Komponen Inti
Pengayaan Terlampir
Remidial Terlampir
Refleksi Guru
Lampiran
Ringkasan Materi
Berkompetisi dalam Kebaikan dan Etos kerja
Lalu, bagaimanakah selayaknya kompetisi bagi orang-orang yang beriman? Allah Swt. telah
memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang beriman untuk
berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya:
Dalil Kompetisi
ب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه ۖ فَاحْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َما َأ ْنزَ َل هَّللا ُ ۖ َواَل تَتَّبِ ْع َأ ْه َوا َءهُ ْم َع َّما
ِ ه ِمنَ ْال ِكتَاuِ ص ِّدقًا لِ َما بَ ْينَ يَ َد ْي َ ق ُم ِّ َاب بِ ْال َح
َ ك ْال ِكت َ َوَأ ْنزَ ْلنَا ِإلَ ْي
ق ۚ لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِشرْ َعةً َو ِم ْنهَاجًا ۚ َولَوْ َشا َء هَّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم ُأ َّمةً َوا ِح َدةً َو ٰلَ ِك ْن لِيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آتَا ُك ْم ۖ فَا ْستَبِقُوا ِّ ك ِمنَ ْال َح َ َجا َء
هَّللا
َت ۚ ِإلَى ِ َمرْ ِج ُع ُك ْم َج ِميعًا فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِي ِه ت َْختَلِفُون ِ ْال َخ ْي َرا
Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan
membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan
menjaganya maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan
janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka
berlombalombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Q.S. al-
Māidah/5: 48)
Pada Q.S. al-Māidah/5:48 Allah Swt. menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan atau
syariat. Syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya.
Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah dalam rangka
mencari riḍa Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan.
Allah Swt. mengutus para nabi dan menurunkan syariat kepadanya untuk memberi petunjuk
kepada manusia agar berjalan pada rel yang benar dan lurus. Sayangnya, sebagian dari
ajaran-ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan. Sebagai ganti ajaran para nabi,
manusia membuat ajaran sendiri yang bersifat khurafat dan takhayul.
Ayat ini membicarakan bahwa al-Qur’ān memiliki kedudukan yang sangat tinggi; al-Qur’ān
sebagai pembenar kitab-kitab sebelumnya; juga sebagai penjaga kitab-kitab tersebut.
Dengan menekankan terhadap dasar-dasar ajaran para nabi terdahulu, al-Qur’ān juga
sepenuhnya memelihara keaslian ajaran itu dan menyempurnakannya.
Akhir ayat ini juga mengatakan, perbedaan syariat tersebut seperti layaknya perbedaan
manusia dalam penciptaannya, bersuku-suku, berbangsa-bangsa.
Semua perbedaan itu adalah rahmat dan untuk ajang saling mengenal. Ayat ini juga
mendorong pengembangan berbagai macam kemampuan yang dimiliki oleh manusia, bukan
malah menjadi ajang perdebatan. Semua orang dengan potensi dan kadar kemampuan
masing-masing, harus berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Allah Swt.
senantiasa melihat dan memantau perbuatan manusia dan bagi-Nya tidak ada sesuatu yang
tersembunyi.
Mengapa kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan? Paling tidak ada
beberapa alasan, antara lain sebagai berikut. Pertama, bahwa melakukan kebaikan tidak bisa
ditunda-tunda, melainkan harus segera dikerjakan. Sebab kesempatan hidup sangat terbatas,
begitu juga kesempatan berbuat baik belum tentu setiap saat kita dapatkan. Kematian bisa
datang secara tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya. Oleh karena itu, begitu ada kesempatan
untuk berbuat baik, jangan ditunda-tunda lagi, tetapi segera dikerjakan.
Kedua, bahwa untuk berbuat baik hendaknya saling memotivasi dan saling tolong-
menolang, di sinilah perlunya kolaborasi atau kerja sama. Lingkungan yang baik adalah
lingkungan yang membuat kita terdorong untuk berbuat baik. Tidak sedikit seorang yang
tadinya baik menjadi rusak karena lingkungan. Lingkungan yang saling mendukung
kebaikan akan tercipta kebiasaan berbuat baik secara istiqamah (konsisten).
Ketiga, bahwa kesigapan melakukan kebaikan harus didukung dengan kesungguhan. Allah
Swt. bersabda:
اونُوا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َعا َونُوا َعلَى اِإْل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن
َ َوتَ َع
Artinya: “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (Q.S. al-Māidah/5: 2)
Langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang baik adalah dengan memulai dari diri
sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang. Mengapa? Sebab inilah jalan terbaik dan
praktis untuk memperbaiki sebuah bangsa. Kita harus memulai dari diri sendiri dan
keluarga.
Sebuah bangsa, apa pun hebatnya secara teknologi, tidak akan pernah bisa tegak dengan
kokoh jika pribadi dan keluarga yang ada di dalamnya sangat rapuh.
Sudah menjadi kewajiban manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak kebutuhan dan
kepentingan dalam kehidupannya untuk berusaha memenuhinya. Seorang muslim haruslah
menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat. Tidaklah semata hanya berorientasi
pada kehidupan akhirat saja, melainkan harus memikirkan kepentingan kehidupannya di
dunia.
Untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, wajiblah seorang muslim
untuk bekerja. Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan spiritual, intelektual, fisik
biologis, maupun kehidupan individual dan sosial dalam berbagai bidang.
Seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji, seperti potensial, aktif, dinamis,
produktif atau profesional, semata-mata karena prestasi kerjanya. Karena itu, agar manusia
benar-benar “hidup”, dalam kehidupan ini, ia memerlukan ruh (spirit). Untuk ini, al-Qur’an
diturunkan sebagai spirit hidup, sekaligus sebagai nur (cahaya) yang tak kunjung padam
agar aktivitas hidup manusia tidak tersesat.
Dalam al-Qur’an maupun hadis, banyak ditemukan literatur yang memerintahkan seorang
muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan melengkapi kebutuhan duniawi. Salah
satu perintah Allah kepada umat-Nya untuk bekerja termaktub dalam Q.S. at-Taubah/9:105
berikut ini.
ِ َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسيَ َرى هَّللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهُ َو ْال ُمْؤ ِمنُونَ ۖ َو َستُ َر ُّدونَ ِإلَ ٰى عَالِ ِم ْال َغ ْي
َب َوال َّشهَا َد ِة فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون
Artinya: “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu
juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. at-Taubah/9: 105)
Q.S. at-Taubah/9: 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk
semangat dalam melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt. akan melihat dan
menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh manusia akan dikembalikan kepada
Allah Swt. dengan membawa amal perbuatannya masing-masing. Mereka yang berbuat baik
akan diberi pahala atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas
perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia.
Sebutan lain dari ganjaran adalah imbalan atau upah atau compensation. Imbalan dalam
konsep Islam menekankan pada dua aspek, yaitu dunia dan akhirat. Namun, penekanan
kepada akhirat itu lebih penting daripada penekanan kepada dunia (dalam hal ini materi).
Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk bekerja, dan
Allah Swt. pasti membalas semua yang telah
kita kerjakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt.
bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar.
Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan “tobat” saja,
tetapi harus dibarengi dengan usaha-usaha untuk melakukan perbuatan terpuji yang lainnya,
seperti menunaikan zakat, membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan,
menyegerakan untuk mengerjakan ṡalat, saling menasihati teman dalam hal kebenaran dan
kesabaran, dan masih banyak lagi usaha-usaha lain yang sangat terpuji. Semua itu dilakukan
atas dasar taat dan patuh kepada perintah Allah Swt. dan yakin bahwa Allah Swt. pasti
menyaksikan itu.
Ayat ini pun berisi peringatan bahwa perbuatan mereka itu pun nantinya akan diperlihatkan
pula kepada rasul dan kaum muslimin lainnya kelak di hari kiamat. Dengan demikian, akan
terlihatlah kebajikan dan kejahatan yang mereka lakukan sesuai amal perbuatannya. Bahkan,
di dunia ini pun sudah sering kita saksikan, bagaimana gambaran orang-orang yang berbuat
jahat seperti pencuri, penipu, pemerkosa, koruptor, dan lain sebagainya.
Banyaknya berita tentang korupsi, bagaimana koruptor dipertontonkan di ruang publik. Ini
menandakan bahwa di dunia pun perbuatan kita sudah bisa dipertontonkan. Apalagi kelak di
akhirat yang pasti sangat nyata dan tidak bisa ditutup-tutupi.
Artinya: “Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidak seorang pun yang makan
lebih baik daripada makan hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Daud as. makan hasil
usahanya.” (HR. Bukhari)
1. Meyakini bahwa hidup itu perjuangan dan di dalam perjuangan ada kompetisi.
2. Berkolaborasi dalam melakukan kompetisi agar pekerjaan menjadi ringan, mudah, dan
hasilnya maksimal.
4. Selalu melihat sesatu dari sisi positif, tidak memperbesar masalah perbedaan, tetapi
mencari titik persamaan.
2. Melakukan sesuatu dengan prinsip: “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan
mulai dari sekarang.”
https://www.scribd.com/document/449542202/46989-MAKALAH-AKIDAH-
KOMPETISI-DALAM-KEBAIKAN
B. Glosarium
Etos kerja adalah suatu sikap dan kemampuan individu dalam melakukan tugas di tempat
kerja sesuai dengan nilai-nilai yang positif. Ini juga menjadi sebuah indikator bagi
karyawan yang ingin mengembangkan karir mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi,
baik perusahaan maupun karyawan perlu memilikinya dan terus mencari cara untuk
meningkatkan etos kerja.
Kompetisi dalam kebaikan artinya adalah berlomba-lomba untuk senantiasa
melakukan kebaikan.
C. Daftar Pustaka
Ahmad Taufik dan Nurwastuti S, Buku Panduan Guru Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti kelas X SMK, Jakarta:
Al Qur’an dan Terjemah, Kementeran Agama RI
Tafsir Al Misbah karya Quraish Shihab
Tafsir Ibnu Katsir karya Ismail bin Umar Al Quraisyi bin Katsir al Bashri ad Dimasyqi
Mmebudayakan etos kerja yang Islami, karya Toto Tasmara
Asbabun Nuzul, karya Mukhlis M. Hanafi.
D. ASESMEN
Penilaian Keterampilan
Peserta didik dapat membaca dan menghafalkan QS Al Maidah ayat 48 dan QS At
Taubah ayat 105 dengan lancar dan sesuai kaidah tajwid.
No Nama surat skor
4 3 2 1
1 QS Al Maidah ayat 48
2 QS At Taubah ayat 105
Keterangan: Nilai maksimal adalah 4x3 = 12
Skor 4 lancar dan sesuai kaidah tajwid Perhitungan nilai
Skor 3 kurang lancar tapi sesuai ilmu tajwid Skor yang diperoleh X 100
Skor 2 lancar tapi tidak sesuai kaidah tajwid Skor maksimal
Skor 1 tidak lancar dan tidak sesuai kaidah tajwid
Catatan guru :
……………………………………………………………………………………………..
Penilaian Sikap
Penilaian sikap berupa observasi yang berasal dari catatan kegiatan rutin peserta didik,
baik yang terkait dengan ibadah mahdhah (shalat, puasa sunah, membaca Al Qur’an)
maupun ibadah social seperti membantu orang lain, begitupula perilaku yang terkait
dengan materi yakni berlomba-lomba dalam kebaikan dan etos kerja.
Peseta didik diminta mengisi lembar penilaian diri dengan cara membubuhkan tanda
centang pada kolom yang sesuai. Apabila peserta didik belum menunjukkan sikap yang
diharapkan maka dapat ditindaklanjuti dengan melakukan pembinaan baikoleh guru, wali
kelas maupun guru BP.
Penilaian Pengetahuan
FORMATIF 1
ULANGAN FORMATIF 1
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran :Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
1. Sebuah keadaan untuk dapat meningkatkan nilai ketaqwaan kepada Allah SWT dengan
melakukan berbagai kebaikan disebut dengan ....
a. uswatun hasanah
b. fastabiqul khairot
c. amanah bil haq
d. tablighul hasanah
e. taawun bil khairot
3. Tindakan pelajar yang bertentangan dengan semangat meningkatkan etos kerja, yaitu ….
a. Berdisiplin waktu
b. Rajin dan tekun belajar
c. fokus pada pekerjaan
d. Mampu menyelesaikan tugas
e. Mencontek jawaban soal ujian dengan teliti
4. Berikut yang termasuk perilaku mencerminkan etos kerja yang tinggi, kecuali ….
a. Bekerja dengan niat yang ikhlas
b. Bekerja sesuai rencana
c. Memiliki tujuan dan target yang jelas
d. bekerja dengan sungguh-sungguh
e. Bekerja saat di perlukan
5. Seorang pelajar menunjukan etos kerja yang tinggi jika melakukan hal berikut kecuali….
a. Berdisiplin waktu
b. giat dalam mencari pekerjaan
c. Rajin dan tekun belajar
d. Mampu menyelesaikan tugas
e. Menaati peraturan sekolah dan guru
7. Berikut contoh perilaku Rasulullah saw. yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu….
a. Berniaga sampai negri syam
b. Berdakwah tanpa menyerah
c. Berjihad dengan semangat juang
d. mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar
e. Membangun masyarakat islam
10. Orang yang berhasil berlomba dalam kebaikan, maka orang tersebut akan merasa ….
a. puas dan bangga dengan keberhasilannya
b. dihargai di masyarakat
c. bahagia karena dihiasi dengan amal saleh
d. senang karena mendapat pujian dari orang lain
e. tentram hatinya karena usahanya berhasil
11. Ketaatan seseorang dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan yang telah ditetapkan
Allah Swt. sangat erat kaitannya dengan ….
a. harta yang dimilikinya
b. orang tuannya
c. ilmu yang dimilikinya
d. iman yang dimilikinya
e. teman yang dimilikinya
12. Dibawah ini yang merupakan cara menunjukan ketaatan kepada Allah Swt. adalah….
a. melaksanakan salat tepat pada waktunya
b. suka mencela orang lain
c. durhaka kepada orang tua
d. tidak percaya pada kenabian Nabi Muhammad swa.
e. tidak suka mengkaji Al-Qur’an
13. Berlomba-lomba dalam kebaikan diperintahkan Allah Swt. di dalam salah satu firman-Nya
yaitu….
a. Surah ali-Imran ayat 90
b. Surah al-Maidah ayat 32
c. Surah al-Isra’ ayat 17
d. Surah al-Maidah ayat 48
e. Surah an-Nisa ayat 34
14. Di bawah ini yang termasuk bekerja keras di lingkungan masyarakat adalah….
a. mematuhi semua perintah orang tua
b. rajin belajar
c. ikut melaksanakan kerja bakti
d. hemat dalam penggunaan listrik
e. rajin mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
15. Orang tua adalah pemimpin kita didalam rumah, semua perintahnya harus kita lakukan,
kecuali….
a. ibu menyuruh kita membantu pekerjaan rumah
b. ayah menyuruh kita untuk pergi ke dukun
c. ayah menyuruh kita untuk kerja bakti
d. ibu menyuruh kita untuk belajar dengan tekun
e. ayah menyuruh kita salat tepat waktu
16. Sikap seorang muslim untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan semangat dan penuh
perhatian. pernyataan ini adalah pengertian ….
a. tanggung jawab
b. kerja social
c. etos kerja
d. disiplin
e. taqwa
17. penerapan perilaku sebagaimana Al Maidah ayat 48 mengajarkan kita untuk berlomba-lomba
dalam kebaikan. dibawah ini yang bukan menunjukkan intisari surat tersebut adalah ....
a. rajin menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu
b. membuat target setiap hari harus berbuat baik
c. bercermin dari prestasi kemajuan orang lain
d. berkompetisi tidak sehat
e. tidak jemu belajar
18. Akhir-akhir ini semangat berkompetisi menurun di kalangan pelajar. Ini dibuktikan ketika
diumumkan tentang peringkat kelas, justru sang juara menjadi cemoohan temannya yang lain.
Mereka menanggapinya bahwa si juara ini pelit, tidak mau bagi-bagi pada saat ujian. Yang harus
dilakukan oleh orang yang memahami isi Q.S. al-Māidah/5:48 adalah .…
a. belajar dengan sungguh-sungguh agar ia menjadi juara kelas
b. berkompetisi secara sehat, tidak curang dan tidak menyontek
c. menaati semua aturan yang ada di sekolah dan kelas
d. bekerja keras agar apa yang diinginkan dapat tercapai
e. berkolaborasi agar sama-sama mendapatkan nilai memuaskan
19. Ketika menemukan masalah, kemudian terjadi perselisihan karena masingmasing menganggap
paling benar pendapatnya, yang harus kamu lakukan adalah sebagai berikut, kecuali ….
a. menghormati perbedaan pendapat orang lain
b. mengembalikan permasalahan kepada al-Qur’ān dan hadis
c. tidak perlu diselesaikan karena keduanya ingin menang
d. berusaha mencari titik temu dari perbedaan tersebut
e. melakukan terobosan baru dengan berijtihad
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
e. 1 dan 5
Pedoman perskoran
Skor pilihan ganda x 5 = 100
Catatan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
MODUL AJAR 2
Identitas
Nama Guru Choiriya Dina Safina, Lc
Sekolah SMK GAGAS Wanareja
Tahun Pelajaran 2022/2023
Jenjang SMK
Fase / Kelas E/X
Domain / Topik Syu’abul Iman
Kata Kunci Pengertian syuabul iman, dalil syu’abul iman, macam-macam
syu’abul iman, manfaat syu’abul iman.
Alokasi Waktu 45 menit x 18
Jumlah Pertemuan (JP) 18 JP (9 pertemuan @2 x 45 menit)
Deskripsi Kompetensi Pendidikan untuk memberikan layanan bagi peserta didik yang
Awal membutuhkan pendidikan namun terhambat oleh waktu dan jarak.
Pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dalam jaringan dirancang
agar peserta didik mampu belajar mandiri sehingga perserta didik
dapat menentukan kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan
belajarnya, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan
melaksnakan strategi belajar serta mampu mengukur hasil belajarnya.
Namun demikian untuk membantu peserta didik untuk memperoleh
sumber belajar maka disediakan media pembelajaran dalam bentuk
daring dan luring SMK N 1 wanareja.
Modul ini diharapkan mampu mempermudah penyajian materi,
mengatasi keterbatasan waktu dan ruang peserta didik, serta
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggali dan
beriteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.
Menganalisis makna syu’abul iman (cabang-cabang iman)
pengertian,dalil,macam dan manfaatnya; dapat mempresentasikan
makna syu’abul iman (cabang-cabang iman),pengertian,dalil,macam
dan manfaatnya; sehingga meyakini bahwa dalam iman terdapat
banyak cabang-cabangnya; serta membiasakan sikap disiplin,jujur
dan bertanggung jawab yang merupakan cabang iman dalam
kehidupan
Profil Pelajar Pancasila Kegiatan : ceramah, diskusi, praktik
Komponen Inti
Pengayaan Terlampir
Remidial Terlampir
Refleksi Guru
Lampiran
RINGKASAN MATERI
A. Definisi Syu’abul Iman
Cabang-cabang iman, atau lebih dikenal dengan sebutan “Syu’ab Al Iman” dalam
istilah agama, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah ini kita kenal dari sabda
Nabi
shalallahu alihi wa salam ‘’Iman memiliki tujuh puluh lebih cabang, dan yang paling
tinggi adalah kalimat laa ilaaha illallaah, sedangkan yang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu adalah bagian dari iman.’’ (HR. Al Bukhari
dan Muslim)
Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih , atau enam puluh cabang lebih
Pengertian Iman
Dalam kehidupan sehari - hari tentu kata Iman sudah tidak asing lagi. Tetapi tahukah
anda apa iman itu sebenarnya? mari kita bahas definisi iman itu sendiri. Iman berasal
dari bahasa arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, iman adalah
membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan
atau tindakan.
Definisi iman menurut Ahlussunnah wal Jama’ah bahwa dien dan iman adalah ucapan
dan perbuatan; perkataan hati dan lisan, amalan hati, lisan dan anggota tubuh.
Iman itu bertambah dengan sebab ketaatan dan bisa berkurang dengan sebab perbuatan
dosa dan maksiat.
Prinsip Ahlus Sunnah tentang iman adalah sebagai berikut: Iman adalah meyakini
dengan hati, mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan anggota
badan. Seluruh amal perbuatan, yang meliputi amalan hati dan anggota badan adalah
termasuk hakikat iman. Ahlussunnah tidak mengeluarkan amalan sekecil apa pun dari
hakekat iman ini, apalagi amalan-amalan besar dan agung.
Bukan termasuk pemahaman Ahlussunnah yaitu yang menyatakan bahwa iman itu
hanya pembenaran dengan hati saja! Atau pembenaran dengan pengucapan lisan saja!
Tanpa amalan anggota badan! Barangsiapa berpendapat demikian, maka ia telah sesat
dan menyesatkan.
B. Macam-macam Iman
Imam Ghazali membagi iman manusia menjadi 3 tingkatan yaitu:
https://www.4tuks.com/2017/02/pengertian-iman-dan-macam-macamnya.html
C. Manfaat Iman
Fungsi iman dalam kehidupan manusia adalah sebagai pegangan hidup. Orang
yang beriman tidak mudah putus asa dan ia akan memiliki akhlak yang mulia karena
berpegang kepada petunjuk Allah SWT yang selalu menyuruh berbuat baik.
Dengan memiliki hati yang damai Anda akan mengasihi sesama Anda. Jiwa yang bersih dan
tenang tentunya akan membuat Anda merasa nyaman untuk berhubungan dengan masyarakat.
Dengan Cara Menenangkan Hati hidup anda merasa bahagia dan damai. Anda juga akan turut
berbahagia jika tetangga atau sanak-saudara Anda berbahagia, dan akan dengan senang hati
membantu jika mereka mengalami musibah.(Baca : Obat Hati Dalam Islam)
Dengan kehidupan yang bahagia Anda akan mengerti betapa pentingnya kebahagiaan dalam
kehidupan. Maka dari itu Anda akan menghargai kebahagiaan orang lain seperti Anda
menghargai diri Anda sendiri. Anda akan menyadari bahwa Anda adalah manusia yang tidak
sendirian di dunia ini. Cara Bahagia Menurut Islam adalah dengan cara mengesampingkan
ego Anda dan mulai bertoleransi atas manusia lainnya karena menyadari bahwa mereka pun
memiliki harapan yang sama untuk berbahagia. (Baca : Manfaat Toleransi Antar Umat
Beragama)
Anda bisa membantu orang-orang yang masih bingung dengan jalan hidup seperti apa yang
harus mereka pilih. Karena Anda sudah memiliki pedoman hidup yang jelas, jika suatu saat
ada seseorang yang bingung dalam menjalani kehidupannya maka Anda bisa menuntunnya
menemukan jalan yang tepat.(Baca : Hak dan Kewajiban dalam Islam)
Masyarakat yang terbentuk atas orang muslim yang beriman kepada Allah SWT tentunya
akan menjadi masyarakat yang menyadari arti penting dari kerukunan. Masyarakat tersebut
tidak akan segan untuk saling tolong menolong karena mereka berbuat kebaikan atas nama
Allah SWT.(Baca : Tujuan Hidup Menurut Islam)
Dengan percaya kepada Allah SWT dan melaksanakan perintah-Nya maka Anda akan
mendapatkan lingkungan kerja maupun sekolah yang nyaman. Anda yang beriman kepada
Allah SWT tentunya adalah orang yang pekerja keras, taat pada agama, serta jujur. Hal itu
tentunya akan membuat Anda disenangi oleh orang-orang di sekitar Anda. Anda juga akan
mendapatkan kepercayaan dari mereka. Dan kenyamanan dalam hidup bermasyarakat adalah
hal yang penting karena tentu saja Anda tidak bisa hidup sendi
Penilaian Pengetahuan
1. Definisikan pengertian syu’abul iman !
2. Apa yang dimaksud dengan iman !
3. Ada berapakah cabang iman berdasarkan hadis nabi SAW!
4. Apakah cabang iman yang tertinggi menurut hadis tsb?
5. Apakah cabang iman yang terendah menurut hadis?
Kunci Jawaban
1. Cabang-cabang keimanan
2. Meyakini dengan hati,mengucapkan dengan lisan,mengamalkan dengan perbuatan
3. Ada 70 lebih
4. Kalimat laailaha illallah
5. Menyingkirkan gangguan dijalan
Kriteria Skor :
1. Jika mampu menjawab namun sangat tidak sesuai dengan jawaban yang benar
2. Jika mampu menjawab namun masih ada lebih dari dua kesalahan dari jawaban yang
benar
3. Jika mampu menjawab namun masih ada satu kesalahan dari jawaban yang benar
4. Jika mampu menjawab sesuai dengan jawaban yang benar.
Pedoman perskoran
Penilaian keterampilan
1) Peserta didik dapat menyusun pengelompokan cabang-cabang iman dengan metode fish
done secara digital atau manual jika sarana dan prasarana tidak mendukung.
Catatan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
MODUL AJAR 3
Identitas
Nama Guru Choiriya Dina Safina, Lc.
Sekolah SMK GAGAS Wanareja
Tahun Pelajaran 2022/2023
Jenjang SMK
Fase / Kelas E/X
Domain / Topik Fiqh Al Kulliyatu Al Khamsah (Lima Prinsip Dasar Hukum Islam)
Kata Kunci Definisi Sejarah Peradaban Islam
Alokasi Waktu 45 menit x 6
Jumlah Pertemuan (JP) 6 JP (2 pertemuan @3 x 45 menit)
Deskripsi Kompetensi Fikih adalah interpretasi atas syariat. Fikih merupakan aturan
Awal hukun yang berkaitan dengan perbuatan manusia dewasa (mukallaf)
yang mencakup ritual atau hubungan dengan Allah SWT
(‘ubudiyyah) dan kegiatan yang berhubungan dengan sesama
manusia (mu’amalah). Fikih mengulas berbagai pemahaman
mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam Islam
serta implementasinya dalam ibadah dan mua’amalah.
Profil Pelajar Pancasila Bernalar Kritis
Kreatif
Bergotong royong
Alat dan Bahan LCD
Link Gmeet
HP
Laptop
Media Belajar Power point
Video
Soft file Pdf
Google Form
Sumber Belajar Buku PAI dan BP SMA/SMK Kelas X Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Badan Penelitian Dan
Pengembangan Dan Perbukuan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan
Sumber Literasi dari Internet
Target Mengidentifikasi pengertian kulliyatu khamsah
Mengidentifikasikasi macam-macam kulliyatu khamsah
Mengidentifikasi jenis-jenis kulliyatu khamsah
Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan
kulliyatu khamsah
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Metode Pembelajaran ceramah, diskusi, tanyajawab, Presentasi
Moda Daring / Luring
Komponen Inti
Pertanyaan 1. Apa yang kamu ketahui tentang materi fiqih mu’āmalah: kulliyatu
Pemantik khamsah dan memaparkan kembali informasi dengan kata-kata
sendiri
2. Bagaimana cara memiliki keyakinan dengan kesungguhan hati
bahwa fiqih muamalah adalah salah satu ajaran di dalam agama
islam
3. Bagaimana cara menumbuhkan keinginan bagi peserta didik dalam
memcahkan masalah dengan menerapkan ilmu fiqih kulliyatu
khamsah dalam kegiatannya
Asesmen
Jenis 1. Diagnostik
Asesmen 2. Formatif
Terlampir
3. Sumatif
Terlampir
Bentuk 1. Sikap
Asesmen 2. Performa
3. Tertulis
Pengayaan Terlampir
Remidial Terlampir
Ringkasan Materi
Al-kulliyat al-khamsah (lima prinsip dasar hukum Islam).
Al-kulliyatu artinya prinsip dasar, sedangkan al-khamsah berarti lima, jadi al-kulliyatu al-
khamsah berarti lima prinsip dasar hukum Islam. Dalam istilah ushul fikih, kata al-kulliyatu
al-khamsah sering disebut dengan maqashid al-khamsah (lima tujuan) dan al-dharuriyyat
al-khamsah (lima kepentingan yang vital) yang bertujuan mewujudkan kemashlahatan (al-
mashlahat), dan apabila hal ini tidak ada maka akan muncul kerusakan (mafsadat). Lima
prinsip dasar hukum Islam yaitu menjaga agama (hifzhu al-din), menjaga jiwa (hifzhu al-
nafs), menjaga akal (hifzhu al-‘Aql), menjaga keturunan (hifzhu al-nasl), dan menjaga harta
(hifzhu al-mal).
Jumhur ulama’ berpendapat bahwa urutan al-kulliyatu al-khamsah adalah al-din (agama), al-
nafs (jiwa), al-‘aql (akal), al-nasl (keturunan) dan al-mal (harta).
Macam-Macam al-Kulliyatu al-Khamsah
1) Menjaga agama (hifzhu al-din)
Agama merupakan pokok dari segala alasan mengapa manusia hidup di dunia ini.
Oleh karenanya, menjaga agama lebih diutamakan sebelum menjaga hal-hal lain
2) Menjaga Jiwa (al-nafs)
Setelah menjaga agama (hifzhu al-din), kewajiban selanjutnya adalah menjaga jiwa
atau keberlangsungan hidup manusia.
3) Menjaga Akal (hifzhu al-‘Aql)
Setelah hifzhu al-din (menjaga agama) dan hifzhu al-nafs (menjaga jiwa),
selanjutnya yaitu menjaga akal (hifzhu al-’aql).
4) Menjaga Keturunan (hifzhu al-nasl)
Salah satu tujuan agama adalah untuk memelihara keturunan. Syariat perkawinan
dengan berbagai syarat, rukun dan ketentuannya merupakan salah satu cara menjaga
keturunan.
5) Menjaga Harta (hifzhu al-mal)
Melalui kepemilikan harta, seseorang bisa bertahan hidup ataupun hidup layak dan dapat
melakukan ibadah dengan tenang. Maka dari itu, Islam sangat memperhatikan masalah harta
benda untuk menopang kehidupan manusia
SOAL LATIHAN:
1. Jelaskan pengertian al-kulliyatu al-khamsah !
2. Sebutkan macam-macam al-kulliyatu al-khamsah !
3. Jelaskan pengertian Lafaz kulli dzati !
4. Lafaz kulli irdi ini terbagi dua macam, Sebutkan!
5. Jelaskan pengertian Irdhi ’am !
Pedoman Penskoran :
Nomor Skor
Soal
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
TOTAL 25
Rumus Nilai :
N = Jumlah skor x
Instruksi Tugas :
1. Jelaskan pengertian Asuransi, Bank dan Koperasi Syariah!
2. Analisislah mengapa konsep syariah harus di terapkan dalam perekonomian
islam, kemudian buatlah dalam laporan tertulis!
Hasil Analisis
1) ...............................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
2) ...............................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
LEMBAR
ASESMEN
DIAGNOSTIK
B. Asesmen Kognitif
Identifikasi
Pertanyaan Kemungkinan jawaban Skor Rencana tindak lanjut
materi yang
akan
diajukan
Peserta didik Jelaskan Kulliyyat Paham utuh Pembelajaran dapat
mampu pengertia khamsah merupakan Paham dilakukan pada unit
membedakan n dari al- unsur-unsur yang sebagian selanjutnya
pengertian al- kulliyatu merangkai sebuah ta’rif, Tidak paham Mengamati dan
kulliyatu al- al- atau al-Qaul al-Syarih. memberikan
khamsah khamsah Secara pertanyaan
kebahasaan, kulliyat adala pada saat
h bentuk jamak dari presentasi. Jika
kata kulliy, peserta didik
sedangkan khamsah artiny tidak mampu
a lima. Dengan menjawab maka
demikian, kulliyat guru
khamsah artinya memberikan
ialah kulliy yang lima. pembelajaran
remedial
Mengamati dan
memberikan
pertanyaan
pada saat
presentasi. Jika
peserta didik
tidak mampu
menjawab maka
guru
memberikan
pembelajaran
remedial