Anda di halaman 1dari 10

Proses Sizing Atau Penganjian Guna Meningkatkan Mutu Benang

Proses sizing (penganjian) merupakan proses yang penting untuk dilakukan sebelum proses pertenunan.
Pada proses ini adalah benang-benang lusi dikanji yang sebelumnya benang-benang lusi tersebut sudah
melewati proses warping. Proses penganjian ini adalah benang lusi dilapisi dengan kanji agar benang lusi
lebih kuat dan juga tahan gesek pada saat dilakukan proses pencucukan sampai ke proses pertenunan

Lalu bagaimana proses sizing tersebut? Berikut penjelasannya mengenai proses sizing atau penganjian.

Sizing merupakan proses penganjian benang lusi dari hasil warping menjadi beam tenun. Proses sizing
bertujuan untuk meningkatkan mutu benang baik dari segi kekuatan mulur, ketahanan gesekan, dan
kelenturan sesuai sasaran yang ditentukan. Proses ini bertujuan supaya benang menjadi kuat, tahan
gesek, lentur, dan mampu ditenun pada kecepatan tinggi dan density tinggi sesuai hasil yang
diharapkan.

Tujuan dari proses penganjian adalah:

· Dapat meningkatkan kekuatan benang

· Dapat mengurangi bulu-bulu pada permukaan benang yang sering menimbulkan masalah pada saat
proses pertenunan

· Dapat meningkatkan ketahanan gesek antar benang dengan bagian mesin

· Dapat mengurang fly waste pada saat proses pertenunan berlangsung

· Dapat meningkatkan sifat licin pada benang

Secara umum, tahapan proses penganjian meliputi :


1. Penguluran

2. Penganjian

3. Pengeringan

4. Pemisahan

5. Penggulungan

Urutan proses sizing adalah sebagai berikut :

1. Pengambilan beam warping (menyiapkan beam warping di belakang mesin sizing).

2. Menurunkan beam kosong.

3. Menaikan beam warping.

4. Persiapan start.

5. Persiapan area head beam.

6. Menghidupkan panel.

7. Penyisiran.
8. Kontrol proses.

9. Dopping beam.

10. Hitung SPU dan pastikan sesuai standar, jika belum lakukan adjustment tekanan seqeezing roll,
speed, dan temperatur silinder.

Adapun output yang diharapkan dari proses sizing yaitu: :

a. Beam tenun siap cucuk.

b. Permukaan beam harus rata, tidak boleh cembung maupun cekung dan tidak ada benang yang
menumpuk.

c. Beam tidak boleh gembos ataupun terlalu keras

d. Benang hasil sizing tidak boleh lengket, silang, lolos, dan menggumpal.

e. Beam flange tidak boleh oleng.

Pada akhirnya tujuan akhir dari penganjian adalah untuk menghilangkan dan juga mengurangi putus lusi
selama proses pertenunan sedang berlangsung. Putus lusi dapat disebabkan tegangan yang tinggi
selama proses pertenuan berlangsung arau juga bisa karena kekuatan benang yang kurang baik atau
randah,tegangan yang tinggi dapat disebabkan kerena pembukaan mulut lusi yang terlalu besar.

BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMBUATAN LARUTAN KANJI DALAM PROSES SIZING

Posted by bahankain | November 19, 2021


BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMBUATAN LARUTAN KANJI DALAM PROSES SIZING

Proses sizing dalam produksi kain tenun merupakan proses untuk melapisi benang lusi menggunakan
bahan-bahan kimia supaya benang tersebut tahan terhadap gaya gesek dan mampu untuk ditenun
dengan baik, tanpa sering terjadinya putus lusi dan mendapatkan hasil produksi yang sesuai dengan
yang diharapkan.

Dalam pembuatan larutan pelapis benang-benang tersebut, dibutuhkan bahan-bahan kimia khusus dan
starch atau tepung dari pati-patian. Apa saja bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan larutan
kanji ini? Berikut penjelasannya:

Bahan utama dalam pembuatan larutan kanji terdiri dari 4 komponen, yaitu:

Bahan pelarut (air)

Starch agents, yaitu bahan alami yang mengandung jenis pati-patian. Starch agen disini juga bisa berupa
bahan pati alami yang sudah dimodifikasi

Adhessive agent adalah bahan perekat buatan seperti PVA, Acrylic, dll

Auxiliary agents, yaitu bahan-bahan pembantu lainnya seperti pelumas, anti jamur, bahan anti listrik
statis, atau bahan anti busa.

Sumber : saka.co.id

Untuk lebih jelasnya mari kita ulas satu persatu:

Bahan Pelarut/Air

Air merupakan bahan utama dalam pembuatan larutan kanji, penggunaan air disini dapat mencapai 75%
dari total keseluruhan larutan obat kanji. Alangkah baik jika menggunakan air yang telah melewati
proses softner dengan kesadahan yang rendah. Tujuannya yaitu tidak mempengaruhi stabilitas
kekentalan atau reaksi unsur logam pada air dengan bahan kimia yang digunakan.
Starch Agents

Terdapat banyak jenis pati-patian yang sering digunakan untuk proses penganjian, diantaranya:

Pati jagung

Pati gandum/terigu

Pati tapioka

dll

Masing-masing jenis pati-patian mempunyai kelebihan dan titik lemahnya. Stabilitas yang rendah
sangatlah bergantung pada perubahan temperatur dan kecepatan untuk menggumpal (proses
gellatinisasi), serta tingkat kesulitan dalam menghilangkan kanji.

Dari ketiga jenis contoh starch diatas, pati jagung mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi. Lalu yang
mempunyai kualitas kurang baik yaitu pati tapioca yang mempunyai harga yang murah. Pati ini biasanya
digunakan oleh pabrik-pabrik dengan skala kecil.

Adhessive Agent

Pada umumnya untuk bahan perekat ini menggunakan PVA ataupun Acrylic

· PVA

PVA merupakan kepanjangan dari Polyvinyl Alcohol. PVA ini dibuat dalam beberapa macam kekentalan
dan kekuatan daya tarik serta daya lekat yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam skala luas. PVA
biasanya digunakan untuk bahan cat, bahan campuran kertas, dan bahan tekstil. Spesifikasi dan grade
dari masing-masing jenis PVA ditentukan oleh dua hal, yakni oleh derajat polymerisasi dan tingkat
hydrolisanya.

· Acrylic
Terdapat dua jenis acrylic yaitu acrylic powder dan acrylic liquid. Bahan ini mempunyai 2 fungsi yang
penting pada proses penganjian, yaitu

mengikat dan mempersatukan semua bahan kanji (terutama antara starch dan PVA) menjadi suatu
ikatan utuh. Acrylic bersifat menyerap air, sehingga benang yang terkanji mampu mengambil kandungan
air dari udara yang humid untuk pencegahan timbulnya listrik statis. Dimana listrik statis ini dapat
menyebabkan bulu-bulu pada benang berdiri dan menghambat peluncuran pakan kemudian benang
terikat satu sama lain sehingga dapat mengakibatkan putus lusi

Auxiliary agents

· Pelumas

Benang lusi pada saat dilakukan proses pertenunan akan mengalami sentuhan dan gesekan yang dapat
mengurangi kekuatan benang. Oleh sebab itu benang harus dibuat lebih lembut dan licin, sehingga
membutuhkan campuran bahan pelumas. Berikut ini adalah macam-macam bahan yang biasa digunakan
untuk campuran dalam pembuatan obat kanji:

- pelumas yang terbuat dari lemak binatang seperti sapi

- pelumas yang terbuat dari tumbuahn seperti minyak kelapa

- pelumas yang terbuat dari alam lainnya seperti paraffin

- pelumas yang tebuat dari semi buatan seperti hydrogenated

Ciri-ciri pelumas yang baik adalah tidak berpengaruh pada warna, mudah larut pada air hangat, dan
mudah dihilangkan pada proses berikutnya.

· Anti jamur
Penggunaan obat anti jamur pada pembuatan larutan kanji berfungsi melindungi kain dari jamur dan
serangga. Maka pada proses pengajian (sizing) ditambahkan pada larutan obat kanji seperti mergal atau
resista.

· Anti listrik statis

Obat anti listrik statis ditambahkan pada saat proses pembuatan larutan kanji agar benang-benang lusi
yang bergesekan pada saat proses pertenunan tidak menimbulkan electro static yang dapat
menghambat proses pertenunan.

· Anti busa

Penambahan obat ini bertujuan agar larutan kanji yang ada didalam size box tidak terdapat busa yang
dapat mengganggu proses sizing. Akibat dari terdapatnya busa pada size box adalah:

- Pengukuran viskositas dan kekentalan yang kurang akurat

- Benang tidak cukup menyerap zat kanji karena yang terserap adalah gelembung-gelembung udara
untuk PVA jenis ini harus ditambah zat anti busa. Oleh karena itu pada saat pembelian PVA harus teliti
apakah sudah mengandung defoamer atau belum.

Demikian adalah artikel mengenai bahan-bahan yang digunakan pada saat pembuatan larutan kanji
pada proses sizing. Semoga informasi tersebut dapat bermanfaat untuk anda.

MENGENALI BERBAGAI JENIS CACAT BENANG PADA PROSES PENGANJIAN (SIZING)

Penganjian atau sizing merupakan suatu proses untuk melapisi benang-benang lusi dengan
menggunakan campuran dari bahan-bahan kimia tertentu supaya benang-benang tersebut mampu
ditenun dengan baik untuk mendapatkan produk kain sesuai kriteria yang diinginkan. Proses sizing
tersebut dianggap berjalan dengan baik apabila memenuhi beberapa kriteria, diantaranya yaitu:
Mampu meningkatkan kekuatan tarik benang (standar dapat peningkatan kurang lebih sebanyak 75%)

Mampu mempertahankan kelembapan dan kelembutannya.

Mampu menidurkan sebagian besar dari bulu-bulu serat benang.

Dapat mempertahankan daya mulur (dengan standar elongation kurang lebih 75% dari aslinya).

Mampu menyimpan kandungan air yang cukup untuk mencegah terjadinya static electricity (listrik
statis).

Kandungan kanjinya dapat dihilangkan dengan mudah (cukup menggunakan air panas + Na OH atau
enzim)

Sumber : saka.co.id

Saat proses penganjian berlangsung kualitas benang harus benar diperhatikan terutama pada bagian
penggulungan benang setelah proses penganjian. Hal ini dikarenakan pada proses pemberian lapisan
kanji maupun proses penggulungan benang dapat mengalami cacat yang akan membuat hasil kanjian
tidak standar. Lalu apa saja cacat benang yang dapat terjadi pada proses sizing? Berikut penjelasannya:

1. Cacat Benang Silang-Silang

Penyebab terjadinya cacat benang silang diantaranya yaitu:

Kesalahan pemindahan benang pada sisir pada saat proses sizing berlangsung.

Pada saat benang terputus, kemudian benang akan disambung kembali dan benang disisir ulang.

Pemotongan benang hasil sizing tidak sempurna dikarenakan pisau yang digunakan kurang tajam.

Penjepit atau pengeklem benang longgar.

Viskositas yang tinggi dapat mengakibatkan pembukaan benang pada kress menjadi berat sehingga
benang sering terputus.

2. Cacat Benang Lengket


Penyebab terjadinya cacat benang lengket yaitu:

Benang pinggiran pada beam hasil warping kendor

Viskositas larutan pada kanjia terlalu tinggi

Posisi squeesing rol tidak sejajar

3. Cacat Benang Lebih/lolos

Sumber : indonesian.alibaba.com

Penyebab terjadinya cacat benang lebih/lolos yaitu:

· Benang yang terputus pada proses warping tidak disambung dengan ujungnya.

· Saat terjadi putus benang pada proses sizing, benang tidak segera diatasi

4. Cacat Benang Kurang

Penyebab terjadinya cacat benang yang kurang yaitu:

Benang putus tidak langsung diatasi

Uap pada size box terlalu besar, sehingga benang menumpuk dan terputus yang akhirnya mengurangi
jumlah helai benang.
Demikian artikel mengenai berbagai macam cacat-cacat benang pasa saat proses penganjian, semoga
informasi ini bermanfaat untuk anda.

Anda mungkin juga menyukai