Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara di
suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan udara di atmosfer ini maka terjadilah
distribusi partikel-partikel di udara, baik partikel kering (debu, asap, dsb) maupun partikel basah
seperti uap air. Pengukuran angin permukaan merupakan pengukuran arah dan kecepatan angin
yang terjadi dipermukaan bumi dengan ketinggian antara 0.5 sampai 10 meter.
Alat-alat yang paling baik untuk mengukur angin (permukaan) adalah Wind Vane dan Anemometer.
Alat-alat pengukur kecepatan angin di bagi dalam 3 bagian :
Anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya udara yang melalui alat per satuan waktu.
Pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari aliran udara yang melalui
pipa-pipanya.
Pressure Plate Anemometer, lembaran logam tertentu, ditempatkan tegak lupus angin. Lembaran
logam ini akan berputar pada salah satu sisinya sebagai sumbu. Besar penyimpangan (sudut)
menjadi kecepatan angin.
1. Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan
meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari
arah angin adalah 0o – 360o dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah
terbuka.
Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah
angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencatat yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil
yang diperoleh alat akan dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort.
Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan
bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin
bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka.
Anemometer
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang
didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup - propeller sensor untuk kecepatan angin dan vane/
weather cock sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang
dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang
sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang
anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu
kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut
1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang
anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat
tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya
rawan terhadap sambaran petir.
3. Altimeter
Altimeter adalah alat untuk mengetahui ketinggian suatu tempat terhadap MSL (mean sea level =
1013,25 mb = 0 mdpl). Altimeter sebenarnya adalah barometer aneroid yang skala penunjukkannya
telah dikonversi terhadap ketinggian. Sebagaimana kita ketahui bahwa 1 mb sebanding dengan 30
feet (9 meter) atau dapat dicari dengan pendekatan rumus:
Angin
C.SIFAT-SIFAT ANGIN
Beberapa sifat angin antara lain:
Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin
tersebut.
Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas.
Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tampat lain, dan dari waktu ke
waktu.
D.KECEPATAN ANGIN
Kecepatan angin ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan
tujuan angin dan resistensi medan yang dilaluinya.
E.JENIS-JENIS ANGIN
a. Angin Laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini bisa
dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
b.Angin Darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang pada
umumnya terjadi saat malam hari, dari jam 20.00 sampai dengan 06.00.
Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan
perahi bertenaga angin sederhana.
a.Angin Lembah
Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak gunung dan
biasa terjadi pada siang hari.
b.Angin Gunung
Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung
dan terjadi pada malam hari.
3.Angin Fohn
Angin Fohn
Angin Fohn (Angin Jatuh) adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis. Angin
yang bertiup pada suaatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang
berbeda.
Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang
tingginy lebih dari 200 meter , naik di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang
jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering , karena uap air sudah di buang
pada saat hujan orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa
turun daya tahan tubunya terhadap serangan penyakit.
4.Angin Muson
Angin Muson
Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim adalah angin yang
berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan
periode yang lain polanya akan berlawan yang berganti arah secara berlawanan
setiao setengah tahun.
Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia (musim
dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang
banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat
yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang
dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat
menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan
Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan januari dengan
Kecepatan Minimum 3 m/s.
Anemometer
Windvane
Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar
kecepatan angin, yang biasanya banyak ditemukan di bandara-bandara.
Windsock