Anda di halaman 1dari 13

NAMA MAHASISWA : NURMAWATI, S.Pd.

I
KELAS : PAI R 1/23
NIM : 22021140184
Lembar Kerja : LK 4 Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
Fase : E

Alur Alokasi Waktu


Capaian Tujuan Tujuan
Elemen Pembelajaran (CP) Pembelajaran (TP) Pembelajaran JP Pertemuan
(ATP)
SEMESTER GANJIL
Al-Qur’an Hadist Peserta didik mampu 1.
Peserta didik dapat  Menganalisis ayat Al- 9 3X
menganalisis ayat Al- menganalisis Q.S. Qur’an dan hadis Pertemuan
Qur’an surat Al- Al-Maidah/5:48 dan tentang perintah untuk
Maidah/5:48 dan Hadis hadis tentang berkompetisi dalam
tentang perintah untuk kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja
berkompetisi dalam kebaikan.
kebaikan; dapat 2.
Peserta didik dapat  Membaca Al-Qur`an
membaca Al-Qur’an membaca dan dengan tartil, menghafal
surat Al-Maidah/5:48 menghafal Q.S. Al- dengan fasih dan lancar
dengan tartil; menghafal Maidah/5:48 ayat Al-Qur’an
dengan fasih dan lancar tentang kompetisi kemudian hadis tentang
ayat Al-Qur’an surat dalam kebaikan perintah untuk
Al-Maidah/5:48 dan 3.
Peserta didik dapat berkompetisi dalam
Hadis tentang perintah menjelaskan isi kebaikan dan etos kerja
untuk kompetisi dalam kandungan Q.S. Al-
kebaikan; dapat Maidah/5:48 dan  Menyajikan konten dan
menyajikan konten dan hadis tentang paparan tentang
paparan tentang kompetisi dalam perintah untuk
kompetisi dalam kebaikan, sehingga berkompetisi dalam
kebaikan; meyakini terbiasa membaca kebaikan dan etos kerja
bahwa sikap kompetitif Al-Qur’an.
dalam kebaikan adalah 4. Peserta didik dapat  Membiasakan sikap
perintah agama; mengimplementasik kompetitif dalam
kemudian membiasakan an Q.S. Al- kebaikan dan etos kerja
sikap kompetitif dalam Maidah/5:48 dan
kebaikan. hadis tentang
kompetisi dalam
kebaikan dalam
kehidupan sehari-
hari.
Al-Qur’an Hadist Peserta didik mampu 1. Peserta didik dapat  Menganalisis ayat Al- 6 JP 4X
menganalisis ayat Al- menganalisis Q.S. Qur’an (QS. Al- Pertemuan
Qur’an surat At- At-Taubah/9: 105 Maidah/5: 48 dan QS.
Taubah/9: 105 dan dan hadis tentang At-Taubah/9: 105) dan
Hadis tentang etos etos kerja. hadis tentang perintah
kerja; dapat membaca 2. Peserta didik dapat untuk berkompetisi
Al-Qur’an At-Taubah/9: membaca dan dalam kebaikan dan etos
105 dengan tartil; menghafal dengan kerja
menghafal dengan fasih baik Q.S. At-  Membaca Al-Qur`an
dan lancar ayat Al- Taubah/9: 105 dengan tartil, menghafal
Qur’an At-Taubah/9: tentang etos kerja. dengan fasih dan lancar
105 dan Hadis tentang 3. Peserta didik dapat ayat Al-Qur’an (QS. Al-
perintah etos kerja; menjelaskan isi Maidah/5: 48 dan QS.
dapat menyajikan kandungan Q.S. At- At-Taubah/9: 105)
Alur Alokasi Waktu
Capaian Tujuan Tujuan
Elemen Pembelajaran (CP) Pembelajaran (TP) Pembelajaran JP Pertemuan
(ATP)
konten dan paparan Taubah/9: 105 dan kemudian hadis tentang
tentang etos kerja; hadis tentang etos perintah untuk
meyakini bahwa sikap kerja, sehingga berkompetisi dalam
etos kerja adalah terbiasa membaca kebaikan dan etos kerja
perintah agama; Al-Qur’an.  Menyajikan konten dan
membiasakan sikap etos 4. Pekemudian didik paparan tentang
kerja; meyakini bahwa dapat perintah untuk
sikap etos kerja adalah mengimplementasik berkompetisi dalam
perintah agama an Q.S. At- kebaikan dan etos kerja
Taubah/9: 105 dan  Membiasakan sikap
hadis tentang etos kompetitif dalam
kerja dalam kebaikan dan etos kerja
kehidupan sehari-
hari.
Akidah Peserta didik dapat 1. Peserta didik dapat  menganalisis makna 9 JP 4X
menganalisis makna menganalisis makna syu’abul īmān (cabang- Pertemuan
syu’abul iman (cabang- syu’abul iman cabang iman),
cabang iman), (cabang-cabang pengertian, dalil,
pengertian, dalil, iman), pengertian, macam dan manfaatnya
macam dan manfaatnya; dalil, macam dan  mempresentasikan
mempresentasikan manfaatnya. makna syu’abul īmān
makna syu’abul iman 2. Peserta didik dapat (cabang-cabang iman),
(cabang-cabang iman), menjelaskan makna pengertian, dalil,
pengertian, dalil, syu’abul iman macam dan manfaatnya
macam dan manfaatnya; (cabang-cabang  meyakini bahwa dalam
meyakini bahwa dalam iman), pengertian, iman terdapat banyak
iman terdapat banyak dalil, macam dan cabang-cabangnya
cabang-cabangnya manfaatnya.  menerapkan beberapa
kemudian menerapkan 3. Peserta didik dapat sikap dan karakter
beberapa sikap dan menjelaskan bahwa sebagai cerminan
karakter sebagai dalam iman cabang iman dalam
cerminan cabang iman terdapat banyak kehidupan
dalam kehidupan cabang-cabangnya.
4. Peserta didik dapat
mengimplementasik
an sikap disiplin,
jujur, dan
bertanggung jawab
yang merupakan
cabang iman dalam
kehidupan.

Akhlaq Peserta didik 1. Peserta didik dapat  Menganalisis manfaat 9 JP 4X


menganalisis manfaat menganalisis menghindari Berfoya- Pertemuan
menghindari akhlak manfaat foya, Riya’, Sum’ah,
kehidupan sehari- mazmumah; membuat menghindari sikap Takabbur, dan Hasad
hari karya yang mengandung hidup berfoya-foya,  Membuat karya yang
konten manfaat ria, sumah, takabur mengandung konten
menghindari sikap dan hasad. manfaat menghindari
mazmumah; meyakini 2. Peserta didik dapat Berfoya-foya, Riya’,
bahwa akhlak menciptakan karya Sum’ah, Takabbur, dan
mazmumah adalah yang mengandung Hasad
larangan dan akhlakul konten manfaat  Meyakini bahwa
mahmudah adalah menghindari sikap Berfoya-foya, Riya’,
Alur Alokasi Waktu
Capaian Tujuan Tujuan
Elemen Pembelajaran (CP) Pembelajaran (TP) Pembelajaran JP Pertemuan
(ATP)
perintah agama; hidup berfoya-foya, Sum’ah, Takabbur, dan
kemudian membiasakan ria, sumah, takabur Hasad adalah larangan,
diri untuk menghindari dan hasad. dan akhlak mahmūdah
sikap akhlak mazmumah 3. Peserta didik dapat adalah perintah agama
dan menampilkan menjelaskan bahwa  Membiasakan diri untuk
akhlakul mahmudah sikap hidup menghindari Berfoya-
dalam kehidupan sehari- berfoya-foya, ria, foya, Riya’, Sum’ah,
hari. sumah, takabur dan Takabbur, dan Hasad
hasad adalah dan menampilkan
larangan agama. akhlak mahmūdah
4. Peserta didik dapat dalam kehidupan sehari-
mengimplementasik hari
an menghindari
sikap hidup
berfoya-foya, ria,
sumah, takabur dan
hasad
Fiqih Peserta didik mampu: 1. Peserta didik dapat  Menganalisis 12 JP 8X
menganalisis menjelaskan fikih implementasi fikih Pertemuan
implementasi fikih muamalah: muamalah: Asuransi,
mu’amalah: paparan asuransi, bank, dan Bank, Koperasi Syariah
tentang fikih koperasi syariah di untuk Perekonomian
mu’amalah; meyakini masyarakat. Umat dan Bisnis yang
bahwa ketentuan fikih 2. Peserta didik dapat Maslahah
mu’amalah adalah mengimplementasik  Menyajikan paparan
ajaran agama, kemudian an fikih muamalah: tentang fikih muamalah;
menumbuhkan jiwa asuransi, bank, dan Asuransi, Bank,
kewirausahaan, koperasi syariah. Koperasi Syariah untuk
kepedulian social, dan 3. Peserta didik dapat Perekonomian Umat dan
kepekaan sosial. menyatakan bahwa Bisnis yang Maslahah
ketentuan fikih  Meyakini bahwa
muamalah adalah ketentuan fikih
ketentuan agama. muamalah; Asuransi,
4. Peserta didik dapat Bank, Koperasi Syariah
menumbuhkan jiwa untuk Perekonomian
kewirausahaan dan Umat dan Bisnis yang
kepedulian sosial. Maslahah adalah ajaran
agama
 mengamalkan fikih
muamalah; Asuransi,
Bank, Koperasi Syariah
untuk Perekonomian
Umat dan Bisnis yang
Maslahah
Sejarah Peradaban Peserta didik mampu 1. Peserta didik dapat menganalisis sejarah dan 9 JP 4X
Islam menganalisis sejarah menganalisis peran tokoh ulama Pertemuan
dan peran tokoh ulama sejarah dan peran penyebar ajaran Islam di
penyebar ajaran Islam di tokoh ulama Indonesia
Indonesia; dapat penyebar Islam di  membuat bagan timeline
membuat timeline Indonesia. sejarah tokoh ulama
sejarah tokoh ulama di 2. Peserta didik dapat penyebar ajaran Islam di
Indonesia dan membuat bagan Indonesia dan
memaparkannya; timeline sejarah dan memaparkannya
meyakini bahwa peran tokoh ulama  meyakini bahwa
Alur Alokasi Waktu
Capaian Tujuan Tujuan
Elemen Pembelajaran (CP) Pembelajaran (TP) Pembelajaran JP Pertemuan
(ATP)
perkembangan penyebar Islam di perkembangan
peradaban di Indonesia Indonesia dan peradaban di Indonesia
adalah sunnatullah dan memaparkannya. adalah sunatullah dan
merupakan perintah 3. Peserta didik dapat metode dakwah yang
Allah Swt.; menjelaskan bahwa santun, moderat, bi al-
membiasakan sikap perkembangan ḥikmah wa al-mau`iẓat
kesederhanaan, dan peradaban di alḥasanah adalah
kesungguhan mencari Indonesia adalah perintah Allah Swt.
ilmu, tekun, dan damai. kehendak Allah  membiasakan sikap
Swt. dan kita dapat kesederhanaan dan
meneladaninya. kesungguhan mencari
4. Peserta didik dapat ilmu, tekun, damai,
mengimplementasik kemudian semangat
an sikap menghargai adat istiadat
kesederhanaan dan dan perbedaan
kesungguhan keyakinan orang lain
mencari ilmu, tekun
dan damai.
SEMESTER GENAP
Al-Qur’an Hadis Peserta didik mampu 1. Peserta didik dapat  menganalisis ayat Al-
menganalisis ayat Al- menganalisis Q.S. Qur’an (QS. JP3 7
Qur’an surat Al-Isra/17: 32, Q.S. Al-Isra’/17: 32 dan QS.
Al-Isrā’/17: 32, dan An-Nur/24: 2 dan An-Nur/24: 2) dan hadis
surat An-Nūr /24: 2 dan hadis tentang tentang larangan JP3 7
Hadis tentang menjaga larangan pergaulan pergaulan bebas dan
diri dari pergaulan bebas dan zina. zina
bebas dan perbuatan 2. Peserta didik dapat  membaca Al-Qur`an JP3 7
mendekati zina; dapat membaca dan dengan tartil, menghafal
membaca Al-Qur’an menghafalkannya dengan fasih dan lancar
surat Al-Isrā’/17: 32, dengan tartil Q.S. ayat Al-Qur’an (QS. Al- JP3 7
dan surat An-Nūr /24: 2 Al-Isra/17: 32, Q.S. Isra’/17: 32 dan QS.
dengan tartil; menghafal An-Nur/24: 2 dan An-Nur/24: 2) kemudian
dengan fasih dan lancar hadis tentang hadis tentang larangan JP3 7
ayat Al-Qur’an surat larangan pergaulan pergaulan bebas dan
Al-Isrā’/17: 32, dan bebas dan zina zina
surat An-Nūr /24: 2 dan 3. Peserta didik dapat  menyajikan konten dan
Hadis tentang perintah menjelaskan paparan tentang
menjaga diri dari mengenai bahaya perintah untuk menjauhi
pergaulan bebas dan pergaulan bebas larangan pergaulan
perbuatan mendekati dan perbuatan zina. bebas dan zina
zina; dapat menyajikan 4. Peserta didik dapat  membiasakan sikap
konten dan paparan menerapkan pesan menghindari larangan
tentang menjaga diri Al-Qur’an untuk pergaulan bebas dan
dari pergaulan bebas menjauhi pergaulan zina
dan perbuatan bebas dan
mendekati zina; perbuatan zina yang
meyakini bahwa sikap merupakan larangan
menjaga diri dari agama.
pergaulan bebas dan
perbuatan mendekati
zina adalah perintah
agama; membiasakan
Alur Alokasi Waktu
Capaian Tujuan Tujuan
Elemen Pembelajaran (CP) Pembelajaran (TP) Pembelajaran JP Pertemuan
(ATP)
sikap menjaga diri dari
pergaulan bebas dan
perbuatan mendekati
zina.
Akidah Peserta didik mampu 1. Peserta didik dapat  menganalisis makna
menganalisis cabang menganalisis Hakikat Mencintai 3 8
iman: hakikat mencintai cabang iman: Allah Swt., Khauf,
Allah Swt. takut kepada mahabbah, khauf, Raja’, dan Tawakkal
Allah Swt. berharap raja’, dan tawakal kepada-Nya
hanya kepada Allah kepada Allah Swt.  mempresentasikan
Swt. dan bertawakal 2. Pekemudian didik makna Hakikat
kepada Allah Swt., dapat menjelaskan Mencintai Allah Swt., 3 8
dapat mempresentasikan tentang hakikat Khauf, Raja’, dan
media pembelajaran mahabbah, khauf, Tawakkal kepada-Nya
tentang hakikat raja’, dan tawakal  meyakini bahwa
mencintai Allah Swt. kepada Allah Swt. Hakikat Mencintai
takut kepada Allah Swt. 3. Pekemudian didik Allah Swt., Khauf,
berharap hanya kepada dapat menjelaskan Raja’, dan Tawakkal 3
Allah Swt. dan bahwa dalam iman kepada-Nya adalah 8
bertawakal kepada terdapat banyak perintah agama
Allah Swt., sehingga cabang-cabangnya  menerapkan beberapa
meyakini bahwa dalam yang tercermin sikap dan karakter
iman terdapat banyak dalam kehidupan sebagai cerminan
cabang-cabangnya; dan sehari-hari. Hakikat Mencintai
tercermin pada akhlak Allah Swt., Khauf,
mulia dalam kehidupan Raja’, dan Tawakkal
sehari-hari. kepada-Nya dalam
kehidupan
Akhlaq Peserta didik mampu 1. Peserta didik dapat  Menganalisis manfaat 3 JP 9
menganalisis manfaat menganalisis menghindari sifat gadab
menghindari sikap manfaat dan menumbuhkan
temperamental (gaᶁab), menghindari sikap sikap kontrol diri dan
menumbuhkan sikap temperamental berani dalam kehidupan
kontrol diri dan berani (gadab), sehari-hari
dalam kehidupan sehari- menumbuhkan  Menyajikan paparan
hari; menyajikan sikap kontrol diri tentang menghindari 3 JP 9
paparan tentang dan berani dalam sikap temperamental
menghindari perilaku kehidupan sehari- (gadab)menumbuhkan
temperamental (gaᶁab), hari. sikap kontrol diri dan
menumbuhkan sikap 2. Peserta didik dapat berani dalam kehidupan
kontrol diri dan berani; menjelaskan sehari-hari
sehingga meyakini paparan tentang  Menyakini bahwa sikap
bahwa sikap menghindari sikap temperamental
temperamental (gaᶁab) temperamental (gadab)merupakan
merupakan larangan dan (gadab), larangan, dan
sikap kontrol diri dan menumbuhkan membiasakan sikap
berani adalah perintah sikap kontrol diri kontrol diri dan berani
agama; kemudian dan berani dalam adalah perintah agama
menghindari sikap kehidupan sehari-  Menghindari sikap
temperamental (gaᶁab) hari. temperamental ( gadab )
dan membiasakan sikap 3. Peserta didik dapat dan membiasakan sikap
kontrol diri dan berani menyimpulkan kontrol diri dan berani
dalam kehidupan sehari- bahwa sikap dalam kehidupan sehari
hari. temperamental -hari
Alur Alokasi Waktu
Capaian Tujuan Tujuan
Elemen Pembelajaran (CP) Pembelajaran (TP) Pembelajaran JP Pertemuan
(ATP)
(gadab) merupakan
larangan agama,
dan membiasakan
sikap kontrol diri
dan berani adalah
perintah agama.
4. Peserta didik dapat
menghindari
menghindari sikap
temperamental
(gadab), dan
membiasakan sikap
kontrol diri dan
berani dalam
kehidupan sehari-
hari
Fiqih Peserta didik mampu 1. Peserta didik dapat  menganalisis 2 9
menganalisis menjelaskan implementasi fikih
implementasi fikih al- pengertian dan muamalah dan al-
kulliyat al-khamsah macam-macam al- kulliyât al-khamsah
(lima prinsip dasar Kulliyatul al- (lima prinsip dasar
hukum Islam); Khamsah (lima hukum Islam)
menyajikan paparan prinsip dasar  menyajikan paparan
tentang fikih; meyakini hukum Islam). tentang fikih muamalah
bahwa ketentuan al- 2. Peserta didik dapat dan al-kulliyât al- 4 9
kulliyat al-khamsah menganalisis khamsah
adalah ajaran agama; implementasi al-  meyakini bahwa
kemudian Kulliyatul al- ketentuan fikih
menumbuhkan jiwa Khamsah (lima muamalah dan al-
kepedulian dan prinsip dasar kulliyât al-khamsah
kepekaan sosial.di hukum Islam). adalah ajaran agama
masyarakat 3. Peserta didik dapat  menumbuhkan jiwa 2 9
menganalisis kewirausahaan,
implementasi al- kepedulian, dan
Kulliyatul al- kepekaan social
Khamsah (lima
prinsip dasar
hukum Islam).
4. Peserta didik dapat
menjelaskan 1 9
paparan tentang al-
Kulliyatul al-
Khamsah, sehingga
dapat
mempengaruhi
sikap dalam
memecahkan
masa’il al-diniyah
(masalah-masalah
keagamaan).
5. Peserta didik dapat
menumbuhkan
sikap kepekaan
sosial di
Alur Alokasi Waktu
Capaian Tujuan Tujuan
Elemen Pembelajaran (CP) Pembelajaran (TP) Pembelajaran JP Pertemuan
(ATP)
masyarakat.
Sejarah Peserta didik mampu 1. Peserta didik dapat  menganalisis sejarah 1
Peradaban menganalisis peran menganalisis peran dan Peran Tokoh Ulama
Islam tokoh ulama penyebar tokoh ulama Islam dalam Penyebaran Islam
ajaran Islam di di Indonesia (Wali di Indonesia (Metode
Indonesia (Wali Songo) Songo) dalam Dakwah Islam oleh
dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Wali Songo di Tanah 3
ajaran Islam; 2. Peserta didik dapat Jawa)
mempresentasikan menjelaskan  membuat bagan timeline
paparan mengenai mengenai sejarah sejarah Peran Tokoh
sejarah perjuangan dan perjuangan dan Ulama dalam
metode dakwah Wali metode dakwah Penyebaran Islam di
Songo di Indonesia Wali Songo di Indonesia (Metode
yang dilakukan secara Indonesia di Dakwah Islam oleh
santun dan moderat; Indonesia yang Wali Songo di Tanah
meyakini metode dilakukan secara Jawa) 1
dakwah secara damai damai.  meyakini bahwa
adalah tuntunan agama; 3. Peserta didik dapat perkembangan
membiasakan sikap mengimplementasik peradaban di Indonesia
damai, menghargai adat an metode secara adalah sunatullah dan
istiadat dan perbedaan damai sesuai metode dakwah yang
keyakinan dengan tuntunan santun, moderat, bi al- 1
agama. ḥikmah wa al-mau`iẓat
4. Peserta didik dapat alḥasanah adalah
mengimplementasik perintah Allah Swt.
an sikap sederhana,  membiasakan sikap
tekun, damai, dan kesederhanaan dan
bersungguh- kesungguhan mencari
sungguh dalam ilmu, tekun, damai,
mencari ilmu, kemudian semangat
menghargai adat menghargai adat istiadat
istiadat dan dan perbedaan
perbedaan keyakinan orang lain
keyakinan.
NURMAWATI, S.Pd.I

Assalaamualaiku wr.wb
Merancang Instrumen Asesmen
Merancang instrumen asesmen adalah proses merencanakan dan mengembangkan alat atau instrumen yang
akan digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait kemampuan, pengetahuan, keterampilan,
atau karakteristik yang ingin dinilai.

Langkah-langkah umum dalam merancang instrumen asesmen:


1. Tentukan Tujuan Asesmen
Tentukan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai melalui asesmen. Apakah tujuannya untuk
mengukur pemahaman, keterampilan, pengetahuan, atau aspek lainnya dari individu atau kelompok
yang dinilai?
2.  Identifikasi Domain yang Akan Dinilai 
Tentukan domain atau area spesifik yang ingin Anda nilai. Misalnya, apakah itu aspek kognitif,
psikomotor, afektif, atau kombinasi dari ketiganya?
3. Pilih Jenis Instrumen 
Pilih jenis instrumen yang paling sesuai untuk mencapai tujuan asesmen Anda. Misalnya, apakah itu
tes tertulis, tugas proyek, portofolio, observasi langsung, wawancara, atau kombinasi dari beberapa
jenis instrumen tersebut?
4. Tentukan Format dan Struktur 
Tentukan format dan struktur instrumen asesmen yang sesuai dengan tujuan dan domain yang
dinilai. Misalnya, jika itu adalah tes tertulis, tentukan apakah akan menggunakan pertanyaan pilihan
ganda, isian singkat, atau soal esai. Atur tata letak dan urutan soal agar mudah dipahami oleh
peserta.
5. Rancang Soal atau Item 
Rancang soal atau item yang relevan dengan tujuan asesmen dan domain yang dinilai. Pastikan soal
atau item menguji kompetensi yang diinginkan secara jelas dan objektif.
6. Tulis Instruksi yang Jelas 
Sediakan instruksi yang jelas untuk peserta mengenai tugas atau aktivitas yang harus dilakukan
dalam instrumen asesmen. Instruksi harus mudah dipahami dan mengarahkan peserta dengan
tepat.
7. Validasi Instrumen 
 Lakukan validasi instrumen asesmen untuk memastikan bahwa instrumen tersebut benar-benar
mengukur apa yang dimaksudkan. Ini dapat melibatkan langkah-langkah seperti mengajukan
instrumen kepada ahli di bidang terkait, melakukan uji coba kepada sampel peserta, atau
menganalisis kesesuaian instrumen dengan standar dan pedoman yang relevan.
8. Pertimbangkan Reliabilitas:
Pertimbangkan reliabilitas instrumen asesmen dengan memastikan bahwa instrumen memberikan
hasil yang konsisten jika diujikan kepada peserta yang sama pada waktu yang berbeda atau jika diuji
oleh penilai yang berbeda.
9. Pilah dan Atur Skor
Jika instrumen asesmen menghasilkan skor, tentukan skala skor yang sesuai dan atur cara
menghitung atau memberikan bobot pada masing-masing item. Ini penting untuk memastikan
bahwa skor yang diberikan mencerminkan tingkat pencapaian atau kualitas yang sebenarnya.
10. Uji Coba dan Revisi
Uji coba instrumen asesmen dengan sekelompok kecil peserta atau individu yang relevan untuk
memperoleh umpan balik. Revisi instrumen berdasarkan umpan balik tersebut dan pastikan
instrumen siap digunakan.
 
Pengertian Instrumen Asesmen
Pengertian Instrumen Asesmen adalah suatu Instrumen asesmen yang  mengacu pada alat, metode, atau
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kemampuan, pengetahuan, sikap,
keterampilan, atau karakteristik individu yang dinilai. Instrumen asesmen dirancang untuk mengukur dan
menilai secara obyektif berbagai aspek yang relevan dengan tujuan asesmen yang ditetapkan.
Instrumen asesmen dapat beragam jenisnya tergantung pada konteks dan tujuan asesmen. Misalnya,
instrumen asesmen dapat berupa tes pengetahuan, tes keterampilan, observasi, wawancara, skala likert,
atau portofolio. Setiap instrumen memiliki karakteristik dan pendekatan yang berbeda dalam
mengumpulkan data dan memberikan penilaian. Penggunaan instrumen asesmen yang tepat sangat penting
untuk memastikan bahwa data yang diperoleh relevan, valid, dan reliabel. Validitas merujuk pada sejauh
mana instrumen mengukur apa yang sebenarnya diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada sejauh mana
instrumen memberikan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan.

Tujuan Instrumen Asesmen


Tujuan dari instrumen asesmen adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran Kemampuan
2. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
3. Pemantauan Perkembangan
4. Evaluasi Pembelajaran dan Pengajaran
5. Pengambilan Keputusan
6. Evaluasi Program atau Kebijakan
7. Perbaikan Diri

D. APA PERBEDAAN PENILAIAN ASESMEN DAN EVALUASI?


Penilaian, asesmen, dan evaluasi adalah konsep terkait yang sering digunakan secara bersamaan, tetapi
mereka memiliki perbedaan dalam fokus dan ruang lingkup. Berikut adalah perbedaan antara penilaian,
asesmen, dan evaluasi:
1.      Penilaian:
Penilaian adalah proses pengumpulan dan interpretasi informasi tentang kemajuan, pencapaian,
atau kualitas sesuatu. Penilaian dapat dilakukan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan,
kesehatan, atau bisnis. Fokus utama penilaian adalah memberikan umpan balik yang konstruktif
kepada individu atau entitas yang dinilai. Penilaian biasanya berfokus pada pengukuran kualitatif
atau kuantitatif terhadap suatu hal, seperti hasil belajar siswa, kinerja karyawan, atau kualitas
produk.
2.      Asesmen:
Asesmen adalah proses yang lebih mendalam dan komprehensif untuk mengumpulkan dan
menganalisis data tentang kemampuan, pengetahuan, sikap, atau keterampilan individu. Asesmen
berfokus pada pengukuran dan penilaian yang sistematis dan objektif terhadap tujuan atau standar
yang ditetapkan. Asesmen digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana individu telah mencapai
tujuan yang ditetapkan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dan memberikan informasi yang
digunakan untuk pengambilan keputusan atau perencanaan tindakan.
3.      Evaluasi:
Evaluasi adalah proses yang lebih luas dan holistik untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
membuat penilaian tentang keberhasilan, efektivitas, atau dampak suatu program, kebijakan, atau
inisiatif. Evaluasi mencakup penilaian aspek-aspek seperti tujuan yang dicapai, efisiensi penggunaan
sumber daya, dampak yang dihasilkan, dan kelayakan kesinambungan. Evaluasi biasanya dilakukan
untuk memberikan informasi yang lebih menyeluruh tentang program atau kebijakan yang sedang
berlangsung, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan strategis dan perbaikan
berkelanjutan.
Perbedaan utama antara ketiganya adalah dalam lingkup dan tujuan mereka. Penilaian lebih fokus
pada umpan balik dan pengukuran kualitas atau kuantitas suatu hal. Asesmen lebih terfokus pada
pengukuran kemampuan atau pencapaian individu terhadap tujuan atau standar yang ditetapkan.
Sedangkan evaluasi lebih luas dan melibatkan penilaian keseluruhan terhadap program, kebijakan,
atau inisiatif untuk mengukur keberhasilan, efektivitas, dan dampak yang dihasilkan.

E.  INSTRUMEN APA SAJA YANG DIGUNAKAN DALAM ASESMEN?


Terdapat 3 instrumen yang digunakan dalam Asesmen Nasional, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar
 
1.      Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah proses untuk menilai dan menentukan tingkat
kompetensi minimum yang harus dimiliki oleh seorang individu dalam suatu bidang atau profesi
tertentu. AKM bertujuan untuk menentukan standar minimum yang harus dipenuhi agar individu
dianggap memiliki kompetensi yang cukup untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang relevan.
Proses AKM biasanya melibatkan pengumpulan data dan informasi tentang kemampuan, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap individu. Instrumen yang digunakan dalam AKM dapat berupa tes pengetahuan,
tes keterampilan praktis, tes simulasi, observasi langsung, atau kombinasi dari beberapa metode
asesmen. Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk menilai sejauh mana individu memenuhi
kriteria atau standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Hasil dari AKM digunakan untuk pengambilan keputusan terkait sertifikasi, lisensi, atau kelayakan
individu dalam melakukan tugas atau pekerjaan tertentu. Jika individu memenuhi kompetensi minimum
yang ditetapkan, mereka dapat diakui sebagai kompeten dalam bidang tersebut dan memenuhi syarat
untuk mendapatkan sertifikasi atau lisensi yang relevan. Sebaliknya, jika individu tidak memenuhi
kompetensi minimum, mereka mungkin perlu mengikuti pelatihan atau mengembangkan keterampilan
tambahan untuk memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan.
AKM umumnya digunakan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, sumber daya manusia,
industri, dan profesi lainnya. Tujuan AKM adalah untuk memastikan bahwa individu yang terlibat dalam
suatu bidang atau profesi memiliki kemampuan dan kompetensi yang memadai untuk menjalankan
tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2.      Survei Karakter
Survei Karakter adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur atau
mengevaluasi karakter atau sikap individu dalam konteks tertentu. Survei ini biasanya melibatkan
penggunaan kuesioner atau instrumen yang berisi pernyataan yang berkaitan dengan karakter atau
sikap yang ingin diukur.
Tujuan dari Survei Karakter adalah untuk memperoleh pemahaman tentang karakteristik atau sikap
individu, seperti integritas, kedisiplinan, empati, kerjasama, ketekunan, keberanian, atau tanggung
jawab. Dengan mengumpulkan data melalui survei ini, para peneliti atau praktisi dapat menganalisis
dan mengidentifikasi profil karakteristik individu, baik pada tingkat individu maupun kelompok.
Survei Karakter sering digunakan dalam pendidikan, pengembangan pribadi, penelitian psikologi,
evaluasi program, dan konteks lain di mana pemahaman tentang karakter individu dianggap
penting. Hasil dari Survei Karakter dapat digunakan untuk memberikan umpan balik,
pengembangan diri, perbaikan kinerja, pengambilan keputusan, atau perancangan program atau
intervensi yang relevan.
Instrumen Survei Karakter biasanya terdiri dari pernyataan yang harus dinilai oleh responden
menggunakan skala likert, di mana responden memberikan penilaian tentang sejauh mana mereka
setuju atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hasil dari survei ini kemudian dianalisis secara
kuantitatif untuk menghasilkan gambaran karakter atau sikap individu atau kelompok.
Penting untuk memastikan bahwa Survei Karakter yang digunakan memiliki validitas dan reliabilitas
yang memadai, sehingga data yang diperoleh dapat diandalkan dan akurat dalam mengukur
karakter atau sikap yang diinginkan.
 
3.      Survei Lingkungan Belajar
Survei Lingkungan Belajar adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menggali
informasi tentang lingkungan belajar yang ada di suatu institusi pendidikan atau lembaga
pembelajaran. Survei ini bertujuan untuk memahami persepsi, pengalaman, dan pandangan peserta
didik, pendidik, atau staf terkait faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan suasana
di sekitar mereka.
Survei Lingkungan Belajar dapat melibatkan penggunaan kuesioner atau instrumen lain yang
dirancang khusus untuk mengumpulkan data tentang berbagai aspek lingkungan belajar, seperti:
 
1.    Fasilitas Fisik:
Mengukur persepsi peserta didik atau staf tentang kualitas fasilitas fisik, seperti ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan, atau fasilitas olahraga.
2.    Ketersediaan Sumber Belajar:
Menilai sejauh mana peserta didik merasa ada cukup sumber belajar seperti buku, materi
pembelajaran, peralatan, atau teknologi yang mendukung pembelajaran.
3.    Interaksi Sosial:
Mengevaluasi persepsi dan pengalaman peserta didik terkait hubungan sosial dengan rekan
sekelas, pendidik, atau staf, serta suasana inklusif dan saling mendukung di lingkungan belajar.
4.    Kualitas Pengajaran:
Mengukur persepsi peserta didik tentang kualitas pengajaran, metode pembelajaran, keterlibatan
pendidik, dan efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran.
5.    Dukungan Akademik:
Menilai sejauh mana peserta didik merasa mendapatkan dukungan akademik dari pendidik atau
staf, seperti bimbingan pribadi, bantuan dalam mengatasi kesulitan, atau pengembangan karir.
6.    Kebijakan dan Tata Tertib:
Mengevaluasi persepsi peserta didik tentang kebijakan, aturan, atau tata tertib yang diterapkan di
lingkungan belajar, serta efektivitas implementasinya.
 
Data yang diperoleh dari Survei Lingkungan Belajar digunakan untuk memahami kekuatan,
kelemahan, tantangan, atau kebutuhan dalam meningkatkan lingkungan belajar di suatu institusi.
Informasi ini dapat digunakan untuk mengambil tindakan perbaikan, perancangan program
pengembangan, peningkatan kualitas pengajaran, atau pengambilan keputusan terkait kebijakan dan
perubahan yang diperlukan.
 
Survei Lingkungan Belajar dapat dilakukan secara rutin atau sesuai kebutuhan, dan melibatkan
peserta didik, pendidik, staf, atau pihak terkait lainnya untuk memperoleh perspektif yang
komprehensif tentang lingkungan belajar yang ada.
 
 

Anda mungkin juga menyukai