MODUL PERKULIAHAN
Manajemen
Penjualan
(W322100018)
Salesforce Training
(Pelatihan Salesforce)
Abstrak Sub-CPMK
Pelatihan dapat didefinisikan sebagai proses Peserta kuliah mampu menjelaskan Konsep Pelatihan khususnya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen penjualan pada sebuah perusahaan.-
tenaga kerja secara keseluruhan dan tenaga
penjualan secara khusus untuk memungkinkan
mereka melakukan pekerjaan mereka secara
efisien dan efektif..-
Bahwasanya karyawan adalah aset terbesar perusahaan. Oleh karena itu, berinvestasi
dalam pelatihan dan pengembangan mereka adalah kunci untuk mempertahankan
pertumbuhan dan kesuksesan bisnis. Komitmen ini masuk akal ketika perusahaan
mempertimbangkan proses panjang yang dilakukan bisnis untuk merekrut dan
mempekerjakan staf yang memenuhi syarat. Namun, seringkali, penekanan pada
kepedulian terhadap pengembangan profesional karyawan berakhir setelah mereka
dipekerjakan.
Dalam manajemen penjualan adalah sangat penting bagaimana untuk menciptakan tenaga
penjualan yang memiliki kemampuan tinggi dalam mendukung program-program
Menurunkan tingkat Turn Over, sebagai akibat dari kegagalan kerja dan motivasi;
Menciptakan semangat kerja yang baik dan kepercayaan diri bagi tenaga penjualan;
Sebagai kontrol dan pesan bagi tenaga penjualan untuk tetap konsisten;
Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan manajemen untuk menciptakan pelatihan yang
efektif dan efisien. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan secara sistematis dalam
mengelola pelatihan tersebut, seperti pada gambar 9.1. berikut.
Pada tahap pertama perlu dilakukan Perencanaan Pelatihan yang terdiri dari Penilaian
Kebutuhan Pelatihan, menentukan Tujuan Pelatihan dan menetapkan Anggaran Pelatihan.
Pada Tahap kedua, perlu disusun Program Pelatihan yang terdiri dari topik (topics)
pelatihan, tempat (where) pelatihan, metode (methods) latihan dan pelatih (trainers) yang
akan digunakan. Tahap ketiga, diperlukan untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan
pelatihan (evaluation) yang untuk kemudian tahap keempat, perlu ditindak lanjuti (follow-
up) agar pelatihan benar-benar dapat memberikan hasil maksimal bagi kepentingan
manajemen penjualan khususnya dan perusahaan secara menyeluruh.
Merencanakan Pelatihan
Pada prinsipnya pelatihan penjualan didesain untuk mengubah atau membentuk perilaku
tenaga penjualan yang lebih efisien di dalam pencapaian tujuan tugas mereka. Pelatihan
akan memberikan kesempatan bagi tenaga penjualan untuk dapat memiliki pengetahuan
(knowledge), ketrampilan (skill), sikap (attitude) dan budaya (culture) yang mendukung
pelaksanaan tugas mereka. Semua hal tersebut harus didukung oleh perencanaan yang
baik.
Tujuan Manajemen;
Survei dan Pengamatan Tenaga Penjualan;
Informasi Pelanggan;
Catatan Perusahaan;
Dan lain-lain.
Tujuan manajemen sangat mempengaruhi jenis pekerjaan dan tindakan yang dibutuhkan
dari setiap elemen organisasinya. Tujuan ini merupakan hasil dari pengamatan perubahan
lingkungan bisnis, peta persaingan yang pada akhirnya juga turut mengubah strategi
perusahaan. Perubahan ini sering kali juga menuntut berubahnya tujuan penjualan.
Misalnya terjadinya peralihan dari transactional relationship menjadi consultative
relationship. Perubahan tersebut jelas menuntut perubahan cara kerja tenaga penjualan
Questionnaire, yaitu melalui lembar isian tertulis yang harus dilakukan oleh tenaga
penjualan mengenai tugas dan pekerjaan yang telah mereka lakukan;
Interviews, yaitu wawancara yang disediakan khusus untuk ini atau melalui
pertemuan-pertemuan tenaga penjualan perusahaan;
Melakukan observasi lapangan, yaitu mengikuti tenaga penjualan ketika melakukan
tugasnya di lapangan.
Dari metode tersebut manajemen akan memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
lapangan dan kemampuan tenaga penjualannya, apakah sesuai atau perlu untuk
ditingkatkan melalui pelatihan.
Kebutuhan pelatihan juga dapat diketahui melalui informasi dari pelanggan. Seperti, hal apa
sajakah yang diharapkan pelanggan untuk diperoleh dari tenaga penjualan perusahaan
sebagai layanan tambahan dari perusahaan. Selain itu dapat juga menanyakan bagaimana
tanggapan pelanggan tentang layanan yang telah diberikan oleh tenaga penjualan
perusahaan selama ini. Informasi ini dapat diperoleh melalui teknik FGD (Focus Group
Discussion) dengan para pelanggan.
Catatan internal perusahaan juga dapat digunakan untuk menilai kebutuhan pelatihan
tenaga penjualan yaitu melalui analisis terhadap data penjualan, laba dan laporan aktivitas
penjualan. Analisis terhadap data tersebut akan memberikan informasi apakah semua
tugas dan target yang telah diberikan dapat dicapai oleh tim penjualan dengan baik.
Penetapan tujuan ini sangat membantu untuk memperoleh dukungan komitmen dari
manajer untuk menyediakan sumber daya (misalnya anggaran) yang dibutuhkan dalam
pelatihan.
Berapa jumlah anggaran yang harus ditetapkan sangat tergantung kepada jenis pelatihan
dan lama waktu yang dibutuhkan. Kedua hal tersebut juga dipengaruhi oleh kebijakan
penempatan tenaga penjualan sebelumnya seperti kualifikasi tenaga penjualan yang
diterima. Anggaran pelatihan diperuntukkan untuk pelatihan tenaga penjualan baru maupun
tenaga penjualan yang sekarang ada di dalam perusahaan. Untuk tenaga penjualan baru,
diperlukan untuk pelatihan dasar yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas sedangkan
bagi tenaga penjualan lama adalah untuk peningkatan kemampuan dan penyesuaian
terhadap perubahan lingkungan penjualan serta untuk mempersiapkan mereka untuk
mencapai tingkatan karir yang lebih tinggi.
Metode apa yang akan digunakan dalam penetapan anggaran, sangat tergantung pada
kondisi masing-masing perusahaan. Namun, secara ideal anggaran ditetapkan
berdasarkan kebutuhan pelatihan itu sendiri dan bukan atas dasar alokasi dana yang lebih
menekankan pada ketersediaan anggaran yang disediakan.
Setiap hal diatas saling terkait satu sama lainnya, karena topik tertentu membutuhkan
persyaratan metode dan tempat yang diperlukan dan pelatih yang digunakan.
Topik pelatihan yang perlu diberikan sangat tergantung pada beberapa hal antara
lain yaitu:
Tujuan pelatihan.
Jenis produk yang dijual.
Latar belakang peserta latihan.
Perusahaan yang menjual produk yang bersifat kompleks dan rumit tentunya pelatihan
penguasaan tenaga penjualan terhadap teknologi produk sangat diperlukan. Begitu juga
dengan pemahaman tenaga penjualan tentang konsumen yang akan dilayaninya.
Secara umum topik pelatihan dapat dibagi atas beberapa kelompok yaitu:
5. Company Orientation. Yaitu diperlukan bagi tenaga penjualan baru agar mengenal
perusahaan tempat kerja barunya dan benar-benar siap untuk menjalankan
tugasnya.
Tempat pelatihan ini sangat tergantung bentuk dan metode pelatihan yang akan
dilaksanakan. Apakah pelatihan harus berada pada kondisi yang sesungguhnya atau dapat
dilakukan dengan cara simulasi. Persoalan sentralisasi atau desentralisasi pelatihan juga
akan mempengaruhi di mana pelatihan tersebut akan dilaksanakan.
Fasilitas pelatihan pada lokasi juga menentukan keberhasilan pelatihan. Fasilitas tersebut
meliputi:
Space. Luas yang layak, model tempat duduk, ruang peragaan/demo, tempat istirahat
dan lain-lain.
Sound. Bagiamana suara di dalam ruangan pelatihan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan perlatihan.
Ventilation (Sirkulasi udara);
Lighting (Pencahayaan);
Equipment (Perlengkapan).
Pelatih (Trainer)
Keragaman materi dan tujuan pelatihan sehingga membutuhkan pelatih yang beragam
juga. Sebenarnya, secara tidak langsung, saat di lapangan, tenaga penjualan mendapatkan
bimbingan dari supervisor-nya namun hal itu belum tentu dapat berjalan bila belum memiliki
dasar yang cukup. Pelatih tenaga penjualan dapat diperankan oleh:
Mengevaluasi Pelatihan
Pelatihan perlu untuk dievaluasi karena sangat diperlukan untuk pengembangan dan
perbaikan pelatihan di masa yang akan datang. Evaluasi pelatihan ini dapat dilakukan pada
empat tingkat evaluasi yaitu :
2. Learning. Evaluasi dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi atas diri peserta
dalam hal sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pengukuran ini dilakukan sebelum
dan sesudah pelatihan.
Menindaklanjuti Pelatihan
Salah satu kesalahan terbesar dari manajemen adalah jika setelah pelatihan tidak
dilakukan tindak lanjut. Pelatihan bukanlah pekerjaan di kelas dan pertemuan pelatihan saja
namun juga harus menyatukan dengan pelaksanaan yang ada di lapangan. Para manajer
perlu untuk mendiskusikan hasil pelatihan dengan tenaga penjualan dan menerapkannya.
Oleh karena itu, hasil eveluasi terhadap pelatihan juga perlu untuk ditindak lanjuti untuk
dapat memperbaiki program dan kinerja pelatihan untuk masa yang akan datang.
Analisis Kesenjangan
Rencana dibuat untuk kegiatan yang akan dilakukan organisasi. Sumber daya keuangan
yang tersedia diputuskan dalam proses anggaran. Sebuah rencana juga harus dibuat untuk
memiliki orang-orang dengan keterampilan yang tepat pada waktu yang tepat. Berikut cara
untuk mengidentifikasi kebutuhan kompetensi, melalui mengidentifikasi kesenjangan
Gagasan utama dari analisis kesenjangan adalah untuk mengisi informasi tentang
kompetensi apa yang kita miliki, apa yang kita butuhkan dan bagaimana kita bisa
mendapatkan apa yang masih harus kita peroleh agar apa yang kita butuhkan dapat
terpenuhi. di berbagai bidang umumnya dan di bidang penjualan khususnya.
Kompetensi tidak bersifat statis. Dengan sering menggunakannya akan membuatnya tetap
hidup dan berkembang. Seringkali dibutuhkan penyegaran, pembaruan ataupun ada
perkembangan baru di suatu bidang. Dengan demikian pelatihan dan pengembangan
secara tersirat merupakan cara mengingatkan tentang apa yang sudah kita ketahui dan
juga sebagai cara untuk memotivasi atau memberi penghargaan kepada karyawan.
Ada tiga tantangan dalam kaitannya dengan pelatihan yang harus diperhatikan untuk masa
yang akan datang.
Membangun Komitmen
Semakin baik kita melatih tenaga penjualan kita, maka akan semakin menarik mereka bagi
organisasi lain dan semakin banyak kemungkinan yang mereka miliki untuk memilih
pekerjaan. Pada saat yang sama, tenaga penjualan yang merasa bahwa organisasi mereka
memberi mereka sesuatu – seperti pelatihan, tugas yang menarik, atau gaji yang lebih tinggi
– maka kemungkinan besar akan setia kepada organisasi mereka. Mereka tidak hanya
merasa berkewajiban untuk bekerja keras, tetapi mereka juga ingin memberikan sesuatu
sebagai balasan kepada organisasi. Komitmen ini merupakan potensi yang tidak disadari
oleh kebanyakan organisasi.
Banyak materi pelatihan yang tersedia yang cenderung kurang dimanfaatkan secara
maksimal. Materi pelatihan harus dibagikan sebagai kebaikan bersama dan tidak akan
kehilangan nilai ketika digunakan oleh orang lain.
Berbagi pengetahuan dalam beberapa budaya tidak dianggap sebagai strategi yang baik
untuk sukses dalam suatu organisasi. Jika kita memberikan pengetahuan kita, mungkin
orang lain akan lebih berhasil dari kita dan mungkin akan mencapai lebih jauh dari kita. Ini
merupakan hal yang kontraproduktif dari sudut pandang organisasi. Untuk membuat tenaga
penjualan yang kompeten mau mengajar dan melatih rekan-rekan mereka, mereka harus
melihatnya sebagai suatu hal yang baik untuk dilakukan. Beberapa hal yang memotivasi
untuk mengajar adalah komitmen dan kewajiban terhadap organisasi, status dan insentif
keuangan. Ini adalah alat yang harus kita gunakan.-
Daftar Pustaka
Chunawalla, S. A. 2011. Sales Management. 11th edition. Mumbai: Himalaya Publishing
House
Dannenberg, H. & Zupancic, D. 2009. Excellence in Sales: Optimising Customer and Sales
Management. Wiesbaden, Germany: Gabler
Ingram, LaForge, Avila, Schwepker, Williams. 2020. Sales Management: Analysis and
Decision Making. 10th edition. Mason, USA: Thomson South-Western
Jobber, D., Lancaster, G. & Le Meunier-FitzHugh, K. 2019. Selling and Sales Management.
11th edition. Harlow, England: Pearson Education Limited
Johnston, M.W. & Marshall, G.W. 2016. Sales Force Management: Leadership, Innovation,
Technology. New York: Routledge
Marshall, G.W., Moncrief, W.C., Rudd, J.M. & Lee, Nick. “Revolution in Sales: The Impact
of Social Media and Related Technology on the Selling Environment,” Journal of
Personal Selling & Sales Management 32 (Summer 2012), pp. 351–365.
Moncrief, W.C. & Marshall, G.W., Lassk, F.G. “A Contemporary Taxonomy of Sales
Positions,” Journal of Personal Selling & Sales Management 26, no. 1 (January
2006), pp. 56–65.
Schwartz, Matthew. 2006. Fundamentals of Sales Management. New York, USA: AMACOM
Singh, Pavitar Parkash (ed). Sales Management. Phagwara, Punjab, India: Lovely
Professional University
Tracy, Brian. 2004. The Psychology of Selling. Nashville, USA: Thomas Nelson
https://www.indeed.com/career-advice/career-development/objectives-of-sales-
management (accessed, August 27, 2021).-