Anda di halaman 1dari 9

INTERPRETASI KARAKTER HEWAN DALAM FABEL:

KAJIAN HERMENEUTIKA

INTERPRETATION OF ANIMAL CHARACTERS IN FABEL:


HERMENEUTICS STUDY
Hasnawati Nasution
Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Jalan Beringon 2 Nomor 40, Kompleks Gubernuran, Telukbetung, Bandar Lampung
Pos-el: ananasution2016@gmail.com

*)Naskah diterima: 9 Juli 2021; direvisi: 7 September 2021; disetujui: 15 Oktober 2021

Abstrak
Fabel merupakan cerita yang diperankan oleh hewan, tetapi sifat dan tindakan yang
dilakukan hewan tersebut adalah karakteristik manusia. Karakter manusia yang diperankan
hewan tesebut dikaitkan dengan sifat hewan tersebut di alamnya. Penelitian ini bertujuan
mengiterpretasikan karakter hewan dengan karakter manusia yang diperankannya di dalam
fabel. Kajian interpretasi pada fabel ini menggunakan toeri hermeneutika Gadamer yang
menggabungkan dialektis dan histori. Interpretasi yang dilakukan dikaitkan dengan karakter
hewan yang dikenal masyarakat baik itu karakter fisik maupun karakter hewan secara
metafornya, misalnya ular adalah hewan buas dan di dalam masyarakat sering digunakan
sebagai metafor sifat licik. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan dan persamaan antara karakter hewan di dalam fabel dengan sifat manusia
yang diperankannya. Hewan buas memerankan karakter manusia yang kuat dan berkuasa
bahkan terkadang menyakiti hewan yang lemah. Hewan kecil seperti kancil memerankan
sifat dan karakter manusia yang lemah, tetapi cerdik. Adakalanya sifat cerdik kancil dapat
mengalahkan hewan yang kuat.

Kata kunci: interpretasi, karakter hewan, hermeneutika

Abstract
Fables are stories played by animals, but the nature and actions of the animals are human characteristics.
The human character played by the animal is associated with the nature of the animal in nature. This
study aims to interpret animal characters with the human characters they play in fables. The study
of interpretation of this fable uses Gadamer’s theory of hermeneutics which combines dialectics and
history. The interpretation carried out is associated with animal characters that are known to the public,
both physical characters and animal characters metaphorically, for example snakes are wild animals and
are often used in society as a metaphor for cunning nature. Based on the analysis carried out, it can be
concluded that there are relationships and similarities between the animal characters in the fable and
the human traits they play. Wild animals portray human characters who are strong and powerful and
sometimes even hurt weak animals. Small animals such as mouse deer portray the nature and character
of humans who are weak, but clever. Sometimes the clever nature of the mouse deer can defeat a strong
animal.

Keywords: interpretation, animal’s character, hermeneutics

110 Vol. XVI, Nomor 2, Desember 2021


PENDAHULUAN kebudayaan tersebut. Pradopo (2000:4)
Cerita rakyat berkembang di dalam Berdasarkan penelitian terdahulu, ka-
masyarakat yang diwariskan secara tu- jian hermeneutik digunakan untuk meng-
run-temurun dari mulut ke telinga. Cerita itu interpretasikan sebuah cerita. Pada fabel,
berkembang begitu saja dalam masyarakat tokoh cerita adalah hewan. Untuk mengin-
tanpa diketahui siapa pengarang cerita itu. terpretasikan karakter hewan banyak pene-
Banyak cerita yang memiliki alur dan tema liti menggunakan kajian hermeneutik. Be-
yang sama di beberapa daerah, tetapi nama berapa kajian fabel yang menggunakan te-
tokoh dan latar tempat terjadinya cerita me- ori hermeneutik antara lain adalah sebagai
nyesuaikan budaya daerah tempat berkem- berikut. Juanda, (2018) mengekplorasi nilai
bang cerita tersebut. Cerita rakyat merupa- fabel sebagai sarana alternatif untuk pendi-
kan salah satu sastra lisan yang berkembang dikan karakter siswa SMP. Kajian citra pe-
di dalam masyarakat. Sastra lisan tidak ha- rempuan di dalam dongeng dengan anali-
nya mengandung cerita, mitos, legenda, dan sis hermeneutik juga dilakukan oleh (Jetia,
dongeng, tetapi juga mengandung berbagai Juliana Mon (2020). Teori Hermeneutik di-
hal yang menyangkut hidup dan kehidupan gunakan sebagai teori dan metode mema-
komunitas pemiliknya. Sastra lisan adalah hami teks sastra sebagaimana ditulis oleh
identitas komunitas dan salah satu sumber Anshari (2009) Teori hermeneutik diguna-
penting dalam pembentukan karakter bang- kan sebagai landasan interpretasi terhadap
sa. Cerita rakyat yang berkembang di da- sebuah karya sastra. Begitu juga halnya da-
lam masyarakat biasanya membawa pesan lam menginterpretasikan karakter hewan
tertentu, misalnya kejujuran, menepati jan- di dalam fabel. Teori tersebut digunakan
ji, akhlak pada orang tua, keberanian, dan sebagai landasan untuk mendeskripsikan
ketulusan hati. Secara tidak langsung cerita dan menginterpretasikan karakter hewan.
ini memberikan pendidikan karakter pada Masyarakat Lampung memiliki ke-
anak-anak karena biasanya cerita ini diceri- kayaan kebudayaan salah satunya cerita
takan orang tua pada anak-anaknya. Cerita rakyat. Lampung memiliki cerita rakyat
rakyat merupakan pintu masuk untuk me- tentang kepahlawanan, legenda, dan keaja-
mahami permasalahan masyarakat pemilik iban yang diberikan dewa dan fabel. Cerita
tradisi yang bersangkutan. fabel yang berkembang di Lampung ham-
Cerita rakyat berkembang di dalam ma- pir sama dengan fabel yang berkembang di
syarakat yang diceritakan dari satu generasi daerah lainnya di Indonesia. Hewan yang
ke generasi berikutnya secara turun-temu- menjadi tokoh cerita antara lain harimau,
run. Oleh karena itu, banyak pakar sas- gajah, ular, kancil, dan lain-lain. Hewan
tra yang menyatakan bahwa cerita rakyat buas seperti harimau selalu digambarkan
merupakan salah satu tradisi sastra lisan sebagai hewan yang suka menindas hewan
masyarakat. Tradisi lisan erat kaitannya lain. Harimau biasanya bergelar raja hutan.
dengan budaya dan adat istiadat yang me- Tokoh kancil juga menjadi idola sebagai
lekat pada suatu masyarakat. Kebudayaan tokoh yang cerdik dan selalu memenangi
merupakan proyeksi pengetahuan dan ak- keadaan.
tivitas masyarakat terhadap persoalan ke- Pada dasarnya, tokoh-tokoh dalam fa-
hidupan. Hasil kebudayaan itu kemudian bel merupakan manifetasi dari karakter
menjadi pedoman bagi masyarakat untuk manusia. Cerita di dalam fabel sama saja
bersikap atau berperilaku dalam berinter- dengan cerita biasa, tetapi pada fabel to-
aksi dengan anggota masyarakat pemilik kohnya adalah hewan. Karakter hewan

Interpretasi Karakter Hewan dalam Fabel: Kajian Hermeneutika 111


yang buas biasanya mewakili sifat kekua- mukan problem filosofis pengembangan
saan dan kekuatan, sementara kancil me- ontologi baru peristiwa pemahaman. Ga-
wakili karakter cerdik dan pintar. damer menginginkan untuk menggiring
Akan tetapi, untuk mengkaji sifat dan fenomena pemahaman yang lebih ditonjol-
karakter hewan dalam fabel diperlukan in- kan. Gadamer bekerja pada tataran dasar
terpretasi untuk menghasilkan sebuah ke- dan pertanyaan fundamental: bagaimana
simpulan. Interpretasi pada sebuah teks da- pemahaman dapat berlaku, tidak hanya da-
pat dilakukan dengan menggunakan kajian lam hal-hal kemanusiaan, tetapi juga dalam
hermeneutika Melalui kajian hermeneutik pengalaman manusia secara keseluruhan.
diinterpretasikan hubungan antara karak- Gadamer sangat kritis terhadap ketergan-
ter hewan, ciri-ciri fisik dan hubungannya tungan pemahaman modern terhadap pe-
dengan hewan lain. Selain itu, faktor bu- mikiran teknologis yang berasal dari sub-
daya juga menjadi landasan kajian herme- jektivisme dalam menentukan kesadaran
neutika ini. Hal ini menjadi alasan penulis subjektif manusia dan kepastian nalar yang
tertarik meneliti karakter hewan pada fabel didasarkan kepada subjektifitas tersebut
Lampung. Melalui penelitian ini, penulis sangat bergantung pada poin referensi uta-
mencoba mengkaji makna yang terkadung ma bagi pengetahuan manusia. Pemaham-
dalam fabel yang diambil dari cerita rakyat an mereka lebih dialektis yang mencoba
di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tang- memungkinkan pendekatan itu sendiri di-
gamus, dengan menggunakan kajian her- bimbing oleh hakikat apa yang dipahami
meneutika Gadamer. Adapun cerita rakyat oleh keberadaan tersebut.
yang akan dikaji pada penelitian ini adalah
“Gong Maharaja.” Dalam hal ini akan dika- LANDASAN TEORI
ji hubungan karakter dan ciri fisik hewan Gadamer menguji pengalaman herme-
tersebut dengan karakter manusia yang di- neutisnya dengan mengkritisi konsep peng-
perankannya. alaman. Dia menemukan konsep penga-
Hal yang menjadi permasalahan pada laman yang ada terlalu berorientasi ke arah
penelitian ini adalah mengetahui karakter pengetahuan sebagai bentuk perasaan dan
tokoh hewan pada fabel “Gong Maharaja” pengetahuan sebagai jasad data konseptual.
dan hubungan karakter tokoh hewan ter- Dalam kaitannya dengan cerita rakyat yang
sebut dengan karakter manusia yang dipe- mengandung mitos-mitos yang berlaku di
rankannya. dalam masyarakat, Gadamer melontarkan
Secara etimologis, kata hermeneutic ber- konsep pengalaman historis dan dialektis
asal dari bahasa Yunani hermeneutin yang dimana pengetahuan bukan hanya persep-
berarti menafsirkan kata benda hermeneia si semata tetapi juga merupakan kejadi-
dan secara harfiah dapat diartikan sebagai an, peristiwa, dan perjumpaan (Gadamer,
penafsiran atau interpretasi (Sumaryono, 2004:535)
1999:23) Hermeneutika secara umum dapat Ketika seseorang mengatakan bahwa
diartikan sebagai suatu teori atau filsafat dia “milik” suatu kelompok sosial tertentu,
tentang interpretasi makna. Hermeneutika maka ia menjadi milik suatu tempat ter-
adalah studi pemahaman, khususnya pe- tentu di dalam sejarah dan negeri tertentu.
mahaman teks (Palmer, 2003:8) Dia akan mengenal budaya, bahasa, adat,
Gadamer dalam Hadi (2004:90) menya- dan tradisi masyarakat tersebut. Dengan
takan bahwa ada konsekuensi positif dan cara yang serupa dia akan menjadi pemilik
bermakna dari fenomenologi untuk mene- bahasa dan sejarahnya karena dia berpar-

112 Vol. XVI, Nomor 2, Desember 2021


tisipasi di dalamnya. Fenomena milik ini kaitan erat dengan moral. Teks cerita fabel
merupakan hal yang paling signifikan bagi tidak hanya mengisahkan kehidupan bina-
pengalaman hermeneutis. Pengalaman ter- tang, tetapi juga mengisahkan kehidupan
sebut merupakan landasan bagi adanya manusia dengan segala karakternya. Bina-
kemungkinan perjumpaan dengan waris- tang-binatang yang ada pada cerita fabel
an budaya seseorang di dalam teks. Teori memiliki karakter seperti manusia.
pemahaman teks yang dikembangkan oleh Nurgiyantoro, (2018:22) mengatakan
Gadamer dikenal dengan istilah teori afek- cerita binatang seolah-olah tidak berbeda
tif historis (Faiz, 2002:20) halnya dengan cerita yang lain, dalam arti
Gadamer merumuskan dua bentuk cerita dengan tokoh manusia, selain bahwa
pemahaman, yaitu pemahaman terhadap cerita itu
konten kebenaran (truth content) dan pema- menampilkan tokoh binatang. Cerita
haman terhadap intensi (Palmer, 2003:213) binatang juga hadir yaitu sebagai personi-
Pemahaman terhadap konten berarti me- fikasi manusia, baik itu yang menyangkut
mahami makna yang dikandung proposi- penokohan lengkap dengan karakternya
si dan substansi materi teks. Pemahaman maupun dalam persoalan hidup yang di-
terhadap intensi berarti memahami kondi- ungkapkan. Berdasarkan pendapat di atas,
si atau situasi dibalik fenomena atau teks. dapat disimpulkan bahwa cerita binatang
Pemahaman pada aspek kedua inilah yang tidak berbeda dengan cerita yang lainnya,
kemudian menjadi perhatian Gadamer se- dalam artian dengan tokoh manusia, selain
bagai kesadaran pemahaman menyejarah. cerita yang menampilkan tokoh binatang.
Proposisi prasangka historikalitas be- Cerita binatang ini hadir yaitu sebagai per-
rangkat dari pemikiran Heidegger tentang sonifikasi manusia, baik itu menyangkut
pemahaman yang berasal dari visualisasi sebuah penokohan dengan karakternya.
dan imajinasi pemikiran. Gadamer mengis-
tilahkan kerja prasangka subjek. Subjek da- METODE PENELITIAN
lam mengalisis pengalaman diberi kesem- Metode penelitian kajian hermeneuti-
patan untuk melakukan prasangka atas se- ka menggunakan metode kualitatif, yakni
jarah teks. Kerja hermeneutika adalah kerja dengan menginterpretasikan sebuah karya
dialogisasi. Oleh karena itu, sejarah harus sastra menggunakan teori hermeneutika.
dibentuk sebagai objek dinamisasi melalui Metode penelitian ini mengikuti alur kerja
prasangka subjek (Bleicher, 2007:159). Pra- hermeneutik Gadamer sebagai kerja filsafat
sangka subjek adalah pertanyaan awal atas dan praktis. Ada enam alur kerja hermene-
objek sebagai proses pemahaman. utika yang dikemukakan oleg gadamer ya-
Fabel termasuk jenis teks cerita fiksi, itu, interpretator, teks interpretatif, historis
bukan kisah tentang kehidupan nyata. Fa- teks, prasangka, analisa data, dan prasang-
bel sering juga disebut cerita moral karena ka. (Darmaji, 1999:121)
pesan yang ada di dalam cerita fabel ber-

Interpretasi Karakter Hewan dalam Fabel: Kajian Hermeneutika 113


Darmaji mengutip Gadamer yang men- kancil dan bersifat cerdik serta licik. Suatu
jelaskan bahwa alur kerja hermeneutik Ga- hari gajah melihat kancil menunggui
damer merupakan kerja interpretatif, ber- sebuah benda besar yang tergantung di
sifat dialogis yang melibatkan persoalan pohon. Bentuk benda itu seperti sebuah
historisitas dan prasangka. Hermeneutika gong. Liman bertanya kepada kancil
adalah sebuah konsep interpretatif terha- tentang benda itu. Kancil brerkata benda
dap simbol, tradisi, tindakan, teks, dan ben- itu adalah gong maharaja. Ia ditugasi untuk
tuk-bentuk material lainnya yang bersifat menjaga gong tersebut. Meskipun kancil
konkret, misalnya ilmu pengetahuan dan tahu bahwa benda itu adalah sarang lebah,
teknologi. Ilmu hermeneutika berdasarkan dia mengatakan kepada Liman bahwa
subjek dan objek. Subjek adalah interpre- benda itu adalah gong milik rajanya. Hal
tator sedangkan objek adalah sasaran inter- itu membuat Liman penasaran dan ingin
pretatif. Peran subjek terhadap objek ada- memukul gong tersebut. Kancil tidak
lah mendefinisikan apa yang dimaksudkan serta merta mengizinkan Liman memukul
oleh objek. Pemahaman lebih menekankan gong. Kancil sengaja mengerjai Liman
pada struktur pengalaman. Struktur peng- dan membuat Liman semakin penasaran.
alaman merupakan usaha dialektik. Dialek Kancil tahu bahwa Liman akan semakin
pengalaman tidak hanya mengetahui, me- pena­saran jika keinginannya tidak dituruti.
lainkan keterbukaan terhadap pengalaman Akhirnya kancil mengatakan bahwa dia
yang dimainkan secara bebas oleh penga- harus pergi jauh dulu sebelum Liman
laman sendiri. Pemahaman adalah historis- memu­ kul gong agar raja tidak marah
kalitas, yaitu proses interpretasi produktif kepada kancil karena tidak menjaga gong
terhadap objek dengan memahami sejarah. milik raja. Akhirnya setelah kancil pergi,
Interpretasi tanpa pendekatan historis akan Liman memukul sarang lebah itu. Penghuni
sangat sulit dalam memahami teks. (Bleic- sarang langsung ke luar dan menyengat
her, 2007:159) Liman karena merasa terganggu. Liman
Data penelitian ini adalah cerita rakyat langsung berlari dan masuk ke sungai agar
dari Kecamatan Semaka, Kabupaten Tang- terhindar dari sengatan lebah. Liman kesal
gamus yang merupakan teks lisan. Data di- sekali karena menyadari bahwa kancil telah
peroleh langsung dari penutur asli. Metode membohonginya.
yang digunakan untuk memperoleh data
ini adalah metode rekam dan catat. Penutur
b. Interpretasi Teks
bercerita dan peneliti merekam cerita terse- Fabel merupakan cerita yang meng-
but. Cerita dituturkan dalam bahasa Lam- gunakan binatang sebagai tokohnya. Na-
pung. Setelah itu, rekaman ditranskripsi mun, setiap binatang yang menjadi tokoh
dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indo- pada cerita tersebut mewakili sebuah sifat
manusia, misalnya, ada binatang yang ber-
nesia. Setelah data diperoleh, data diinter-
presi secara hermeneutika dengan meng- sifat cerdik, jahat, dan sombong. Karakter
gunakan alur kerja hermeneutik Gadamer. binatang yang menjadi tokoh pada seti-
ap cerita tentu memiliki ciri khas tertentu.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kancil sering menjadi tokoh yang cerdik
a. Sinopsis Gong Maharaja yang bisa mengatasi masalahnya dengan
Sekor gajah bernama Liman bersahabat kecerdikan akal yang dimilikinya. Hewan
dengan kancil. Gajah bertubuh tambun dan yang di dalam dongeng dikenal sebagai
suka makan, sementara kancil bertubuh kancil sebenarnya adalah pelanduk, yakni

114 Vol. XVI, Nomor 2, Desember 2021


hewan mamalia, berkaki empat yang ber- Tidak hanya berkuasa dan kuat, interpreta-
tubuh kecil dan memiliki bulu berwarna si dari hewan-hewan yang menjadi lawan
cokelat. Ukuran tubuh pelanduk tidaklah kancil ini juga menggambarkan orang yang
besar, tingginya hanya 50-an cm dan berat- memiliki kekayaan sehingga dia bisa ber-
nya berkisar 1.6 sampai 2 kg. Kancil meru- kuasa dengan kekayaan dan dimilikinya.
pakan hewan herbivora, makanannya buah Interpretasi sifat manusia yang ada di
dan daun-daunan. dalam fabel bukanlah khayalan belaka.
Tokoh kancil sangat banyak ditemui se- Sesuai dengan teori Gadamer, interpretasi
bagai tokoh utama dalam dongeng (fabel) yang dilakukan pada fabel nusantara me-
di nusantara. Hampir setiap daerah memi- libatkan historisitas dan prasangka. Sim-
liki cerita yang menjadikan kancil sebagai bol hewan yang digunakan sebagai tokoh
tokoh utama. Pada umumnya, kancil da- dalam cerita fabel tidak dapat terlepas dari
lam cerita rakyat nusantara digambarkan budaya, tindakan, dan tradisi yang ber-
sebagai binatang yang bersifat positif, yak- kembang di dalam masyarakat. Interpretasi
ni cerdik dan pintar. tesebut akan menghasilkan sebuah kesim-
Bentuk fisik kancil secara hermeneutika pulan yang dikaji secara subjektif oleh in-
dapat diinterpretasikan sebagai masyara- terpreter.
kat biasa yang tidak memiliki kekuasaan
dan kekuatan. Interpretasi lain dari kondisi c. Historis dan Prasangka
kancil adalah orang yang lemah karena tu- Dalam pemahaman prastruktur se-
buhnya kecil. Dalam kehidupan nyata ba- seorang harus merujuk pada dirinya sen-
nyak kita manusia yang memiliki sifat se- diri dan terhadap dunianya yang terbentuk
perti kancil. Tubuh kancil yang kecil meng- secara historis. Pembentukan intensi-inten-
gambarkan bahwa orang yang berhasil si dan prakonsepsi serta cara pandang sese-
atau orang yang panjang akal itu bukanlah orang merupakan warisan dari masa lalu-
melulu orang kaya atau orang yang punya nya. Jadi seseorang bergerak dan menetap
kekuasaan. Tidak selamanya solusi sebuah dalam suatu dunia pemahamannya yang
masalah harus diselesaikan dengan kekuat- terbentuk secara historis ketika karya sas-
an dan kekuasaan. Tubuh kecil kancil me- tra dipertemukan, ia akan menghadirkan
wakili keadaan orang-orang dari kalangan dunia yang lain (Hadi, 2004:20)
biasa, masyarakat pada umumnya. Banyak Begitu juga halnya ketika seseorang
masyarakat yang awalnya hanyalah orang membaca fabel. Binatang buas eperti hari-
biasa, tetapi karena kegigihannya dapat mau dan buaya telah dikenal sebagai bina-
berhasil dan sukses dalam kehidupannya. tang yang tidak bersahabat dengan manu-
Sebaliknya, lawan kancil seringkali ada- sia. Binatang buas ini dapat mencelakakan
lah hewan yang kuat, bertubuh besar, dan manusia. Oleh karena itu, di dalam fabel,
buas. Dapat diinterpretasikan bahwa he- binatang buas selalu dianalogikan sebagai
wan besar ini adalah orang yang kuat dan hewan yang licik. Sementara binatang yang
memiliki kekuasaan. Orang yang berkuasa kecil seperti kancil atau hewan yang biasa
biasanya dapat berbuat apa saja dengan ke- dipelihara manusia dianalogikan sebagai
kuasannya. Apapun dapat diaturnya sesu- hewan yang bersifat baik.
ai keiginannya karena dia memiliki kekua- Pengalaman atau historis telah mem-
saan. Tidak hanya kekuasaan, biasanya he- bentuk prasangka yang melekat dalam pola
wan buas dapat diinterpretasikan sebagai pikir manusia sehingga jika dalam sebuah
manusia yang bersifat jahat, kasar, dan uat. fabel ada tokoh kancil atau sapi, pembaca

Interpretasi Karakter Hewan dalam Fabel: Kajian Hermeneutika 115


telah berprasangka bahwa ini adalah tokoh manis. Kecerdasan diperlukan untuk men-
baik. Jika ada tokoh ular dalam fabel, sebe- ciptakan trik-trik kebohongan dan penipu-
lum menyelesaikan membaca cerita, pem- an yang tidak disadari orang lain. Semakin
baca telah berprasangka bahwa ular adalah tinggi tingkat kecerdasan seseorang, sema-
hewan yang licik. kin halus penipuan dan kebohongan yang
bisa dilakukan oleh seseorang. Secara his-
d. Analisis Tokoh Hewan dalam Fabel toris asumsi ini dapat dibenarkan karena
“Gong Maharaja” telah banyak terjadi selama kehidupan ma-
Analisis Tokoh Kancil nusia. Bagi orang yang telah berpengalam-
Berdasarkan cerita “Gong Maharaja” an pernah kena tipu, tentu dia akan lebih
ditemukan dua tokoh yakni kancil dan ga- berhati-hati terhadap orang yang bermulut
jah. Kancil memiliki sifat yang jahil tanpa manis. Prasangka akan lahir berdasarkan
memikirkan kerugian yang akan ditimbul- pengalaman atau historis.
kan sebagai akibat perbuatannya meskipun
yang akan dirugikannya adalah temannya Analisis Tokoh Gajah
sendiri karena di dalam cerita ini dikisah- Pada cerita “Gong Maharaja” gajah di-
kan kancil berteman dengan gajah. Pada ce- gambarkan sebagai hewan yang lugu se-
rita ini dikisahkan kancil mengetahui bah- hingga dapat tertipu oleh kancil. Gajah ter-
wa benda yang disebutnya sebagai gong kecoh oleh kata-kata kancil yang menyata-
adalah sebuah sarang lebah. Bila sarang kan bahwa kancil sedang menjaga sebuah
lebah itu dipukul, tentulah lebah-lebah gong milik raja. Dapat diinterpretasikan
akan keluar dari sarangnya dan menyerang bahwa gajah berpikir jika gong tersebut mi-
makhluk yang telah menganggu ketenang- lik seorang raja, tentulah gong itu sangat ba-
an mereka di dalam rumahnya. Sifat licik gus, mahal, dan suara gong itu bagus. Me-
si kancil ini diinterpretasikan sebagai se- lalui alur kerja hermeneutika Gadamer, sifat
seorang yang tega dan sengaja merugikan yang dimilki oleh gajah ini dapat ditelaah
temannya. Orang seperti ini biasanya ber- berdasarkan historisitas dan pengalaman.
tutur kata manis dan bermuka manis se- Berasarkan sejarah dapat dibuktikan bahwa
hingga orang lain tidak akan mengira kalau barang-barang peninggalan yang dimiliki
dia akan melakukan hal yang jahat. Kancil oleh raja atau bangsawan zaman dulu ada-
yang memiliki badan kecil merupakan ma- lah barang-barang yang berkualitas bagus.
nifestasi seseorang yang biasa, mungkin Benda-benda seperti gong, alat rumah tang-
juga tidak diperhitungakan akan melaku- ga, dan senjata peninggalan sejarah terbuat
kan sebuah kejahatan. Seringkali manusia dari logam berharga, misalnya gong dan
terkecoh dengan penampilan yang baik gelas yang terbuat dari emas. Berdasarkan
dan ramah. Saat seseorang yang baik itu pengalaman ini, tidak salah jika gajah me-
berusaha menjerumuskan dengan segala ngira bahwa gong raja yang dijaga oleh kan-
tipu daya, orang lain tidak akan menyadar- cil adalah benda istimewa. Keyakinan itu
inya tipu daya tersebut. Ketika kerugian mendorongnya untuk mencoba memukul
atau musibah telah terjadi, barulah seseo- gong tersebut.
rang itu menyadari dia telah tertipu. Gajah merupakan manifestasi sifat ma-
Dengan menggunakan kajian hermene- nusia yang tidak mampu mencermati ke-
utika dapat diinterpretasikan bahwa sebu- adaan lingkungan. Dia tidak memeriksa
ah kejahilan atau kebohongan itu memer- terlebih dahulu benda yang disebut kancil
lukan sebuah kecerdasan dan sikap yang sebagai gong. Agar seseorang tidak terjeru-

116 Vol. XVI, Nomor 2, Desember 2021


mus ke dalam hal-hal yang merugikan diri- kental. Melalui kajian hermeneutika, pesan
nya, dia harus mampu mencermati keada- yang terdapat di dalam cerita dapat diinter-
an lingkungannya. Seharusnya gajah tahu pretasi lebih rinci. Tokoh kancil yang kecil
bahwa dia dibohongi kancil jika dia meli- diinterpretasikan sebagai masyarakat biasa
hat dulu benda yang disebut kancil sebagai yang tidak memiliki kekuasaan dan keka-
gong itu. Situasi ini dapat diinterpretasikan yaan tetapi memiliki banyak akal agar kei-
bahwa kita harus melakukan sesuatu de- nginannya tercapai. Hewan kuat dan buas
ngan penuh ketelitian agar tidak terjebak seperti gajah, singa, dan buaya merupakan
dalam tipu daya seseorang. Jika seseorang manifestasi dari sifat manusia yang punya
hanya mengikuti keinginan hatinya atau kekuasaan, kekuatan, dan kesombongan.
nafsunya, dia akan terjerumus kepada hal- Selain itu, cerita rakyat juga akan mem-
hal yang merugikan dirinya. Kesimpulan bantu pembaca mengenal budayanya kare-
ini tentu diperoleh dari pengalaman dan na cerita rakyat memiliki berbagai macam
hitoris kehidupan manusia. Hal ini sejalan simbol yang berkaitan erat dengan budaya.
dengan teori Gadamer yang menyatakan
bahwa historis akan menimbulkan pra- DAFTAR PUSTAKA
sangka dan menghasilkan interpretasi. Anshari. (2009). Hermeneutika sebagai
Teori dan Metode Interpretasi Makna
e. Legitimasi Teks Sastra. Sawerigading, Vol 15 No.,
Interpretasi yang dilakukan dengan 187–192.
menggunakan teori Gadamer membantu Bleicher, J. (2007). Hermeneutika Kontempo-
pembaca untuk membuktikan bahwa inter- rer, Hermeneutika Sebagai Metode, Filsa-
pretasi dan prasangkanya terhadap sebu- fat, dan Kritik. Fajar Pustaka.
ah materi sastra sesuai dengan hitoris atau Darmaji, A. (1999). Pergeseran hermeneutik
pengalaman yang telah diperoleh dalm hi- ontologis melalui bahasa dalam pemikiran
dup. Penerapan kajian hermeneutika dalam Hans-Georg Gadamer. Penerbit Universi-
membaca fabel membuat pembaca mengerti tas Indonesia (UI Press).
berbagai karakteristik manusia meskipun Faiz, F. (2002). Hermeneutika Qur’ani : An-
diperankan oleh hewan. Analogi karakter- tara Teks, Konteks dan Kontekstualisa-
istik hewan buas dan jinak memudahkan si. Qalam. http://opac.ut.ac.id/de-
pembaca memahami fabel. Hewan yang tail-opac?id=16211.
buas akan menjadi analogi sifat-sifat yang Gadamer, H.-G. (2004). Kebenaran dan Meto-
buruk dan hewan jinak akan menganalogi- de: Pengantar Filsafat Hermeneutika. Pus-
kan sifat yang baik. taka Pelajar.
Hadi, A. W. M. (2004). Hemeneutika, Estetika,
PENUTUP dan Relegiuitas. Matahari.
Cerita rakyat merupakan salah satu Jetia, Juliana Mon, A. N. (2020). Citra Pe-
karya sastra lisan yang harus dilestarikan. rempuan Dalam Dongeng-Dongeng
Salah satu bentuk cerita rakyat adalah do- Daerah NTT. Jurnal Pustaka, Vol XX No.,
ngeng fabel. Setiap tokoh hewan yang ada 10–21.
di dalam cerita akan mewakili satu sifat ma- Juanda. (2018). Ekplorasi Nilai Fabel seba-
nusia. Cerita fabel biasanya mengandung gai Sarana Alternatif Edukasi Siswa.
pesan moral dan unsur budaya yang sangat Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra,

Interpretasi Karakter Hewan dalam Fabel: Kajian Hermeneutika 117


Vol. 18 No, 294–303. https://doi.org/ Pradopo, R. D. (2000). Pengkajian Puisi. Gad-
doi:10.17509 jah mada University Press.
Nurgiyantoro, B. (2018). Teori Pengkajian Sumaryono, E. (1999). Hermenuetik Sebuah
Fiksi. Gadjah Mada University Press. Metode Filsafat (Edisi Revi). Kanisius.
Palmer, R. E. (2003). Hermeneutika; Teori Baru
Mengenai Interpretasi. Pustaka Pelajar.

118 Vol. XVI, Nomor 2, Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai