Anda di halaman 1dari 20

Representasi Nilai Tanda Produk Apple

(Studi Etnografi Pada Komunitas Iphonesia Malang)

JURNAL ILMIAH
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosiologi
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama
Sosiologi Ekonomi

Oleh
Liestiana
NIM :105120101111020

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
ABSTRAK

Liestiana (2014). Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Brawijaya Malang. ‘Representasi Nilai Tanda Produk Apple
(Studi Etnografi pada Komunitas iPhonesia Malang)’. Pembimbing: Anif
Fatma Chawa dan Indhar Wahyu Wira Harjo

iPhonesia Malang merupakan suatu komunitas yang beranggotakan


pemilik segala produk milik Apple. Syarat utama untuk dapat bergabung dengan
komunitas iPhonesia Malang haruslah pengguna dari produk Apple. Produk Apple
identik dengan memiliki ‘nilai tanda’ tersendiri bagi para anggota komunitas
iPhonesia Malang. Representasi dari nilai tanda produk Apple itulah yang menjadi
sebuah fenomena menarik pada komunitas iPhonesia Malang, sehingga dari
representasi nilai tanda tersebut menghasilkan perilaku-perilaku konsumtif di
dalam komunitas iPhonesia Malang. Maka dari itu diperlukan suatu analisis kritis
mengenai perilaku-perilaku konsumtif yang dihasilkan dari representasi nilai
tanda Apple pada komunitas iPhonesia Malang dengan menggunakan teori
masyarakat konsumsi Jean P.Baudrillard. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
yang pertama, yaitu komunitas iPhonesia memiliki 3 kegiatan unik yang dikenal
dengan sebutan KOPDAR (Kopi Darat), Instameet dan Minggu Hore. Kedua,
ditemui beberapa perilaku-perilaku konsumtif yang terjadi pada komunitas
iPhonesia Malang. Sehingga ditentukan bahwa Tema Budaya dari penelitian ini
adalah perilaku-perilaku konsumtif anggota komunitas iPhonesia Malang
merupakan wujud dari Urban Culture. Maka dari itu representasi masyarakat
konsumsi di era masyarakat konsumer menurut Baudrillard cukup tergambar pada
komunitas iPhonesia Malang ini, dimana saat ini masyarakat lebih cenderung
mengkonsumsi nilai tanda dari suatu objek daripada nilai gunanya.

Kata Kunci : Komunitas, Masyarakat Konsumsi, Representasi Nilai Tanda


dan Urban Culture
ABSTRACT

Liestiana (2014). Department of Sociology, Faculty of Social and Political


Science, Brawijaya University of Malang. ‘Representation Sign Value of
Apple’s Product (Ethnographic Study on iPhonesia Malang Community)
Advisor: Anif Fatma Chawa dan Indhar Wahyu Wira Harjo

iPhonesia Malang is a community whose members are all owners of Apple


products. The main requirement to be able to join the community of iPhonesia
Malang are should users of Apple products. Apple products are identical with
having 'sign value' for community members of iPhonesia Malang. Representation
the sign value of Apple products are becoming an interesting phenomenon in
iPhonesia Malang Community, so the representation of the sign value resulted in
consumer behavior in this community. Therefore we need a critical analysis of the
consumer behavior resulting from the representation the value sign of Apple
products on the iPhonesia Malang Community by using the theory of public
consumption from Jean P.Baudrillard. The method used in this study is a
qualitative method using an ethnographic approach.
The results of research conducted by the researchers showed that the first,
the iPhonesia Community features 3 unique activities known as KOPDAR (Kopi
Darat), Instameet and Minggu Hore. Second, encountered some consumer
behavior that occur in the iPhonesia Malang Community. So determined that the
theme culture of this research is consumptive behaviors of iPhonesia community
members Malang is a form of Urban Culture. Thus the idea of the public
consumption in the era of consumer society according to Baudrillard fairly
reflected in the iPhonesia Malang Community, where nowadays people are more
likely to consume the sign value of an object rather than use value of an object.

Keyword : Community, Public Consumption, Representation of Sign Value


and Urban Culture
1. EKSISTENSI KOMUNITAS IPHONESIA MALANG DITENGAH
MASYARAKAT KONSUMER

Perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini,

telah maju begitu pesat dan menelusup ke semua bidang kehidupan. Berbagai

kemutakhiran teknologi, juga telah membawa dampak pada kemajuan dalam

berbagai bidang. Dengan bantuan teknologi, masyarakat saat ini menjadi semakin

kompetitif dan progresif. Mengutip isi dari salah satu surat kabar yang beredar di

masyarakat bahwa Malang Post (Malang Post. “Kota Malang 2020: Menjadi

International Cyber City”. http://www.malang-post.com/serba-serbi/redaktur-

tamu/54568-kota-malang-2020-menjadi-international-cyber-city. Diakses pada 16

Desember 2013 07.21 WIB) pernah memberitakan argumentasi yang dikeluarkan

oleh calon walikota Malang pada saat itu yang saat ini telah menjabat sebagai

walikota resmi Malang, bahwa adanya suatu keinginan untuk menjadikan Malang

menjadi International Cyber City pada tahun 2020 nantinya. Dengan melihat

berbagai potensi perkembangan komunitas TIK yang ada di Kota Malang ini,

serta semakin banyaknya dukungan untuk terus mengembangkan berbagai bidang

dengan daya dukung teknologi informasi dan komunikasi maka dari itulah

masalah-masalah dan fenomena seputar perkembangan teknologi yang begitu

mempengaruhi perilaku masyarakat kota Malang saat ini begitu menarik untuk

diteliti lebih detail.

Kenyataan yang terjadi saat ini yaitu salah satu jenis smartphone (Apple)

tersebut mampu membentuk suatu komunitas tersendiri di kalangan sosial

masyarakat. Komunitas yang dimaksud disini ialah suatu komunitas yang


bernama “iPhonesia”. Bagi pengguna iDevice (iPhone, iPod Touch atau iPad)

dengan aplikasi Instagram maka kemungkinan besar tidak akan asing dengan kata

“iPhonesia”. Dunia fotografi berkembang dengan pesat, tidak ketinggalan iDevice

(iPhone/iPad/iPod Touch) pun menjadi salah satu senjata yang sangat menarik

untuk dijelajahi. Dengan berkembangnya kemajuan dunia iPhoneography,

fotografi dengan iDevice, di Indonesia lahir sebuah komunitas iDevices

Photographer bernama “iPhonesia”.

Dengan adanya komunitas iPhonesia ini, peneliti tertarik untuk mengkaji

secara mendetail mengenai perilaku-perilaku yang terjadi di dalam komunitas

tersebut. Dimana akan memperlihatkan suatu representasi nilai tanda dari suatu

merk Apple mengenai perilaku-perilaku yang terjadi pada anggota komunitas

Iphonesia.

Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai

kemanfaatannya namun karena gaya hidup, demi sebuah citra yang diarahkan dan

dibentuk oleh iklan dan mode lewat televisi. Tidak penting apakah barang itu

berguna atau tidak, diperlukan atau tidak oleh konsumen. Karena itu yang

masyarakat konsumsi adalah makna yang dilekatkan pada barang itu, sehingga

tidak pernah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat

menjadi tidak pernah terpuaskan.

Menurut Featherstone (Chaney 2006:67) menjelaskan budaya konsumen

dengan membaginya ke dalam tiga tipe yaitu pertama, konsumerisme merupakan

tahap tertentu kapitalis. Kedua, konsumerisme dan konsumsi merupakan

persoalan yang lebih sosiologis mengenai relasi benda-benda dan cara melukiskan
status. Praktik konsumsi merupakan strategi untuk menciptakan dan membedakan

status sosial. Tipe kedua dari konsumsi ini dapat kita lihat dengan munculnya

komunitas pengguna barang tertentu, misalnya komunitas iPhonesia.

Fenomena tingkah laku masyarakat yang tergabung di dalam komunitas

iPhonesia tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam.

Misalnya, tidak semua anggota dari iPhonesia berasal dari kelas menengah ke

atas. Sebagian dari mereka ada yang memaksakan tergabung dengan komunitas

iPhonesia dengan membeli produk Apple dengan cara kredit, ada yang membeli

produk Apple Black Market (bebas cukai tanpa garansi resmi), ada yang rela

menjual motor mereka demi membeli produk Apple yang paling terbaru agar

terlihat up to date (selalu mengikuti perkembangan) dan masih banyak praktik-

praktik lainnya yang terjadi pada budaya konsumerisme di dalam komunitas

tersebut. Bagaimana sebuah teknologi smartphone yang dimiliki oleh pemiliknya

pada akhirnya mampu menciptakan suatu komunitas baru di masyarakat dan

mempengaruhi perilaku lifestyle (gaya hidup) anggota komunitas itu sendiri pada

akhirnya.

2. KOMUNITAS IPHONESIA MALANG SEBAGAI URBAN CULTURE

Masyarakat perkotaan sering juga disebut urban community. Pengertian

masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri

kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat kota

memiliki tatanan yang heterogen sehingga kelompoknya lebih dinamis. Teknologi

memiliki andil yang cukup penting dan memiliki pengaruh yang cukup besar

dalam dinamika sosial kehidupan khususnya pada masyarakat kota sehingga saat
ini dapat ditemui berbagai macam komunitas teknologi yang ada di Indonesia,

salah satunya yaitu Komunitas iPhonesia Malang.

Urban Culture sendiri bisa diartikan sebagai budaya perkotaan. Sebuah

budaya yang menjamur dan mulai mengisi ruang publik. Komunitas iPhonesia

Malang merupakan sebuah representasi dari Urban Culture yang ada di Malang.

Komunitas iPhonesia Malang merupakan sebuah budaya yang timbul akibat

pertemuan berbagai budaya dan interest yang ada. Maka dari itu perkembangan

teknologi serta komunikasi pada saat ini seakan sangat berpengaruh tanpa batas di

setiap sendi kehidupan manusia. Terlebih berpengaruh pada budaya yang sudah

ada di tengah masyarakat. Bahkan berdampak pada pemunculan budaya-budaya

baru khususnya pada masyarakat perkotaan seperti adanya sebuah komunitas

iPhonesia Malang saat ini.

Setidaknya ada 3 karakter utama yang dibawa oleh komunitas iPhone

Malang dari hasil wawancara mendalam bersama beberapa anggota inti komunitas

yang juga sebagai informan penelitian yaitu eksklusif, santai dan suka berkumpul.

Karakter-karakter yang dimiliki oleh komunitas ini merepresentasikan sekilas

“nilai tanda” pada komunitas iPhone Malang itu sendiri.

Ada 3 kegiatan inti dari komunitas iPhonesia Malang yaitu KOPDAR

(Kopi Darat) yang mana yang dimaksud dengan Kopi Darat ini adalah kegiatan

berkumpulnya para anggota komunitas iPhonesia Malang yang rutin diagendakan

setiap jum’at malam di cafe atau resto sekitar malang dengan tujuan untuk

menampung segala aspirasi dari seluruh anggota komunitas dan juga melakukan

sharing jika mengalami sesuatu masalah dengan produk Apple mereka.


Setiap 2 atau 3 bulan sekali biasanya para anggota komunitas melakukan

perjalanan ke tempat tempat wisata misalnya pantai, naik ke puncak gunung, atau

mengunjungi beberapa kota untuk melakukan sesi pemotretan bersama anggota

komunitas yang biasanya diikutsertakan perlombaan fotografi se-Indonesia.

Kegiatan tersebut dikenal dengan sebutan Instameet dimana para anggota

komunitas iPhonesia akan berkumpul dan melakukan kegiatan bersama dengan

tujuan utama mendapatkan foto terbaik dengan tema lebih ke alam atau

pemandangan. Instameet juga dikenal dengan sebutan Photowalk yang

diperkenalkan terlebih dahulu oleh komunitas iPhonesia Jakarta. Jadi pada intinya

antar komunitas iPhonesia di tiap-tiap kota memiliki nama unik mereka tersendiri

agar tiap komunitas iPhonesia di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri meskipun

pada intinya mereka merupakan suatu kesatuan.

Instameet diagendakan setiap 2 atau 3 bulan sekali karena membutuhkan

dana dan persiapan yang lebih untuk menyelenggarakan agenda outdoor tersebut.

Biasanya para anggota melakukan survei lokasi terlebih dahulu yang akan

menjadi tujuan utama mereka untuk mengkesplor keindahan alam yang dimiliki

oleh Indonesia. Setelah menyepakati lokasi yang akan dijadikan tujuan kegiatan

Instameet barulah para anggota mengumpulkan dana yang diperlukan untuk biaya

transportasi dan konsumsi saat kegiatan outdoor tersebut berlangsung.

Sedangkan program Minggu Hore merupakan sebuah kegiatan kompetisi

foto yang diadakan oleh komunitas iPhonesia untuk khalayak umum di setiap hari

Minggu dengan tema-tema yang sudah ditentukan oleh komunitas iPhonesia

Malang di setiap minggunya. Kompetisi tersebut menjanjikan hadiah-hadiah


menarik seperti voucher resto atau cafe yang bekerja sama dengan komunitas, lalu

ada beberapa hadiah assecories tambahan produk Apple, dan masih banyak lagi

dengan hadiah-hadiah yang berbeda di setiap minggunya. Kegiatan Minggu Hore

merupakan program baru yang diciptakan oleh komunitas iPhonesia Malang.

Kegiatan ini masih berjalan kurang lebih 6 bulan, namun telah banyak diikuti oleh

masyarakat luar yang bukan merupakan anggota dari komunitas IM. Tujuannya

ialah, dengan adanya kompetisi santai seperti Minggu Hore ini dapat lebih

mendekatkan komunitas dengan masyarakat luar sehingga masyarakat luar yang

belum pernah mengetahui eksistensi komunitas IM dapat mengenal komunitas ini

lebih jauh dan bisa jadi berakhir dengan turut bergabungnya mereka dengan

komunitas iPhonesia Malang.

Syarat untuk mengikuti kompetisi Minggu Hore ini cukup mudah, hanya

dengan menggunakan sosial media yang bernama Instagram lalu follow akun

iPhonesia Malang di Instagram dan mengupload foto terbaik dengan

menggunakan hashtag(#) misalnya #mingguhore05 #iphonesiamalang, angka 05

pada hashtag #mingguhore05 menunjukkan kompetisi Minggu Hore yang ke 5.

Dengan hashtag tersebut mempermudah komunitas iPhonesia Malang memilih

foto mana yang terbaik dari banyaknya likes yang didapat. Selain Instameet dan

Minggu Hore juga terdapat kegiatan sosial seperti amal dan menjadi volunteer

dalam beberapa acara atau proyek sosial juga pernah dilakukan oleh anggota

komunitas iPhonesia Malang ini.

3. REPRESENTASI NILAI TANDA PADA KOMUNITAS IPHONESIA


MALANG
Produk-produk besutan Apple dikenal dengan desain simple yang cukup

menawan tanpa membuang sisi keekslusifan yang selalu ditampilkan oleh Apple.

Desain elegan dengan warna-warna klasik yang menawan semakin memperkokoh

produk Apple sebagai gadget papan atas yang layak menjadi koleksi

penggunanya. Tak hanya tampilan fisiknya yang menawan, kecepatan dalam

mengakses internet melalui produk-produk Apple cukup mencengangkan para

pengamat teknologi dan pecinta gadget. Inilah yang menjadi salah satu daya tarik

utama masyarakat untuk memiliki produk Apple sekalipun memiliki nilai beli

yang tidak cukup murah. Namun kebutuhan masyarakat akan akses internet yang

sudah cukup tinggi saat ini membuat masyarakat kita tidak berpikir dua kali untuk

langsung membeli produk-produk yang dikeluarkan oleh Apple

(www.teknologi.kompasiana.com Diakses pada 12 Agustus 2013 09:42 WIB ).

Dalam mengkonsumsi objek tertentu otomatis anggota komunitas juga

mengkonsumsi tanda yang sama dan secara tidak sadar mereka itu mirip atau

bahkan seragam dengan banyak orang yang berlomba-lomba mengkonsumsi tanda

serupa. Inilah yang dimaksud dengan kode mengontrol apa yang anggota

komunitas konsumsi. Bukan lagi mereka yang mampu mengontrol objek

konsumsi seperti yang terlihat dari fenomena yang telah diceritakan informan

mengenai pembelian sticker Apple palsu tersebut.

Baudrillard melihat sistem objek konsumsi dan sistem komunikasi sebagai

“kode signifikansi” yang mengontrol objek konsumsi itu sendiri dan masyarakat.

Dan terakhir adalah tentang pesan yang ingin disampaikan melalui kode yang

melekat pada objek konsumsi tersebut. dalam pandangan Baudrillard, pesan ini
akan bersifat sosial dan setiap orang akan dapat memahami pesan tersebut. Sama

seperti halnya bagaimana para pembeli sticker Apple palsu tersebut mengharapkan

pesan khusus yang mereka ingin tunjukkan dengan menempelkan sticker tersebut

di tempat-tempat tertentu dengan tujuan agar masyarakat dapat memahami pesan

yang ditunjukkan pembeli sticker palsu tersebut.

Menurut Baudrillard (Baudrillard, 1983:83) periode simulasi adalah ketika

terdapat hal yang nyata dan tidak nyata. Fenomena mengkonsumsi sticker palsu

Apple seperti yang dijelaskan diatas itulah yang dikenal dengan istilah

Hiperrialitas. Disinilah terjadi percampuran antara kenyataan dengan simulasi dan

menciptakan suatu hiperialitas di mana yang nyata dan tidak nyata menjadi tidak

jelas. Secara kasat mata sticker itu dibuat sedemekian rupa miripnya dengan

sticker Apple yang asli. Dengan kata lain individu tersebut tidak perlu membeli

produk Apple dengan harga jutaan cukup mengeluarkan uang lima ribu rupiah saja

untuk menunjukkan prestise yang dirasakan bagi pengguna produk Apple hanya

melalui sticker Apple.

4. PERILAKU-PERILAKU KONSUMTIF ANGGOTA KOMUNITAS


IPHONESIA MALANG

Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh

suatu perusahaan yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan

pembelian barang dan jasa secara terus-menerus harus selalu diperhatikan oleh

perusahaan dengan demikian perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen

untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Pelanggan yang loyal pada umumnya

akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak

alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang


lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya. Bila banyak pelanggan

dari suatu merek masuk dalam kategori ini berarti merek tersebut memiliki brand

equity yang kuat.

Begitu juga dengan perilaku-perilaku konsumtif yang terjadi di dalam

komunitas iPhonesia Malang ini yang menunjukkan perilaku brand loyalty,

peneliti sempat menemukan beberapa perilaku yang cukup unik yang dilakukan

oleh para anggota komunitas yang mana perilaku-perilaku konsumtif tersebut

kurang lebih cukup merepresentasikan nilai tanda pada produk Apple.

Menurut Giddens (dalam Nissa A, 1989:26) Istilah konsumtif biasanya

digunakan pada masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam

kehidupannya. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang cenderung

terjadi di dalam masyarakat ialah gaya hidup yang menganggap materi sebagai

sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan. Gaya hidup seperti ini dapat

menimbulkan adanya gejala konsumtivisme sehingga terkadang masyarakat

membeli produk atau barang yang kurang mereka perlukan hanya untuk

memenuhi hasrat atau keinginan semu yang tanpa mereka sadari.

Komunitas iPhonesia Malang menjadi salah satu wadah yang paling

memudahkan anggotanya untuk terus mempertahankan perilaku konsumtif

mereka, misalnya dengan adanya sharing fitur disetiap minggunya tidak menutup

kemungkinan para anggota komunitas juga akan berburu fitur-fitur berbayar yang

cukup menggiurkan tersebut. Namun disisi lain komunitas iPhonesia Malang

jugalah yang menjadi salah satu alternatif solusi terbaik bagi para pecandu fitur-
fitur berbayar untuk dapat mudah mengakses fitur berbayar tersebut dengan harga

yang cukup murah seperti yang ditawarkan oleh Komunitas iPhonesia Malang.

5. KESIMPULAN

Selama melakukan wawancara bersama informan dan para anggota

komunitas iPhonesia Malang selain yang dijadikan informan, rata-rata mereka

setuju bahwa penggunaan pada produk Apple sedikit banyak menaikkan status

sosial mereka ketika berada ditengah masyarakat. Produk Apple dengan

keeksklusifannya membuat para penggunanya mendapat pengakuan secara

otomatis di tengah masyarakat bahwa pengguna produk Apple adalah orang dari

kalangan menengah ke atas dikarenakan produk Apple memiliki nilai harga beli

yang cukup tinggi jika dibanding dengan produk-produk lainnya. Maka dari itu

tidak mengherankan ketika pendiri komunitas informan yaitu RB mendirikan

komunitas iPhonesia Malang ini ketika ia mengetahui bahwa banyak sekali

pengguna Apple yang menggunakan Apple hanya karena nilai tandanya saja

padahal produk Apple juga memiliki nilai guna yang cukup banyak jika mampu

dieksplor lebih mendalam.

Baudrillard ingin mengatakan bahwa dalam masyarakat konsumer,

konsumsi sebagai sistem pemaknaan tidak lagi diatur oleh faktor kebutuhan atau

hasrat mendapat kenikmatan, namun oleh seperangkat hasrat untuk mendapat

kehormatan, prestise, status dan identitas melalui sebuah mekanisme penandaan.

Masyarakat konsumer yang berkembang saat ini adalah masyarakat yang

menjalankan logika sosial konsumsi, dimana kegunaan dan pelayanan bukanlah

motif terakhir tindakan konsumsi. Melainkan lebih kepada produksi dan


manipulasi penanda-penanda sosial. Individu menerima identitas mereka dalam

hubungannya dengan orang lain bukan dari siapa saja dan apa yang dilakukannya,

namun dari tanda dan makna yang mereka konsumsi, miliki dan tampilkan dalam

interaksi sosial. Dalam masyarakat konsumer, tanda adalah cerminan aktualisasi

diri individu paling meyakinkan.

Berdasarkan dari hasil beberapa wawancara dengan informan seperti yang

sudah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

pengguna produk Apple khususnya yang tergabung di komunitas iPhonesia

Malang berperilaku konsumtif yaitu suatu perilaku individu yang ditunjukkan

untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan tidak terencana terhadap jasa dan

barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan.

Perilaku demikian lebih banyak dipengaruhi oleh nafsu yang semata-mata

untuk memuaskan kesenangan serta lebih mementingkan keinginan dari pada

kebutuhan. Sehingga tanpa pertimbangan yang matang seseorang begitu mudah

melakukan pengeluaran untuk macam-macam keinginan yang tidak sesuai dengan

kebutuhan pokoknya sendiri. Membeli suatu barang tanpa memikirkan secara

matang-matang apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan oleh konsumen

atau hanya saja memenuhi keinginan semata.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat ditemukan sebuah analisis

dalam menentukan domain pada penelitian kali ini dimana domain sendiri

mengandung 3 hal utama yaitu, cover term (y), included term (x) dan semantic

relationship. Cover term (y) penelitian kali ini yaitu komunitas iPhonesia Malang

itu sendiri dimana di dalam komunitas iPhonesia Malang memiliki included


term(x) yaitu kegiatan rutin dan event rutin yang selalu diselenggarakan oleh

komunitas sehinga semantic relationship diantara keduanya merupakan sebuah

gaya hidup. Included term merupakan sebuah representasi dari cover term yang

mana seluruh kegiatan dan event rutin tersebut merupakan sebuah representasi

dari nilai tanda yang melekat pada produk Apple sehingga menjadi sebuah gaya

hidup tersendiri bagi anggota komunitas iPhonesia Malang.

Alasan utama mengapa pengguna produk Apple khususnya anggota

komunitas iPhonesia rata-rata berperilaku konsumtif terhadap produk tersebut

dikarenakan nilai tanda dari produk Apple itu sendiri yang masih memiliki

kekuatan untuk menarik pengguna berperilaku kian konsumtif. Dan dengan

adanya komunitas iPhonesia Malang ini semakin membuat para anggotanya untuk

terus menciptakan dan mempertahankan images atau citra “ekslusif” ditengah

masyarakat kota Malang.

Komunitas iPhonesia Malang merupakan salah satu wadah yang menarik

sebagai sharing culture mengenai informasi seputar Apple yang mana kurang

lebihnya akan menciptakan praktik-praktik tersendiri bagi anggotanya yang dilihat

sebagai budaya-budaya konsumsi baru oleh masyarakat secara luas. Maka dari itu

tujuan dari penelitian etnografi kali ini ialah dapat mencari suatu tema budaya

yang mana telah ditentukan oleh peneliti bahwa Perilaku-perilaku konsumtif

anggota komunitas iPhonesia Malang merupakan wujud dari Urban Culture.


DAFTAR PUSTAKA

BUKU :
Agung, Gregorius. (2009). Step by Step I-phone. Jakarta: PT. Gramedia.
Anonymous. (2008). Kebudayaan Postmodern menurut Jean Baudrillard.
Assuari, A. (1987). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali.
Baudrillard, J.P. (1983). Simulation terjemahan Paul Foss, Paul Patton dan Phillip
Beitchman. Press Cambridge.
(2004). Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Best, Steven & Kellner, Douglas. (1988). Teori Posmodern: Interogasi Kritis.
Jakarta: Kanisius.
Budiardjo, Miriam. (2008). Dasar-dasar Ilmu Poltik. Jakarta: PY Gamedia
Pustaka Utama.
Cahyana, Y.Y. (1995). Iklan Televisi dan Perilaku Konsumtif Remaja di
Perkotaan. Hasil penelitian. Surabaya: Universitas airlangga.
Chaney. (2006). Suatu Bentuk Masyarakat Modern. Jakarta: Kanisius.
Creswell, John W. 2007. Qualitative Inquiry and Research Design, Second
Edition. California: Sage Publication.
Fromm, E. (1998). To Have or To Be. New York: The Continum Publishing
Company.
Genosko, Gary. (2005). “Jean Baudrillard”. Dalam George Ritzer (ed).
Encyclopedia of Social Theory. Vol.2. California, London, New Delhi:
SAGE Publications.
Giddens, Anthony.(2004). Konsekuensi-konsekuensi Modernitas. Yogyakarta:
Kreasi Wacana.
Hoeve, Van. (1989). Ensiklopedi Indonesia. Jilid 2 & 4. Jakarta: PT Ichtiar Baru.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta: Erlangga.
Lee, J Martyn. (2006). Budaya Konsumen Terlahir Kembali: Arah Baru
Modernitas dalam Kajian Modal Konsumsi dan Kebudayaan. Yogyakarta:
Kreasi Wacana.
Lina & Rasyid, H.F. (1997). Perilaku Konsumtif Berdasarkan Locus of Control
Pada Remaja Putra. Jurnal Psikologika,.
Merrin, William. (2007). “Jean Baudrillard.” Dalam John Scott (ed). Fifty Keys
Sociologist: The Contemporary Theorist. First Published. Oxon:
Routledge.
Munandar, A.S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Nissa, A. (2003). Hubungan Antara Konsep Diri dan Sikap Terhadap Diskon
dengan Perilaku Konsumtif. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Spradley, James.P. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana
Yogyakarta.
Strauss dan Corbin. (1997). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya: Bina
Ilmu.
Suyanto, Bagong. (2005). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Sutisna. (2003). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Tjahyana, L. J. (2007, January). Teknologi komunikasi 3g dari sudut pandang
computer mediated communication. Jurnal Ilmiah Scriptura.
Waters, Malcolm. (1994). Modern Sociological Theory London, Thousand Oaks,
New Delhi: SAGE Publications.
Yusufhadi, Miarso. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Penerbit Kencana.
SKRIPSI :
Dr. Ir. Budiman, MS. (2008). Pengaruh Kualitas Produk Handphone NOKIA dan
Gaya Hidup Konsumennya Terhadap Loyalitas, Surabaya: Universitas
Airlangga. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Grefithasia, S.Sos. (2012). Hubungan Gaya Hidup Experiencers dengan Perilaku
Konsumtif Mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya Pengguna Ponsel
Merk Blackberry, Malang: Universitas Brawijaya. Skripsi Tidak
Diterbitkan.
Dwi Susanti, SE. (2011). Gaya Hidup Pengguna Telepon Seluler Blackberry pada
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah, Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan.

INTERNET :
B. Herry-Priyono, “Konsumerisme”, www.kompas.com diakses 8 Maret 2003
Hal.4.
www.community.gopego.com Diakses pada 25 Maret 2014 20:25
www.facebook.com/iPhonesia. Diakses pada 25 November 13.25 WIB.
http://gadgetan.com/iphonesia-komunitas-fotografi-iphone-terbesar-di-
indonesia/48570 Diakses pada 23 Maret 2014 12:12 WIB.
http://halomalang.com/komunitas/detail/iphone-malang-komunitas-pengguna-
idevice Diakses pada 23 Maret 2014 12:125 WIB
www.inilah.com diakses pada 16 Mei 2014 19:02 WIB.
www.iphonesia.com. Diakes pada 25 November 2013 12:06 WIB.
http://koranjitu.com/lifestyle.detail/6501/3.Komunitas.Android.Solo.Ikat.Janji.
Diakses pada 13 Januari 2013, 13:25 WIB.
http://www.malang-post.com/serba-serbi/komunitas?start=15 Diakses pada 31
Desember 2013 18:12 WIB
Malang Post. “Kota Malang 2020: Menjadi International Cyber City”.
http://www.malang-post.com/serba-serbi/redaktur-tamu/54568-kota-
malang-2020-menjadi-international-cyber-city. Diakses pada 16
Desember 2013 07.21 WIB.
Markoff, John. (2007). New Mobile Phone Signal Apple’s Ambition: New York
Times. Diakses pada 25 Desember 2013, 11:13 WIB.
www.mbc-malang.com Diakses pada 13 Januari 2013,13:13 WIB.
Nathabradja, Ikhsan S. www.inilah.com/teknologi Diakses pada 22 Oktober 2013,
01:23 WIB.
www.rajahape.com Diakses pada 26 Februari 2014.
Sarwono. (1994). Iklan Televisi dan Perilaku Konsumtif Remaja di Perkotaan.
www.suarapembaruan.com/new. Diakses 20 Desember 2013.
Suara Pembaruan. “iPhonesia, Komunitas Fotografi Penggemar Apple Gadget”.
(online)http://www.suarapembaruan.co.id Diakses pada 15 Oktober 2012
Pukul20.08 WIB.
www.suarapembaruan.com//iphonesia-komunitas Diakses pada 25 November
2013, 12.02 WIB.
www.teknologi.kompasiana.com Diakses pada 12 Agustus 2013 09:42 WIB.
Tambunan, R. (2001). Remaja dan Perilaku Konsumtif.www.e-psikologi.com.
Diakses pada 13 Desember 14:32 WIB.
Thomas, Owen. (2007). Apple: Hello, iPhone. CNN Money. Diakses 25
Desember 2013, 11:37 WIB.
Biografi Penulis

Penulis lahir di Surabaya pada tanggal 25 Maret 1992 dari pasangan


Suhartono, SH, MM dan Sulastri. Penulis berhasil menyelesaikan Sekolah Dasar
Negri di SDN Kalirungkut I di Surabaya pada tahun 2004. Melanjutkan
pendidikan di SMPN 6 Surabaya dan lulus pada tahun 2007. Kemudian,
melanjutkan pendidikan di SMAN 4 Malang dan lulus pada tahun 2010. Menjadi
mahasiswi Sosiologi angkatan 2010 Universitas Brawijaya dan memperoleh gelar
sarjana pada tahun 2014. Memiliki motto hidup yakni “
Beberapa aktivitas penelitian yang telah dilakukan antara lain: Sistem
status dan pelapisan sosial (Studi Tentang Pembedaan Kelas Yang Terjadi di
Masyarakat Desa Karangrejo Kecamatan Garum Kabupaten Blitar) tahun 2011;
Menjadi volunteer pada DAICFI (Sekolah Autis) dan Sekolah Buta di Philippines
sebagai anggota AIESECers, tahun 2012; Eksistensi Nilai Tanda Produk Apple
pada Komunitas iPhonesia Malang tahun 2013; Penerapan PNPM Mandiri untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Penanggungan Kota Malang,
tahun 2013; Rumah Baca BERGEMA (Bersama Gemar Membaca) implementasi
CSR Bank Jatim cabang Malang. Laporan Praktik Kerja Nyata di Bank Jatim
cabang Malang, tahun 2013; Representasi Nilai Tanda Produk Apple studi
etnografi pada pada Komunitas iPhonesia Malang Laporan Skripsi, tahun 2014.

Contact Person :081333171244


E-mail : liestiana.liestiana@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai