PROPOSAL
Diajukan Oleh :
Kusuma Wardhani
NIM: 201980208
NIRM: 20193366340250485
2023
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal ini tidak terdapat karya yang
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
Bila terbukti saya melakukan hal tersebut, maka saya bersedia untuk mendapatkan
Kusuma Wardhani
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia dapat diartikan sebagai asset yang dimiliki oleh
perusahaan yang mana sumber daya manusia harus dilatih serta dikembangkan
kemampuannya agar dapat memenuhi tujuan sebuah organisasi. Dalam hal ini
sumber daya manusia juga dapat disebut sebagai karyawan. Dalam dunia bisnis,
persaingan antar pelaku usaha sering kali menjadi acuan dan tolak ukur
employee performance dapat berbeda-beda pada tiap individu, hal ini disebabkan
perusahaan umumnya dapat diukur melalui prestasi kinerja karyawan yang diukur
berdasarkan standard dan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menurut
Sembiring (2020) employee performance juga dapat diartikan sebagai kualitas dari
masing- masing karyawan yang dapat dicapai dengan sebuah kemampuan dan
kondisi tertentu yang dimiliki dan dialami oleh karyawan. Kinerja suatu karyawan
mendukung dan
1
memfasilitasi setiap individu untuk berkembang selama masa bekerja pada sebuah
perusahaan.
menunjang keberhasilan tujuan organisasi (Yeni et al., 2019). Tujuan yang ingin
dicapai dalam suatu organisasi kemudian akan menjadi tolak ukur kepuasan bagi
setiap orang yang bekerja dalam sebuah organisasi organisasi. Dalam hal ini,
keberhasilan pada suatu organisasi memiliki arti sebagai pencapaian tujuan yang
dicapai oleh suatu organisasi yang merupakan sebuah akhir dari keberhasilan
individu dalam mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau
pada suatu perusahaan dimana pada umumnya job satisfaction yang dirasakan
oleh karyawan berasal dari kepuasan atas hasil kinerja dari masing-masing
individu. Menurut Yeni et al. (2019) ketika seorang karyawan merasa puas
atas hasil kerjanya, maka hal tersebut akan membuat karyawan meningkatkan
yang
2
diindikasikan dapat mempengaruhi job satisfaction diantaranya merupakan person
organization fit pada awalnya merupakan sebuah gagasan yang membahas tentang
bekerjamelebihi target yang ditentukan. Dalam hal ini pemikiran tentang person
quality of work-life. Menurut Karakas dan Tezcan (2019) salah satu asset yang
berharga bagi perusahaan merupakan sumber daya manusia atau karyawan yang
fakta penting yang berlaku bagi keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini,
3
baik, memperhatikan kesejahteraan karyawan, dan mendukung karyawan
work-life pada sebuah perusahaan dapat memiliki dampak tertentu pada setiap
yang lebih intens dari karyawan. Kehidupan kerja yang sangat baik juga akan
maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik quality of work-life yang dimiliki
pekerjaannya.
samadalam suatu organisasi tempat dirinya bekerja. Dalam hal ini, organizational
ruang lingkup pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan. Menurut Toghdori dan
justice
4
menurut psikologi dianggap sebagai salah satu faktor utama yang dapat
Tridaya Eramina Bahari salah satunya berkaitan dengan sumber daya manusia
yang belum mencapai kinerja yang ideal. Salah satu faktor yang mendorong
karyawan untuk tidak bekerja secara maksimal yaitu umpan balik yang diberikan
perusahaan kepada karyawan yang dianggap belum maksimal. Selain itu, pada PT
Tridaya Eramina Bahari sistem penilaian kerja belum berjalan dengan baik serta
penghargaan bagi karyawan yang bekerja mencapai target yang ditentukan juga
dan organizational justice yang nantinya akan berdampak pada job satisfaction
5
dan organizational justice yang baik cenderung merasa lebih puas terhadap
dihasilkan.
Quality Of Work Life Dan Organizational Justice Terhadap Job Satisfaction Dan
6
6. Adakah pengaruh antara person organization fit terhadap employee
Bahari.
Bahari.
Bahari.
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari
Eramina Bahari.
7
6. Untuk menganalisis pengaruh antara person organization fit terhadap
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan akan menambah bukti empiris mengenai studi atau
penelitian yang membahas mengenai pengaruh person organization fit, quality
8
of work life, organizational justice terhadap employee performance yang
dimediasi oleh job satisfaction, sehingga dapat menjadi acuan bagipenelitian-
penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bahari.
worklife
9
yang dimediasi oleh job satisfaction, sehingga dapat menjadi acuan bagi
1
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori ini memiliki tiga bagian penting dari teori perilaku organisasi yaitu
masukan, proses, dan keluaran. Masukan merupakan pengaturan awal situasi dan
lokasi dimana proses - proses akan terjadi. Komponen ini ditentukan di awal
sebelum hubungan kerja terjadi. Komponen proses merupakan tindakan dan
keputusan yang dilakukan oleh individu, grup, dan organisasi yang terlibat di
dalamnya sebagai hasil dari masukan dan berujung pada hasil tertentu. Keluaran
merupakan hasil akhir yang diprediksi yang dipengaruhi oleh beberapa variabel
lainnya.
2.1.2 Employee Performance
2.1.2.1 Definisi Performance
1
kepuasan konsumen, dan memberi kontribusi pada ekonomi”.
Menurut Arifin (2017) Pada dasarnya ada suatu sisi praktiknya yang
lain:
1
hukuman, dan ancaman.
fungsinya.
1
memengaruhi kinerja karyawan di dalam organisasi. Kondisi kerja
& Lin, 2018). Maka dari itu organisasi diharapkan dapat menciptakan
dengan kondisi yang sesuai yang dipelihara dengan baik dan akan
2019) 15
gaji, upah, serta imbalan finansial lainnya secara adil. Adil dalam artian
gaji dan upah dapat disesuaikan dengan peran serta kinerja karyawan
5. Working time: Hal lainnya yang menjadi perhatian adalah jam kerja.
1
penetapan jam long hours serta over-time bagi karyawan. Organisasi
adalah sikap yang negatif dan rasa malas terhadap pekerjaan tersebut.
perasaan-perasaan yang
1
negatif tentang pekerjaan tersebut.
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan
tempat ke jabatan atau tempat lain yang lebih tinggi serta diikuti
1
Seseorang yang menyelia atau mempunyai wewenang untuk
yang rendah.
1
organization fit, para peneliti sering menggunakan kesesuaian nilai
Puji (2018).
nilai sebagai indikator utama, yang menjadi faktor penting dalam memicu
menarik dan jika dipilih untuk menjadi bagian darisuatu kondisi tertentu,
1
kepribadian yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Kesesuaian Nilai
2. Kesesuaian Tujuan
nyaman
1
dan beradaptasidengan lingkungan kerja tersebut.
masalah organisasi.
bagaimana mereka bekerja dan kontribusi apa yang dapat mereka berikan
2
Work Life dianggap sebagai suatu proses di mana organisasi merespon
kerja, manfaat dan layanan, prospek karir, dan hubungan manusia yang
Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Quality
of Work Life memiliki dampak positif pada produktivitas organisasi dan meliputi
semua aspek pekerjaan seseorang seperti kondisi kerja, keamanan kerja, gaji
merupakan:
2
kesehatan yang memuaskan baik fisik maupun mental, serta langkah-
perusahaan.
di mata masyarakat.
Perusahaan
2
harus memberikan lingkungan kerja yang aman dan mendukung,
2
atau hukum.
berikut :
2
penghargaan tersebut didistribusikan.
diperlakukan dengan rasa hormat dan adil oleh rekan kerja atau atasan
mereka.
2
2.2 Penelitian Terdahulu
2
Satisfaction and Employee
Performance
9 Pengaruh Person Mangkuwinata, a.X1 berpengaruh positif terhadap
Organization Fit terhadap Mursyida, Y1, Y2, Y3
Kepuasan Kerja, Komitmen Ikramuddin (2018) b. X2 berpengaruh positif terhadap
Organisasi, dan Kinerja Y1
Karyawan pada PT. BANK
ACEH CABANG
LHOKSEMAUWE
10 Do Organizational Climate Haryono, a.X1,X2 berpengaruh positif
and Organizational Justice Ambarwati, Saad terhadap Y1,Y2.
Enhance Job Performance (2019)
through Job Satisfaction?
11 Pengaruh Quality of Worklife Farmi, Apridar, a. X1 berpengaruh positif terhadap
terhadap Kinerja Karyawan Bachri (2020) Y1.
PT. POS INDONESIA
dengan Motivasi Intrinsik dan
Kepuasan Kerja sebagai
Variabel Intervening
Person
Organization-
Fit
Organizational Job Employee
Justice
Quality of
Work-Life
2
konsep yang mengacu pada kesesuaian antara karakteristik individu seperti nilai-
seperti budaya, tugas, struktur, dan nilai-nilai organisasi. Menurut Yeni et al.,
individu terkait penilaian pribadi terhadap kondisi lingkungan kerja yang mana
secara sederhana person organization fit dapat diartikan sebagai sebuah upaya
maka mereka cenderung akan merasa lebih puas dengan pekerjaannya. Hal ini
karena mereka dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja dan
menyesuaikan diri dengan tugas dan tanggung jawab yang dihadapi (Anindita,
2019).
fit berpengaruh positif terhadap job satisfaction. Ketika individu merasa cocok
dengan nilai-nilai dan budaya organisasi, mereka cenderung lebih puas dengan
pekerjaan mereka. Mereka merasa lebih terlibat dalam pekerjaan mereka, lebih
termotivasi, dan lebih mungkin untuk tetap tinggal dalam organisasi tersebut.
mungkin akan merasa kurang terlibat dan kurang puas dengan pekerjaan mereka.
Hal ini dapat mengarah pada penurunan motivasi, kinerja, dan keterlibatan dalam
2
2.4.2 Pengaruh Quality of Work Life terhadap Job Satisfaction
work life mengacu pada lingkungan kerja yang baik, kondisi fisik dan psikologis
Menurut Karakas dan Tezcan (2019) salah satu asset yang berharga bagi
perusahaan merupakan sumber daya manusia atau karyawan yang bekerja pada
yang berlaku bagi keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan yang
work-life pada sebuah perusahaan dapat memiliki dampak tertentu pada setiap
yang lebih intens dari karyawan. Kehidupan kerja yang sangat baik juga akan
work life berpengaruh positif dan signifikan terhadap job satisfaction sehingga
dapat disimpulkan bahwa quality of work life yang baik, seperti adanya dukungan
dari manajemen dan rekan kerja, komunikasi yang efektif, keamanan dan
2
pribadi, dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan dan membantu mereka
3
31
Ha2 : Quality of Work Life berpengaruh positif dan signifikan terhadap job
satsfaction
seorang individu merasa diperlakukan sama dalam suatu organisasi tempat dirinya
bekerja. Dalam hal ini, organizational justice mengacu pada persepsi karyawan
tentang sejauh mana organisasi memperlakukan karyawan secara adil dalam hal
antarmanusia. Karyawan yang merasa bahwa mereka diperlakukan secara adil oleh
positif dan signifikan terhadap job satisfaction Hal ini berarti bahwa, ketika
karyawan merasa bahwa organisasi telah memperlakukan mereka secara adil dan
tepat, karyawan cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka. Karyawan yang
merasa diperlakukan secara adil dalam hal alokasi sumber daya, prosedur
3
merasa lebih terlibat dalam pekerjaan mereka dan lebih termotivasi untuk
penjelasan tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
tingkat kepuasan kerja karyawan, maka semakin tinggi pula tingkat kinerja
karyawan. Job satisfaction atau kepuasan kerja, merujuk pada keadaan di mana
karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka, termasuk faktor seperti gaji,
sebagai perasaan positif yang berasal dari evaluasi atas pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang karyawan. Kepuasan kerja juga dinilai sebagai perasaan yang
dimiliki oleh karyawan atas pekerjaannya. Dalam hal ini, semakin tinggi kepuasan
(2020) dan Andriyani dan Nawawi (2022) menyatakan bahwa kepuasan kerja
3
semakin baik perusahaan menghargai hasil kerja karyawan maka akan semakin
ketika karyawan merasa bahwa hasil pekerjaannya dinilai baik namun umpan
balik yang diberikan oleh perusahaan tidak seimbang, maka karyawan cenderung
ini yaitu :
merasa cocok dengan nilai-nilai, budaya, dan tujuan organisasi akan merasa lebih
puas dengan pekerjaan mereka. Job satisfaction ini kemudian akan berdampak
positif pada employee performance karena karyawan yang merasa puas dengan
pekerjaan mereka cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi, keterikatan yang
lebih kuat pada organisasi, dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas mereka
dengan lebih efektif (Pradana dan Tulasi, 2021). Berdasarkan pemaparan tersebut
Ha5 : Job Satisfaction akan memediasi secara positif hubungan antara Person
3
2.4.6 Pengaruh Quality of Work Life terhadap Employee Performance yang
Quality of Work Life merujuk pada kualitas lingkungan kerja yang mencakup
memiliki Quality of Work Life yang tinggi cenderung merasa lebih puas dengan
pekerjaan mereka dan lebih termotivasi untuk bekerja dengan baik. Hubungan
antara Quality of Work Life dan kinerja karyawan juga dapat dimediasi oleh job
akan memiliki motivasi yang lebih tinggi dan bekerja dengan lebih efektif, yang
pemaparan tersebut maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu :
yang merasa bahwa organisasi mereka adil dan konsisten dalam perlakuan
terhadap mereka cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka dan lebih
dan employee performance juga dapat dimediasi oleh job satisfaction. Karyawan
yang merasa puas dengan pekerjaan mereka kemungkinan akan memiliki motivasi
3
yang lebih tinggi dan bekerja dengan lebih efektif, yang pada akhirnya dapat
pemaparan tersebut maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu :
METODE PENELITIAN
Metode penelitian kuantitatif, metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018). Penelitian deskriptif dapat
penelitian deskriptif lebih luasdan lebih terperinci, dikatakan lebih luas karena masalah
yang diteliti tidak hanya masalah sendiri, tetapi juga variabel-variabel lain yang
diuraikan atas faktor- faktor. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, penelitian ini
dilakukan dengan menarik sampel. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksud
Komisaris
Direktur
Utama
General
Manager
Legal and
Produksi Finance HRD
Staff
Produksi Staff HR
3.2.1 Populasi
Populasi adalah Populasi adalah suatu area generalisasi yang terdiri dari
(Sugiyono
2019, 126). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan
3.2.2 Sampel
ini berjumlah
(Sugiyono, 2018).
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yanng mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
1. Variabel Dependen
2. Variabel Independen
3. Variabel Mediasi
(Sugiyono,
2017). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel mediasi yaitu job
satisfaction (Y1).
2017). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis data primer dan
a. Data primer adalah data mentah yang telah diolah langsung oleh penulis
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur. Sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif(Sugiyono, 2018).
Skalalikert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif dan score
Tabel 3.1
Skala Likert
a. Menurut Sugiyono (2019, 194), sumber primer adalah sumber data yang
diberikan langsung kepada pengumpul data. Data primer yang digunakan
dalam penelitian ini bersumber dari karyawan PT . Multi Bangun Abadi
melalui penyebaran kuesioner. Menurut Sekaran dan Bougie (2019, 142), 41
kuesioner merupakan rangkaian pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya,
di mana responden akan menulis jawabannya menggunakan
jawaban alternatif yang telah didefinisikan dengan jelas. Kuesioner
berisikan daftar pernyataan yang diberikan kepada responden untuk dijawab
dan disesuaikan dengankriteria yang telah ditentukan dalam penelitian ini.
hasil uji statistik, sedangkan untuk r tabel dilihat dari tabel distribusi r dengan
alpha5% dan nilai degree of freedom dengan rumus:
(df) = n – 2
Keterangan :
df = degree of freedom
n = jumlah sampel
Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka pertanyaan atau pernyataan
tersebut valid. Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel, maka pertanyaan atau pernyataan
tersebut
tidak valid.
a. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) uji kolmogorov smirnov > 0,05
b. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) uji kolmogorov smirnov < 0,05
maka data residual tidak berdistribusi normal.
Menurut Ghozali (2018, 40), outlier dilakukan jika data tidak berdistribusi
normal. Hal ini merupakan kasus di mana data memiliki karakteristik yang berbeda
dari hasil observasi lainnya sehingga muncul dalam bentuk nilai yang ekstrim, baik
untuk variabel tunggal dan variabel kombinasi.
1. Tidak terjadi multikolinearitas, apabila nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10.
2. Terjadi multikolinearitas, apabila nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10.
Uji grafik dilakukan dengan mendeteksi pola residual melalui sebuah grafik
scatterplot. Jika titik-titik menyebar di atas serta di bawah angka 0 pada sumbu Y
dan tidak membentuk suatu pola, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Begitupun
sebaliknya jika titk-titik membentuk suatu pola teratur, maka terjadi
heteroskedastisitas.
Tingkat kepercayaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan
ketentuan sebagai berikut:
Menurut Ghozali (2018, 111), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji model
regeresi linear memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan periode t-1 (kesalahan pengganggu sebelumnya). Model regresi dikatakan
baik jika tidak terjadi autokorelasi. Cara untuk menentukan ada atau tidaknya
masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Breusch-Godfrey. Berikut kriteria
untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi melalui Breusch-Godfrey:
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
linear berganda untuk mengukur pengaruh dua atau lebih variabel independen yaitu
tekanan waktu , ambiguitas peran , beban kerja dan kurang motivasi . Adapun
bentuk umum persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan
b0 = Konstanta
b = Koefisien
X1 = Tekanan Waktu
X2 = Ambiguitas Peran
X3 = Beban Kerja
X4 = Kurang Motivasi
membandingkan antara sig. dengan alpha dan antara F hitung dengan F tabel, ketentuannya
sebagai berikut:
1. Jika nilai sig. < 0,05 atau F hitung > F tabel, maka H0 ditolak artinya model fit atau layak
Menurut Ghozali (2018, 98), uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
perumusan hipotesis:
1. H0 : b1 = 0
Tidak terdapat pengaruh secara individual variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Ha : b2 = 0
Pengujian ada atau tidaknya pengaruh dapat menggunakan uji t, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Jika nilai sig. < 0,05 atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh
2. Jika nilai sig. > 0,05 atau t hitung < t tabel, maka H0 diterima, artinya tidak terdapat
LAMPIRAN 1
JURNAL UTAMA
56
57
58
59
60
61
62
63