Kelompok (10):
MOCHAMAD ROIS (E93217116)
NADIA FIRMANIA (E93217038)
Dosen Pengajar:
Ny. Hj. MUSYARROFAH, MHI
(197106141998032002)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana perkembangan tafsir Khawarij (1) dan penyimpangan yang
mereka lakukan dalam penafsiran (2)?
C. Tujuan Penyusunan
Mengetahui perkembangan tafsir Khawarij dan contoh penyimpangan
(al-dakhil) yang mereka lakukan dalam penafsiran.
BAB II
PENYIMPANGAN TAFSIR YANG DILAKUKAN KHAWARIJ
1
Abdullah, “Epistemologi Tafsir Takfiri Mazhab Ibadiyyah Khawarij (Studi Tafsir
Hamyan al-Zad ila Dar al-Ma’ad Karya Muhammad bin Yusuf Itfisy),” Hermeneutik: Jurnal Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 10, No. 1, 2016, 19-20.
2
Bustami Saladin, “Tafsir Khawarij dalam Perspektif Perpolitikan Islam,” Sophist:
Jurnal Sosial, Politik, Kajian Islam dan Tafsir, Vol. 1, No. 1, Juni 2018, 35.
menoleransi penyimpangan terhadap ajaran Islam menurut paham mereka,
walaupun penyimpangan dalam bentuk kecil.3
Di antara sekte yang terkenal dalam Khawarij, yaitu:4
1. Al-Muhakkimah
Al-Muhakkimah merupakan generasi pertama dan terdiri dari pengikut
‘Ali dalam perang shiffin, mereka kemudian keluar dari barisan ‘Ali dan
berkumpul di Harurah dekat Kufah untuk menyusun kekuatan guna melakukan
pemberontakan terhadap ‘Ali ibn Abi Tholib. Mereka disebut al-Muhakkimah
sesuai dengan prinsip dari golongan mereka, yaitu “tidak ada hukum selain hukum
Allah.” Dengan prinsip tersebut, mereka berpandangan tidak sah menetapkan
hukum selain hukum Allah, yaitu Alquran. Menurut ajaran Muhakkimah, semua
orang yang melakukan dosa besar termasuk kafir. Sedangkan yang mereka
maksudkan dengan dosa besar tersebut adalah berzina dan membunuh tanpa
sebab.
2. Al-Azariqoh
Pemberian nama sekte ini dinisbahkan pada pendirinya Abi Rosyid Nafi’
ibn al-Azroq. Menurut para ahli sejarah, sekte ini dikenal paling ekstrim dan
radikal dari pada sekte lainnya di kalangan Khawarij. Hal ini ditandai dengan
dipergunakannya term musyrik bagi orang yang melakukan dosa besar, sedangkan
sekte lain hanya menggunakan term kafir. Term musyrik dalam Islam merupakan
dosa yang paling besar melebihi dosa kafir.
3. Al-Najadat
Nama sekte ini berasal dari nama pemimpinnya Najdah ibn ‘Amir al-
Hanafi. Sekte ini merupakan sepaham dengan al-Azariqoh, karena mereka tidak
setuju dengan term musyrik yang diberikan kepada orang yang tidak mengikuti
paham al-Azariqoh dan halal dibunuhnya perempuan dan anak-anak orang Islam
yang tidak sepaham dengan mereka dengan alasan musyrik.
4. Al-‘Ajaridah
3
Ibid., 40-41.
4
Saleh, “Khawarij: Sejarah dan Perkembangannya,” El-Afkar: Jurnal Pemikiran
Keislaman dan Tafsir Hadis, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2018, 31-32.
Al-‘Ajaridah adalah pengikut ‘Abd al-Karim ibn Ajrod. Menurut mereka,
hijrah bukan merupakan kewajiban tetapi kebajikan, sehinggga bila pengikutnya
tinggal di luar kekuasaan mereka tidak dianggap kafir.
5. Al-Shufriyah
Sekte ini adalah pengikut Ziyad ibn al-Ashfar. Menurut kelompok ini,
orang yang melakukan dosa besar dikenakan had sebagaimana yang telah
ditentukan oleh Allah, seperti pencuri, pezina, dan sebagainya. Sedangkan pelaku
dosa besar yang tidak ada hadnya, maka disebut kafir, namun demikian ada yang
berpendapat bahwa pelaku dosa besar yang tidak ada hadnya tidak boleh
dikafirkan, kecuali atas keputusan hakim.
6. Al-Ibadliyah
Aliran ini dipimpin oleh ‘Abd Allah ibn Ibadl. Mereka merupakan
penganut paham Khawarij yang paling moderat dan luwes serta paling dekat
dengan paham Sunni, sehingga aliran ini masih bertahan sampai sekarang.
Khawarij menggunakan doktrin Alquran dan doktrin agama dalam
membangun fanatismenya. Mereka akan memanfaatkan sentimen ekstrim kepada
sebagian umat Islam yang kurang berilmu dan tidak berdaya. Kemudian
menafsirkan Alquran secara menyimpang. Dengan cara ini, mereka menghasut
orang-orang untuk berani melakukan pembantaian. Agar motivasi mereka
terbangun dengan baik, Khawarij selalu membangun opini surga para
pengikutnya, jika mati akan mendapat balasan surga. Dengan demikian, secara
mental mereka mempersiapkan para pengikutnya untuk siap membunuh atau
terbunuh.5
Khawarij merupakan kelompok yang paling sedikit menghasilkan kitab-
kitab tafsir mengenai pendapat dan pandangan mereka dalam penafsiran ayat-ayat
Alquran. Di antara kitab-kitab tersebut adalah:6
1. Tafsir ‘Abd al-Rohman ibn Rustam al-Farisi (abad ke-3 H.) dan tafsir ini
tidak ditemukan lagi.
5
Sukring, “Ideologi, Keyakinan, Doktrin dan Bid’ah Khawarij: Kajian Teologi
Khawarij Zaman Modern,” Jurnal Theologia, Vol. 27, No. 2, Desember 2016, 421.
6
Bustami Saladin, “Tafsir Khawarij dalam Perspektif Perpolitikan Islam...,” 48-49.
2. Hud ibn Muhkam al-Hawarimi (abad ke-3 H.) dan tafsir ini masih ada di
negeri Arab dan dicetak dalam 4 jilid.
3. Tafsir Abi Ya’qub Yusuf ibn Ibrohim al-Wirjalani (abad ke-6 H.) dan tafsir
ini tidak ada lagi.
4. Da’i al-‘Amal li Yaum al-Amal, karangan syekh Muhammad ibn Yusuf (abad
ke-14 H.) ini adalah tafsir terpanjang di kalangan Khawarij, namun tidak
sampai selesai.
5. Hamyan al-Zad ila Dar al-Ma’ad, karangan syekh Muhammad ibn Yusuf.
Tafsir ini dicetak 13 jilid.
6. Tafsir al-Tafsir, karangan syekh Muhammad ibn Yusuf al-Ithfisi. Tafsir ini
sekitar 4 jilid. Dan kedua tafsir yang terakhir ini terdapat di Dar al-Kutub,
Mesir dan tersebar di banyak negara Arab dan Zanjibar.
7
Thameem Ushama, Metodologi Tafsir Al-Qur’an (Kajian Kritis, Objektif &
Komprehensif), (Jakarta: Riora Cipta, Cet. I, 2000), 50.
)۹٧( وهلل عىل الناس جح البيت من اس تطاع اليه سبيال ومن كفر فان هللا غين عن العاملني
...
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Bait
Allah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya dari sekalian alam (97).
8
. ان هللا تعاىل جعل اترك احلج اكفرا:قالوا
Ayat di atas mereka simpulkan bahwa “orang yang meninggalkan
kewajiban haji ini adalah kafir.”
11
Muhammad Husain Al-Dzahabi, Al-Ittijahat al-Munharifah fi Tafsir al-Qur’an al-
Karim Dawafi’uha wa Daf’uha, (Maktabah Wahbah, Cet. III, 1986), 65.
12
Thameem Ushama, Metodologi Tafsir Al-Qur’an (Kajian Kritis, Objektif &
Komprehensif)..., 51.
13
Ibid., 51.
BAB III
SIMPULAN