Anda di halaman 1dari 11

Makalah

PENYIMPANGAN TAFSIR YANG DILAKUKAN KHAWARIJ


Disusun untuk Memenuhi Perkuliahan Mingguan
al-Dakhil fi al-Tafsir

Kelompok (10):
MOCHAMAD ROIS (E93217116)
NADIA FIRMANIA (E93217038)

Dosen Pengajar:
Ny. Hj. MUSYARROFAH, MHI
(197106141998032002)

PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa


Ta’ala. Atas segala kehendak-Nya, makalah yang berjudul “Penyimpangan Tafsir
yang Dilakukan Khawarij” ini dapat terselesaikan dengan baik. Selawat serta
salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Terima kasih banyak, penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah, terutama Ny. Hj. Musyarrofah, MHI.,
selaku dosen pengajar mata kuliah al-Dakhil fi al-Tafsir.
Mohon maaf, penulis sampaikan kepada semua pembaca, atas segala
kekeliruan dan kesalahan dalam penyusunan. Kritik dan saran pembaca sangat
diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat.

Surabaya, 29 Oktober 2019


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penafsiran pada era afirmatif ditandai dengan munculnya tafsir corak
teologis, yaitu satu bentuk penafsiran Alquran yang tidak hanya ditulis oleh
simpatisan kelompok tertentu, tetapi lebih jauh lagi merupakan tafsir yang
dimanfaatkan untuk membela sudut pandang teologis tertentu. Pada masa itu
banyak sekali tafsir yang bermunculan, di antara golongan yang ikut andil dalam
penafsiran adalah golongan Khawarij.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perkembangan tafsir Khawarij (1) dan penyimpangan yang
mereka lakukan dalam penafsiran (2)?

C. Tujuan Penyusunan
Mengetahui perkembangan tafsir Khawarij dan contoh penyimpangan
(al-dakhil) yang mereka lakukan dalam penafsiran.
BAB II
PENYIMPANGAN TAFSIR YANG DILAKUKAN KHAWARIJ

A. Perkembangan Tafsir Khawarij


Tafsir pada era afirmatif ditandai dengan munculnya tafsir corak teologis,
yaitu satu bentuk penafsiran Alquran yang tidak hanya ditulis oleh simpatisan
kelompok tertentu, tetapi lebih jauh lagi merupakan tafsir yang dimanfaatkan
untuk membela sudut pandang teologis tertentu. Pada masa itu banyak sekali tafsir
yang bermunculan, di antara golongan yang ikut andil dalam penafsiran adalah
golongan Khawarij dan salah satu pelopornya adalah Muhammad ibn Yusuf
Ithfisi, beliau termasuk dalam kelompok Khawarij sekte Ibadiyah, berasal dari
Wadi Mizab, Aljazair.1
Tafsir ini merupakan corak baru dari penafsiran Alquran yang terjadi
pada masa kekuasaan daulah Umayyah, pada mulanya Khawarij merupakan
bagian dari pada pengikut ‘Ali ibn Abi Tholib, kemudian mereka memberontak
kepada ‘Ali, bersamaan dengan itu lahirlah kelompok ini sekaligus dengan itu
lahir pula paham-paham mereka termasuk dalam penafsiran Alquran versi
Khawarij.2
Khawarij pada umumnya terdiri dari orang-orang Arab Badui. Hidup di
padang pasir yang serba tandus membuat mereka bersifat sederhana dalam cara
hidup dan pemikiran, tetapi keras hati dan berani, dan bersikap merdeka, tidak
bergantung pada orang lain. Perubahan agama tidak membawa perubahan dalam
sifat-sifat kebaduian mereka. Mereka tetap bersikap bengis, suka kekasaran dan
tak gentar mati. Sebagai orang Badui, mereka tetap jauh dari ilmu pengetahuan.
Ajaran-ajaran Islam, sebagaimana yang terdapat dalam Alquran dan hadis, mereka
artikan menurut lafalnya dan harus dilaksanakan sepenuhnya. Iman yang tebal,
tetapi sempit, ditambah lagi dengan sikap fanatik ini membuat mereka tidak bisa

1
Abdullah, “Epistemologi Tafsir Takfiri Mazhab Ibadiyyah Khawarij (Studi Tafsir
Hamyan al-Zad ila Dar al-Ma’ad Karya Muhammad bin Yusuf Itfisy),” Hermeneutik: Jurnal Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 10, No. 1, 2016, 19-20.
2
Bustami Saladin, “Tafsir Khawarij dalam Perspektif Perpolitikan Islam,” Sophist:
Jurnal Sosial, Politik, Kajian Islam dan Tafsir, Vol. 1, No. 1, Juni 2018, 35.
menoleransi penyimpangan terhadap ajaran Islam menurut paham mereka,
walaupun penyimpangan dalam bentuk kecil.3
Di antara sekte yang terkenal dalam Khawarij, yaitu:4
1. Al-Muhakkimah
Al-Muhakkimah merupakan generasi pertama dan terdiri dari pengikut
‘Ali dalam perang shiffin, mereka kemudian keluar dari barisan ‘Ali dan
berkumpul di Harurah dekat Kufah untuk menyusun kekuatan guna melakukan
pemberontakan terhadap ‘Ali ibn Abi Tholib. Mereka disebut al-Muhakkimah
sesuai dengan prinsip dari golongan mereka, yaitu “tidak ada hukum selain hukum
Allah.” Dengan prinsip tersebut, mereka berpandangan tidak sah menetapkan
hukum selain hukum Allah, yaitu Alquran. Menurut ajaran Muhakkimah, semua
orang yang melakukan dosa besar termasuk kafir. Sedangkan yang mereka
maksudkan dengan dosa besar tersebut adalah berzina dan membunuh tanpa
sebab.
2. Al-Azariqoh
Pemberian nama sekte ini dinisbahkan pada pendirinya Abi Rosyid Nafi’
ibn al-Azroq. Menurut para ahli sejarah, sekte ini dikenal paling ekstrim dan
radikal dari pada sekte lainnya di kalangan Khawarij. Hal ini ditandai dengan
dipergunakannya term musyrik bagi orang yang melakukan dosa besar, sedangkan
sekte lain hanya menggunakan term kafir. Term musyrik dalam Islam merupakan
dosa yang paling besar melebihi dosa kafir.
3. Al-Najadat
Nama sekte ini berasal dari nama pemimpinnya Najdah ibn ‘Amir al-
Hanafi. Sekte ini merupakan sepaham dengan al-Azariqoh, karena mereka tidak
setuju dengan term musyrik yang diberikan kepada orang yang tidak mengikuti
paham al-Azariqoh dan halal dibunuhnya perempuan dan anak-anak orang Islam
yang tidak sepaham dengan mereka dengan alasan musyrik.
4. Al-‘Ajaridah

3
Ibid., 40-41.
4
Saleh, “Khawarij: Sejarah dan Perkembangannya,” El-Afkar: Jurnal Pemikiran
Keislaman dan Tafsir Hadis, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2018, 31-32.
Al-‘Ajaridah adalah pengikut ‘Abd al-Karim ibn Ajrod. Menurut mereka,
hijrah bukan merupakan kewajiban tetapi kebajikan, sehinggga bila pengikutnya
tinggal di luar kekuasaan mereka tidak dianggap kafir.
5. Al-Shufriyah
Sekte ini adalah pengikut Ziyad ibn al-Ashfar. Menurut kelompok ini,
orang yang melakukan dosa besar dikenakan had sebagaimana yang telah
ditentukan oleh Allah, seperti pencuri, pezina, dan sebagainya. Sedangkan pelaku
dosa besar yang tidak ada hadnya, maka disebut kafir, namun demikian ada yang
berpendapat bahwa pelaku dosa besar yang tidak ada hadnya tidak boleh
dikafirkan, kecuali atas keputusan hakim.
6. Al-Ibadliyah
Aliran ini dipimpin oleh ‘Abd Allah ibn Ibadl. Mereka merupakan
penganut paham Khawarij yang paling moderat dan luwes serta paling dekat
dengan paham Sunni, sehingga aliran ini masih bertahan sampai sekarang.
Khawarij menggunakan doktrin Alquran dan doktrin agama dalam
membangun fanatismenya. Mereka akan memanfaatkan sentimen ekstrim kepada
sebagian umat Islam yang kurang berilmu dan tidak berdaya. Kemudian
menafsirkan Alquran secara menyimpang. Dengan cara ini, mereka menghasut
orang-orang untuk berani melakukan pembantaian. Agar motivasi mereka
terbangun dengan baik, Khawarij selalu membangun opini surga para
pengikutnya, jika mati akan mendapat balasan surga. Dengan demikian, secara
mental mereka mempersiapkan para pengikutnya untuk siap membunuh atau
terbunuh.5
Khawarij merupakan kelompok yang paling sedikit menghasilkan kitab-
kitab tafsir mengenai pendapat dan pandangan mereka dalam penafsiran ayat-ayat
Alquran. Di antara kitab-kitab tersebut adalah:6
1. Tafsir ‘Abd al-Rohman ibn Rustam al-Farisi (abad ke-3 H.) dan tafsir ini
tidak ditemukan lagi.

5
Sukring, “Ideologi, Keyakinan, Doktrin dan Bid’ah Khawarij: Kajian Teologi
Khawarij Zaman Modern,” Jurnal Theologia, Vol. 27, No. 2, Desember 2016, 421.
6
Bustami Saladin, “Tafsir Khawarij dalam Perspektif Perpolitikan Islam...,” 48-49.
2. Hud ibn Muhkam al-Hawarimi (abad ke-3 H.) dan tafsir ini masih ada di
negeri Arab dan dicetak dalam 4 jilid.
3. Tafsir Abi Ya’qub Yusuf ibn Ibrohim al-Wirjalani (abad ke-6 H.) dan tafsir
ini tidak ada lagi.
4. Da’i al-‘Amal li Yaum al-Amal, karangan syekh Muhammad ibn Yusuf (abad
ke-14 H.) ini adalah tafsir terpanjang di kalangan Khawarij, namun tidak
sampai selesai.
5. Hamyan al-Zad ila Dar al-Ma’ad, karangan syekh Muhammad ibn Yusuf.
Tafsir ini dicetak 13 jilid.
6. Tafsir al-Tafsir, karangan syekh Muhammad ibn Yusuf al-Ithfisi. Tafsir ini
sekitar 4 jilid. Dan kedua tafsir yang terakhir ini terdapat di Dar al-Kutub,
Mesir dan tersebar di banyak negara Arab dan Zanjibar.

B. Contoh Penyimpangan Tafsir Khawarij


Mereka adalah golongan kaum muslimin yang dianggap fanatik dan
ekstrim dalam aspek terjang mereka. Penafsiran mereka terhadap sebagian ayat
Alquran sangat frontal. Menafsirkan ayat Alquran tanpa perenungan yang
harmonis dan seimbang dengan visi yang jelas. Yang melekat pada mereka hanya
fanatisme buta dan tidak menentu. Fanatis, keras sikapnya, semangat yang
menyala, mendorong mereka menyatakan sikap ketidakadilan mereka kepada
masyarakat mengenai ayat-ayat Alquran. Mereka mengabaikan makna ayat
Alquran berdasarkan pemahaman yang terbatas dan sempit mengenai Alquran.
Sebagai konsekuensinya menghasilkan kesimpulan yang menyimpang (al-
dakhil).7

1. Q.S. Ali ‘Imron (3): 97


Sebagaimana mereka beranggapan bahwa pelaku dosa besar adalah kafir.
Mereka berdalilkan Q.S. Ali ‘Imron (3): 97:

7
Thameem Ushama, Metodologi Tafsir Al-Qur’an (Kajian Kritis, Objektif &
Komprehensif), (Jakarta: Riora Cipta, Cet. I, 2000), 50.
)۹٧( ‫وهلل عىل الناس جح البيت من اس تطاع اليه سبيال ومن كفر فان هللا غين عن العاملني‬
...
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Bait
Allah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya dari sekalian alam (97).
8
.‫ ان هللا تعاىل جعل اترك احلج اكفرا‬:‫قالوا‬
Ayat di atas mereka simpulkan bahwa “orang yang meninggalkan
kewajiban haji ini adalah kafir.”

2. Q.S. al-Taghobun (64): 2


Allah SWT berfirman:
... )٢( ‫هو اذلي خلقمك مفنمك اكفر ومنمك مؤمن وهللا مبا تعملون بصري‬
Dialah yang menciptakan kamu, maka di antaramu ada yang
kafir dan di antaramu ada yang beriman. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan (2).
‫ فوجب أن يكون‬,‫ والفاسق ليس مبؤمن‬,‫ هذا يقتيض أن من اليكون مؤمنا فهو اكفر‬:‫قالوا‬
9
.‫اكفرا‬
Mereka menjadikan ayat ini sebagai dasar bahwa tidak ada fasik.
Menurut pemahaman mereka, manusia terbagi dalam mukmin dan kafir. Manusia
berada dalam posisi iman dan kufur, karena itu tidak ada kategori lain, seperti
fasik, kecuali kategori mukmin dan kafir.10

3. Q.S. al-Ma’idah (5): 44


Allah SWT berfirman:
... )٤٤( ‫ومن مل حيمك مبا أزل هللا فوولك م الفافرون‬
8
Jamal Mushthofa ‘Abd al-Hamid ‘Abd al-Wahhab al-Najjar, Ushul al-Dakhil fi Tafsir
Ay al-Tanzil, (Kairo: Universitas al-Azhar (Fakultas Ushuluddin), Cet. I, 2001), 222.
9
Ibid., 222.
10
Bustami Saladin, “Tafsir Khawarij dalam Perspektif Perpolitikan Islam...,” 40.
Barang siapa yang memutuskan tidak berdasarkan wahyu yang
diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir (44).
11
.‫ ولك مرتكب لذلنوب فقد حمك بغري ما أزل هللا‬:‫قالوا‬
Mereka penafsiran mereka, setiap pelaku maksiat tanpa peduli
tingkatannya, syirik atau bukan syirik, maka ia adalah kafir, karena ia berbuat
dosa dengan melakukan sesuatu yang menyimpang dari wahyu Allah SWT.12
Setelah menganalisis penafsiran ayat-ayat Alquran yang dilakukan oleh
Khawarij dan membandingkannya dengan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah,
terungkap, tidak ada kecocokan di antara mereka. Berdasarkan itu, dapat
dikatakan bahwa penafsiran mereka ekstrim, jauh dari moderat (al-dakhil).
Dengan demikian, menciptakan pertentangan di kalangan umat Islam.13

11
Muhammad Husain Al-Dzahabi, Al-Ittijahat al-Munharifah fi Tafsir al-Qur’an al-
Karim Dawafi’uha wa Daf’uha, (Maktabah Wahbah, Cet. III, 1986), 65.
12
Thameem Ushama, Metodologi Tafsir Al-Qur’an (Kajian Kritis, Objektif &
Komprehensif)..., 51.
13
Ibid., 51.
BAB III
SIMPULAN

Khawarij pada umumnya terdiri dari orang-orang Arab


Badui. Hidup di padang pasir yang serba tandus membuat
mereka bersifat sederhana dalam cara hidup dan pemikiran,
tetapi keras hati dan berani, dan bersikap merdeka, tidak
bergantung pada orang lain. Perubahan agama tidak membawa
perubahan dalam sifat-sifat kebaduian mereka. Mereka tetap
bersikap bengis, suka kekasaran dan tak gentar mati. Sebagai
orang Badui, mereka tetap jauh dari ilmu pengetahuan. Ajaran-
ajaran Islam, sebagaimana yang terdapat dalam Alquran dan
hadis, mereka artikan menurut lafalnya dan harus dilaksanakan
sepenuhnya. Iman yang tebal, tetapi sempit, ditambah lagi
dengan sikap fanatik ini membuat mereka tidak bisa
menoleransi penyimpangan terhadap ajaran Islam menurut
paham mereka, walaupun penyimpangan dalam bentuk kecil.
Penafsiran mereka terhadap sebagian ayat Alquran
sangat frontal. Menafsirkan ayat Alquran tanpa perenungan
yang harmonis dan seimbang dengan visi yang jelas. Yang
melekat pada mereka hanya fanatisme buta dan tidak menentu.
Fanatis, keras sikapnya, semangat yang menyala, mendorong
mereka menyatakan sikap ketidakadilan mereka kepada
masyarakat mengenai ayat-ayat Alquran. Mereka mengabaikan
makna ayat Alquran berdasarkan pemahaman yang terbatas dan
sempit mengenai Alquran. Sebagai konsekuensinya
menghasilkan kesimpulan yang menyimpang (al-dakhil).
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Epistemologi Tafsir Takfiri Mazhab Ibadiyyah


Khawarij (Studi Tafsir Hamyan al-Zad ila Dar al-
Ma’ad Karya Muhammad bin Yusuf Itfisy).
Hermeneutik: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Vol.
10. No. 1. 2016.
Al-Dzahabi, Muhammad Husain. Al-Ittijahat al-Munharifah fi
Tafsir al-Qur’an al-Karim Dawafi’uha wa Daf’uha.
Maktabah Wahbah. Cet. III. 1986.
Al-Najjar, Jamal Mushthofa ‘Abd al-Hamid ‘Abd al-Wahhab.
Ushul al-Dakhil fi Tafsir Ay al-Tanzil. Kairo:
Universitas al-Azhar (Fakultas Ushuluddin). Cet. I.
2001.
Saladin, Bustami. Tafsir Khawarij dalam Perspektif Perpolitikan
Islam. Sophist: Jurnal Sosial, Politik, Kajian Islam dan
Tafsir. Vol. 1. No. 1. Juni 2018.
Saleh. Khawarij: Sejarah dan Perkembangannya. El-Afkar:
Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis. Vol. 7.
No. 2. Juli-Desember 2018.
Sukring. Ideologi, Keyakinan, Doktrin dan Bid’ah Khawarij:
Kajian Teologi Khawarij Zaman Modern. Jurnal
Theologia. Vol. 27. No. 2. Desember 2016.
Ushama, Thameem. Metodologi Tafsir Al-Qur’an (Kajian
Kritis, Objektif & Komprehensif). Jakarta: Riora Cipta.
Cet. I. 2000.

Anda mungkin juga menyukai