Anda di halaman 1dari 9

BAGIAN 4 REGULASI PEMERINTAH

terlibat tersebut, antara lain penjamin emisi, akuntan publik, konsultan

konsultan

hukum, notaris, perusahaan penilal, biro administrasi efek, dan lain-lain

, dan lain-lain.

Dalam tahap ini penjamin emisi sudah harus ditunjuk oleh perue

b. Proses Underwriting

sa-

haan yang akan go public. Pihak penjamin emisi ini berfungsi sebagai

erfungsi sebagai

pinak yang akan mengatur pemasaran sampaiterualnya saham di pasar

Selain itu, dalam proses underwriting ini dilakukan juga proses due

perdana.

diligence terhadap perusahaan yang akan go public. Prozes due diligence

adalah proses pemeriksaan formal secara mendetail terhadap berbagai

item penting dari suatu perusahaan untuk menentukan apakah suatu

perusahaan sudah siap atau belum untuk go public.

Adapun hal-hal yang dilakukan pemeriksaan dalam proses due diligence

tersebut adalah meliputi: anggaran dasar beserta seluruh kelengkapan

amendemennya, daftar permegang saham, daftar anggota direksi dan

komisaris, daftar lokasi bisnis, financial statement, kontrak-kontrak yang

dibuat oleh emiten, liabilitas (short terms, long terms, dan contingents),

polis asuransi, hak milik intelektual, daftar produksi, perkara-perkara

litigasi, daftar supplier, daftar pelanggan, dan lain-lain.

c. Restrukturisasi Anggaran Dasar

Bahwa anggaran dasar dari perusahaan yang akan go public periu

dilakukan revisi atau amendemen sesuai dengan persyaratan dan per-

aturan perundang-undangan yang berlaku terhadap perusahaan terbuka.

Pelaksanaan restrukturisasi anggaran dasar dilakukan oleh pihak

notaris bersama-sama konsultan hukum. Adapun hal-hal yang perlu

direvisi atau diamendemen dari suatu anggaran dasar tersebut antara


lain adalah permodalan perseroan, jumlah saham diperbanyak, jumlah

saham yang dialokasikan kepada publik, harga nominal saham sesual

dengan yang dipersyaratkan untuk perusahaan terbuka, pengalihan saham

dengan cara yang sesuai dengan aturan pasar modal, persyaratan untuk

direksi dan komisaris lebih diperketat, keuangan harus diaudit akuntan

publik, ketentuan tentang wajib lapor atau wajib diumumkan terhadap

hal-hal tertentu, penyesuaian tentang kuorum dan hak suara dalam

300

BAB 13: PASAR MODAL

Umum Pemegang Saham (RUPS) dan rapat direksi atau komisa-

Rapat

penggunaan dana hasil go public harus jelas, jual beli saham dalam

hal tertentu dilakukan dengan suatu tender offer, dan pengaturan

hal-h tertentu

ntang transaksi yang berbenturan kepentingan (conflict of interest).

tentang transak

Pembuatan Laporan dan Dokumentasi Go Public Lainnya

mengenai laporan-laporan dan dokumen-dokumen tertentu untuk

Bahwa dalam proses go public perlu dipersiapkan sedemikian rupa

kepentingan pelapora kepada pihak yang berwenang.

Adapun dokumen-dokumen yang diperlukan dalam kaitannya dengan

nroses go public sebagai berikut: (1) legal audit dan legal opinion yang

dibuat oleh konsultan hukum; ( laporan keuangan dari akuntan pub-

lik: (3) laporan penilaian dari perusahaan penilai; (4) draf prospektus

(termasuk di dalamnya laporan oleh emiten sendiri); (5) draf prospektus

ringkas (untuk diumumkan dalam dua surat kabar); (6) pernyataan

pendaftaran; dan (7) confort letter.

Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa legal audit adalah salah satu

dokumen penting dalam proses go public suatu perusahaan. Pada dasarnya,

suatu legal audit memuat hal-hal sebagai berikut: (1) pemaparan dan

analisis terhadap anggaran dasar perseroan; (2) pemaparan dan analisis


terhadap permodalan dan saham; (3) pemaparan dan analisis terhadap

direksi dan komisaris; (4) pemaparan dan analisis terhadap izin-izin dan

persetujuan-persetujuan; (5) pemaparan dan analisis terhadap aset-aset

perseroan; (6) pemaparan dan analisis tentang asuransi; (7) pemaparan

dan analisis tentang tenaga kerja; (8) pemaparan dan analisis tentang

penyertaan pada perusahaan lain; (9) pemaparan dan analisis terhadap

kontrak-kontrak; (10) pemaparan dan analisis terhadap persetujuan-

Persetujuan dalam rangka emisi efek; dan (11) perkara-perkara di

pengadilan, arbitrase, dan lain-lain.

e. Pencatatan Pendahuluan Atas Saham-saham

di Bursa Efek

din tahap pendahuluan untuk go public ini perlu juga dilakukan

Da

catatan-pencatatan atas saham-saham di bursa-bursa efek di mana

d aham dari perusahaan tersebut akan dijual, yaitu penjualannya

di pasar sekunder nantinya.

301

BAGIAN 4: REGULASI PEMERINTAH

3. Tahap Pelaksanaan Go Public

Sebagai tindak lanjut dari tahap persiapan dan pendahuluan untl

ak

go public, dan ternyata perusahaan yàng akan go public tersebut men ng

rut penelaahan Bapepam telah memenuhi semua persyaratan yano

ditentukan, maka perusahaan tersebut diberikan 1zin (efektit) untuk p

public. Ini berarti bahwa perseroan terbatas tersebut telah memasu

uki

tahap pelaksanaan go public.

Dalam tahap pelaksanaan ini ada beberapa hal yang perlu dilaku-

kan, yaitu:

a. Proses pengajuan pernyataan pendaftaran emisi ke Bapepam.

b. Public expose, yaitu pernyataan dan diskust dengan pihak publik


atau pihak pejabat yang berwenang.

C. Pembuatan dan pencetakan prospektus, serta pemuatan prospektus

ringkas dalam dua surat kabar.

d. Road show, yaitu dengan berkunjung ke tempat-tempat investor

institusional untuk menawarkan saham.

e. Penjatahan di pasar perdana.

Proses pencatatan dan perdagangan saham di bursa efek.

S. Proses jual beli saham di pasar sekunder (di bursa-bursa saham).

2sus 18.7

Menunggu Wibawa Bapepam Atas Kasus Great River

Indeks boleh saja menyentuh level di atas 1.000 poin di akhir 2004 dan diharapkan

terus naik di atas 309% pada tahun ini. Namun harapan kinerja indeks ini tentu

saja mesti didukung eksistensi penerapan hukum lebih baik.

Seperti harapan para pelaku pasar, jangan lagi pemberian sanksi administratit

saja. Pertanyaannya, sudahkah itu terjadi?

Dari 44 kasus pemeriksaan Bapepam sepanjang 2004, sebanyak 22 kasus a

antaranya telah selesai diperiksa dengan 16 kasus diberikan sanksi administratt

dan enam kasus ditutup karena tidak ditemukan unsur pelanggaran di pasar moda

Beberapa kasus yang diperiksa di antaranya cukup fenomenal dan sanga

302

laporan keuangan PT Indofarma, Tbk penutupan Bank Asiatic dan Bank BDB, dan

enarik hatian publik pada tahun lalu. Kasus itu di antaranya penyimpangan

BAB 13:PASAR MODAL

terkait adanya perdagang saham transaksi repo PT Great River Internasional,

hekuan operasional PT Bank Global, Tbk. Sedangkan kasus yang terakhiryaftu

nbekuan operasional F

Tbk. yang elum tuntaskan Bapepam.

Pemeriksaan transaksi perdagangan saham dan repo PT Great Riveri

ncul menjelang penghujung 2004. Pada pertengahan tahun itu, PT Bursa Efek

munc

1akarta melakukan pemeriksaan dan kemudian dilanjutkan oleh Bapepam dengan


Jakarta melakukar

dugaan perdagangan semu.

Dalam perdagangan saham ini terasa sedikit keanehan. Sejak diperiksa Juni

2004 oleh Bursa Efek Jakarta, Bapepam khususnya biro pemeriksaan dan peryidikan,

kàsus itu baru ditindaklanjuti dengan pemeriksaan sekitar akhir Desember 2004.

Mestinya, ketika hasil temuan ini dilaporkan Bursa Efek Jakarta, Bapepam

langsung menindaklanjuti dan memberikan keputusan. Jika memang tidak terjadi

pelanggaran, Bapepam seharusnya memberikan penjelasan, bukankah itu lebih fain

Atau memang dalam hal ini ada indikasi untuk menunda kasus ini agar tidak

terbuka ke publik?

Tidak terasa, setelah transaksi ini diberitakan 22 Desember 2004, Bapepam,

melalui biro transaksi lembaga efek langsung menyatakan akan menyerahkan

berkas pemeriksaan teknis transaksi perdagangan saham ke biro pemeriksaan

dan penyidikan dan penelaahan transaksi repo Great River ke biro penilaian

keuangan perusahaan sektor riil.

Beberapa waktu lalu dari biro teknis penilaian keuangan perusahaan sektor ril

diperoleh kabar bahwa biro ini telah memasukkan berkas pemeriksaan transaksi

repo ke biro pemeriksaan dan penyidikan untuk ditindaklanjuti.

Hanya saja, dari biro pemeriksaan dan penyidikan ini, hingga saat ini belum

diketahui perkembangan alias masih dalam proses.

Namun merujuk kepada data Bursa Efek Jakarta dan biro teknis Bapepam,

Diro pemeriksaan dan penyidikan semestinya telah memiliki data lengkap dan

dapat segera

segera menindaklanjuti. Artinya, biro ini hanya mencari bukti penguatan

rupelanggaran tanpa memulai pemeriksaan dari awal lagi.

Transaksi Saham

curigaan transaksi perdagangan saham PT Great River internasional Tbk. oleh

ke Kasus tra si perdagangan saham Great River itu sendiri bermula dari adanya

303

BAGIAN 4: REGULASI PEMERINTAH

Bursa Efek Jakarta. Periode transaksi yang dicurgal sejak 5 Februari


arn 2004 hingga

Dua hasil pemeriksaan PTBursa EfekJakarta, ditemukan transaksi pas

emukan transaksi

anjil yaitu

18 Mel 2004.

terjadi lompatan harga pada menit terakhir perdagangan sehingga

ingga menyebabkan

Duah

harga perseroan naik dari Rp 345,-per lembar menjadi Rp 430,-per

adi Rp 430,- per lembar

Berdasarkan data Bursa Efek Jakarta iní diketahui bahwa terda

bahwa terdapat 81

kal

transaksi beli yang mengakibatkan harga naik. Transa ini dilakukan

nsaksi ini dilakukan melalut

sembilan anggota bursa dengan dua brokeryang sangat mendominasi perdao

agangan

Dua brokeryang mendominasi perdagangan menurut data itu adalah PTM

Nilko

Securities Indonesla dan PT Ciptamahardika Mandiri. Nilai transaksi kedua h

sa broker

ini mencapai 90% dari total transaksi ketika ftu atau terkesan adanya transat

marking the close.

Dari pemeriksaan ini pula diketahui ada dua nasabah yang melakukan

transaksi sehingga mendominasi transaksi perdagangan melalui Nikko dan C

tamahardika. Adapun nasabah itu menurut hasil pemeriksaan Bursa Efek Jakarta

adalah melibatkan PT Kali Besar Asri dan Ludvina Agustina.

Atas kejanggalan transaksi ini manajemen Great River menolak berkomentar

Eddy Gono, Direktur Keuangan Great River, menjelaskan terjadinya transaksi itu

merupakan wewenang dari pemegang saham. Jawaban ini masuk akal karena

memang tidak memungkinkan bagi manajemen memberikan penjelasan soal


aktivitas pemegang saham perseroan. Namun, Bursa Efek Jakarta melalui Direktur

Utamanya Erry Firmansyah, ketika ditanya soal hasil pemeriksaan ini tidak dapat

berkomentar banyak. Dia mengatakan kewenangan untuk menyebutkan kasus

ini berada di Bapepam. Sementara Bursa Efek Jakarta dalam hal ini hanya bisa

memeriksa hingga ke anggota bursa dan selanjutnya terserah Bapepam.

Transaksi Repo

Transaksi repo antara Great River dengan PT Asuransi Jiwasraya terjadi saa

perusahaan garmen ini meminjam dana ke perusahaan asuransi senilal Rp 81

miliar. Dari sisi bisnis, memang transaksi ini tidak dilarang dan bahkan diboue

897,5

bila satu perusahaan meminjam dana dengan jaminan saham. Peminjame

kan dibolehkan

memiliki perjanjian, di mana pihak pertama akan melakukan pembelian ke

Peminjaman ini

saham yang dijamink tersebut. Namun menurut pengakuan Indarto

mbelian kembali

Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Bapepam, transaksi ini tidak termuat

engakuan Indarto, Kepali

laporan keuangan perusahaan.

dalam

304

BAB 13: PASAR MODAL

Derseroan dalam laporan keuangan hanya menyebutkan melakukan pemin-

kepada AsuransiJiwasraya sebesar Rp 87,5 miliar pada 25 Februari 2004

jaman k

man ini dicicil mulai bulan kelima dan diakhiri pada 23 Desember 2004

nan ini dicicit

Pinja

dengan tingkat bunga

eean tingkat bunga 16%. Pinjaman ini dijamin dengan perusahaan dari PT

atau setara dengan Rp 87,5 miliar. Nilal ini memakai asumsi harga per lembar
strapermata Karya (pemegang saham perseroan) sebanyak 218,7 juta lembar

ntrapermata Karya (p

saham Rp 400

Pada bulan Oktober 2004, perseroan melakukan pelurasan sebesar Rp 80

miliar dengan menggunakan fasilitas pinjaman PT Bank Mandiri, Tbk. Tampaknya

hal inilah yang menurut Bapepam perlu ditindaklanjuti di biro pemeriksaan dan

Denyidikan. Tetapi pertanyaannya, mengapa bisa tidak dimuat dalam laporan

keuangan?

Dalam kunjungan manajemen ke bisnis, transaksi repo ini memang dilakukan

oleh perseroan. Menurut pengakuan Eddy, proses peminjaman ini dilakukan guna

memperoleh dana pinjaman. Transaksi repo ini telah dilaporkan ke Bapepam dalam

laporan keuangan perseroan per Maret, Juni, dan September 2004.

Proses peminjaman ini didukung oleh salah satu pemegang saham yang

peduli dengan kebutuhan perseroan. Menurut Eddy, tidak ada yang salah dari

proses ini dan diakui bahwa proses peminjaman ini berjalan lancar. Dia mengakui

telah mengembalikan pinjaman ke Asuransi Jiwasraya dengan jaminan saham dan

harganya dipatok pada Rp 400- per lembar. Belakangan pinjaman dengan jaminan

saham seharga Rp 400,- ini, menurut satu sumber, memiliki hubungan dengan

transaksi perdagangan saham perseroan yang diperiksa Bapepam dan Bursa Efek

Jakarta. Namun manajemen Great River membantah tidak ada hubungan transaksi

Tepo ini dengan transaksi sahan oleh pemegang saham.

Sekali lagi, terhadap kasus Great River ini Bapepam tentunya harus segera

membuktikan semua dugaan yang mengemuka di pasar. Apakah ada dugaan

udnsaksi semu, seperti yang diduga Bapepam sebelumnya ftu benar adanya atau

ca pelanggaran lainnya? Apalagi saat ini Bapepam telah mendapat petuah' dari

esiden Republik Indonesia Dr. H. Soesilo Bambang Yudhoyono, MA. yang meng-

gnkan penegakan hukum di pasar modal harus ditingkatkan. Apa pun hasilnya

nant

,tU soal lain. Yang perlujuga dijawab, bagaimana dengan 22 kasus lainnya?

Sumber. www.bisnis.com 19 Januari 2005.

305
BAGIAN 4: REGULASI PEMERINTAH

PERTANYAAN KASUS

1. Apakah yang menjadi penyebab utama terjadinya kasus dugaan adanya

transaksi repo di atas?

2. Apakah dalam kasus di atas ada unsur yang melanggar UU No. 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal oleh PT Great River Internasional?

3. Apa peranan Bursa Efek Jakarta dalam penyelesaian kasus di atas?

4. Keputusan yang bagaimana seharusnya dibuat oleh Bapepam untuk meng

antisipasi terjadinya kembali kasus yang serupa? Jelaskan pendapat Andal

Anda mungkin juga menyukai