Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH SENYAWA SILIKON SEBAGAI PELEMAS DALAM

PROSES PENYEMPURNAAN ANTI KUSUT KAIN POLIESTER-


KAPAS

Okay Rukaesih
Ba/ai BesarPene/itiandan Pengembangan
Industri Tekstil,J/. Jend.A.Yani390. Bandung40272.Te/p.
(022)7206214.Fax. (022)7271288.E-mail: okay@;bdg.net.cenJrin.neJ.id

ABSTRAK
PENGARUH SENYAWA S/L/KON SEBAGA/ PELEMAS DALAM PROSES
PENYEMPURNAAN ANTI KUSUT KAIN POLIESTER.KAPAS. Pe/emas nonionik banyak
digunakan dB/am proses penyempumaan anti kusut dengan berbagai resin untuk mengurangi
kekakuan kain. Pada pene/itian ini te/ah di/akukan proses penyempumaan anti kusut kain
po/iester-kapas 65%-35% dengan tiga jenis resin yaitu metilo/ me/amin, uron, dan dimeti/o/
dihidroksi eti/ena urea (DMDHEU) dengan tambahan senyawa silikon sebagai pe/emas.
Konsentrasi pe/emas si/ikon divariasi dari 0 sampai dengan 10 gralTll1 dengan se/ang 2 gramll,
sedangkan konsentrasi resin dibuat tetap yaitu 30 gralTll1. Sistem penyempumaan yang
digunakan ada/ah benam-peras, pengeringan pendahu/uan, dan pemanas-awetan pada suhu
1700C se/ama 90 detik. Terhadap hasi/ penyempumaan di/akukan pengujian yang me/iputi :
tahan kusut sebe/um dan sesudah pencucian, kenampakan, kekakuan, kekuatan tarik, dan
perubahan ukuran sete/ah pencucian. Hasi/ pengujian menunjukkan bahwa penambahan
pe/emas si/ikon yang makin tinggi dapat menaikkan tahan kusut sebe/um dan sesudah
pencucian, meningkatkan kenampakan dan menurunkan kekakuan kain, terutama untuk resin
meti/o/ me/amin dan uron, sedangkan untuk DMDHEU hanya sampai penambahan 2 gralTll1.
Penambahan pe/emas si/ikon dapat menaikkan kekuatan tarik kain untuk se/uruh resin, tetapi
tidak memberikan hasi/ uji perubahan ukuran yang berarti. Untuk konsentrasi resin 30 gralTll1,
hasi/ terbaik dipero/eh pada konsentrasi pe/emas si/ikon 8 gralTll1, 6 gralTll1, dan 2 gralTll1,
masing-masing untuk g%ngan resin meti/o/ me/amin, uron, dan DMDHEU.

ABSTRACT
Nonionic softener were used frequently in the finishing process for anti crease with various
resins to decrease the fabric stiffness. In this study the blend of polyester-cotton fabrics (65%-
35%) were subjected to anti crease process by three kinds of resins namely methylol melamine,
uron, and dimethylol dihydroxy ehtylene urea (DMDHEU) accompanied by silicon type softener
(polysiloxane). The concentration of silicon softener were varied from 0 to 10 gIl with 2g1l
different, with constant amount of 30 gI1 resin. The finishing process were carried out by
respected steps of padding, drying and curing process at 1700C for 90 seconds. The resin
fabrics were then tested to fabric crease resistance before and after washing, fabric
appearance, stiffness, tensile strength and dimensional stability after washing. It was indicated
from the testing results that the higher additional of silicon softener tend to increase the crease
resistance of resin fabrics, increasing the appearance but decreasing stiffness, especially for
methylol resin and uron, while for DMDHEU such increase is only up to additional of 2 gA silicon
softener. Additional of silicon softener can improve the resin fabrics using the entire three anti
crease resins, however, this process did not give any reasonable changes for dimensional
stability of the resin fabrics. In obtaining the best results it is suggested that the use of 30 gl/
resins may be accompanied by additional of silicon softener in the respected combinations: 8
gl/ silicon for methylol, 6 gI1 for uron as well as 2 gl/ for DMDHEU resins.

baik untuk campuran poliester dan kapas(I). Kain


PENDAHULUAN
jenis ini umum dipakai untuk kain sandang,
Vain campuran poliester kapas 65%-35% terutama untuk kain kemeja (shirting), kain celana,
.I'\..rnemegang peranan penting dalam industri seragam, dan setelan(suiting).
tekstil karena mempunyai sifat-sifat yang paling
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000
OkeyRukaesih ISSN0216-3128 93

~
Kekurangan kapas dalam hal kekusutan dengan berat 115 gram/m2 dan Tex 19,7 masing-
tidak cukup disubstitusi oleh kandungan poliester masing untuk lusi dan pakan, resin metilol melamin
dalam campuran, sehingga proses penyempumaan dengan nama dagang Kaurit M 70, resin uron
anti kusut dengan resin merupakan salah satu dengan nama dagang Beckamine N -80, resin
altematif untuk memperbaikinya(2J. Mengingat DMDHEU dengan nama dagang Knittex LE, katalis
bahan setelah diproses biasanya menjadi kaku(3), jenis MgCI2 dengan nama dagang Knittex Catalyst
maka perlu ditambahkan suatu zat pelemas sehingga MO, pelemas silikon/polisiloksana dengan nama
dapat memberikan hasil yang lebih baik. dagang Silicone Softener 280.
Zat pelemas yang umum digunakan dalam
proses penyempumaan resin terdiri atas 3 golongan, Peralatan
yaitu golongan anionik, kationik, dan nonionik.
Mesin pad laboratorium (Werner-Mathis
Pelemasan pada kain diperoleh dengan memperkecil
AG), mesin curing laboratorium (Werner-Mathis
koefisien gesekan di antara serat-serat clan benang(4J.
AG), timbangan , peralatan gelas
Senyawa silikon biasanya digunakan
sebagai zat tolak air, tetapi dalam jumlah kecil dapat
digunakan sebagai pelemas. Senyawa ini merupakan Metode Kerja
senyawa polisiloksana yang cocok digunakan untuk a. jenis
Pembuatan
resin larutan penyempumaan untu~. setiap
serat sintetik atau serat campuran(4J, bersifat netral,
stabil dalam penyimpanan, dan tidak bereaksi I. Campurkan resin dengan pelemas
dengan klor, sehingga tidak memberikan efek 2. Tambahkan katalis sesaat sebelum proses
kekuningan (yellowing) pad a kain(sJ. penyempumaan
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pelemas 3. Resep: Resin: 30 graffitI
silikon pada proses penyempumaan anti kusut kain Pelemas : 0,2,4,6,8,10 graffitI
polester-kapas, maka dilakukan penelitian Katalis : 6 graffitI
penggunaan pelemas silikon pada penyempumaan Asam asetat: pH 5,5
anti kusut kain poliester-kapas 65%-35%, 4. Penyempumaan anti kusut
menggunakan 3 jenis resin yang berbeda, yaitu :. .Rendam-peras (padding) kain dalam larutan
a. Resin metilol melamin, dikenal sebagai "homo resin (2dip-2 nip) dengan efek peras 70 %
crosslinking agent", yaitu resin yang cenderung .Keringkan (pre-drying) pada suhu 110 :f: 20 C
bereaksi dengan dirinya sendiri dari pada dengan selama2 menit
serar6J. .Panas-awetkan (curing) pada suhu 170 :f: 20 C
b. Resin uron, merupakan resin semi reaktif, dibuat selama 90 detik.
dengan mereaksikan urea clan formaldehida
dengan perbandingan tertentu, diikuti pengerjaan b. pengujian
dengan metanol, sehingga dihasilkan dimetoksi 1. Terhadap kain hasil penyempurnaan
metil uron(7J.
dilakukan pengujian yang meliputi :
c. Resin DMDHEU, merupakan resin reaktif yang 2. Tahan kusut sebelum dan sesudah pencucian
lebih mudah bereaksi dengan serat dari pada (SNI 08-0292-89)
dengan dirinya sendiri. Dapat dibuat dengan 3. Kenampakan setelah pencucian berulang
mereaksikan urea, glioksal, dan formaldehida (SNI 08-0298-89)
bersama-sama dengan perbandingan 1 : 1 :2.(2.6J. 4. Kekakuan kain (SNI 08-03 14-89)
Untuk mengetahui konsentrasi penggunaan 5. Kekuatan tarik kain (SNI 08-0276-89)
pelemas silikon, dilakukan penyempumaan anti 6. Perubahan ukuran setelah pencucian (ISO
kusut dengan variasi konsentrasi pelemas silikon 6330-84)
dari 0 sampai dengan 10 gram/I dengan selang 2
gram/I. Dari penelitian ini diharapkan dapat
diketahui konsentrasi optimum pelemas silikon
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk setiap jenis resin sehingga dapat
Tahan kusut sebelum dan sesudah
meningkatkan mutu tahan kusut kain poliester-kapas
65%-35%. pencucian
Hasil uji tahan kusut kain sebelum clan
sesudahpencucian tercantum pada Gambar 1 clan2.
TATA KERJA Dari gambar tersebut tampak bahwa DMDHEU
memberikan tahan kusut yang paling baik, diikuti
Bahan oleh uron clan metilol melamin. Adanya perbedaan
Kain poliester-kapas 65%-35% yang telah hasil tahan kusut untuk ketiga jenis resin tersebut
diputihkan clan di "heat-set", beranyaman polos
disebabkan oleh sifat resin yang berbeda.
-
Prosiding Per1emuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakar1a, 25 -26 Juri 2000
94 ISSN0216-3128 OkeyRukaesih

Metilol melamin yang merupakan homo Untuk resin DMDHEU, .dengan


crosslinking agent cenderung untuk bereaksl dengan ker~aktifannya yang tinggi menyebabkan gugus
dirinya sendiri dari pada bereaksi dengan serat, hidroksil selulosa bereaksi dengan resin dan
sehingga menyebabkan kain menjadi kaku dan membentuk ikatan silang antara resin dengan serat,
mempunyai tahan kusut yang rendah(6), Adanya sehingga menghasilkan tahan kusut yang paling
hidroksil bebas dari selulosa dapat mengadsorpsi baik. Sedikitnya gugus hidroksil bebas
silikon oksigen polar ke dalam serat, sehingga menyebabkan penambahan pelemas silikon hanya
penambahan silikon yang berfungsi sebagai pelemas berarti pada konsentrasi 2 gram/I, selanjutnya
dapat mengurangi gesekan antar serat dan benang silikon cenderung berada di permukaan serat,
serta membuat serat tidak saling menggelincir membuat serat semakin kasar sehingga menaikkan
apabila diberi tekanan atau lipatan atau tahan kusut gesekan antar serat yang mengakibatkan bahan sulit
menjadi naik(4), kembali ke keadaan semula bila diberi tekanan,
Berdasarkan perhitungan statistik, ada dengan perkataan lain tahan kusut menjadi turun.
perbedaan nyata sudut kusut dari setiap konsentrasi Setelah dilakukan proses pencucian, tahan
pelemas silikon untuk setiap resin. Untuk resin kusut rata-rata menjadi turun yaitu sekitar 3,4%
metilol melamin, tahan kusut makin tinggi dengan untuk metilol melamin, 2,8 % untuk uron, dan
bertambahnya konsentrasi silikon, namun pada hanya 1,8 % untuk DMDHEU. Hal ini menunjukkan
konsentrasi silikon lebih besar dari 8 gram/I, tahan bahwa makin reaktif resin, makin kuat ikatannya
kusut ccnderung menurun. Hal ini kcmungkinan dcngan scrat, schingga hanya scdikit pengaruh
disebabkan silikon berada di permukaan serat, pencucian terhadap penurunan tahan kusut.
membentuk lapisan yang makin tebal, sehingga kain
menjadi kaku dan tahan kusutnya menurun. Kekakuan kain
-310
'" Hasil uji kekakuan kain untuk ketiga resin
.~ 300 ~--~ ,4, A A
tercantum pada Gambar 3. Dari gambar tersebut
"c. 290
c: tampak bahwa metilol melamin memberikan
~ 280
~ 270
~ 260
::::~~ -+-~tik)l~l-
-8-Uton
kekakuan paling tinggi diikuti uron dan DMDHEU.
Hal ini merupakan kebalikan dari hasil tahan kusut.
Seperti diuraikan pada tahan kusut kain, resin
~'" 250 Ot.()HEU
t- 240 metilol melamin cenderung untuk bereaksi dengan
0 2 4 6 8 10
dirinya sendiri membentuk jaringan tiga dimensi di
Konsenlrasi
PelemasSUikon.
gl1 dalan1 seratdan di permukaan serat. Sifat akhir dari
jaringan tiga dimensi ini antara lain adalah amorf,
Gambar1. Pengaruh pelemas silikon terhadap keras, transparan, tidak larut, dan tidak meleleh(2.8).
tahan kusutkain sebelumpencucian Dengan sifat seperti itu, maka akan dihasilkan kain
yang lebih kaku dibandingkan dengan penggunaan
-310
'" resin uron atau DMDHEU. Kenaikan kekakuan total
.,
'!?:' 300
dibandingkan dengan sebelum penyempurnaan
"c. 290
c
~ 280 k:"/~~=:=:::;:~::==:!==::j adalah 61-133 % untuk metilol melamin dan 2 -58

~" 270
~ 260
.~
" ::::---+--+---: % untuk uron, sedangkan untuk DMDHEU
mengalami penurunan 28 -57 %. Meskipun uron
c dapat bereaksi dengan serat selulosa, namun
.!ij 250 -+-~tibl~1amin --Uron -*-DI.()HEV
I- 240
- sebagian lagi berpolimerisasi dengan dirinya sendiri
membentuk jaringan tiga dimensi seperti halnya
0 2 4 6 8 10
Konsentrasi
Pelemassilikon.9/1 metilol melamin, sedangkanpada DMDHEU karena
hampir semua resin bereaksi dengan serat, kenaikan
Gambar2. Pengaruh pe/emas si/ikon lerhadap kekakuan hanya terjadi akibat kelebihan pelemas
tahankusulkain sesudahpencucian silikon yang berada di permukaan serat,. namun
Resin uron yang semi reaktif karena pelemas silikon juga berfungsi sebagai
memungkinkan sebagian resin bereaksi dengan pelumas yang dapat menaikkan elastisitas serat,
maka kekakuan kain masih lebih rendah dari
gugus hidroksil dari selulosa, sehingga tahan
kusutnya lebih baik dari metilol melamin, tetapi sebelum mengalami proses penyempurnaan resin.
berkurangnya gugus hidroksil mengurangi pelemas Berdasarkan perhitungan statistik, harga rata-rata
silikon beradsorpsi ke dalam bahan, sehingga pada kekakuan pada setiap konsentrasi untuk setiap resin
konsentrasi silikon lebih dari 6 gram/I, tahan kusut menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini
cenderung menurun. menunjukkan bahwa kekakuan terendah diperoleh
pacta konsentrasi 8 gram/I, 6 gram/I, dan 2 gram/I,

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

~
~

--
masing-masing untuk resin metilol melamin, uron, Katalis yang bersifat netral dalam larutan akan
dart DMDHEU. Terbentuknya resin yang amorf di terurai menghasilkan asam kuat, dalam hal ini HCI.
permukaan serat serta masih banyaknya gugus HCI ini dipel"lukan agar terjadi polimerisasi resin
hidroksil bebas pada bahan yang disempumakan dan ikatan silang antara resin dengan serat (8), tetapi
dengan metilol melamin, memungkinkan kelebihan asam dapat menghidrolisa selulosa
teradsorpsinya silikon lebih banyak, namun pada membentuk hidroselulosa(9).
konsentrasi di alas 8 gram/I, akan mengalami
kejenuhan, sehingga kekakuan cenderung naik 301
kembali. ~

g
~ 25

:
1200 1 -+-'-4elkJl'-4elanin---u.on -*,-OWHEU

~
~ 1000 1
E
600
:g"400
800 i
' ="-:
---"' +
D-
o..:

.-
.~ ;~~;;;;::::;::::~
20
-+-MelilolMelamin -Uron -*,-OMOHEU

200
-~~--*--*---*-~ 15 .~, , , , ,

0 2 4, 6 8 10
0 Konsenlrasl
Pelemas
Silikon,
gll
0 2 4 6 8 10
Konsentrasi
PelemasS~ikon,
g/l Gambar5. Pengaruh pelemas silikon terhadap
kekuatanlarik pakan
Gambar 3. Pengaruh pelemas silik.on terhadap
k.ekauank.ain Pad a kain hasil penyempumaan dengan
metilol melamin. sifat kaku yang dihasilkan
Catatan : Kekakuan total kain sebelum proses menyebabkan kain kurang elastis sehingga mudah
penyempurnaan = 476 mg cm. sekali putus apabila ditarik, sedangkan reaksi antara
resin dengan selulosa akan membentuk ikatan silang
Kekuatan tarik kain yang dapat mengurangi -keseragaman k-etahanan
Hasil uji kekuatan tarik kain seperti
terhadap perlakuan mekanik seperti beban dan
mulur pada uji kckuatan tarik, sehingga
tercantum pad a Gambar 4 dan 5 menunjukkan
bahwa terjadi perbedaan basil uji kekuatan setelah menyebabkan penurunan kekuatan(S). Oleh karena
itu. pad a konsentrasi tertentu, resin yang b:ereaksi
penyempurnaan dengan tigajenis resin.
dengan serat serta berpolimerisasi dengan 'dirinya
44 sendiri seperti uron yang memberikan kekuatan
x"'43 lebih tinggi.
"i[i 42
-' Adanya penambahan silikon yang
~ 41 berfungsi sebagai pelemas dan pelumas dapat
OJ
I- 40 - memperbaiki elastisitas dan mulur kain. sehingga
: 39
sampai batas tertentu, kenaikan konsentrasi silikoll
-+-'-Ietibl'-lelan1n -Uron -*c-OMOHEU
dapat memperbaiki kekuatan tarik kain. Pada
38
kondisi terbaik. kenaikan kekuatan tarik kain arah
37
lusi clan pakan dengan penambahan silikon
0 2 4 6 8 10
KonsentrasiPelemasSilikon,9/1 dibandingkan dengan hasil penyempurnaan tanpa
penambahan silikon masing-masing adalah 6% dan
Gambar 4. Pengaruh pe/emas si/ikon /erhadap 15,1% untuk metilol melamin. 2% dan 8% untuk
kekua/an /arik Lusi uron, serta 2% dan 10% untuk DMDHEU.
Catatan : KekutJ/an /arik kain sebe/um
penyempurnaan ..-arah /usi = 44.4 kg. arah pakan Kenampakan
= 24 kg.
Hasil uji kenampakan kain tercantum pacta
Bila dibandingkan dengan kain sebelum Gambar 6. Dari gambar tersebut tampak bahw~
proses, penurunan kekuatan arah lusi dan pakan kenampakan terbaik diperoleh dari DMDHEU,
pada kain setelah penyempumaan dengan resin selanjutnya uron, clan metilol melamin, sedangkan
tanpa pcnambahan pclcmas silikon adalah 10,4 % penambahan pelcmas silikon tampak berpcngaruh
clan 21,9 % untuk metilol melamin, 3,7% dan 10,8 nyata terhadap kenampakan sampai konsentrasi 8
% untuk uron serta 7,6% dan ]6,7% untuk gram/I untuk metilol melamin, 4 gram/l unt\!k uron
DMDHEU. Penurunan kekuatan pada hasil dan 2 graffiti untuk DMDHEU.
pcnycmpurnaan discbabkan karena tcrjadinya
hidrolisa oleh asam pad a saat pemanas awetan.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000
Kenampakan kain diukur secara visual untuk kain campuran poliester-kapas, proses
setelah contoh uji dicuci berulang seb~yak lima penyempumaan anti kusut paling cocok untuk
kali, dengan membandingkan contoh uji yang telah memperbaiki perubahan ukuran kapas, karena
dicuci dengan standar kekusutan yang diberi nilai 1 disamping anti kusut, adanya ikatan silang antara
sampai dengan 5. Makin tinggi nilai kenampakan, resin dengan serat clan polimerisasi resin di dalam
kain makin halus dan tidak kusut. serat membuat bahan menjadi lebih stabil dan tidak
Seperti telah diuraikan pada tahan kusut, menggelembung dalam air(8), Penambahan silikon
makin banyak terjadi ikatan silang antara resin ke dalam larutan penyempumaan tidak mem~erikan
dengan serat, kain akan makin tahan kusut, sehingga perbedaan hasil yang nyata, karena hasil uji
kenampakannya akan makin baik, sedangkanmakin perubahan ukuran setelah penyempumaan tanpa
banyak resin yang berada dipermukaan serat, kain silikon sudah baik « 1%),
akan makin kasar dan kaku. Dengan penambahan
Tabell. Hasil Uji Perubahan Ukuran setelah
pelemas silikon sampai batas tertentu, permukaan
kain akan menjadi lebih lembut, halus dan tahan Pencucian
kusut, namun pada kondisi melebihi kondisi
optimum, penambahan silikon bahkan membuat
lapisan di permukaan yang dapat menaikkan
gesekan antar serat dan benang, sehingga serat
mudah selip dan apabila dicuci sulit kembali ke
bentuk awal dan kenampakan menjadi turun.
5
Q.

°.4
.6
~ 3- Tabel2. Hasil Uji Sifat Kain pada Kondisi Terbaik

2 -
-+- Metik>i
Melamin-8- Uran-.-DMDHEU
1
0- -.
0 2 4 6 8 10
KonsentrasiPelemasSilikon,gA

Gambar6. Pengaruh pelemas silikon /erhadap


kenampakan
kain
KESIMPULAN
Perubahan Ukuran setelah
Pencucian 1. Penambahan pelemas silikon dalam proses
penyempumaan anti kusut kain poliester-kapas
Hasil uji perubahan ukuran setelah 65%-35% berpengaruh terhadap anti kusut,
pencucian seperti tercantum pada Tabel 1 kenampakan,kekakuan, daD kekuatan tarik kain,
menunjukkan bahwa setelah penyempumaan dengan tetapi tidak berpengaruh terhadap perubahan
ketiga jenis resin, perubahan ukuran kain sangat ukuran setelah pencucian.
baik yaitu tidak lebih dari 0,5%. Perubahan ukuran 2. Makin tinggi konsentrasi pelemas silikon sampai
kain sebelum penyempumaan adalah 1,8% untuk batas tertentu dapat menaikkan anti kusut
arah lusi dan 2,0% untuk arah pakan. Nilai ini sudah sebelum dan sesudah pencucian, menambah
cukup baik karena kain sudah mengalami proses kekuatan tarik, memperbaiki kenampakan kain
"heat-set" sebelum penyempumaan. Proses heat-set setelah pencucian berulang, daD menurunkan
dimaksudkan untuk memperbaiki sifat mengkeret kekakuan kain, terutama untuk kain yang
kain dari bahan sintetis seperti poliester, karena disempumakan dengan metilol melamin dan
dengan sifatnya yang termoplastis, poliester dapat uron.
dibentuk atau distabilkan dengan panas(8).Selain itu, 3. Untuk pemakaian konsentrasi resin 30 g/l, hasil
proses heat-set dapat menambah derajat kristalinitas terbaik diperoleh pada konsentrasi pelemas
serat poliester, sehingga susunan molekul di dalam silikon 8g/1, 6g/1, serta 2g/1, masing-masing
serat menjadi lebih teratur dan bagian amorf untuk metilol melamin, uron, dan DMDHEU.
menjadi berkurang. Kedua ha! tersebut digunakan 4. Pada kondisi tersebut, hasil penyempumaan
sebagai dasar untuk memr:erbaiki stabilitas dimensi dcngan metilol melamin, uron, dan DMDHEU
dan sifat kusut poliesterIO). Untuk kain poliester
dibandingkan dengan tanpa penambahan
anyaman polos, proses heat-set dapat meningkatkan pelemas silikon adalah seperti tercantum pada
sifat perubahan ukuran sampai 0%(11),sedangkan Tabel 2.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000
~
DAFTAR PUSTAKA TANYA JAWAB
I. SOENARYO : Pencapan Kain Campuran
Poliester-Kapas 65%-35% dengan Zat warna Kasilani NS
Pigmen~Thesis In, Bandung, 1973. ~ Penggunaan silikon apakah bisa dipasarkan
2. MARK ET ALL: Chemical After Treatment of dengan harga murah ?
~ Bagaimana segi kenyamanan bahannya ?
Textiles, Wiley Interscience, Toronto, 1971
3. MARSH JT : Self Smoothing Fabrics, Chapman ~ Bagaimana segi limbah dalam hal ramah
& Hall Ltd, London, 1962 lingkungan ?
4. SALVI AS : Softener and Stiffeners for Textiles,
Okay Rukaesih
Colourage, 1980 -<:>-
Pelemas silikon biasan,va men/pakan gt/gt/s
5. DIC: Surface Coating Resins, Textile Finishing
flmgsi dari elilen yang harganya relatif
Resins, Brochure, Dainippon Ink & Chemical, murah dalam kalkulasi kain yang diproses
Inc, Tokyo, 1978
pelemasan, n7isalnya bahan celano don
6. LEWEDAG 0 : Resin Finishing of Cellulose
stelan.
Fibre Materials~ BASF, West GenTlany, 1968 -<:>-
Pelemas silikon cutup nyaman karena
7. EGGINTON CD ET ALL: The Structure and
pegangan kain menjadi lemas don lembul.
Properties of Some Urons and Thiourons, -<:>-
Pelen7as silikon dilerapkan pada proses
Textile ResearchJournal Vol 39, 1969
penyempurnaan akhir bahan lekslil. Tidak
8. TYRONE L VIGO :Textile Processing and
perlu dicuci /agi jadi lidak ado limbah cair
Properties, Preparation Dyeing, Finishing and juga an7anpada limbah udara.
PerponTlanc~ Elsevar, New York, 1994.
9. RASJID DJUFRI dkk., Teknologi Yateman Aryanto
Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan, ~ Mohon penjelasan tentang bagaimana silikon
Cetakan ke 2, Institut Teknologi Tekstil, bisa dapat melemaskan kain ?
Bandung, 1976 Okay Rukaesih ...
10.TELLY,M.D, PRASAD N.M : Effect of Heat -<:>-
Silikon merupakan gugus fungsi (biasanya
setting on Structure Properties of Cationic bersifat nonionik alau kalionik) pada dasar
Dyeable and NonTlal Polyest~, American elilen alau elilen g/ikol) yang
Dyestuff Reporter, Vol 79, No.8, August 1990.
pelaksanaannya
pada penyempurnaanleksli/
1I. OKAY RUKAESIH DAN ACHMAD akhir berupa ..perendaman. pengeringa/1.
SYUKUR : Pcngaruh Proses Pcmantapan Panas
pemanas awelan (suhu po/imerisasi .:t /50
A wal (Pre-Set) terhadap Sifat Fisika dan Kimia
°C). Terjadi pembentukan polieli/en-silikon
Fisika Kain Poliester Tekstur yang Dicelup atau polielilenglicol-silikon yang bersifal
dengan Zat Warn a Dispersi, Proceeding Seminar
sebagai pelemas don sedikil lolak air.
Nasional VI, Kimia dalam Industri dan
Lingkungan, Yogyakarta I 6-17 Desember 1997.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000

Anda mungkin juga menyukai