Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM DUPLIKASI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Radiofotografi 2

Oleh:
Kelompok 2
Michelle Ajeng F P1337430122036
Hanif Amalia Hilmy P1337430122007
Nabila Nasywa Anjani P1337430122015
Nanda Dwi K P1337430122084
Fauziah Safira P1337430122003
Restu Widyas M.A P1337430122026
Nindya Pramudita P1337430122008
Rena Susilowati P1337430122014
Gabriel Caroles P1337430122032
Kahlil Kantata P1337430122043
Yugiyon Musyaffa P1337430122013

KELAS A

PROGRAM STUDI RADIOLOGI SEMARANG PROGRAM DIPLOMA III


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLTEKKES
KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Umum
Membuat duplikasi radiograf dengan menggunakan metode fotografi dan
radiografi dengan baik dan benar
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menghitung perbedaan nilai D min dan D max dari radiograf obyek dan
Duplikasi.
b. Menyebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh duplicating film sehingga
Kualitas duplikasi mendekati radiograf obyeknya.

B. DASAR TEORI
Duplikasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan salinan (copy) berupa radiograf
dari radiograf aslinya. Dilihat dari segi ukuran akhir maka duplikasi dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu :

1. Enlargement copy, yaitu ukuran hasil duplikasi lebih besar dari aslinya.
2. Facsimili copy, yaitu ukuran hasil duplikasi sama dengan aslinya.
3. Miniatur copy, yaitu ukuran hasil duplikasi lebih kecil dari aslinya.

Adapun metode yang dapat digunakan adalah fotografi dan radiografi. Agar hasil
duplikasinya memuaskan maka antara radiograf obyek dan film baru harus dalam keadaan
kontak (copying by contact). Menurut teori terdapat film khusus yang dipakai dalam
pembuatan duplikasi (duplicating film), dimana ada kekhususan pada emulsi film, pada
bagian yang sedikit terkena foton akan menjadi radiolucent dan sebaliknya bagian banyak
terkena foton akan radioopaque saat dilakukan processing (Chemical treatment).
BAB II
PEMBAHASAN

A. ALAT DAN BAHAN


a. metode fotografi
1. Film untuk radiograf yang akan menjadi obyek duplikasi.
2. Film untuk membuat Radiograf positif (mask).
3. Film untuk radiograf Duplikat.
4. Sumber sinar (ultraviolet/pijar 15 watt).
5. Diffuser.
6. Alas bewarna gelap.
7. Kaca dua buah.
8. Timer.
9. Safe light.
10. Processing film dan acsesorisnya.
b. metode radiografi
1. Film untuk radiograf yang akan menjadi obyek duplikasi
2. Film untuk membuat radiograf positif (mask)
3. Film untuk radiograf duplikat
4. Sumber sinar X
5. Alas berwarna gelap
6. Processing film dan asesorisnya

B. PROSEDUR
1. Metode Fotografi

a. Buatlah sebuah radiograf yang akan digunakan sebagai obyek duplikasi


menggunakan
Phantom dengan proyeksi tertentu.
b. Buatlah radiograf positif (mask) dari radiograf yang akan diduplikasi.
Caranya :
- Lampu safe light dinyalakan dan lampu penerang dimatikan.
- Diantara kaca atas dan bawah diletakkan dengan urutan atas ke bawah sbb : Radiograf
yang akan di duplikasikan kemudia film baru.
- Nyalakan sumber sinar selama t detik, dengan bantuan timer.
- Radiograf positif diproses dalam kamar gelap.
c. Buatlah radiograf duplikat dari radiograf positif (mask).
Caranya :
- Matikan lampu penerang kamar gelap dan nyalakan lampu safe light.
- Atur film diantara kaca dengan urutan sebagai berikut : radiograf positif kemudian film
baru.
- Nyalakan sumber sinar selama t detik, dengan bantuan .
- Film baru diproses di dalam kamar gelap.

2. Metode Radiografi
a. Buatlah sebuah radiograf yang akan digunakan sebagai obyek duplikasi menggunakan
phantom dengan proyeksi tertentu.
b. Buatlah radiograf positif (mask) dari radiograf yang akan diduplikasi.
Caranya :
- Didalam kamar gelap, buka kaset radiografi
- Ambil kertas hitam, letakkan pada bagian paling bawah dalam kaset
- Ambil selembar film yang belum di ekspose / film baru letakkan diatas kertas hitam
- Radiograf yang akan dibuat duplikasinya diletakkan paling atas.
- Tutup kaset, kemudian ekspose dengan menggunakan sinar-X, tanpa ada obyek
apapun diatas kaset
- Faktor eksposi di buat sehingga menghasilkan densitas ±1
- Radiograf hasil ekspose (radiograf positif) diproses dalam kamar gelap.
c. Buatlah radiograf duplikat dari radiograf positif (mask).
Caranya :
- Didalam kamar gelap, buka kaset radiografi
- Ambil kertas hitam, letakkan pada bagian paling bawah dalam kaset
- Ambil selembar film yang belum di ekspose / film baru letakkan diatas kertas hitam
- Radiograf positif (film mask) diletakkan paling atas.
- Tutup kaset, kemudian ekspose dengan menggunakan sinar-X, tanpa ada obyek
apapun diatas kaset
- Faktor eksposi di buat sehingga menghasilkan densitas ± 1
- Radiograf hasil ekspose (radiograf duplikasi) diproses dalam kamar gelap.
2. HASIL DAN EVALUASI

a. Metode Fotografi

b. Metode Radiografi

c. Perbedaan DMin dan DMax

Radiograf DMin DMax Kontras Evaluasi


fotografi
Asli 0,6 1,8 1,2 Kualitas
duplikasi
tidak sama
dengan
radiograf asli
Duplikasi 0,3 1,2 1,1

Radiograf Dmin Dmax Kontras Evaluasi


radiografi
Asli 0,6 1,8 1,2 Kualitas
duplikasi
mendekati
radiograf asli
Duplikasi 0,4 1,5 1,1
d. Apa saja syarat yang harus dimiliki oleh duplicating film sehingga kualitas
duplikasi mendekati radiograf obyek aslinya?
- Radiograf asli yang memiliki kualitas baik, tidak basah tidak rusak.
- Larutan untuk pencucian film dalam keadaan masih bagus, pH masih seimbang
dan tidak keruh
- Hasil film masking bagus sehingga nanti hasil duplikasi jadi bagus
- Ketepatan timer saat menyalakan lampu dalam metode fotografi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil diatas saat menggunakan metode fotografi film duplikasi yang diperoleh
kontras yang dihasilkan tidak sama dengan radiograf asli, film masking dan film
duplikasi yang dihasilkan juga terlihat seperti bercak, mungkin disebabkan saat
menghidupkan lampu atas kaset terhalang oleh benda, atau bisa saja kaset yang
digunakan kotor bahkan mungkin saja film basah.
Untuk hasil duplikasi radiografi sudah mendekati radiograf asli, mungkin kurangnya
kontras disebabkan oleh factor eksposi yang kurang.

B. SARAN
Untuk evaluasi praktek kedepannya agar hasil radiograf duplikasi yang lebih baik lagi
harus lebih teliti dalam mengikuti prosedur yang sudah disusun, apalagi saat proses
pencucian film harus lebih memperhatikan waktu dan larutan yang di gunakan dalam
keadaan baik.

Anda mungkin juga menyukai