat 1 dalam pembacaan kita adalahkarena pertolongan Tuhan. Tapi sayang hidup Kain tidak mengandalkan pertolongan Tuhan. Hati Kain tidak dipenuhi oleh cinta Tuhan. Habel adiknya yang seorang gembala kambing domba mempersembahkan bagi Tuhan, korban persembahan anak sulung kambing domba, yakni lemak – lemaknya. Habel mempersembahkan yang terbaik. Sedangkan Kain yang seorang Petani, mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya kepada Tuhan. Kain asal memberi saja, yang penting sudah memberi bagi Tuhan. Persekutuan Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus Ternyata Tuhan bukan hanya melihat korban persembahan itu tapi Tuhan melihat hati. Tuhan melihat hidup orang yang memberi korban persembahan. Tuhan berkenan kepada Habel dan korban persembahannya. Sedangkan Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Lalu hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya menjadi muram. Kain sangat marah. Kain tidak mengoreksi hidupnya dan pesembahannya. Kain irih hati pada Habel. Irih hati kelihatannya sepele tapi sesungguhnya sangat berbahaya. Karena dari hal ini yang kecil yang dibiarkan dan tidak dikoreksi ternyata menjadi bencana besar. Kain juga muram. Kain kehilangan sukacita dan damai sejahtera. Pada ayat 6-7, Tuhan menegur Kain. “Jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu”. Kain menutup hatinya dari cinta Tuhan. Kain mengeraskan hati terhadap teguran Tuhan karena cela dihatinya itu dengan cara yang licik. Kain berbicara seolah – olah bersikap baik kepada Habel, Kain mengajak Habel ke padang. Kain bersikap manis untuk tujuan jahat. Di padang itulah Kain membunuh Habel Adik kandungnya sendiri. Kain berpikir tidak ada yang mengetahui perbuatannya. Tapi ternyata Tuhan tahu. Darah Habel berteriak kepada Tuhan. Tuhan bertanya kepada Kain tentang Habel. Kain masih berkelit dan membohongi Tuhan. Tuhan menghukum Kain. Kain dikutuk. Tanahnya tidak akan memberikan hasil dan ia akan menjadi pelarian dan pengembara. Kain menuai hasil dari perbuatannya. Cela kecil yang dibuka bagi dosa membinasakan hidup Kain. Hati yang dikeraskan dari Tuhan membuat ia tidak mengalami berkat. Persekutuan Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus Sebagai anak Tuhan, kadang kita memberi kepada Tuhan ada setengah hati, tidak tulus, dan bersungut-sungut dalam memberi kepada Tuhan, dan juga kita sebagi anak-Nya kadang kita sudah tahu bahwa berkat yang sudah diberikan kepada kita kadang kita lupa memberikan apa yang Tuhan punya, dan juga kadang kita merasa kenapa saya sudah memberi tetapi saya masih begini-begini saja, terus kita melihat orang lain diberikan berkat lebih mulai ada saling kecemburuan, dan pasti kita menyalahkan Tuhan. Tuhan melihat setiap hati anak-anak-Nya, apakah kita memberi dengan setulus hati kita atau kita memberi tetapi ada maksud atau motivasi yang akhirnya membuat Tuhan marah kepada kita. Persekutuan Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus Kisah Kain dan Habel mengajarkan kita juga bahwa hidup pribadi dan persembahan kita adalah satu paket yang tidak terpisahkan. Bukan soal berapa banyak yang kita bawa sebagai persembahan bagi Tuhan tetapi bagaimana hidup kita berkenan dihadapanNya. Bukan soal berapa kali kita beribadah dan membaca firmanNya tapi sejauh mana kita melakukan kehendakNya dihidup kita. Jadikanlah hidup kita sebagai persembahan yang kudus dan berkenan kepada Allah. Hidup yang berkenan kepada Allah adalah hidup yang menyatakan cinta kasih Allah. Amin.