Rasional :
Dasar-Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam adalah mata pelajaran yang berisi kompetensi-kompetensi yang mendasari penguasaan keahlian Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
yaitu keahlian dalam melakukan proses penyambungan dua buah bahan atau lebih yang didasarkan pada prinsip-prinsip proses fusi, sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang
dihasilkan dari pemakaian panas dan tekanan serta proses pembuatan produk dari bahan pelat melalui proses pemotongan, pembentukan, pengecoran dan pengelasan. Mata pelajaran ini merupakan
mata pelajaran dasar kejuruan yang terdiri dari berbagai ilmu dasar sebagai penentu dalam mempelajari mata pelajaran yang lain dalam program keahlian Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam,
agar peserta didik memiliki dasar kompetensi yang kuat dalam mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran pada konsentrasi keahlian di kelas XI dan XII.
Teknik pengelasan dan fabrikasi logam telah berkembang pesat dan digunakan dalam berbagai industri pengelasan konvensional, pengelasan secara otomatis, pengelasan secara robotik,
pembentukan logam secara panas dan dingin, pengecoran logam fero dan non fero, serta industri lain yang terkait dengan pengelasan dan fabrikasi logam.
Mata pelajaran Dasar-Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam berfungsi untuk menumbuhkembangkan keprofesionalan dalam bidang pengelasan dan fabrikasi logam dan pembelajarannya
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, model, strategi, serta metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang dipelajari. Proses pembelajaran
diharapkan dapat dilaksanakan secara interaktif, aktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai denganbakat, minat, renjana, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Pembelajaran dapat dilakukan dengan pendekatan contextual teaching learning, cooperative learning, maupun individual learning. Model pembelajaran yang dapat digunakan antara
lain project-based learning, problem-based learning, inquiry-based learning, discovery-based learning, teaching factory, atau model pembelajaran lainnya yang relevan.
Ada beberapa konsentrasi yang dimungkinkan untuk dibentuk pada program keahlian Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam antara lain Teknik Pengelasan, Teknik Pengelasan Pesawat Udara,
Teknik Pengelasan Kapal, Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur, Teknik Pengecoran Logam, dan sejenisnya. Mata pelajaran Dasar-Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam juga
berkontribusi dalam membentuk kompetensi (hard skills), soft skills dan karakter peserta didik pada bidang teknik pemesinan dan pengepasan (Fitting and
Machining) sehingga menjadi warga yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Mata pelajaran Dasar-Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam berkontribusi dalam memampukan peserta didik agar menjadi warga negara yang menguasai dasar program keahlian Teknik
Pengelasan dan Fabrikasi Logam, serta beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, dan kreatif
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami proses bisnis bidang manufaktur secara menyeluruh, antara lain perancangan produk (Design for X), Mata
rantai pasok (supply chain), logistik, proses produksi pada industri manufaktur dan rekayasa, perawatan mesin, dan pegelolaan sumber daya manusia dengan
(CP)
memperhatikan potensi dan kearifan local
Kata/Frasa Kunci, ● Kata/Frasa kunci : Kesehatan dan Keselamatan Kerja; K3; Budaya Kerja Industri
Topik/Konten Inti, ● Topik/Konten Inti : K3 LH Pada Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Penjelasan Singkat ● Penjelasan Singkat : Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan dalam dunia industry adalah salah satu unsur yang amat penting dalam proses
manufaktur Fabrikasi Logam untuk mencegah terjadinya kecelakaan, penyakit dan segala akibat yang berdampak terhadap pekerja maupun lingkungan
sekitar. Untuk menjamin hal tersebut maka budaya kerja yang baik dan aman dalam lingkungan kerja perlu diterapkan dengan penuh kesadaran.