Anda di halaman 1dari 13

22 M Chesar, Sumpah Pemuda Merupakan…

Sumpah Pemuda Merupakan Cikal Bakal Tercetusnya Bahasa Indonesia


Sebagai Bahasa Persatuan 1928-1954 (Suatu Tinjauan Historis)

M Chesar Woring

MA Barokatul Ulumin Najah


mchesarworing@gmail.com

Abstrak
Awal terbentuknya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan tidak terlepas dari para pemuda-
pemuda Indonesia yang ingin lepas dari penjajahan. Penelitian ini dilatar belakangi oleh keinginan
penulis untuk mengetahui Sumpah Pemuda Merupakan Cikal Bakal Tercetusnya Bahasa Indonesia
Sebagai Bahasa Persatuan 1928-1954 (Suatu Tinjauan Historis) Penelitian ini menggunakan Metode
historis, Jenis Penelitian Kajian Pustaka. dengan pendekatan geografis, sosiologi, politik, bahasa,
budaya, pendekatan historis. Dari hasil penelitian mendapatkan Kesimpulan (1) Awal terbentuknya
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan tidak terlepas dari para pemuda-pemuda Indonesia
yang memperjuangkan cita-cita kemerdekaan dari bangsa Indonesia melalui semangat Sumpah
Pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui Kongres Pemuda yang dilaksanakan
sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 yaitu Kongres Pemuda I, dan pada tanggal
28 Oktober 1928 dilaksanakan Kongres Pemuda II kemudian diputuskan sebagai hari Sumpah
Pemuda. (2) Dampak Sumpah Pemuda terhadap pembentukan Bahasa Indonesia, Sumpah Pemuda
terhadap pembentukan Bahasa Indonesia dimulai dengan Bahasa Indonesia dijadikan sebagai
Bahasa Persatuan yang tidak terlepas dari ikrar pemuda Indonesia melalui peristiwa Sumpah
Pemuda tahun 1928 dan kemudian disahkan pada UUD 1945 sebagai bahasa resmi. (3) Pada
perkembangan Bahasa Indonesia tidak terlepas dari Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar
Indonesia pada awalnya pada 16 Agustus 1916. Kongres Pemuda II yang menghasilkan keputusan
pentingnya itu Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, akan tetapi Bahasa Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari Kongres Pemuda I sebagai awal dari ditetapkannya Bahasa Indonesia dan kemudian
di sahkan sebagai hari bahasa pada 2 Mei 1926. (4) Pada dampak Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Persatuan, kedudukan Bahasa Indonesia mempunyai empat fungsi yaitu sebagai lambing bangsa,
lambing identitas, sebagai alat pemersatu, dan sebagai alat penghubung.

Kata kunci: sumpah pemuda, cikal bakal, bahasa persatuan


Abstract
The beginning of the formation of Indonesian as the Language of Unity cannot be separated from
Indonesian youths who want to be free from colonialism. This research is motivated by the author's
desire to know the Youth Pledge Is the Forerunner to the Origin of Indonesian as a United Language
1928-1954 (A Historical Review). With a geographical approach, sociology, politics, language, culture,
and historical approach. From the results of the study get, a conclusion (1) The beginning of the
formation of Indonesian as the Language of Unity cannot be separated from the Indonesian youths who
fought for the ideals of independence from the Indonesian nation through the spirit of the Youth Pledge
which occurred on October 28, 1928, through the Youth Congress which was held twice, namely on the
30th. April-2 May 1926 was the Youth Congress I, and on October 28, 1928, the Second Youth Congress
was held and decided as Youth Pledge Day. (2) The impact of the Youth Pledge on the formation of the
Indonesian language the Youth Pledge on the formation of the Indonesian language starts with
Indonesian being used as a Unity Language, which cannot be separated from the pledge of Indonesian
youth through the Youth Oath event in 1928 and later ratified in the 1945 Constitution as the official
language. (3) In the development of the Indonesian language, Malay was inseparable from the language
of instruction in Indonesia, initially on August 16, 1916. The Second Youth Congress, which resulted in
its important decision, was One Nusa, One Nation, and One Language; however, Indonesian cannot be
separated from the Congress. Pemuda I was the beginning of the stipulation of Indonesian and was later
legalized as a language day on May 2, 1926. (4) In the impact of Indonesian as a Unity Language, the
position of Indonesian has four functions: a symbol of the nation, a symbol of identity, a unifying tool,
and a connecting tool.

Keywords: youth pledge, forerunner, language of unity

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


Danadyaksa Historica 2 (1) (2022): 22–34 23

Pendahuluan Pada awalnya terbentuknya


Terbentuknya organisasi- organisasi Budi Utomo, banyak dari
organisasi di Indonesia tidak terlepas para pemimpin organisasi tersebut
dari organisasi pertama di Indonesia adalah para pemuda dan para pelajar.
yang bergerak pada persaingan Anggota tersebut terdiri atas para
perdagangan dengan bangsa Cina, pelajar STOVIA dan para pelajar di
untuk menghadapi persaingan di berbagai sekolah di Jawa. Setelah
dalam perdagangan batik ini, maka organisasi ini terbentuk pada bulan
pada tanggal 16 Oktober 1905, Haji Mei 1908, organisasi ini tidak
Samanhudi mendirikan Sarekat menunggu waktu yang lama untuk
DagangIslam. Pendirian Sarekat melaksanakan kongres pertamanya.
Dagang Islam ini merupakan sebagai “Kongres pertama Budi Utomo
respon terhadap kondisi diadakan di Yogyakarta pada bulan
sosialekonomi yang menyengsarakan Oktober 1908 adapun keputusannya
rakyat. Usaha yang mendasar dari adalah, “tidak mengadakan kegiatan
lahirnya Sarekat Dagang Islam adalah politik, bidang utama yaitu
untuk mencegah kehancuran ekonomi pendidikan dan kebudayaan, terbatas
rakyat dan menumbuhkan jiwa wilayah Jawa dan Madura,
nasionalisme sesuai dengan identitas mengangkat R.T Trikusumo sebagai
ke-Islamannya. Bupati” (Hermawan dan Sukanda,
Tujuan lahirnya Sarekat 2009: 28).
Dagang Islam adalah : 1. Guna Setelah terbentuknya Budi
mengahadapi persaingan dagang Utomo sebagai pelopor dari
dengan orang Cina dan sikap pergerakan di Indonesia, pada tahun
superioritas mereka terhadap orang 1911 terbentuklah suatu
Indonesia. 2. Untuk mengatasi perkumpulan yang bersifat
tekanan dari bangsawan yang di keagamaan Sarekat Islam di Solo. Pada
rasakan oleh masyarakat Indonesia di awalnya terbentuknya organisasi ini,
Solo ketika itu. 3. Untuk membuat bertujuan untuk menghadapi
front perlawanan menghadapi semua persaingan dengan para pedagang
penghinaan terhadap rakyat bumi Cina. Sebelum terbentuknya Sarekat
putera. 4. Sebagai perlawanan Islam pada tahun 1911 pada 16
terhadap kecurangan dan penindasan Oktober 1905, Haji Samanhudi
yang dilakukan pihak pegawai bumi mendirikan Sarekat Dagang Islam.
putera dan Eropa terhadap rakyat Sarekat Islam merupakan
(Dainuri, 1996: 36). suatu organisasi yang bersifat
Sejarah pergerakan di keagamaan di Indonesia. setelah
Indonesia yang dimotori oleh para terbentuknya Sarekat Islam, tidak
pemuda dimulai pada tahun 1908 berselang lama terbentuk suatu
yang diawali oleh organisasi Budi organisasi yang dikenal dengan
Utomo. Pada awalnya organisasi ini Indische Partij. “Organisasi
didukung oleh para golongan tua, pendudukan gagasan revolusioner
yaitu cita-cita dari seorang dokter nasional itu ialah Indische Partij yang
untuk membentuk suatu organisasi didirikan pada tanggal 25 Desember
yang bersifat pergerakan di tanah 1912. Perumus gagasan itu adalah
Jawa pada saat itu. Pelopor E.F.E. Douwes Dekker kemudian
pergerakan tersebut adalah M. terkenal dengan nama Danudirdja
Wahidin Sudiro Husodo.

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


24 M Chesar, Sumpah Pemuda Merupakan…

Setyabudhi” (Poesponegoro dan dengan penyelidikan, pemahaman,


Notosusanto, 2008: 350). dan penjelasan kejadian-kejadian
Sumpah Pemuda sendiri masa lampau yang bertujuan untuk
terjadi akibat pada tahun 1915 mencapai kesimpulan sehubungan
terbentuknya “organisasi dengan sebab-akibat kejadian masa
kepemudaan seperti Tri Koro Dharmo lampau yang dapat dijadikan
yang kemudian menjadi Jong Java pedoman dimasa yang akan dating”,
(1915), Jong Sumatera Bond (1917), sedangkan menurut Abdurahman
Jong Islamieten Bond (1924), Jong dalam penelitian sejarah yang
Batak, dan Pemuda Kaum Betawi, digunakan ada empat tahap yaitu:
akan tetapi sifat dari pergerakan Pertama, heuristik yaitu kegiatan
organisasi tersebut masih bersifat menghimpun jejak masa lampau.
kedaerahan” (Hermawan dan Kedua, kritik sumber yaitu
Sukanda, 2009: 52). Sifat kedaerahan menyelidiki sejarah apakah sejati,
tersebut berubah setelah adannya baik bentuk maupun isi. Ketiga,
gagasan persatuan di kalangan interpretasi, yaitu penulis
organisasi pemuda. Usaha persatuan memberikan suatu penafsiran
tersebut terjadi setelah terhadap data-data dari sumber-
perkembangan pergerakan nasional sumber. Keempat, historiografi, yaitu
yang menuntut satu kesatuan hasil dari tahap-tahap dalam
bersama. Hal ini dikarenakan pada penulisan sejarah yang merupakan
sifat pergerakan kedaerahan tersebut suatu gambaran atas peristiwa yang
banyak terjadi kegagalan yang terjadi pernah terjadi, dicatat secara tertulis
di setiap daerahnya. dalam bentuk apapun dengan
Usaha untuk mempersatukaan mempergunakan sumber-sumber,
organisasi pemuda tersebut terwujud sehingga menjadi sebuah karya
setelah terlaksanannya “Kongres sejarah (Abdurahman, 1999: 55).
Pemuda Indonesia I pada tanggal 30 Dalam penelitian ini, penulis
April-2 Mei 1926 di Jakarta. Perintis menggunakan beberapa pendekatan
terselenggaranya kongres ini adalah penelitian diantaranya pendekatan
sebuah komite yang diketuai oleh geografis, sosiologi, politik, bahasa,
Muhammad Tabrani dan anggotannya budaya, pendekatan historis Menurut
yang terdiri atas Bahdar Djohan, Kartodirjo, pendekatan geografi
Sumarto, Jan Toule, Soulehuwij, dan (1993: 5) adalah “pendekatan yang
Paul Pinonrtoan” (Fajar, 2009: 24). mencakup bidang kewilayahan serta
Terwujudnya kongres pemuda ini letak, lokasi, kondisi alam, dan
memiliki tujuan menanamkan wilayah yang digunakan untuk
semangat kebangsaan dikalangan kepentingan manusia”. menurut
para organisasi-organisasi Syahrudin pendekatan sosiologi
kepemudaan yang ada di Indonesia adalah (1984: 4) “sosiologi adalah
pada saat itu. suatu cabang ilmu yang mempelajari
tentang hubungan masyarakat dengan
Metode Penelitian lingkungan serta kehidupan sosial dan
Dalam penelitian ini penulis pergaulan hidup”.
menggunakan Metode Historis atau Menurut Koenjoroningrat
Metode Sejarah.Menurut Darmadi (1997: 15) pendekatan politik
(2011: 07) metode sejarah adalah merupakan “suatu pendekatan yang
“Metode penelitian yang berkaitan menekankan pada aspek-aspek

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


Danadyaksa Historica 2 (1) (2022): 22–34 25

kekuasaan, jenis kepemimpinan, dan dengan alat mekanis seperti duflafon,


sistem pemerintahan suatu wilayah”. tape recorder, foto, dan lain-lain”.
Menurut Zaim (2014: 3) Sedangkan sumber primer
pendekatan bahasa adalah “meneliti menurut Abdurahman (2011: 35),
fenomena-fenomena kebahasaan sumber sekunder adalah “sumber
yang ada dalam masyarakat pengguna yang diperoleh dari tangan kedua,
bahasa tersebut. Fenomenafenomena yaitu orang yang tahu peristiwa, tetapi
inilah yang dikumpulkan oleh peneliti tidak hadir dan tidak melihat
bahasa untuk diberi makna, sehingga peristiwa secara langsung, sumber-
ditemukan kaidah-kaidah kebahasaan sumber ini diperoleh dari buku-buku,
yang bersifat spesifik dan universal”. dokumentasi dan arsip”, sedangkan
Menurut Soelaeman (1998:10), menurutt Hamid (2012: 17), sumber
pendekatan kebudayaan adalah sekunder adalah “sumber campur
“kebudayaan ataupun yang disebut tangan peneliti sejarah sudah ada
peradaban, mengandung pengertian dalam memperlakukannya sebagai
yang luas, meliputi pemahaman bahan sumber untuk rekonstruksi
perasaan suatu bangsa yang peristiwa masa lampau”.
kompleks, meliputi pengetahuan, Dalam mengumpulkan sumber
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat penelitian, penulis melakukan
istiadat (kebiasaan), dan pembawaan beberapa cara yaitu dengan: 1. Studi
lainnya yang diperoleh dari anggota Kepustakaan, 2. Dokumentasi. Kritik
masyarakat”. Menurut Darmadi sumber adalah suatu kegiatan yang
(2014: 41), pendekatan historis dilakukan untuk mengecak kebenaran
adalah “seperangkat aturan dan dan keaslian dari data yang didapat
prinsip yang sistematis yang oleh peneliti. Tujuan dari kritik
digunakan untuk mengumpulkan sumber adalah agar peneliti dapat
sumber-sumber sejarah secara efektif, menguji dari data-data yang telah
menilainya secara kritis dan diperoleh agar dapat teruji kebenaran
mengajukan sintesis dari hasilhasil dan keaslian dari data yang diperoleh.
yang dicapai dalam bentuk tulisan”. Kritik sumber dibagi atas 2 bagian,
Sesuai dengan jenis penelitian yaitu kritik internal dan kritik
yang bersifat kajian pustaka, maka eksternal.
sumber data yang penulis gunakan
berupa buku-buku yang sesuai Hasil dan Pembahasan
dengan permasalahan yang penulis Bagaimana Awal Mula Tercetusnya
kaji untuk mencari sumber-sumber, Sumpah Pemuda Tahun 1928
baik sumber primer maupun sumber Hingga Tercetusnya Bahasa
sekunder. Menurut Hamid (2012: 17), Indonesia Sebagai Bahasa
sumber primer adalah “sumber yang Persatuan
mana didalamnya dokumen atau Sumpah Pemuda yang
benda material dengan peristiwa diselenggarakan pada tanggal 28
tertentu merupakan jejak masa lalu Oktober 1928 merupakan proses awal
yang hadir apa adanya”, sedangkan dari tercetusnya Bahasa Indonesia
menurut Hugiono dan Poerwantana sebagai Bahasa Persatuan bagi Bangsa
56 (1992: 31), sumber primer adalah Indonesia dengan melalui proses yang
“kesaksian dari pada seorang saksi panjang, Bahasa Indonesia
dengan mata kepala sendiri atau saksi dikukuhkan sebagai resmi.
dengan panca indera yang lain, atau Tercetusnya Bahasa Indonesia dalam

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


26 M Chesar, Sumpah Pemuda Merupakan…

peristiwa Sumpah Pemuda tahun mempercepat persatuan, menambah


1928 melalui proses yang sangat pengetahuan anggota, serta berusaha
panjang melalui Kongres Pemuda I menimbulkan rasa cinta akan budaya
dan Kongres Pemuda II. sendiri” (Hermawan, dan Sukanda.
2009: 35).
Kongres Pemuda Indonesia I Pada dasarnya terbentuknya
Sebelum terlaksanannya organisasi-organisasi pemuda sejak
Kongres Pemuda I sampai dengan tahun 1915 seperti Tri Koro Dharmo
Kongres Pemuda II, di Indonesia telah yang kemudian menjadi Jong Java,
memiliki organisasi-organisasi Jong Sumatranen Bond, Jong
pemuda yang masih bersifat Islamieten Bond, Jong Batak, Jong
kedaerahan. Sifat kedaerahan ini Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon,
didasarkan karena pada saat itu Sekar Rukum, dan Pemuda Kaum
belum adanya badan atau kongres Betawi merupakan awal dari
yang akan menyatukan para pemuda- pergerakan dari pemuda Indonesia
pemuda Indonesia pada saat itu. yang kemudian nantinya
Terbentuknya organisasi Budi Utomo menghasilkan Sumpah Pemuda,akan
pada tanggal 20 Mei 1908 merupakan tetapi pergerakan yang dilakukan
awal dari para pemuda Indonesia pada saat itu masih bersifat
bergerak. “Cita-cita untuk kedaerahan dan kelompok khusus.
melangsungkan pergerakan nasional Terjadinya Sumpah Pemuda tidak
di tanah Jawa muncul dari M. Wahidin terlepas dari Perhimpunan Pelajar-
Sudiro Husodo, seorang dokter. Pelajar Indonesia (PPPI) pada tahun
Perkumpulan ini dalam gerakannya 1926 yang pada saat itu menjadi
terlihat masih didominasi oleh kaum wadah dari pergerakan pemuda.”Dari
tua” (Hermawan, dan Sukanda. 2009: Perhimpunan Pelajar-Pelajar
34). Lama kelamaan para pemuda Indonesia inilah semangat
Indonesia merasa tidak puas dengan nasionalisme di Indonesia pertama
para golongan tua yang berada di Budi kalidicetuskan oleh para pelajar
Utomo pada saat itu, sehingga pada Indonesia. Atas inisiatif Perhimpunan
tanggal 7 Maret 1915, dr. R. Satriman Pelajar-Pelajar Indonesia Kongres
Widyosandjoyo, Kadarman, dan Pemuda II dapat diselenggarakan dan
Sunardi serta para pemuda lainnya akhirnya nanti menghasilkan Sumpah
membentuk suatu perkumpulan Pemuda” (Sudiyo, 2003: 61).
pemuda Indonesia yang diberi nama Setelah terlaksananya Kongres
Tri Koro Dharmo. Tri Koro Dharmo Pemuda I yang menghasilkan
merupakan organisasi pemuda keputusan seperti yang dijelaskan
pertama yang ada sesungguhnya. oleh Sudiyo dalam bukunya yang
Setelah berdirinya organisasi berjudul Arus Perjuangan Pemuda
Tri Komo Dharmo yang masih bersifat Dari Masa ke Masa (2003: 60-61)
pergerakannya kedaerahan. Akhirnya yaitu: 1. Mengusulkan agar semua
pada tanggal 12 Juni 1918 Tri Komo perkumpulan pemuda bersatu dalam
Dharmo berubah menjadi Jong Java. organisasi pemuda Indonesia. 2.
Tujuan dari Jong Java sesuai dengan Mengakui dan menerima cita-cita
anggaran dasar adalah “mendidik untuk mewujudkan persatuan
para anggota supaya kelak dapat Indonesia (meskipun dalam hal ini
memberikan tenaganya untuk masih belum jelas). 3. Adanya upaya
pembangunan Jawa Raya dengan jalan untuk menghilangkan pandangan

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


Danadyaksa Historica 2 (1) (2022): 22–34 27

adat, sifat kedaerahan yang kolot, dan pemuda yang berada di Jakarta dan di
sebagainya. 4. Mempersiapkan Bandung.
diselenggaranya Kongres Pemuda ke Perhimpunan Pelajar-Pelajar
II. Indonesia merupakan penggerak
Perjuangan pemuda yang utama dalam penyelenggaraan
bersifat kedaerahan, sudah mulai Kongres Pemuda II. Hal ini karena
tampak pada pertengahan tahun pemuda-pemuda Indonesia telah
1926, yakni menjelang akan memiliki rasa persatuan yang telah
dilaksanakannya Kongres Pemuda lama disimpan oleh para pemuda
Pertama (30 April – 2 Mei 1926). Indonesia. Kesamaan dari tujuan
Walaupun saat itu belum juga ada persatuan tersebut telah membentuk
perubahan gerak langkahnya, namun persatuan nasional terhadap para
tanda-tanda menuju persatuan dan pemuda dan pelajar Indonesia.
berisfat nasional sudah mulai jelas. Tentang bentuk persatuan,
Dalam persidangan pada Kongres Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Pemuda I, ada dua masalah pokok Indonesia mengusulkan “agar semua
yang menyebabkan hasil kongres itu perkumpulan pemuda bersatu dalam
tidak menghasilkan keputusan bulat. satu perkumpulan yang merupakan
Masalah pokok tersebut adalah badan Fusi. Usulan dari Perhimpunan
tentang bahasa dan sifat kedaerahan. Pelajar-Pelajar Indonesia merupakan
Pembahasan dua masalah ini tidak ulangan dari usulan Perhimpunan
memperoleh titik temu. Ada tiga PelajarPelajar Indonesia yang
bahasa yang menjadi pertimbangan diajukan pada Kongres Pemuda I”
untuk dijadikan bahasa Melayu. (Sudiyo, 2004: 140).
Adapun ganjalan yang lain, yaitu sifat Kongres Pemuda II sendiri
kedaerahan juga masih merupakan terjadi akibat dariadanya peristiwa
kendala. Nama-nama organisasi pemberontakan Partai Komunis
pemuda yang berdasarkan kesukuan, Indonesia (PKI) pada bulan November
masih sulit dilepaskan. Dengan 1926, peristiwa berdirinya
demikian, untuk meninggalkan sifat Perserikatan Nasional Indonesia
kedaerahan tersebut, menjadi (PNI) pada tanggal 4 Juli 1927.”dari
hambatan untuk dialihkan kearah beberapa peristiwa tersebut, maka
perjuangan yang bersifat nasional. usaha untuk membentuk badan fusi
Kongres Pemuda Indonesia II atau badan federasi kemudian
Pada bulan Juni 1928 semakin dipercepat. Akhirnya secara
terlaksananya Kongres Pemuda II praktis persiapan Kongres Pemuda II
yang diketuai oleh Sugondo telah terbentuk, sejak bulan Juni
Djojopuspito dengan persiapan 1928” (Sudiyo, 2004: 141).
kongres yang siap dilaksanakan, Penekanan dari Kongres
akhirnya pelaksanaan Kongres Pemuda II sendiri adalah Persatuan
Pemuda II dilaksanakan pada tanggal Nasional Indonesia, hal ini menjadi
27-28 Oktober 1928. Peristiwa ini pokok utama sejak lama dari asas
terjadi karena adanya Perhimpunan perjuangan Perhimpunan Indonesia
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan (PI). Setelah dalam pembicaraan,
Pemuda Indonesia yaitu pengganti maka akhirnya dihasilkan susunan
dari Jong Indonesia. Pada saat itu Panitia Kongres Pemuda
pemuda yang paling banyak II,sebagaimana yang dijelaskan oleh
melakukan pergerakan adalah Sudiyo dalam bukunya Arus

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


28 M Chesar, Sumpah Pemuda Merupakan…

Perjuangan Pemuda Dari Masa ke Djojopoespito.Resolusi ini yang


Masa berikut ini (2003: 85). kemudian terkenal sebagai Sumpah
1. Ketua: Soegondo Djojopuspito Pemuda (Sutjiatiningsih, 1999: 29-
2. Wakil Ketua: Djoko Marsaid 30).
3. Sekertaris: Moh. Yamin Dalam persidangan ketiga
4. Bendahara: Amir Syarifuddin inilah diambil keputusan Kongres
5. Pembantu I: Djohan Moh. Tjai Pemuda II pada tanggal 27-28Oktober
6. Pembantu II: Kotjo Sungkono 1928, dengan nama Ikrar Pemuda
7. Pembantu III: Senduk kemudian lebih dikenal dengan
8. Pembantu IV: J. Leimena sebutan Sumpah Pemuda.
9. Pembantu V: Rohyani (Sudiyo, “persidangan berjalan dengan lancar
2003: 85). dan serius dan masing-masing
mempunyai perhatian penuh,
Pada hari Sabtu tanggal mendengarkan setiap masalah
27Oktober1928, pukul 19.30, di yangdikemukakan oleh wakil-wakil
Gedung Katholieke Jongelengen, kota dari organisasi pemuda pelajar”
Jakarta dalam sidang pertama ini (Sudiyo, 2003: 87).
membahas permasalahan Persatuan Tri Karyanti dalam jurnalnya yang
dan Kebangsaan Indonesia yang berjudul Sumpah Pemuda dan
disampaikan oleh Moh. Yamin yang Nasionalisme Indonesia (2015: 108)
disampaikan dalam pidatonya menjelaskan bahwa pada akhir
tersebut. kongres tersebut, lahirlah sebuah
Sidang ke II, diadakan pada sumpah dan pernyataan oleh para
hari Minggu pagi pukul 8.00--14.00, pemuda yang lebih dikenal dengan
bertempat di Gedung Oost Java Sumpah Pemuda. Para pemuda
Biooscoop, Jalan Medan Merdeka berikrar bersama dan membuat satu
Utara No. 14 (Gedung Pemuda, pernyataan bahwa: Pertama : Kami
sekarang sudah dibongkar).Dalam Putera dan Puteri Indonesia mengaku
rapat ke dua ini membicarakan bertumpah darah yang satu, tanah
masalah pendidikan.Nara sumbernya Indonesia.
antara lain Nona Pumomowulan dan s. Kedua : Kami Putera dan Puteri
Mangunsarkoro. Indonesia mengaku berbangsa yang
Sidang ke III, dilanjutkan pada satu, bangsa Indonesia
hari Minggu petang/malam pukul Ketiga : Kami Putera dan Puteri
17.30--23.30. di gedung Indonesische Indonesia menjunjung Bahasa
Clubgebouw, Jalan Kramat Raya No. Persatuan, Bahasa Indonesia.
106 (sekarang Gedung Sumpah
Pemuda) pidato yang disampaikan Bagaimana Dampak Sumpah Pemuda
Sunario SH ternyata lain dengan yang Terhadap Pembentukan Bahasa
tercantum dalam acara sebelumnya. Indonesia
Dalam acara iniSunario SH akan Pada 28 Oktober 1928, para
berpidato tentang Pergerakan pemuda-pemudi Indonesia
Pemuda Indonesia dan pemuda mendeklarasikan Bahasa Indonesia
luaran, ternyata kemudian diganti sebagai Bahasa Persatuan di
dengan Pergerakan Pemuda dan Indonesia. Dalam prosesnya, Bahasa
Persatuan Indonesia.Sidang III Indonesia mengalami perjalanan
ditutup dengan pembacaan usul panjang sampai pada akhirnya resmi
resolusi oleh Ketua Kongres Soegondo diakui sebagai Bahasa Nasional.

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


Danadyaksa Historica 2 (1) (2022): 22–34 29

Sumpah Pemuda adalah cerminan budaya, serta media pemersatu suku,


dari tekad dan ikrar pemuda, pemudi, budaya dan bahasa di Nusantara.
pelajar dan mahasiswa. Saat itu Sedangkan dalam kedudukannya
mereka tidak membeda-bedakan sebagai Bahasa Negara, bahasa
suku, pulau, dan organisasi. Tekad Indonesia berfungsi sebagai bahasa
ingin bersatu untuk merebut resmi kenegaraan, bahasa pengantar
Kemerdekaan dari para penjajah, pendidikan, alat perhubungan tingkat
semangat persatuan pada waktu itu nasional dan alat pengembangan
sangat menonjol, para pemuda- kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
pemudi bertekad untuk merebut teknologi” (Nugroho dalam Bulan,
kemerdekaan dengan cara bersatu. Deanty Rumandang, 2019: 23).
Setelah terjadinya Sumpah
Pemuda perkembangan Bahasa Bagaimana Perkembangan Bahasa
Indonesia mengalami kemajuan hal Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan
ini ditandai dengan munculah Pada dasarnya perkembangan
kesadaran dalam setiap pribadi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
masyarakat Indonesia walaupun Persatuan tidak terlepas dari Bahasa
belum merata. Dalam periode ini ada Melayu sebagai Bahasa pengantar
beberapa perkembangan baru di Pada tanggal 28 Agustus 1916 dalam
bidang bahasa. Seperti yang Kongres Pengajaran Kolonial di Den
dijelaskan oleh Alkarima dengan judul Haag Negeri Belanda yang diusulkan
Kedudukan Dan Peran Bahasa oleh Ki Hadjar Dewantara, saran dari
Indonesia dan Bahasa Inggris Dalam Ki Hadjar Dewantara pada saat itu
Ilmu Pengetahuan Di Era Global tidak menyebutkan secara khusus
(2016: 3) menjelaskan bahwa: 1) agar Bahasa Melayu digunakan
Lahirnya angkatan pujangga baru sebagai bahasa pengantar. Dalam
tepatnya pada tahun 1933. 2) buku Kridalaksanayang berjudul
Diadakannya kongres bahasa Masa-Masa Awal Bahasa Indonesia, Ki
indonesia yang pertama yang Hadjar Dewantara memberikan
menghasilkan ketetapan bahwa usulan.
bahasa indonesia adalah bahasa “Bahasa Melayu, yang untuk
melayu priok. 3) Pada tahun 1942- mempelajarinya sedikit
1945 jepang melarang penggunaan mempersyaratkan kemampuan
bahasa belanda sebagai bahasa wajib filologis dan yang sejak lama menjadi
di sekolah-sekolah dan malah bahasa pengantar di antara penutur
menyarankan penggunaan bahasa asli dan juga di antara penduduk
indonesia. 4) Pada tahun 1945 pribumi dari berbagai bagian
muncullah angkatan sastrawan 45 lnsu/inde, pada masa yang akan
yang dipelopori oleh Chairil Anwar datang akan menjadi bahasa yang
yang bergerak dalam bidang puisi dan cocok untuk seluruh Hindia”
Idrus yang bergerak dalam bidang (Kridalaksana, 2010: 14).
prosa. Perkembangan selanjutnya,
Dalam kedudukannya sebagai Bahasa Indonesia tidak terlepas dari
Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia Kongres pemuda pertama itu belum
berfungsi sebagai “lambang menghasilkan keputusan politik yang
kebanggaan kebangsaan, indentitas penting, tentang tanah air, bangsa, dan
nasional, media penghubung bahasa persatuan sudah mulai wujud.
antarwarga, antar daerah dan antar Oleh karenanya, dalam Kongres

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


30 M Chesar, Sumpah Pemuda Merupakan…

Pemuda kedua, di Jakarta, 28 Oktober 2. Ejaan Soewandi atau Ejaan


1928 menghasilkan tiga butir Sumpah Republik tahun 1947
Pemuda, butir ketiga yang berbunyi tujuannya adalah
“Kami Poetra dan Poetri Indonesia menyederhanakan sistem
mendjoendjoeng bahasa persatoean, Ejaan Van Ophuijsen.
Bahasa Indonesia. Merupakan 3. Ejaan Sistem Pembaharuan
keputusan politik yang menempatkan tahun 1957, ejaan ini disusun
bahasa Melayu tidak lagi berada di sebagai tanggapan atas
dalam konteks etnisitas, melainkan penyempurnaan ejaan dalam
dalam kerangka keindonesiaan yang Kongres Bahasa Indonesia II di
bertanah dan berbangsa Indonesia” Medan.
(Mahayana, 2009: 10). 4. Ejaan Wilkinson, R.J. Wilkinson
Dalam perkembangan Bahasa adalah ketua panitia
Indonesia tidak terlepas dari Kongres Pemerintah Persekutuan
Pemuda I yang dilaksanakan pada Tanah Melayu di Semenanjung
1926 yang mengalami perdebatan Malaya yang dibentuk pada
mengenai bahasa persatuan bangsa Oktober 1904.
Indonesia atau Bahasa Melayu. Dalam 5. Ejaan Za’aba, ejaan ini berbeda
prosesnya kemudian menghasilkan dengan Ejaan Wilkinson,
keputusan “Kongres Pemuda Pertama diajarkan disekolahsekolah
pada tanggal 30 April sampai 2 Mei Melayu dan Semenanjung
1926 dan kemudian tetapkan dalam Malaya.
Kongres Pemuda Kedua 27 sampai 28 6. Ejaan Fajar Asia, ejaan ini
Oktober 1928 berupa Sumpah diciptakan oleh penulis Melayu
Pemuda, dari paparan tersebut tahun 50-an yang disusun
menghasilkan dua tanggal penting selama pendudukan Jepang.
yaitu 2 Mei 1926 dan 28 Oktober 7. Ejaan Melindo (ejaan Bahasa
1928. Pada 2 Mei 1928 merupakan Melayu-Indonesia), ejaan ini
hari lahir Bahasa Indonesia dan yang merupakan tindak lanjut
mengusulkan itu ialah M. Tabrani” perjanjian persahabatan
(Ikram dkk, 2009: 38). antara Republik Indonesia dan
Setelah itu perkembangan Persekutuan Tanah Melayu.
Bahasa Indonesia mengalamai 8. Ejaan Baru Bahasa Malaysia (di
perubahan pada ejaanya. Ejaan pada Malaysia) dan Ejaan Baru
Bahasa Indonesia mengalami Bahasa Indonesia (di
perubahan sebanyak sembilan kali Indonesia) tahun 1966.
dimulai dari tahun 1901, seperti yang 9. Ejaan Yang Disempurnakan
dijelasakan oleh Ikram dkk dalam (EYD) yang diresmikan melalui
buku yang berjudul Sejarah Peraturan Pemerintah
Kebudayaan Indonesia Bahasa, Sastra NO.57/1972.
dan Aksara (2009: 17-18). sebagai
berikut: Dalam perjalananya Bahasa
1. Ejaan Van Ophuijsen pada Indonesia melakukan 10 kali kongres
tahun 1901 yaitu ejaan resmi yang dilaksanakan sejak tahun 1938
Bahasa Melayu di daerah sampai 2013.
jajahan Belanda yang disusun 1. Kongres Bahasa Indonesia I
oleh Ch. A. van Ophuijsen. 1938

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


Danadyaksa Historica 2 (1) (2022): 22–34 31

2. Kongres Bahasa Indonesia II manusia baik bidang ekonomi, politik,


1954 maupun kebudayaan. Hal itu tampak
3. Kongres Bahasa Indonesia III dari adanya penegasan tentang
1978 kemerdekaan, atau kedaulatan suatu
4. Kongres Bahasa Indonesia IV bangsa. Salah satu kekhususan yang
1983 terdapat pada identitas bangsa adalah
5. Kongres Bahasa Indonesia V bahasa, Menurut (Muradi dalam
1988 Zamzani, 2014: 233).”bahasa
6. Kongres Bahasa Indonesia VI dijadikan jati diri bangsa. Jati diri
1993 bangsa dapat menguat, dapat pula
7. Kongres Bahasa Indonesia VII melemah”.
1998 Dalam perkembangannya
8. Kongres Bahasa Indonesia VIII Bahasa Indonesia mengalami
2003 perkembangan yang sangat pesat hal
9. Kongres Internasional IX ini dikarenakan terbaginya Bahasa
Bahasa Indonesia 2008 Indonesia menjadi tiga kelompok
10. Kongres Bahasa Indonesia X yaitu Bahasa Persatuan dan Bahasa
2013 Negara, Bahasa Daerah, serta Bahasa
Asing. Seperti yang dijelaskan oleh
Bagaimana Dampak Setelah Bahasa Nurwardani dalam bukunya yang
Indonesia Dijadikan Sebagai Bahasa berjudul Bahasa Indonesia
Persatuan Bagi Masyarakat Indonesia menjelaskan fungsi bahasa yaitu:
Dalam perkembangannya “(1) Bahasa Nasional dan Bahasa
Bahasa Indonesia memiliki peranan Negara, bagi Bangsa Indonesia, tentu
penting bagi masyarakat Indonesia, saja Bahasa Indonesia memiliki
selain itu perkembangan bahasa juga kedudukan yang sangat penting
disertai dengan keadaan dan karena Bahasa Indonesia
kedudukan masyarakat Indoneisa berkedudukan sebagai Bahasa
yang memiliki andil besar di Persatuan dan Bahasa Negara
dalamnya. Sebagaimana yang sekaligus. Sebagai Bahasa Persatuan,
dijelaskan oleh Karyanti dalam Bahasa Indonesia mempunyai fungsi
jurnalnya yang berjudul Kedudukan sebagai lambang kebanggaan dan
dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam identitas nasional, serta alat
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara pemersatu bagai suku bangsa, (2)
(2015: 109). Kedudukannya sebagai Bahasa Daerah, Bahasa daerah bahasa
Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia ini jumlahnya sangat banyak dan
mempunyai empat fungsi yaitu: 1) digunakan menyebar di seluruh daerah
Lambang kebangsaan nasional. 2) di Indonesia. Bahasa daerah berfungsi
Lambang identitas nasional. 3) Alat sebagai lambang kebanggaan dan
pemersatu bangsa. 4) Alat lambang identitas daerah, alat
perhubungan antar budaya dan antar perhubungan di dalam keluarga dan
daerah. masyarakat daerah, dan sarana
Kedudukan dan fungsi bahasa pendukung budaya daerah dan bahasa
Indonesia secara politis telah jelas. Indonesia. Dalam hubungannya
Bahasa Indonesia berkedudukan dengan fungsi bahasa Indonesia,
sebagai bahasa nasional (bahasa bahasa daerah merupakan pendukung
persatuan). Dalam era globalisasi bahasa Indonesia, merupakan bahasa
tidak berarti aspek kehidupan pengantar, (3) Bahasa Asing, Bahasa

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


32 M Chesar, Sumpah Pemuda Merupakan…

asing diberi batasan sebagai bahasa di yaitu pada tanggal 30 April-2


Indonesia selain Bahasa Indonesia dan Mei 1926 yaitu Kongres Pemuda
Bahasa Daerah. Bahasa asing I, dan pada tanggal 28 Oktober
mempunyai fungsi sebagai alat 1928 dilaksanakan Kongres
perhubungan antar bangsa dan sarana Pemuda II kemudian diputuskan
pemanfaatan ilmu pengetahuan”. sebagai hari Sumpah Pemuda.
(Nurwardani 2016: 13). 2. Dampak Sumpah Pemuda
Perkembangan Bahasa terhadap pembentukan Bahasa
Indonesia tidak terlepas dari Indonesia, Sumpah Pemuda
masyarakat yang memiliki andil terhadap pembentukan Bahasa
penting didalamnya, selain itu juga Indonesia dimulai dengan
kedudukan Bahasa Indonesia sangat Bahasa Indonesia dijadikan
berpengaruh pada setiap bidang sebagai Bahasa Persatuan yang
kehidupan manusia. Perkembangan tidak terlepas dari ikrar pemuda
Bahasa Indonesia juga mengikuti Indonesia melalui peristiwa
perkembangan zaman terutama pada Sumpah Pemuda tahun 1928
era globalisasi.Setelah itu dan kemudian disahkan pada
perkembangan Bahasa Indonesia UUD 1945 sebagai bahasa resmi.
sebagai Bahasa Persatuan mengalami Dalam perjalanannya Bahasa
perkembangan yang sangat pesat Indonesia memiliki fungsi
dengan dibentuknya badan yaitu sebagai alat pemersatu bagi
Forum Dewan Guru Besar Indonesia Bangsa Indonesia yang memiliki
(FDGBI) pada tahun 2017 di berbagai adat istiadat terutama
Universitas Gajah Mada Yogyakarta bahasa daerah, maka peranan
tujuannya adalah ―menjadikan dari Bahasa Indonesia adalah
Bahasa Indonesia sebagai bahasa sebagai alat pemersatu bangsa.
ilmiah internasional. Selain itu pada 3. Perkembangan Bahasa
perkembangan Bahasa Indonesia Indonesia sebagai Bahasa
mengalami kemajuan dengan Persatuan, Bahasa Pengantar
diadakanya seminar internasional Indonesia pada awalnya pada 16
yang di ikuti oleh universitas Agustus 1916. Selanjutnya
terkemuka di Asia dan Eropa yang perkembangan Bahasa
semua keynote speakers dan peserta Indonesia mengalami
menggunakan Bahasa Indonesia‖ perkembangan setelah
(Majalah Riau. 2020). diadakannya Kongres Pemuda II
yang menghasilkan keputusan
Simpulan penting yaitu Satu Nusa, Satu
1. Awal terbentuknya Bahasa Bangsa, dan Satu Bahasa, akan
Indonesia sebagai Bahasa tetapi Bahasa Indonesia tidak
Persatuan tidak terlepas dari dapat dilepaskan dari Kongres
para pemuda-pemuda Indonesia Pemuda I sebagai awal dari
yang memperjuangkan cita-cita ditetapkannya Bahasa Indonesia
kemerdekaan dari bangsa dan kemudian di sahkan sebagai
Indonesia melalui semangat hari bahasa pada 2 Mei 1926.
Sumpah Pemuda yang terjadi 4. Dampak Bahasa Indonesia
pada tanggal 28 Oktober 1928 setelah dijadikan Bahasa
melalui Kongres Pemuda yang Persatuan,bagi masyarakat
dilaksanakan sebanyak dua kali Indonesia Indonesia mempunyai

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


Danadyaksa Historica 2 (1) (2022): 22–34 33

empat fungsi yaitu sebagai Ilmu Sejarah. Yogyakarta:


lambang bangsa, lambang Ombak.
identitas, sebagai alat
pemersatu, dan sebagai alat Ikram, Achadiati dkk. (2009). Sejarah
penghubung. Selain itu juga Kebudayaan Indonesia Bahasa,
fungsi dari Bahasa Indonesia Sastra, dan Aksara. Jakarta:
yaitu sebagai Bahasa Nasional Rajawali Pers.
dan Bahasa Negara, sebagai
Bahasa Daerah, dan sebagai Hermawan, Ruswandi dan Sukanda
Bahasa Asing. Permana. (2009). Kehidupan
Pada Masa PraIndonesia: Zaman
Daftar Pustaka Pergerakan. Bandung: PT Setia
Purnama Inves.
Abdurrahman, Dudung. (1999).
Metodologi Penelitian Sejarah.
Hugiono dan Poerwantana. (1992).
Jakarta: Logos.
Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Abdurahman. (2011). Metodologi
Peneliitian Sejarah Islam.
Kartodirdjo, Sartono. (1993).
Jakarta: Ombak.
Penelitian Ilmu Sosial Dalam
Metode Sejarah. Jakarta:
Alkarima, Oryza. (2016). Kedudukan
Gramedia Pustaka.
Dan Peran Bahasa Indonesia Dan
Bahasa Inggris Dalam Ilmu
Karyanti, Tri. (2015). Kedudukan dan
Pengetahuan Di Era Global.Jawa
Fungsi Bahasa Indonesia dalam
Tengah: Universitas Sebelas
Kehidupan Berbangsa dan
Maret.
Bernegara. Jurnal Culture.Vol.2
No.1.Universitas AKI Semarang.
Bulan, Deanty Rumandang. (2019).
Bahasa Indonesia Sebagai
Koenjoroningrat. (1995). Metodologi
Identitas Nasional Bangsa
Penelitian Mayarakat. Jakarta:
Indonesia. Jurnal JISIPOL.
PT Gramedia Pustaka Utama.
Volume 3. No. 2.Universitas Bale
Bandung.
Kridalaksana, Harimurti. (2010).
Masa-Masa Awal Bahasa
Dainuri, Ahmad. (1996). Ini Dadaku.
Indonesia. Depok. Universitas
Jakarta: CV Tursina.
Indonesia.
Mahayana, Maman. (2009).
Darmadi, Hamid. (2014). Metode
Perkembangan Bahasa Indonesia
Penelitian Pendidikan Dan Sosial.
Melayu di Indonesia dalam
Bandung: Alfabeta.
Konteks Sistem Pendidikan.
Jurnal Pemikiran Alternatif
Fajar. (2009). Memaknai
Kependidikan. Vol. 14. No. 3.
Kemerdekaan. Bandung: PT.
STAIN Purwokerto.
Sarana Ilmu Pustaka.

Hamid, Abd Rahman dan Muhammad, Majalah Riau. (2020). Forum Guru
Besar Tunjuk UIR Tuan Rumah
Saleh Madjid. (2011). Pengantar
Konferensi Internasional

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index


34 M Chesar, Sumpah Pemuda Merupakan…

Berbahasa Indonesia. Sutjiatiningsih, Sri. (1999). Soegondo


http://share.babe.news. Djojopoespito: Hasil Karya dan
Pengabdiannya.Jakarta:
Nurwardani, Paristiyanti dkk. (2016). Departemen Pendidikan Dan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Kebudayaan RI.
Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Soelaeman, Munandar. (1998). Ilmu
Kemahasiswaan Kementerian Budaya Dasar Suatu Pengantar.
Riset Teknologi dan Pendidikan Bandung: Pt Eresco.
Tinggi.
Zamzani. (2014). Eksistensi Bahasa
Poesponegoro, Marwati Djoened, dan Indonesia Dalam Pendidikan
Nugroho Notosusanto. (2008). Berbasis Keragaman
Sejarah Nasional Indonesia VI. Budaya.Jurnal Dialektika. Vol. 1.
Jakarta: Balai Pustaka. No. 2. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Repelita, Tridays. (2018). Sejarah
Perkembangan Bahasa Indonesia Zaim. (2014). Metode Penelitian
(Ditinjau Dari Prespektif Sejarah Bahasa: Pendekatan Struktural.
Bangsa Indonesia). Jurnal Padang: UNP Press Padang.
Artefak: History and Education,
Vol.5. No.1. Universitas Buana
Perjuangan Karawang.

Syahrudin, Aziz. (1984). Pendekatan


Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.

Sudiyo. (2003). Arus Perjuangan


Pemuda Dari Masa ke Masa.
Jakarta: Bina Adiaksara.

Sudaryanto. (2018). Historitasi


Kongres Bahasa Indonesia
(1938-2013). Yogyakarta:
Ombak.

Sudiyo. (2004). Perhimpunan


Indonesia. Jakarta: Bina
Adiaksara.

Available online at: https://jurnal.um-palembang.ac.id/JDH/index

Anda mungkin juga menyukai