Anda di halaman 1dari 2

Kereta Kehidupan

Oleh: Catur Alfath Satriya

Dalam sebuah perjalanan kita tidak pernah mengetahui bagaimana hikmah itu
datang kepada kita. Begitu yang aku rasakan ketika aku menaiki kereta di Jumat Malam
menuju Jakarta. Kereta yang aku naiki bernama Kertajaya. Tidak ada yang istimewa di
kereta itu malah sebaliknya. Kursi selalu penuh dan penumpang berdesak-desakan.
Barang bawaan yang dibawa tidak main-main sampai-sampai aku pernah berada di
gerbong yang di bawah kursinya terdapat tongkat bambu yang panjang di bawah oleh
sekelompok remaja yang telah menyelesaikan kegiatan jambore. Aku terheran, gila
kereta ini membawa banyak sekali orang dengan berbagai wajah dan kepentingan. Ada
yang menaiki kereta ini untuk menghampiri anaknya yang sedang melahirkan. Dia telah
bersiap-siap untuk menjadi kakek dan menyambut cucunya dengan penuh kehangatan.
Ada yang menaiki kereta ini untuk menghampiri pasangan hidupnya. Tampak muka
yang kelelahan namun aku yakin di hatinya ada rindu yang sedang menggebu ingin
cepat rasanya menyambut sang kekasih. Ada yang menaiki kereta ini untuk kembali, ya
sekian lama merantau ia harus kembali karena ia tahu ada orang yang memintanya
untuk kembali karena jarak hanya memberikan nestapa bagi orang itu. Ada yang
menaiki kereta ini untuk memulai kehidupan karena ia tahu ada masa depan di tempat
yang dituju walaupun dirinya harus berjibaku. Dari sini, aku melihat 2 hal yaitu
perjuangan dan pengharapan. Perjuangan bahwa hidup memang harus diperjuangkan
walaupun membutuhkan pengorbanan. Perjuangan bukanlah terhadap hasil namun
terhadap proses. Mereka yang berjuang tahu bahwa hasil akhir tidak ada yang tahu
namun menyerah bukanlah pilihan karena hanya menghasilkan pecundang. Di satu sisi
ada pengharapan, mereka yang berharap tahu bahwa hari esok akan lebih baik,
mereka yakin bahwa selama kita mensyukuri apa yang diberikan, tuhan akan
menambah nikmatnya. Pengharapan memberikan keyakinan bahwa terus berjalan
adalah opsi yang terbaik dan berhenti bukanlah jawaban.

Di kereta ini aku belajar tentang empati bahwa manusia adalah makhluk hidup
yang tak akan pernah berhenti untuk berjuang dan berharap. Mereka akan terus
berjuang dan berharap untuk sesuatu yang mereka anggap berharga. Tak peduli jarak
dan berapa lama mereka harus berjuang dan berharap, mereka tidak pernah berhenti
seperti kereta yang terus melaju tanpa takut tanpa ragu.

Anda mungkin juga menyukai