Anda di halaman 1dari 7

Tema : “Gue Gitu Loh!

” (Mengenal Diri)
Judul : I Love My Self
Waktu : 2 Bonifasius Onny Juniantoro SDB (90 menit)
Tujuan umum : Para peserta mampu mencintai diri sendiri dengan cara menerima
hkelebihaian kekurangan diri.
Tujuan khusus :
Peserta mampu mengenal kelebihan dan kekurangan diri
Peserta mampu menerima kelebihan dan kekurangan diri
● Peserta mampu mencintai diri sendiri

Landasan:
1 Samuel 16:7
Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang
tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”

1 Korintus 12:21-25
"Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Malahan
justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan
kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pandangan kita kurang terhormat, kita berikan
penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota yang tidak elok, kita berikan perhatian
khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota yang elok. Allah telah menyusun
tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan
penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya
anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan."

1
Fransiskus de Sales
- “Milikilah kesabaran dalam setiap hal, tetapi yang paling pertama adalah dengan
diri sendiri”
- “Jadilah sebagaimana apa adanya Anda”

Setiap orang itu unik. Perbandingan hanya akan mengalihkan perhatian Anda dari setiap
keunikan yang telah diberikan Allah. Alih-alih mencoba menjadi orang lain, berusahalah
untuk menjadi diri Anda sendiri. Allah telah memberikan Anda sebuah misi khusus yang
hanya dapat Anda penuhi jika Anda melaksanakannya.

- Janganlah pernah engkau kecewa melihat ketidaksempurnaanmu sendiri,


terkecuali dengan sikap rendah hati, tenang, damai, tidak dengan emosi dan
amarah; sebab jenis yang terakhir ini lebih mengakibatkan celaka daripada
kebaikan (St Fransiskus de Sales)

St Fransiskus de Sales juga pernah mengatakan,

“Bagi diriku sendiri, jika aku, misalnya, mempunyai kerinduan besar untuk tidak
jatuh ke dalam kebiasaan buruk kesia-siaan, dan namun demikian jatuh amat
dalam ke dalamnya, aku tak hendak mencela diriku sendiri dengan cara seperti
ini: `Bukankah kau ini seorang celaka, yang menyebalkan, sebab telah
membiarkan dirimu sendiri ditaklukkan oleh kebiasaan buruk ini, setelah begitu
banyak ketetapan hati? Matilah dalam aib! Janganlah arahkan matamu ke surga,
hai pembangkang, pengkhianat Allah!’ atau kata-kata serupa. Tetapi aku memilih
untuk memperbaikinya dengan tenang dan dengan penuh belas kasihan,
mengatakan: ‘Ayolah sekarang, hatiku yang malang, Anda jatuh lagi ke dalam
selokan, meski telah berulang kali Anda bertekad untuk menghindarinya. Ah,
marilah bangkit dan tinggalkan sekali untuk selamanya! Marilah memohon
pertolongan dari kerahiman Allah dan menaruh harapan di dalamnya, sebab Ia
akan membantu Anda untuk lebih teguh di masa mendatang; dan sementara itu
marilah kembali ke jalan kerendahan hati. Semangat! Marilah Anda bangkit
mengatasi diri Anda sendiri, sebab Allah akan menolong Anda dan Anda akan
maju.' Setelah celaan ini aku akan mendapatkan kebulatan tekad yang bangkit dan
tidak akan berbuat dosa lagi.

Doa Pembuka
Pengantar

2
Dalam tema ini Anda semua diajak untuk memberi perhatian pada diri sendiri dan bukan
kepada orang lain. Sebab, kurangnya perhatian pada diri sendiri membuat Anda lupa dengan
kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki. Dengan mengenal kelebihan dan kekurangan diri
sendiri, Anda dapat belajar untuk menerima diri dan mencintai diri sendiri. Selain itu, Anda
dapat mengembangkan kelebihan-kelebihan diri Anda dan dengan rendah hati menerima
kelemahan Anda tanpa mengeluh dan protes pada Tuhan. Anda juga tidak menyombongkan diri
di hadapan Tuhan dan merendahkan orang lain dengan kelebihan yang Anda miliki. Dengan kata
lain, orang yang mengenal diri dengan baik akan mampu mengenal Tuhan dan sesama secara
benar. Sementara itu, orang yang tidak mengenal dirinya akan sulit mengenal orang lain, apalagi
Tuhan.

ISI
Setiap orang membutuhkan cinta, kasih sayang, ingin dihargai oleh orang lain. Akan
tetapi, Anda kadang lupa dan kurang mencintai menghargai diri sendiri. Hal demikian terjadi
karena Anda belum memahami diri sendiri secara mendalam. Cinta terhadap diri sendiri akan
terwujud ketika Anda mampu mengenal emosi, pikiran, kepribadian, cara berelasi dengan orang
lain, dan dengan Tuhan. Sekarang kita akan dibantu untuk mengenal diri dengan melihat
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Manusia lebih mudah bersyukur atas apa yang baik, apa yang bermanfaat dan apa
yang nikmat, tetapi sulit bersyukur atas apa yang tidak baik, yang buruk, yang tidak enak.
Selain itu, Anda juga bangga atas kelebihan dan kemampuan yang Anda miliki tetapi
sering menyembunyikan kelemahan dan kekurangan dalam diri, mengeluh, dan bahkan
marah kepada Tuhan.
Kelebihan adalah ciri atau karakter diri Anda dianggap lebih baik daripada kemampuan-
kemampuan atau aspek-aspek lainnya. Sementara itu, kekurangan adalah adanya jarak (gap)
antara harapan yang Anda miliki dengan kenyataan. Dengan kata lain, kekurangan diri adalah hal
yang Anda inginkan supaya menjadi lebih baik. Persoalannya, kekurangan ini biasanya
melahirkan rasa malu dan rasa minder

Mengenal diri dalam Kitab Suci (1 Samuel 16:7)

3
Anda tahu bahwa Allah menciptakan Anda secitra dan segambar dengan-Nya. Manusia
secitra dan segambar dengan Allah karena memiliki sifat-sifat Allah yang mulia. Manusia
mencerminkan kemuliaan Allah itu sendiri, maka dari itu Allah melihat bahwa ciptaannya amat
baik dan manusia adalah ciptaan yang sungguh amat baik. Kemuliaan Allah yang Anda wartakan
sebagai citra dan gambar Allah sesuai dengan kepribadian Anda masing-masing. Anda dilahirkan
dengan keunikan Anda masing-masing yang berbeda dengan orang lain. Setiap pribadi diberikan
bakat dan talenta masing-masing untuk dihidupi dan dikembangkan. Ada kelebihan dan ada juga
kekurangan yang ada dalam setiap pribadi. Oleh karena itu Anda perlu menyadari bahwa Anda
bukanlah pribadi yang sempurna sehingga pantaslah untuk melihat diri Anda ini terlebih dahulu.
“Apa yang menjadi kelebihan saya? Apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan saya?”
Kelebihan patut Anda kembangkan. Kelemahan janganlah menjadi penghalang untuk
Anda terus bertumbuh, berkembang dan berbuat baik. Terkadang manusia menilai Anda dari
fisik Anda yang membuat Anda kurang percaya diri dan akhirnya kurang mencintai diri Anda
sendiri bahkan membenci diri Anda sendiri. Oleh karena itu ketahuilah dan percayalah bahwa
Tuhan tidak hanya melihat seperti yang manusia lihat yakni sebatas pandangan mata. Tuhan
sanggup melihat semuanya yang ada pada Anda yang tampak luar maupun yang ada dalam hati
Anda. Manusia bisa salah dalam menilai tentang diri Anda. Sebaliknya, Tuhan mampu menilai
diri Anda sebagaimana Anda apa adanya.
Setiap pribadi memiliki keunikan yang dapat ditawarkan kepada dunia. Santo Fransiskus
dari Sales mengatakan bahwa upaya membanding-bandingkan diri dengan orang lain hanya akan
mengalihkan perhatian Anda. Allah telah memberikan Anda sebuah misi khusus, yang hanya
dapat Anda penuhi jika Anda melaksanakannya.

Mengenal diri dalam Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus
Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang berharga. Semua hal yang ada pada diri Anda
merupakan pemberian Tuhan yang patut dihargai dan dicintai. Maka pahamilah dengan baik
semua yang Anda miliki baik fisik, psikis maupun yang rohani dan dengan penuh kesadaran.
Yakinlah bahwa semuanya saling mendukung satu sama lain, baik yang kelihatan lemah maupun
yang kuat sekalipun.
Dalam 1 Korintus 6:19 tertulis, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait
Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa

4
kamu bukan milik kamu sendiri?”. Seorang beriman sepantasnya menjaga tubuh dan kehidupan.
Hidup ini bukanlah milik Anda melainkan milik Allah, terlebih karena Roh kudus
bersemayam di dalam diri Anda.

Berikut ini ada lima (5) sikap yang bisa menyebabkan rasa tidak mencintai diri sendiri,
yaitu:
1. Terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain, sehingga kamu lupa dengan kelebihan
yang kamu miliki
2. Kamu lupa untuk bersyukur pada Tuhan atas hidup yang Ia berikan kepadamu dan kamu
terlalu fokus dengan masalah hidup yang menimpamu.
3. Kamu terlalu sering terpuruk dengan dosa dan kesalahan yang pernah kamu lakukan di masa
lalu. Padahal, dosa bukanlah hal yang terburuk di dunia ini. Hal yang terburuk di dunia ini
adalah tidak mau mengaku, bertobat serta memperbaiki kesalahan tersebut.
4. Terlalu banyak berekspektasi, sehingga kamu sering merasa dibuat kecewa dan akhirnya
kamu menyalahkan dirimu sendiri.
5. Kamu terlalu sering melihat 'ke atas' sehingga lupa bahwa masih banyak orang di dunia ini
yang hidupnya jauh lebih menderita daripada hidupmu.

Anda-lah yang melakukan cara-cara di atas, sedangkan orang lain hanya membantu dan
membimbing Anda. Mulailah dengan mengucap syukur. “Mengucap syukurlah dalam segala
hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika
5:18). Rasa syukur merupakan awal mula rasa cinta Anda terhadap diri sendiri, sesama dan
Tuhan yang telah terlebih dulu mengasihi diri Anda.
Penampilan bukanlah penentu seberapa layaknya kamu. Tuhan tidak menilai kamu dari
bentuk tubuh, kulit, asal suku, cantik dan tampanmu. Manusia hanya memiliki satu hal yang
mutlak di dunia ini yatu KEHENDAK alias KEMAUAN. Sementara itu, kesehatan,
kekuasaan, kekayaan, kehormatan itu bisa diambil daripadamu. Manusia mampu memilih di
antara berbagai alternatif yang tersedia. Kehendak manusia tidak dapat dibatalkan. Kehendak
ini terwujud dalam perbuatan Anda setiap hari.
Jika memilih untuk terus memikirkan apa yang akan dilihat orang maka kamu akan
selamanya berada dalam rasa rendah diri dan membenci diri sendiri. Sebaliknya, apabila kamu

5
mulai berubah dan lebih mementingkan perkataan Tuhan, maka kamu akan memulai fase hidup
baru dan mulai mencintai diri sendiri (I love myself) secara sehat. Ketika “I love myself” itu
sudah dihidupi secara sehat maka dengan sendirinya energi positif itu akan terpancar dari
dalam diri kamu. Sukacita dan damai yang selama ini terhambat perlahan kembali mengalir
dalam diri.
Perubahan itu tidak hanya akan dirasakan oleh kamu sendiri, tetapi orang sekeliling pun
akan merasakan suatu perubahan dalam diri kamu. Setelah bisa mengasihi diri sendiri dan
sudah ada perubahan yang dialami, maka saat itulah Anda juga bisa mengasihi dan menghargai
orang lain. Hidup Anda bisa menjadi berkat bagi orang lain yang mungkin pernah mengalami
hal yang serupa, kamu akan menjadi saksi kebaikan Tuhan bagi orang-orang sekeliling kamu.
Tuhan sudah mengaruniakan kasih-Nya bagi kamu dan mengajak kamu untuk hidup dalam
kasih-Nya. Kasihi sesama seperti dirimu sendiri karena Tuhan juga sangat mengasihimu!

Penutup
Dalam proses mencintai diri sendiri Anda terlebih dahulu harus mengenal siapa diri Anda
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Anda mulai belajar untuk sabar dalam
mendengarkan perkataan orang lain. Pendapat orang lain tentang diri Anda seharusnya membuat
Anda mampu menghargai diri dan menyadari kekurangan diri secara sehat.
Rasa syukur menunjukkan bahwa Anda semakin mengenal siapa diri. Kelebihan dan
kekurangan selalu disyukuri karena dari kelemahan itu Anda diingatkan supaya tidak jatuh pada
kesombongan karena memiliki banyak kelebihan. Anda juga belajar untuk memperbaiki
kesalahan sehingga bertumbuh menuju kesempurnaan. Oleh karena itu, pengenalan akan
identitas dan kepribadian diri merupakan syarat mutlak untuk bisa mencintai diri Anda apa
adanya.

Mengenal diri dengan benar berarti mau berubah menjadi semakin sempurna.
Mengenal diri secara salah berarti tidak mau berubah. Tidak ada alasan lain bagi Tuhan untuk
memberi Anda salib selain menyempurnakan diri Anda sendiri.

Pertanyaan refleksi

6
- Apa yang menjadi kelebihanku? Apa yang menjadi kekuranganku? Apa yang harus aku
lakukan untuk terus berkembang menjadi semakin sempurna?
- Apakah kamu akan terus tidak mensyukuri apa yang ada pada diri kamu dan terus
menelan perkataan-perkataan buruk orang terhadap kamu atau fokus kamu akan tertuju
pada perkataan Tuhan?
- Apakah saya sudah mencintai dan menerima diri apa adanya? Bagaimana saya mencintai
dan menerima diri sendiri?

Anda mungkin juga menyukai