Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Tafsir Maudhu’i

Jika ditelusuri, perkembangan tafsir Al-Qur’an dimulai sejak masa hidup Rasulullah SAW.
Tafsir maudhu’i sudah ada sejak dahulu walau masih sederhana. Hal ini bisa kita liat dari
sejarah tentang penafsiran Rasulullah terhadap kata (‫ ) ظالم‬yang dihubungkan dengan kata
syirik karena adanya persamaan makna. Ali Khalil dalam komentarnya tentang riwayat ini
menegaskan bahwa dengan adanya penafsiran ini Rasulullah SAW telah memberikan
pelajaran kepada para sahabat bahwa kegiatan mengumpulkan sejumlah ayat dapat
menguraikan inti masalah dan akan menghilangkan keraguan. Menurut beliau, hal ini
menunjukkan bahwa tafsir maudhu’i telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW, namun
belum memiliki karakter metodologis yang mampu berdiri sendiri. Contoh penafsiran yang
pernah dilakukan oleh Rasulullah yaitu menjelaskan tentang pengertian zhulum dalam QS. Al
An’am 6:38.

Dasar-dasar tafsir maudhu’i sudah dimulai oleh Rasulullah SAW sendiri ketika menafsirkan
ayat dengan ayat, yang kemudian dikenal dengan nama tafsir bi al-ma’sur. Seperti yang
dikemukakan oleh al Farmawi bahwa semua penafsiran ayat dengan ayat bisa dipandang
sebagai tafsir maudhu’i dalam bentuk awal. Menurut Quraish Shihab, tafsir tematik
berdasarkan surah dimulai pertama kali oleh seorang guru besar jurusan Tafsir, fakultas
Ushuluddin Universitas al-Azhar yaitu Syaikh Mahmud Syaltut pada Januari 1960. Karya ini
termuat dalam kitabnya, Tafsir al-Qur’an al-Karim.

Sedangkan tafsir maudhu‘i berdasarkan subjek dimulai pertama kali oleh Prof. Dr. Ahmad
Sayyid al-Kumiy, seorang guru besar di institusi yang sama dengan Syaikh Mahmud Syaltut,
jurusan Tafsir, fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar yang menjadi ketua jurusan Tafsir
hingga tahun 1981. Model tafsir ini dibuat pada tahun 1960-an.

Hasil dari tafsir model ini menurut Quraish Shihab di antaranya adalah :

1. Karya-karya Abbas Mahmud al-Aqqad,yaitu al-Insân fî al-Qur’ân,al-Mar’ah fî al-Qur’ân,


dan
2. Karya Abul A’la al-Maududi, yaitu al-Ribâ fî al-Qur’ân

Kemudian tafsir model ini dikembangkan dan disempurnakan lebih sistematis oleh Prof. Dr.
Abdul Hay al-Farmawi, pada tahun 1977, dalam kitabnya al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudu‘i:
Dirasah Manhajiyah Maudu‘iyah. Akan tetapi, jika dilihat dari catatan lain, kelahiran tafsir
tematik jauh lebih awal dari apa yang dicatat Quraish Shihab, baik tematik berdasar surah
maupun berdasarkan subjek.

Maka daari itu , tafsir tematik sudah diperkenalkan sejak sejarah awal tafsir. Lebih jauh,
perumusan konsep ini secara metodologis dan sistematis berkembang di masa kontemporer.
Demikian juga jumlahnya semakin bertambah di awal abad ke 20, baik tematik berdasarkan
surah al-Qur’an maupun tematik berdasar subyek/topik.

Anda mungkin juga menyukai