Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu di periksa
oleh ahlinya tidak mempunyai kelainan atau tidak terdapat tanda – tanda
penyakit atau kelainan (WHITE. 1977)
Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, memberi
rumusan sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan seseorang hidup produktif social dan ekonomi.
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan
dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai
dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian
diperlukan untuk mempertahankanstabilitas dan integritas struktural.
Menurut WHO suatu keadaan yang sempurna dari fisik, mental, dan
social, tidak hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan saja.
Dispepsia adalah satu dari penyakit-penyakit (ringan) yang paling
umum dari usus-usus, mempengaruhi perkiraan dari 20% dari orang-orang di
Amerika. Mungkin hanya 10% dari mereka yang terpengaruh sebenarnya
mencari perhatian medis untuk dispepsia mereka. Dispepsia bukanlah istilah
yang terlalu baik untuk penyakit ringan karena ia menyiratkan bahwa ada
"dyspepsia" atau pencernaan makanan yang abnormal, dan ini kemungkinan
besar adalah bukan kasusnya. Sesungguhnya, nama umum lain untuk
dispepsia adalah gangguan pencernaan (indigestion), yang, untuk sebab yang
sama, adalah tidak lebih baik daripada istilah dyspepsia.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun Makalah ini
dengan mengambil judul “Mengenal Dispepsia”.

1.2 Tujuan masalah


Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum

1
Dalam penulisan Makalah ini diharapkan pembaca dapat
melaksanakan penanganan keperawatan dasar pada klien yang menderita
dyspepsia sesuai dengan teori yang didapat dari pelajaran dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan serta mendapatkan
pengalaman yang nyata dalam penanganan keperawatan secara langsung.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan penanganan keperawatan dasar pada klien yang
menderita Dispepsia.
b. Mampu menentukan rencana tindakan dengan masalah pada klien
Dispepsia.
c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dasar pada klien yang
menderita Dispepsia.

1.3 Sistematika Penulisan


Makalah ini di susun secara sistematika yang di uraikan dalam tiga BAB,
Yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Menerangkan tentang tinjauan teoritis, definisi, , etiologi,
tanda gejala, anatomi dan fisiologi dyspepsia
BAB III : Penutup yang terdiri dari sebuah kesimpulan dan
rekomendasi

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Kasus Dispepsia


1. Definisi
Menurut Almatsier tahun 2004, dispepsia merupakan istilah yang
menunjukkan rasa nyeri atau tidak menyenangkan pada bagian atas
perut. Kata dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“pencernaan yang jelek”.
Menurut Konsensus Roma tahun 2000, dispepsia didefinisikan
sebagai rasa sakit atau ketidaknyamanan yang berpusat pada perut bagian
atas.
Definisi dispepsia sampai saat ini disepakati oleh para pakar
dibidang gastroenterologi adalah kumpulan keluhan/gejala klinis
(sindrom) rasa tidak nyaman atau nyeri yang dirasakan di daerah
abdomen bagian atas yang disertai dengan keluhan lain yaitu perasaan
panas di dada dan perut, regurgitas, kembung, perut terasa penuh, cepat
kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah dan banyak mengeluarkan
gas asam dari mulut. Sindroma dispepsia ini biasanya diderita selama
beberapa minggu atau bulan yang sifatnya hilang timbul atau terus-
menerus.
Definisi Lain, disepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada
perut bagian atas atau dada, yang sering di rasakan adanya gas , perasaan
penuh atau rasa terbakar di perut.

Pengertian disepsia terbagi menjadi dua, yaitu :


1) Dispepsia Organik
Dispepsia organik adalah Dispepsia yang telah diketahui adanya
kelainan organik sebagai penyebabnya. Dispepsia organik jarang
ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari

3
40 tahun 12. Sindrome Dispepsia organik terdapat kelainan terhadap organ
tubuh misalnya luka (tukak) lambung, , Ulkus Peptik dan lain-lain.

2) Dispepsia Fungsional
Dispepsia fungsional dapat dijelaskan sebagai keluhan dispepsia yang
telah berlangsung dalam beberapa minggu tanpa didapatkan kelainan atau
gangguan struktural/organik/metabolik berdasarkan pemeriksaan klinik,
laboratorium, radiologi dan endoskopi. Beberapa hal yang dianggap
menyebabkan dispepsia fungsional antara lain Sekresi Asam Lambung,
diet atau factor lingkungan, psikologik dan lain-lain

2.2 Etiologi
Penyebab Dispepsia adalah :
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Kecemasan atau depresi

2.3 Tanda Dan Gejala


Nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang
sering di rasakan adanya gas , perasaan penuh atau rasa terbakar di perut.
Disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi).
Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita
yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya.
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare
dan flatulensi (perut kembung).

2.4 Anatomi dan Fisiologi

4
a. Anatomi Lambung (Gaster)
Lambung (gaster) merupakan salah satu organ Pencernaan yang
terdapat dalam tubuh manusia. untuk lebih jelasnnya apa itu lambung atau
gaster, penulis akan membahas anatomi lambung terlebih dahulu. tidak
hanya anatomi lambung, disini penulis juga akan membahas Anatomi dan
Fisiologi Lambung. Anatomi dan fisiologi lambung yang penulis bahas di
sini meliputi: lapisan lambung, persarafan dan aliran darah pada lambung,
fungsi motorik dari lambung, fungsi pencernaan dari lambung, fungsi
sekresi dari lambung, Proses pencernaan makanan di lambung, serta enzim
dan hormon yang berperan dalam pencernaan di lambung.
Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan
bawah arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica an umbilicalis.
Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar
gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum
dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura
minor; dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior.

Secara umum lambung di bagi menjadi 3 bagian:


1) kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya
mensekresi mucus
2) fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana kelenjar
ini memiliki tiga tipe utama sel, yaitu :
 Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen ini
diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini
mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang penting.
 Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic.
Faktor intrinsic diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dalam usus
halus.
 Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar
lambung. Sel ini  mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan
melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCL atau
autodigesti.

5
3) pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini mensekresi
gastrin dan mukus, hormon peptida dalam proses sekresi lambung.

Lambung terdiri atas empat lapisan :


a. Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari
peritoneum viseralis.
b. Dua lapisan peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor
lambung dan duodenum, memanjang kearah hati membentuk
omentum minus. Lipatan peritoneum yang kelaur dari organ  satu
menuju organ lain disebut ligamentum. Pada kurvatura mayor
peritoneum terus kebawah membentuk omentum mayus.
b) Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis:
 serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot
esofagus,
 serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta
membentuk otot sfingter; dan berada di bawah lapisan pertama, dan
 serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan
berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui
kurvatura minor (lengkung kecil).
c) Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh
darah dan saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam,
tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu
mengembang karena berisi makanan.
d) Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran
limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa
ini dilintasi saluran saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua
ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan
lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini
bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari
bagian kelejar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda
di beberapa daerah lambung.

b. Fisiologi Lambun

6
Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan &
sekresi, berikut fungsi Lambung:

1) Fungsi motorik
 Fungsi reservoir
Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi
sedikit dicernakan dan bergerak ke saluran pencernaan.
Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan
dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf
vagus dan dirangsang oleh gastrin.
 Fungsi mencampur
Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan
mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot
yang mengelilingi lambung.
 Fungsi pengosongan lambung
Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh
viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotis, keadaan
fisisk, emosi, obat-obatan dan kerja. Pengosongan lambung di
atur oleh saraf dan hormonal
2) Fungsi pencernaan dan sekresi
 Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL
 Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang
di makan, peregangan antrum, rangsangan vagus
 Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12
dari usus halus bagian distal.
 Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi
lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan
lebih mudah untuk diangkut

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah penulis selesai dalam pembuatan Makalah yang telah
dilakukan, menyimpulakan sebagai berikut:
Dyspepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas
atau dada, yang sering di rasakan adanya gas, perasaan penuh atau rasa
terbakar di perut.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab dyspepsia antara lain, yaitu
Iritasi lambung (gastritis), peradangan kandung empedu (kolesistitis),
kecemasan atau depresi, infeksi bacteri Helibacter Pylori, kelainangerakan
pencernaan missal usus, dan pengeluaran asam lambung yang berlebih.

3.2 Rekomendasi
Dalam upaya peningkatan kualitas keperawatan dasar pada klien yang
menderita penyakit Dispepsia, maka penulis akan menyampaikan beberapa
saran yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu antara lain :
a) Untuk Klien
Pada klien yang menderita Disepsia hendaknya asupan nutrisinya harus
diperhatikan dan dipertahankan agar adekuat. Dan harus banyak istirahat,
serta menerapkan gaya hidup sehat untuk mengelola dan mencegah
timbulnya gangguan akibat Disepsia seperti Atur pola makan seteratur
mungkin, hindari makanan yang pedas, hindari makanan yan g
menimbulkan gas di lambung (semangka, kentang, melon dan lain lain),
vitamin penambah nafsu makan, hindari makanan yang mengandung
santan , hindari makanan yang susah di cerna dalam tubuh , hindari
minuman dengan kadar caffeine dan alcohol, kelola stress fisiologi
seefisien mungkin, olah raga yang teratur dapat mengurangi stress, jika

8
anda perokok, berhenti merokok, pertahankan berat badan anda, dan ikuti
rekomendasi dokter anda mengenai pengobatan disepsia.

b) Untuk instansi (perawat)


Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan
implementasi dimana kebutuhan klien terpenuhi dan perawat harus
mempunyai kenmampua komunikasi terapeutik dalam melaksanakan
asupan keperawatan.
c) Untuk Pelaja
Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang
ilmu keperawatan lainnya yang menunjang bidang keperawatan serta dapat
memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan untuk menambah
ilmu dan wawasan akan dunia keperawa

9
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, marilyin, 1987, rencana asuhan keperawatan: Jakarta.

Mansjoer, arif. 2001.kapita selekta kedokteran. Jakarta : media Aesculapius


fakultas kedokteran universitas Indonesia.

Suzani, Cherry. (2007). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.


Depok : SMK Raflesia

10
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME ,bahwa penulis telah
menyelesaiakan tugas makalah dispepsia
Dalam penyusunan dan penulisan tugas atau makalah ini, Tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi.Sehingga dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi menyempurnakan
pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini penulis jugah menyampaikan ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
memberikan informasi tentang materi yang terkait.
Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan menjadi
motifasi,khususnya bagi penulis.

Pariaman , Januari 2014

Penulis

11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang..................................................................... 1
1.5 Tujuan masalah..................................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan........................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.5 Konsep Dasar Kasus Dispepsia............................................ 3
2.6 Etiologi................................................................................. 4
2.7 Tanda Dan Gejala................................................................. 4
2.8 Anatomi dan Fisiologi.......................................................... 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 8
3.2 Saran............................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai