Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TAFSIR TAHLILI

KRITIK TAFSIR TAHLILI DALAM SURAT AL AHDIYAT


TAFSIR MUNIR KARYA Dr. WAHBAH ZUHAILI

KELOMPOK 1 :

MUH AINUL YAQIN U20191117


FIKRUSH SHOLIHIN A. U20191068
AHMAD ZULFA FARIZA U20191112
WARDATUL JANNAH U20191089
NANDA HALIMATUS S U20191149

UNIVERSITAS KH AHMAD SHIDDIQ JEMBER


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
ILMU AL QUR’AN & TAFSIR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al Qur’an merupakan salah satu mashadirul al ahkam yang
menjadi pemandu kaum muslimin dalam berkehidupan. Al Qur’an yang
dijanjikan oleh Allah ini bisa memberikan petunjuk bagi semua kaum
muslimin, tidak lain dari itu Al Qur’an sendiri menyatakan bahwa konsep
didalam nya terdiri dari hudan yakni petunjuk. Menjadi suatu kewajiban
tersediri bagi kaum muslimin untuk berusaha mempelajari Al Qur’an yang
ia imani.
Kajian islam dalam kurun waktu semakin berkembang dan terus
dikaji disetiap waktunya. Hal ini menjadi bukti bahwa kajian keislaman
akan selalu mengharumkan dunia pendidikan Islam yang ada. Dalam dunia
Interpretasi adalah salah satu kajian atau metode yang digunakan untuk
memahami ayat ayat yang ada didalam al Qur’an. keilmuan itu akan terus
dikaji dan dipelajari hingga ke ujung kehidupan nanti (yaumul qiyamah).
Salah satu kitab tafsir yang membumikan kajian kajian
permasalahan islam yang digabungkan dengan kehidupan sehari hari
adalah kitab dari seorang yang masih termasuk muallif yang kontemporer.
Oleh karenanya sistematika yang diunggah dalam kitab tafsir nya
dibandingkan dengan kehidupan sehari hari. Seorang muallif kitab tafsir
yang tidak asing dari kalangan pendidikan yakni Wahbah Zuhaili. Beliau
merupakan dalah satu ulama’ kontemporer yang hidup pada abad ke 20,
kehidupannya dipenuhi dengan keberkahan oleh Allah, salah satu
keberkahan yang dapat beliau dapatkan adalah bisa merasakan hidup
sejajar dengan tokoh ulama’ yang terkenal pada masanya, seperti Thahir
ibnu Asyur, Said Hawa, Sayyid Qutb, Muhammad Abu Zahra,

II
Muhammad Syaltu, Ali Muhammad Khafif, Abdul Ghani, Abdul Khaliq
dan Muhammad Salam Madkur.1
Dalam dunia tafsir semua manusia bisa menafsirkan namun dengan
persyaratan persyartan tertentu. Karena hasil dari mufassir nya nanti akan
mengadopsi dua tujuan atau pilihan. Satu bisa mengadopsi interpretasi
yang benar, tentu interpretasi ini yang bisa membantu dalam permasalahan
yang dihadapi umat muslim. Kedua interpretasi yang qhabih
(rusak/buruk), tentu hal inilah yang bertolak belakang dengan tafsir yang
mengadopsi interpretasi yang pertama.
Oleh karena itu, dari beberapa latar belakang diatas penulis ingin
meneliti sebuah interpretasi pada kitab tafsir munir karya Dr. Wahbah
Zuhaili. Untuk melakukan langkah tindakan, penulis hanya ingin
menganalisis pada surat al Ahdiyat.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil kitab tafsir Al Munir karya Wahbah Zuhaili ?


2. Bagaimana latar belakang penulisan kitab tafsir Al Munir ?
3. Bagaimana azbabun nuzul surat Al Ahdiyat ?
4. Bagaimana interpretasi pada surat Al Ahdiyat ?
5. Bagaimana kritik penulis pada surat Al Ahdiyat ?
C. Tujuan Masalah

1. Memahami profil kitab tafsir Al Munir karya ahbah Zuhaili


2. Memahami latar belakang penulisan kitab tafsir Al Munir
3. Memahami azbabun Nuzul pada surat al Ahdiyat
4. Memahami interpretasi pada surat al Ahdiyat
5. Memahami kritik penulis pada surat al Ahdiyat

1
Saiful Amir Ghafur, Profil Para Mufassir al Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),
174.

III
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Kitab Tafsir Al Munir


Sejarah mencatat bahwa kitab tafsir Al Munir karya Dr. Wahbah
Zuhaili adalah termasuk kitab tafsir yang kotemporer. Nama kitab tafsir ini
dikenal dengan tafsir Al munir, sedangkan nama panjangnya At Tafsir al
Munir fi al Aqidati wa Al Syariati wa al Manhaj. Sebuah penafsiran yang
di berikan oleh nya melalui komponen permasalahan yang ada di
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai ayat yang sudah
diInterpretasi olehnya. Kitab tafsir yang disajikan olehnya terkumpul
dengan jumlah 16 jilid. Dalam hal penulisan kitab tafsirnya melalui
kecerdasan intlektualnya menjadikan kitab ini terselesaikan selama 16
tahun, dimulai pada tahun 1975 hingga pada tahun 1991.2
Keintlektual yang beliau miliki menjadikan bahan pembahasan
dalam hal pendidikan penerus estafet kepemimpinan pendidikan.
Kecerdasan dan pemahaman yang dimiliki menjadikan kitab tafsir al
munir menjadi berbagai berjilid jilid, dari kecerdasan itu kemudian beliau
menjadikan kitab terebut menjadi ringkas sebagai mana penjelasan yang
ada didalam tafsir munir itu juga diringkas lagi dalam tasfir Al Wajiz.
Dalam kerangka penulisan tafsir Al Munir ini menggunakan
metode tafsir tahlili, pada tafsir ini mufassir atau Dr. Wahbah Zuhaili
menggunakan pendekatan penafsiran yang secara analisis ayat. Penerapan
yang digunkan untuk menggapai makna yang mendalam. Dari tafsir yang
menggunakan metode tahlili ini dapat diambil kesimpulan bahwa tafsir Al
Munir ini menginterpretasi semua ayat yang ada didalam al Qur’an.
Sumber penafsiran yang digunakan pada penulisan tafsir al munir adalah
tafsir bi al Ra’yi, dengan menggunakan gaya bahasa dan menggunakan

2
Artikel, Baihaqi, Studi Kitab Tafsir Al Munir Karya Wahbah Al Zuhaili dan Contoh
Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama, (Volume XVI, Nomor, 1, Juni 2016), 132.

IV
interpretasi yang jelas. Salah satu ciri dari tafsir bi al Ra’yi adalah
menggunakan penafsiran yang berlandaskan pemikiran pemikiran dari
sang mufassir..
Perlu diketahui bersama pembahasan yang ada di dalam tafsir Al
Munir sebagai berikut:
1. Menjelaskan dari aspek balaghah.
2. Menjelaskan dari aspek i’rab (sintaksis).
3. Menjelaskan kebahasaan dari kosa kata.
4. Menjelaskan Azbabun Nuzul ayat.
5. Menjelaskan interpretasi dari ayat al Qur’an.
6. Menjelaskan hukum hukum yang berkaitan dengan ayat yang
sudah ditafsirkan.
B. Latar Belakang Penulisan Tafsir Al Munir
Tafsir al Munir merupakan karya tulis Wahbah Zuhaili setelah
menyelesaikan karangan sebelumnya yang juga merupakan karya agung
dan cukup memakan kurun waktu yang lama, kitab tersebut dikenal
dengan Ushul Fiqh al Islami sebanyak dua juz dan kitab al fiqh al Islami
sebanyak 11 jilid. Setelah dirasa selesai semua karya nya, ia kemudian
tekat untuk melanjutkan menulis kitab tafsir yang menghimpun berbagai
pembahasan dalam memahami ayat al Qur’an, kitab tesebut diberinama
tafsir al Munir al Aqidah wa al Manhaj.
Dalam sebuah penulisan karya, pengarang pasti memiliki tujuan
apa yang mendasari karya tersebut dibuat dan ditulis. Pada kesepatan ini,
kitab tafsir al Munir karya Wahbah Zuhaili memiliki tujuan utama yang
mana hal itu disampaikan pada bagian muqaddimah kitab nya.
“Menjadikan manusia agar selalu berpegang teguh pada ayat ayat
yang ada didalam al Qur’an serta tidak menghilangkan
perkmebangan keilmuan dan sains kekinian, sehingga al Qur’an
tidak pernah mengalami kemerosotan dari perkembangan zaman
yang mulai berkembang. Oleh karenanya al Qur’an yang dijadikan

V
sumber hukum utama manusia, menyangkaut segala hal yang
berhubungan dengan perbuatan setiap hari. Lebih tepatnya hal ini
selaras dengan maqolah Salih likullli zaman wa makan. Dalam hal
ini juga tergambarkan dengan jelas pada penjelasan dan penafsiran
yang dipahami dengan memadukan kehidupan yang berkembang.
Pembahasan didalamnya dimulai dari hukum fikih akidah, akhlaq,
manhaj dan lain sebagainya.”
C. Azbabun Nuzul Surat Al Ahdiyat
Suatu peristiwa yang melatar belakangi turunnya surah/beberapa
ayat dalam Al qur’an yang mana tak asing dikenal bagi kalangan umat
muslim yang biasa disebut Asbabun Nuzul. Mengenai Asbabun Nuzul dari
Surah Al ‘Adiyat ini beberapa ulama berbeda pendapat bahwa tentang
diturunkannya Surah ini sebelum atau setelah Rasulullah hijrah ke
Madinah.
Adapun ulama’ yang berpendapat bahwa Surah ini diturunkan
setelah Rasulullah hjrah ke Madinah atau disebut sebagai Surah
Madaniyah, yakni karena adanya redaksi hadits yang diriwayatkan oleh
Bazzar Ibnu Abi Hatin dan Hakim berkenaan Asbabun Nuzul ayat pertama
Surah Al ‘Adiyat. Dari Ibnu Abbas, ia berkata : “Rasulullah ShallaAllahu
‘alaihi wasallam mengirim pasukan berkuda. Selama satu bulan tidak ada
kabar.” Kemudian turunlah Surah Al ‘Adiyat.3
Akan tetapi mayoritas ulama’ berpendapat bahwa Surah ini
diturunkan sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah atau disebut Surah
Makkiyah dan menyebutkan bahwa Surah Al ‘Adiyat ini merupakan Surah
ke-13 sebelum Surah Al Ashr dan sebelum Surah Al Kausar yang
diturunkan kepada Rasulullah.
Secara urutan mushaf, Surah Al ‘Adiyat merupakan Surah ke-100,
setelah Surah Al Zalzalah. Jika ayat dari Surah Al Zalzalah diakhiri

3
Az Zuhaili, Wahbah. Tafsir al Munir fi al Aqidah wa al Syari’ah wa al Manhaj. Damaskus: Dar
al Fikr. 2009

VI
tentang balasan atas setiap kebaikan dan keburukan, Surah Al ‘Adiyat ini
menjelaskan tentang sesuatu yang mengantarkan pada amal amal buruk.
Secara umum Surah Al Adiyat ini menggambarkan betapa
banyaknya kerugian umat manusia pada hari terjadinya Zalzalah (kiamat).
Yakni orang orang yang ingkar kepada nikmat Allah, cinta kehidupan
dunia daripada kehidupan akhirat dan tidak mempersiapkan diri dalam
menghadapi akhirat dengan melakukan kebaikan dan beramal shaleh serta
meninggalkan kejelekan dan kemaksiatan.4
D. Interpretasi Surat Al Ahdiyat

‫الرِّحي ِْم‬
ِ ‫ِبس ِْم هللاِ ال َّّرحْ َم ِن‬
( ‫) فأثرن به نقعا‬3( ‫) فالمغيرات صبحا‬2( ‫) فالموريات قدحا‬1( ‫والعاديات ضبحا‬
)7( ‫) وإنه على ذلك لشهيد‬6( ‫) إن اإلنسان لربه لكنود‬5( ‫) فوسطن به جمعا‬4
‫) وحصل ما في‬9( ‫) أفال يعلم إذا بعثر ما في القبور‬8( ‫وإنه لحب الخير لشديد‬
)11( ‫) إن ربهم بهم يومئذ لخبير‬10( ‫الصدور‬
Interpretasi Tafsir Al Munir
‫تي‬‰‰‫) أي قسما ال‬3( ‫) فالمغيرات صبحا‬2( ‫) فالموريات قدحا‬1( ‫والعاديات ضبحا‬
‫ذ‬‰‰‫ا حينئ‬‰‰‫مع له‬‰‰‫ ويس‬, ‫دو‬‰‰‫بيل هللا إلى الع‬‰‰‫دين في س‬‰‰‫انها المجاه‬‰‰‫دو بفرس‬‰‰‫تجري وتع‬
‫رر‬‰‫رج ش‬‰‫ وتخ‬.‫ري‬‰‰‫دة الج‬‰‫بب ش‬‰‫ بس‬, ‫اعدة‬‰‰‫صوت زفيرها الشديد وأنفاسها المتص‬
‫ وتغير أو‬, ‫النار بحوافرها أثناء الجري بسبب اصطكاك نعالها بالصخر أو الحجر‬
‫تهجم على العدو وقت الصباح‬
Artinya : Allah menyatakan sumpah pada surat al Ahdiyat. Allah bersumpah
dengan para mujahidin (pejuang) di medan perang menuju para musuh.
Pada saat itu suara nafasnya terdengar dengan keras dan terengah engah
karena sebab larinya yang kencang. Kuda itu lari dengan kencang,

4
Ibid.

VII
sampai kaki kuda yang terbuat dari sepatu besi mengeluarkan percikan
api. Kuda itu menyerang musuh pada saat pagi hari.

‫ترك‬‰‰‫ان مع‬‰‰‫باح أو مك‬‰‰‫) فهيجن في الص‬5( ‫ا‬‰‰‫ه جمع‬‰‰‫طن ب‬‰‰‫) فوس‬4( ‫ا‬‰‰‫ه نقع‬‰‰‫فأثرن ب‬
‫وا في‬‰‰‫ اجتمع‬, ‫داء‬‰‰‫ا من األع‬‰‰‫دوهن جمع‬‰‰‫طن بع‬‰‰‫ ثم توس‬, ‫و‬‰‰‫الخيول غبارا يمأل الج‬
‫ ففرقنه أشتاتا‬, ‫مكان‬
Artinya : Dengan sebab kerasnya berlali, kuda perang itu menebarkan debu di
waktu pagi hari atau ditempat pertempuran sehingga udara penuh
dengan debu, kemudian ia berada di tengah tengah musuh yang
berkumpul di dalam satu tempat hingga mampu menghancurkan
mereka.

, ‫ا‬‰‰‫ كثير الجحد له‬, ‫) أي إن اإلنسان كفور بطبعه للنعمة‬6( ‫إن اإلنسان لربه لكنود‬
‫رعه‬‰‰‫وع لش‬‰‰‫ والخض‬, ‫الق المنعم‬‰‰‫كر الخ‬‰‰‫وجب لش‬‰‰‫اها الم‬‰‰‫رار بمقتض‬‰‰‫دم اإلق‬‰‰‫وع‬
‫ة‬‰‰‫ل على الطاع‬‰‰‫ فأقب‬, ‫رة‬‰‰‫دنيا واآلخ‬‰‰‫ر ال‬‰‰‫ل أم‬‰‰‫ وعق‬, ‫ه‬‰‰‫ إال من جاهد نفس‬, ‫وأحكامه‬
‫ وأحجم عن المعصسة والرذيلة‬, ‫والفضيلة‬
Artinya : Sungguh memang sudah menjadi kebiasaan manusia yang sering ingkar
dan tidak untuk bersyukur kepada Allah. Seharusnya mereka sadar akan
nikmat Allah yang tiada batas, akan tetapi manusia sering tidak
menjalani keharusannya untuk bersyukur para Sang Pemberi Nikmat.
Manusia lebih sering ingkar dan tidak patuh terhadap syari'at dan
hukum-hukumNya yang telat ditetapkan. Kecuali mereka yang
bermujahadah (memerangi hawa nafsu), yang berpikiran imbang antara
dunia dan akhiratnya. Tetap berperilaku baik dan Menjalankan Perintah
Nya dan tidak berperilaku buruk serta menjauhi segala Larangan Nya.

‫هد‬‰‰‫ يش‬, ‫) أي وإن اإلنسان على كونه كنودا جحودا لشهيد‬7( ‫وإنه على ذلك لشهيد‬
‫ه‬‰‰‫ه في أقوال‬‰‰‫ك علي‬‰‰‫ر ذل‬‰‰‫ وظهور أث‬, ‫ أي بلسان حاله‬, ‫على نفسه بالجحد والكفران‬

VIII
‫اجد هللا‬‰‰‫روا مس‬‰‰‫ (ما كان للمشركين أن يعم‬: ‫ كما قال تعالى‬, ‫وأفعاله بعصيان ربه‬
9 : ‫شاهدين على أنفسهم بالكفر) التوبة‬
Artinya : Sesungguhnya manusia itu sadar dan bersaksi bahwa mereka sering
berbuat ingkar dan kufur kepada Allah. Hal ini dapat dilihat dari
keadaan yang mereka tunjukkan dengan seringnya mereka berbuat
kemaksiatankemaksiatan kepada TuhanNya. Sebagaimana Allah
bersabda pada surat at Taubah ayat 9.

‫ أو إن‬, ‫) أي وإن اإلنسان بسبب حيه للمال لبخيل به‬8( ‫وإنه لحب الخير لشديد‬
‫ فصار هنالك رأيانا‬. ‫ متهالكا عليه‬, ‫خبه للمال قوي فتراه مجد في طلبه وتحصيله‬
‫ والثاني – وإنه لحريص بخيل‬, ‫ أحدها – وإنه لشديد المحبة للمال‬: ‫في المعنى‬
.‫ وكالهما صحيح‬: ‫ قال ابن كثير‬, ‫بسبب محبة المال‬
Artinya : Sesungguhnya manusia sangat mencintai harta, hingga mereka kufur
kepada Allah. Kecintaannya terhadap harta itu sangat kuat hingga
mereka terlihat bersungguh-sungguh dalam mencari dan
mengumpulkan harta. Mereka yang mencintai harta dan juga bakhil
terhadap harta. Sungguh Allah mengancam orang-orang yang memiliki
sakit seperti itu.

‫) إن ربهم بهم‬10( ‫دور‬‰‰‫ا في الص‬‰‰‫ل م‬‰‰‫) وحص‬9( ‫أفال يعلم إذا بعثر ما في القبور‬
‫ور من‬‰‰‫ا في القب‬‰‰‫ثر م‬‰‰‫رح أو ن‬‰‰‫د إذا أخ‬‰‰‫دري الجاح‬‰‰‫) أي أفال ي‬11( ‫ير‬‰‰‫ذ لخب‬‰‰‫يومئ‬
‫ير‬‰‰‫ والخ‬, ‫زائم‬‰‫ا والع‬‰‰‫هم من النواي‬‰‰‫اس في نفوس‬‰‰‫ أبرز وأظهر ما يسر الن‬, ‫األموات‬
‫ ال‬, ‫والهم‬‰‰‫ع أح‬‰‰‫ع على جم‬‰‰‫ مطل‬, ‫ير بهم‬‰‰‫ون لخب‬‰‰‫ؤالء المبعوث‬‰‰‫ إن رب ه‬, ‫ر‬‰‰‫والش‬
‫وم على‬‰‰‫ك الي‬‰‰‫ازيهم في ذل‬‰‰‫ زمج‬, ‫يره‬‰‰‫تخفى عليه منهم خافية في ذلك اليوم وفي غ‬
, ‫وه‬‰‰‫ك ووع‬‰‰‫وا ذل‬‰‰‫اذا علم‬‰‰‫ ف‬. ‫ وال يظلمون مثقال ذرة‬, ‫جميع أعمالهم أوفر الجزاء‬
.‫فعليه أال يشغلهم حب المال عن شكر ربهم وعبادته والعمل لألخرة‬
Artinya : Ayat ini memberikan ilustrasi tentang bagaimana menderita da sulitnya
berada di alam kubur. Ditampakkan apa yang selama ini dirahasiakan

IX
dalam hati mereka menyangkut niat, cita-cita, kebajikan maupun
keburukan. Mereka pasti akan dibangkitkan dalam keadaan demikian,
tidak ada satupun yang dirahasiakan. Dan tujuan dari ayat ini yaitu
menyadarkan mereka tentang apa yang akan dialami nanti di akhirat.
Sesungguhanya mereka akan dibangkitkan dan Allah Swt. akan
meneliti semua apa yang mereka lakukan dengan cermat dan membalas
sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan. Semua akan
ditampakkan nanti di akhirat dan tidak akan ada satupun yang
disembunyikan, Allah Swt. akan membalas mereka secara adil. Wajib
bagi mereka untuk tidak menyibukkan cinta kepada harta yang
dimilikinya, sebaliknya mereka seharunya bersyukur atas tuhan Nya,
beribadah untuk Nya dan melakukan perbuatan baik untuk amal akhirat.
E. Kritik Penulis Surat Al Ahdiyat
Banyak sekali kelebihan tafsir ini, selain memiliki pengantar tafsir
yang sangat bermanfaat bagi setiap pembaca sebagai perbekalan ilmu
untuk masuk dalam tafsir Alquran. Pengantar itu berisikan seputar ilmu-
ilmu Alquran, dari mulai pengertian, sebab turun, kodifikasi, makkiyah
madaniyah, rasm mushaf, qiraat, i`jaz, sampai terjemahan Alquran.
Tafsir ini mudah dicerna bahkan oleh orang asing (a`jami), karena
bahasa yang digunakan sangat sederhana, dan tidak seperti bahasa kitab-
kitab klasik yang terkadang memusingkan kepala. Selain itu, kitab ini
disusun dengan sistematika yang manarik, tidak amburadul, sehingga
pembaca dengan mudah mencari apa yang diingikannya, walaupun tidak
membaca secara keseluruhan. Tafsir ini juga mengarahkan pembaca pada
tema pembahasan setiap kumpulan ayat-ayat yang ditafsirnya, karena tafsir
ini membuat sub bahasan dengan tema yang sesuai dengan ayat yang
ditafsirkan. Selain mengaitkan ayat dengan ayat yang semakna, melalui
musabat dan lain-lain, tafsir ini juga memudahkan bagi pembaca untuk
mengambil kesimpulan hukum atau hikmah yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, karena Wahbah sendiri, di penghujung

X
pembahasan, menyimpulkan ayat yang ditafsirkan dengan pembahasan
Fiqh al-Hayah au al-Ahkam.
Untuk kelemahan, sulit bagi penulis untuk mencar kelemahan tafsir
ini. Karena tafsir ini adalah kumpulan dari buku-buku tafsir klasik dan
kontemporer. Seolah-olah pengarang menutup kekurangan yang ada dalam
suatu tafsir dengan tafsir yang lain, sehingga penafsirannya menjadi
sempurna. Namun, satu hal yang mungkin perlu disadari bahwa dengan
menggabungkan tafsir-tafsir yang ada, seolah-olah penulis tidak
mengungkapkan suatu tafsiran baru yang sesuai dengan kehidupan modern
sekarang, dan ini adalah suatu kelemahan. Yang dilakukan oleh Wahbah
az-Zuhaily hanya mengutip dan melakukan sistematika pembahasan yang
lebih rapi dari tafsir-tafsir yang lain.
Pada kritik tafsir al Munir, jika dikaitakan dengan surat al A’diyat,
maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa tafsir munir
merupakan sebuah karya yang memberikan pembahasan tafsir yang
mengikuti perubahan zaman. Tafsir ini dikategorikan tafsir tahlili atau
analisis, yakni metode penafsiran ayat-ayat al-Qur’an yang dilakukan
dengan cara mendeskripsikan uraian-uraian makna yang terkandung dalam
ayat-ayat al-Qur’an dengan mengikuti tertib susunan/urut-urutan surat-
surat dan ayat-ayat al-Qur’an itu sendiri dengan sedikit banyak melakukan
analisis didalamnya.5 Jadi pada kitab tafsir ini memberikan penjelasan
secara mendetail dan komprehensif.

5
Muhammad Amin Surna, Studi Ilmu Ilmu al Qur’an 2, cet. II (Jakarta : Pustaka Firdaus 2001),
hal. 110.

XI
DAFTAR PUSTAKA
Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir (Aqidah, Syari’ah, Manhaj). Terj. Abdul
Hayyie al-Kattani, et.al. Jakarta: Gema Insani. 2016.
Az-Zuhaili, Wahbah. Al-Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa al-Syari‘ah wa al-
Manhaj. Damaskus: Dar al-Fikr. 2009.
Mustakim, Abdul. Epistimologi Tafsir Kontemporer. (Yogyakarta: Lkis Group.
2012).
Surna, Muhammad Amin, Studi Ilmu Ilmu al Qur’an 2, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2001).
Ghafur, Saiful Amir. Profil Para Mufassir al Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, 2008)
Fari’. Muhammad Arif Ahmad, Manhaj Wahbah Zuhaili fi Tafsirihi LI’l Qurani’l
Karim At’ Tafsir Al-Munīr, (Jamiah Alul Bait, Kuliyah Dirasat Fiqhiyah
Qanuniyah)

XII

Anda mungkin juga menyukai