PENYEDIA JASA : PT. WINAGUNA SARANA TEKNIK ENGINEERING, BUSINESS AND MANAGEMENT
BAB A
ORGANISASI PERUSAHAAN
A.1.Latar Belakang
Berbekal tekad untuk turut ak f dalam proses pembangunan bangsa yang semakin dinamis dan
tuntutan profesionalisme dibidang rekayasa teknik yang semakin meningkat, maka pada tanggal 1 Juli
tahun 2003, di hadapan Notaris BINEKAS, SH di Bandung , telah didirikan sebuah Perusahaan yang
bernama CV. Winaguna Sarana Teknik.
Tuntutan Profesionalisme terus meningkat seiring dengan bertambahnya sumber daya manusia yang
dihimpun serta pekerjaan yang menjadi tanggung jawab perusahaan, maka pada tanggal 1 bulan Juni
tahun 2007, Pengembangan perusahaan dilakukan dengan merubah status perusahaan, CV.
Winaguna Sarana Teknik berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan Nama PT. Winaguna
Sarana Teknik di hadapan Notaris Harry Susanto, SH . Perubahan status perusahaan mempunyai
konsekwensi yang cukup significant terutama menyangkut sumber daya manusia, sebagai perusahaan
jasa konsultansi perencanaan teknik dan manajemen, PT. Winaguna Sarana Teknik didukung
oleh tenaga-tenaga profesional dengan latar pendidikan dibidang engineering serta mempunyai
pengalaman kerja yang cukup menjamin kemampuan dan keahlian perusahaan dalam menangani
berbagai bidang pekerjaan yang diperoleh dari beberapa ins tusi pemerintah yang menjadi mitra
kerja perusahaan.
A.2.Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan PT. WINAGUNA SARANA TEKNIK selama ini dalam menyelesaikan
pekerjaan dapat dinilai dari ketersediaan tenaga ahli yang ada, peralatan yang tersedia maupun
pengalaman pekerjaan/perusahaan yang telah berhasil diselesaikan selama ini. Uraian pada bab II ini
menyajikan informasi mengenai kapabilitas perusahaan PT. WINAGUNA SARANA TEKNIK yang
didukung oleh kinerja personil tetap yang sudah terbuk selama bertahun-tahun sebagaimana
disajikan pada penjelasan pengalaman perusahaan pada Bab II.
Kemampuan perusahaan juga didukung fasiltas dan peralatan baik Perangkat keras maupun perangkat
lunak. Fasilitas dan peralatan ini milik sendiri maupun peralatan dari asosiasi dan kolaborasi
dengan relasi yang telah terjalin sejak beberapa.
berpar sipasi dalam suatu proyek sesuai dengan bidang keahliannya, maupun “Partners” yang
mempunyai perjanjian kerja sama dengan perusahaan untuk mengelola sendiri suatu proyek atas nama
PT. WINAGUNA SARANA TEKNIK.
yang cukup menunjang dilengkapi dengan beberapa so ware komputer pendukung, serta sarana
laboratorium maupun sarana transportasi yang sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
survey penyelidikan di lapangan.
PT. WINAGUNA SARANA TEKNIK berkedudukan di Bandung dan menempa kantor milik sendiri,
yang adalah sebagai berikut :
Head Office :
Alamat : Jl. Mekarsari No. 105 Babakan Sari, Bandung 40283
Telp./Fax. : 022 – 7200772
E-mail : winagunas@yahoo.com
Studio :
Alamat : Jl. Kiara Raya No A3 – Komp. Bumi Kiara Asri, Sukapura – Kiaracondong
Bandung
Telep/ Fax : 022 – 7308961
Fasilitas Gedung :
Kantor : 150 m²
Studio Kerja : 250 m²
Parking Area : 100 m²
Fasilitas Pendukung
Di dalam pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi teknik, manajemen dan monitoring, PT.
WINAGUNA SARANA TEKNIK mempunyai beberapa fasilitas pendukung, antara lain so ware
- MIKE 11 WQ untuk River Modelling for Analysing Sensi vity of The River System
(especially for water quality) to the input of pollutants
- SAP4 untuk Structural Analysis Program for Sta c and Dynamic Response version 4
- SAP6 untuk Structural Analysis Program for Sta c and Dynamic Response version 6
- TABS 80 untuk Three Dimensional Analysis for Mul storey Building System version 80
CPM untuk Methode Pengendalian Proyek dengan System Cri cal Path
NBB Program Analisa Perhitungan Need Base Budget (Anggaran Kebutuhan Nyata) Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Management Informa on System
Spread Sheet untuk Penyusunan/Perhitungan Basis Data
Fox Pro untuk Penyusunan Basis Data
Visual Basic untuk Penyusunan Basis Data
Presenta on
Accoun ng
MYOB Premier Accoun ng Program untuk Pendukung Financial Report
Dan lain-lain
Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh perusahaan, PT.
WINAGUNA SARANA TEKNIK juga didukung dengan peralatan kantor, laboratorium dan sarana
transportasi.
BIDANG PEKERJAAN YANG DAPAT DITANGANI
PT. WINAGUNA SARANA TEKNIK yang berdiri tahun 2003, hingga kini memilki kemampuan di
berbagai bidang jasa konsultansi sesuai dengan SBU yang dimiliki antara lain :
Pengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Wilayah Pedesaan dan Perkotaan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengukuran, Pemetaan Kadastral dan Pemetaan Indeks Grafis (GIM)
Kegiatan Supervisi Konstruksi
Dan kegiatan jasa konsultansi non konstruksi lainnya.
Dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, PT. WINAGUNA SARANA TEKNIK telah bekerjasama dengan
Konsultan Nasional/Lokal.
A.5.Legalitas Perusahaan
Data Legalitas perusahaan adalah sebagai berikut :
A.6.Pengalaman Perusahaan
Setelah beberapa tahun beroperasi di bidang jasa layanan konsultansi baik di bidang konstruksi
maupun non konstruksi. Beberapa jenis pengalaman perusahaan terutama dibidang teknis sipil/keairan
dan tata lingkungan disajikan pada tabel da ar pengalaman yang disajikan pada Bab II.
BAB B
TERAKHIR
PENGGUNA LINGKUP ORANG NILAI MITRA
NO NAMA PAKET PEKERJAAN PERIODE
JASA/SUMBER DANA LAYANAN BULAN KONTRA KERJA
K
1. Dinas PSDA Provinsi Jawa Penyusunan Masterplan Air Baku Sipil Keairan 20 April 2016 25 633.649.000 -
Barat untuk Metropolitan Bodebekkarpur s/d
16 September 2016
2. Satuan Kerja Peningkatan Fungsi Penyusunan Batas-Batas Daerah Sipil Keairan 04 Maret 2016 20 386.188.000 -
Pelabuhan dan Pengerukan Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah s/d
Pusat Lingkungan Kepentingan (DLKp) 01 Agustus 2016
Pelabuhan Batutua dan Papela
Provinsi Nusa tenggara Timur
3. Satker OP SDA Sumatera III Audit Teknis Kinerja dan Penyusunan Sipil Keairan 30 Maret 2016 36 458.150.000 -
Aknop Sarana/Prasarana Rawa DIR. s/d
Sanglar, DIR. Bentang, Dan DIR. 25 September 2016
Pembenaan Kab. INHIL
4. PPK Perencanaan dan DD DI Baserah I dan II 300 HA Sipil Keairan 30 Maret 2016 36 499.860.000 -
Program Satker BWS Kab. Kuantan Singingi s/d
Sumatera III 25 September 2016
5. Satker BBWS Pompengan DED Pengaman Abrasi pantai Kab. Sipil Keairan 08 Maret 2016 36 675.500.000 -
Jeneberang Barru s/d
03 September 2016
6. PPK Dinas Perhubungan Kab. Penyusunan Dokumen SID Sipil Keairan 04 Maret 2016 25 495.600.000 -
Belitung Timur Pengerukan Alur Sungai Manggar s/d
8| PenyusunanMasterplanPenyediaanAirBakuUntukMetropolitanCirebonRaya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
9| PenyusunanMasterplanPenyediaanAirBakuUntukMetropolitanCirebonRaya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
10 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
11 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
37. Satker BBWS Ciliwung- Detail Desain DAM Parit di Sipil Keaiaran 15 September 2011 20 95.000.000,- -
Cisadane DAS Ciliwung s/d
12 Desember 2011
38. Balai Wilayah Sungai Bali Penida SIDD Longstrorage di Kab. Jembrana Sipil Keairan 25 Maret 2014 28 577.145.000 -
s/d
23 Juli 2014
39. Dinas Bina Marga dan Pengairan Inventarisasi Jaringan Pengairan Daerah Sipil Keairan 24 Juli 2014 30 774.768.000 -
Kab. Siak Rawa Kabupaten Siak s/d
20 Desember 2014
40. Dinas Bina Marga dan Belanja Jasa Konsultan WORKSHOP Sipil Keairan 30 Agustus 2013 20 341.302.000 -
Pengairan Kab. Tasikmalaya Pengelolaan Sumber Daya Air Kab. s/d
Tasikmalaya 27 Desember 2013
41. PPK Irigasi dan Rawa, BWS Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Sipil Keairan 02 September 2013 21 415.220.000 -
Maluku Utara Sungai s/d
9 Desember 2013
42. PPK Irigasi dan Rawa, BWS SID Bendung dan Jaringan Irigasi D.I Sipil Keairan 21 Maret 2013 42 793.290.000 -
Maluku Utara Leleseng (1.500 HA) s/d
16 September
2013
43. Dinas Sumber Daya Air Revisi Desain Daerah Irigasi (D.I) Sipil Keairan 2 Juli 2013 30 290.300.000 -
Provinsi Sulawesi Tengah Meko Tahap 1 (751 HA Dari 2800 s/d
HA) di Kabupaten Poso 2 Desember 2013
44. SNVT PJPA Sumatera VIII SID Suplesi Kolong PLN Ke Kolong Sipil Keairan 25 Maret 2013 41 488.068.000 -
Balai Wilayah Sungai Merawang di Kab. Bangka s/d
Sumatera VIII 20 September
2013
45. Balai Besar WIlayah Sungai DD Prasarana Air Baku Kab. Soppeng Sipil Keairan 12 April 2013 36 461.700.000 -
Pompengan - Jeneberang s/d
8 Oktober 2013
12 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
54. Balai Wilayah Sungai Nusa Detail Desain Pengendali Banjir Sungai Sipil Keairan 23 April 2012 30 271.003.700 -
Tenggara I Dodokan, Kabupaten Lombok Barat s/d
Dirjen Sumber Daya Air 21 September
Kementrian Pekerjaan Umum 2012
55. PT. Pelabuhan Indonesia II Survei Investigasi dan Desain (SID) Sipil Keairan 01 Agustus 2012 28 467.555.000 -
(Persero) Cabang Bengkulu Perpanjangan Dermaga Nusantara s/d
di Cabang Pelabuhan Bengkulu. 03 Desember 2012
13 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
14 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
72. Dinas Pekerjaan Umum Survey, Investigasi dan Desain Sipil Keairan 14 Sept. 2009 21 239.043.000 -
Kabupaten Tegal Partisipatif (SID-P) untuk Rehabilitasi s/d
Jaringan Irigasi Kabupaten Tegal 12 Desember 2009
73. Dinas Pekerjaan Umum Survey, Investigasi dan Desain Sipil Keairan 1 Sept. 2009 18 244.007.500 -
Kabupaten Lamongan Partisipatif (SID-P) untuk Rehabilitasi s/d
Jaringan Irigasi Kabupaten 1 Desember 2009
Lamongan
15 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
16 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
93. Satker BBWS Citarum – Pekerjaan Studi Rencana Sipil Keairan 17 Juli 2008 22 322.125.000 -
Dirjend. Sumber Daya Air Pengelolaan Sungai Mati Di S. s/d
17 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
18 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
BAB C
19 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
20 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
21 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
22 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
23 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
24 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
25 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
26 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
27 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
28 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
29 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
30 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
31 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
32 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
33 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
34 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
35 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
36 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
37 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
38 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
39 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
40 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
41 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
42 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
43 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
44 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
45 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
46 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
47 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
48 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
49 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
50 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
51 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
52 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
53 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
54 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
55 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
56 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
57 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
58 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
59 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
60 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
61 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
62 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
63 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
64 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
65 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
66 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
67 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
68 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
69 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
70 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
71 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
72 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
73 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
74 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
75 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
76 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
77 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
78 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
79 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
80 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
81 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
82 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
83 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
84 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
85 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
86 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
87 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
88 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
89 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
90 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
91 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
92 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
93 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
94 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
95 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
96 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
97 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
98 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
99 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k
Metropolitan Cirebon Raya
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
BAB D
Terdapat beberapa potensi air baku yang dapat dikembangkan, yaitu dari sungai,
waduk, mata air, air hujan, air tanah, dan lainnya. Dalam pemanfaatannya harus
memeperhatikan konservasi sesuai dengan kaidah teknis yang berlaku. Dalam
pemanfaatan sumber air baku perlu diperhatikan ketersediaanya guna menjamin
ketersediaan air baku berdasarkan desain kebutuhannya.
Provinsi Jawa Barat saat ini sedang mengembangkan kawasan ekonomi baru yang
berada di kawasa REBANA (Cirebon, Patimban, Kertajati) sebagai kota baru dan
kawasan industri. Di dalam kawasan Rebana tersebut terdapat arahan
pengembangan kota baru dan industri di Subang, Majalengka, Indramayu dan
Cirebon. Adanya pengembangan kawasan tidak luput dari kebutuhan air baku
untuk kebutuhan kawasan tersebut.
prasarana dan sarana air baku yang akan dibangun, maka perlu di susun suatu
kajian kebutuhan infrastruktur air baku sebagai tahap awal dari perencanaan air
baku di kawasan Rebana. Sehubungan dengan kebutuhan yang diuraikan di atas,
maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sumber Daya Air dalam hal
ini Bidang Perencanaan Teknik melaksakan Pekerjaan “Kajian Kebutuhan
Infrastruktur Strategis Air Baku Kawasan REBANA (Cireon, Patimban,
Kertajati)”.
Gambar 2. Rencana Pusat Kegiatan Kawasan Rebana (Cirebon Patimban dan Kertajati)
penyedia jasa konsultansi telah memahami maksud dan tujuan yang ditetapkan oleh Dinas
Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat sebagai pemrakarsa kegiatan.
D.3.Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan adalah di Wilayah Kawasan Segitiga Rebana dan secara hidrologis
terletak pada Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung.
D. Persiapan administrasi.
E. Persiapan personil.
F. Persiapan peralatan.
A. Lokasi pekerjaan
123 | Kajian Kebutuhan Infrastruktur Strategis Air Baku Kawasan REBANA
(Cirebon, Patimban, Kertajati)
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
c. Metode analisis
e. Jadwal pelaksanaan
penyedia jasa konsultansi telah memahami metodologi yang ditetapkan oleh Dinas Sumber
Daya Air Provinsi Jawa Barat sebagai pemrakarsa kegiatan.
D.5.Keluaran
D.6.Kebutuhan Tenaga
Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk menangani pekerjaan Kajian Kebutuhan
Infrastruktur Strategis Air Baku Kawsan REBANA (Cirebon, Patimban, Kertajati)
adalah sebagai berikut :
• Surveyor 2 orang
Personil yang ditugaskan oleh konsultan harus mampu pada bidang tugasnya masing-
masing serta harus sesuai dengan yang diusulkan oleh konsultan yang bersangkutan.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan berada di bawah tanggung jawab Ketua Tim
(Team Leader). Personil Konsultan harus memenuhi persyaratan seperti di bawah ini :
128 | Kajian Kebutuhan Infrastruktur Strategis Air Baku Kawasan REBANA
(Cirebon, Patimban, Kertajati)
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
Mempunyai Sertifikat Kualifikasi Ahli (SKA) Tingkat Madya, Klasifikasi Sipil, Sub
Klasifikasi Ahli Teknik Sumber Daya Air (211), disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau yang
disamakan dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengembangan sumber-
sumber air khususnya perencanaan jaringan air baku, penyediaan air baku, bangunan
air dan hidrologi. Mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Ketua
tim bekerja selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung selama 7 (tujuh) bulan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Ahli Sumber Daya Air yang berpengalaman di bidang rekayasa Sumber Daya Air dan
mempunyai Sertifikat Kualifikasi Ahli (SKA) Tingkat Muda minimal 5 tahun,
Klasifikasi Sipil, Sub Klasifikasi Ahli Teknik Sumber Daya Air (211). Disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil/Teknik Pengairan lulusan
Perguruan Tinggi negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang Terakreditasi
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengembangan sumber daya air
khususnya yang menyangkut studi penyediaan air baku, studi bagian air permukaan,
analisis banjir, analisis debit andalan dan analisis kebutuhan air serta berpengalaman
dalam bidang pola operasi situ dan analisis sedimentasi. Diharapkan Ahli Sumber
Daya Air dapat menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu 6 (enam) bulan.
Ahli Bangunan Air yang berpengalaman di bidang rekayasa Sumber Daya Air dan
mempunyai Sertifikat Kualifikasi Ahli (SKA) Tingkat Muda minimal 5 tahun,
Klasifikasi Sipil, Sub Klasifikasi Ahli Teknik Sumber Daya Air (211). Disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil/Teknik Pengairan lulusan
Perguruan Tinggi negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang Terakreditasi
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan desain bangunan air
khususnya yang menyangkut studi penyediaan air baku, studi bagian air permukaan,
analisis banjir, analisis debit andalan dan analisis kebutuhan air serta
berpengalaman dalam bidang pola operasi situ dan analisis sedimentasi. Diharapkan
Ahli Sumber Daya Air dapat menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu 3 (tiga) bulan.
129 | Kajian Kebutuhan Infrastruktur Strategis Air Baku Kawasan REBANA
(Cirebon, Patimban, Kertajati)
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
Ahli Hidrologi yang berpengalaman di bidang rekayasa Sumber Daya Air dan
mempunyai Sertifikat Kualifikasi Ahli (SKA) Tingkat Muda minimal 5 tahun,
Klasifikasi Sipil, Sub Klasifikasi Ahli Teknik Sumber Daya Air (211). Disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil/Teknik Pengairan lulusan
Perguruan Tinggi negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang Terakreditasi
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengembangan sumber daya air
khususnya yang menyangkut studi bagian air permukaan, analisis banjir, analisis debit
andalan dan analisis kebutuhan air serta berpengalaman dalam bidang pola operasi situ
dan analisis sedimentasi. Diharapkan Ahli Hidrologi dapat menyelesaikan
pekerjaannya dalam waktu 5 (lima) bulan.
Tenaga Ahli Geodesi diperlukan 1 (satu) orang, mempunyai Sertifikat Kualifikasi Ahli
Muda Geodesi (217), disyaratkan adalah seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan
Teknik Geodesi. Diutamakan lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau yang
disamakan, berpengalaman pada bidangnya yang menyangkut pekerjaan pengukuran
situasi maupun trase di bidang pengembangan sumber daya air terutama pekerjaan
pemetaan jaringan air baku, pemetaan situ/danau/waduk dan pemetaan topografi
lainnya sekurang - kurangnya 5 (dua) tahun. Bertugas langsung mengkoordinir seluruh
pekerjaan dalam tim termasuk mengarahkan surveyor dan juru gambar juga
melakukan analisis hasil pengukuran, mengarahkan pekerjaan langsung di lapangan.
Diharapkan Ahli Geodesi dapat menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu 2 (dua)
bulan.
Ahli Lingkungan yang berpengalaman di bidang rekayasa Sumber Daya Air dan
mempunyai Sertifikat Kualifikasi Ahli (SKA) Tingkat Muda minimal 5 tahun,
Klasifikasi Sipil, Sub Klasifikasi Ahli Teknik Lingkungan (501). Disyaratkan adalah
Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Lingkungan lulusan Perguruan Tinggi
negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang Terakreditasi berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan pengembangan sumber daya air khususnya yang menyangkut
130 | Kajian Kebutuhan Infrastruktur Strategis Air Baku Kawasan REBANA
(Cirebon, Patimban, Kertajati)
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
studi bagian air permukaan, kualitas air, pencemaran air, dan yang terkait dengan
lingkunagn pemanfaatan air baku. Diharapkan Ahli Lingkungan dapat menyelesaikan
pekerjaannya dalam waktu 2 (dua) bulan.
Ahli Sosial Ekonomi yang berpengalaman dalam bidang analisis sosial dan ekonomi
terkait dengan Sumber Daya Air dengan pengalaman minimal 8 tahun. Disyaratkan
adalah Sarjana Ilmu Sosial Strata 1 (S1) Jurusan Ilmu Sosial/Ekonomi atau sejenis
lulusan Perguruan Tinggi negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang Terakreditasi
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengembangan sumber daya air
khususnya yang menyangkut studi bagian dampak sosial dan ekonomi dari
pemanfaatan sumber daya air. Diharapkan Ahli Sosial-Ekonomi dapat menyelesaikan
pekerjaannya dalam waktu 2 (dua) bulan.
c. Teknisi Surveyor
d. Juru Gambar
Teknisi Gambar yang disyaratkan adalah seorang tenaga menengah lulusan STM
negeri atau yang disamakan Jurusan Teknik Sipil/Bangunan Air, berpengalaman
dalam bidang penggambaran/perencanaan Sumber Daya Air, Drainase, Irigasi.
e. Teknisi GIS
Peralatan kantor merupakan syarat mutlak sebagai pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, juga akan dipenuhi untuk keperluan bahan-bahan habis pakai serta alat- alat kantor
lainnya baik sewa maupun milik sendiri.
3. Peralatan Transportasi
Peralatan transportasi kantor digunakan untuk oprasional kantor dan kendaraan lapangan
digunakan untuk kepen ngan survei lapangan melipu kendaraan roda empat dan kendaraan
roda dua.
4. Peralatan Komunikasi
Guna menunjang komunikasi dalam efisiensi se ap menanggapi perkembangan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini dipakai sarana telephone, telex, faxcimile, teknologi informasi lainnya
seper internet, handphone. Penggunaan sarana ini disesuikan dengan kebutuhan selama
pelaksanaan kerja. Pengadaan peralatan komunikasi digunakan sewa maupun milik sendiri.
BAB E
PROGRAM KERJA
E. Gambaran Kegiatan
E.1. Latar Belakang
Kawasan Rebana yakni kawasan metropolitan cirebon, pelabuhan Patimban di Subang
dan kawasan Bandara kertajati Majalengka. menjadi kawasan yang diproyeksikan
dimasa depan sebagai kawasan Ekonomu Khusus bahkan pernah diusulkan salah satu
Kandidat Ibukota Baru Provinsi Jawa Barat. Sebagai wilayah yang dirancang menjadi
sebuah metropolitan, maka kawasan segitiga Rebana sudah tentu menjadi sebuah
wilayah yang cepat pertumbuhannya, penuh persaingan dan memiliki peran yang penting
dalam pembangunan ekonomi wilayah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
modernisasi dan menjadi penggerak keberlanjutan pembangunan di Jawa Barat. Namun
peran tersebut diharapkan dapatdiwujudkan dengan tanpa meninggalkan nilai – nilai
kearifan local yang telah tumbuh dan berkembang di kawasan tersebut. Nantinya
kawasan tersebut akan dijadikan tempat relokasi Industri berat dari kawasan citarum
yang sudah tidak cocok lagi menjadi kawasan Industri. Dimana Para Investor luar
negeri memiliki minat mengembangkan Kawasan Tersebut. Selain peran penting yang
dimilikinya, Kawasan Segitiga Rebana tentunya memiliki isu, permasalahan, potensi dan
Kompetitif yang harus dikelola secara efek f dan efisien, pengelolaan dan
pembangunannya dilakukan secara terencana dan terintegrasi sehingga pada akhirnya akan
mampu menjadi penghela pembangunan ekonomi dan keberlanjutan pembangunan di
Jawa Barat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Isu, permasalahan, potensi dan keunggulan yang dimiliki oleh Kawasan Segitiga Rebana
adalah hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya air, diantaranya adalah :
e. Pada tahun 2030 mencakup 45 kecamatan; yaitu 43 (empat puluh ga) kecamatan.
Cakupan pada tahun 2025 ditambah dengan 1 (satu) kecamatan di Kabupaten
Cirebon yakni Kecamatan Susukan; 1 (satu) kecamatan di Kabupaten Indramayu yakni
Kecamatan Sukagumiwang.
f. Pada tahun 2035 mencakup 45 kecamatan, pada tahun 2030 mencakup 45
kecamatan, yaitu : 43 (empat puluh ga) kecamatan. Cakupan pada tahun 2030;
g. Pada tahun 2040 mencakup 45 kecamatan, yaitu yang sama dengan cakupan
wilayah pada tahun 2030;
h. Pada tahun 2045 mencakup 45 kecamatan, yaitu yang sama dengan cakupan
wilayah pada tahun 2030;
i. Pada tahun 2050 mencakup 45 kecamatan, yaitu yang sama dengan cakupan
wilayah pada tahun 2030;
F. Metodologi
Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil
dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistema s perlu digunakan untuk
menentukan akurat atau daknya langkah-langkah yang diambil dalam suatu perencanaan.
Metodologi Penyusunan Masterplan Kajian Kebutuhan Infrastruktur Strategis Air Baku
Kawasan REBANA
d. Persiapan administrasi.
e. Persiapan personil.
f. Persiapan peralatan.
F.1.3. Survey Pendahuluan.
Penyedia jasa bersama–sama pengawas pekerjaan dan instansi terkait di daerah melakukan
peninjauan atau orientasi lapangan agar mendapat gambaran mengenai :
a. Lokasi pekerjaan
142 | Kajian Kebutuhan Infrastruktur Strategis Air Baku Kawasan REBANA
(Cirebon, Patimban, Kertajati)
Dokumen Usulan Teknis – PT. Winaguna Sarana Teknik
Berdasarkan hasil peninjauan lapangan awal dan pengumpulan data, Penyedia Jasa harus
membuat Draft Laporan pendahuluan yang berisi metodologi dan rencana kerja. Serta konsep
penanganan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan adanya permasalahan pada saat
ini. Selanjutnya Draft laporan pendahuluan tersebut didiskusikan dengan melibatkan instansi
terkait dan tokoh masyarakat untuk mendapatkan saran-saran masukan dan perbaikan sebagai
bahan penyusunan Laporan Pendahuluan (Final).
b. Pengumpulan dokumen, hasil studi, dan lainnya sebagai data sekunder untuk bahan analisis
e. Membuat metoda dan desain pengukuran sebelum melakukan kegiatan pengukuran untuk di
ajukan ke direksi pekerjaan.
f. Survey dan inventarisasi data-data terkait kebutuhan analisis perencanaan infrastruktur air
baku
g. Survey dan inventarisasi data potensi bencana hidrologi Pertemuan dan diskusi.
b. Memperhitungkan neraca air eksisting dan proyeksi untuk analisis kebutuhan dan
ketersediaan air baku.
c. Analisa hidrologi pada bangunan infrastrutur air baku berupa bendung sesuai dengan kaidah
yang berlaku (menggunakan KP Irigasi)
d. Pembuatan dan penggambaran Peta Situasi dan rencana trase saluran berikut lokasi rencana
bangunan air.
f. Menyusun system planning jaringan infrastruktur air baku mulai dari sumber air, saluran
pembawa dan instalasi penerima.
g. Analisis teknis, sosial, dan eknomi untuk kebutuhan infrastruktur air baku
Pertemuan dan diskusi
Penyedia Jasa diharuskan membuat dan menyerahkan draft laporan akhir kepada Direksi
Pekerjaan. Laporan ini berisi antara lain :
c. Metode analisis
e. Laporan ini harus didiskusikan dengan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan koreksi dan
masukan guna penyempurnaannya untuk dijadikan Laporan Akhir.
mencukupi kebutuhan ini. Jika dak mencukupi cari alterna f sumber air baku lain.
Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani
penduduk yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk
keperluan domes k (rumah tangga) dan non domes k. Target pelayanan harus
mengacu pada Millenium Development Goals (MDGs) Kabupaten Kawasan
Segitiga Rebana di mana daerah perkotaan harus sudah terlayani 80% dari
jumlah penduduk. Dalam melayani jumlah cakupan pelayanan penduduk akan air
bersih sesuai target, maka direncanakan kapasitas sistem penyediaan air bersih yang
dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domes k (rumah
tangga) dan non domes k.
b. Tingkat pemakaian air bersih diasumsikan tergantung pada kategori daerah dan
jumlah penduduknya.
Sedangkan untuk non domes k adalah kebutuhan air baku yang digunakan untuk
beberapa kegiatan seper : kebutuhan ins tusional, kebutuhan komersial dan
industri, kebutuhan fasilitas umum, dapat dilihat pada Tabel 1 s/d Tabel 4.
Tabel 1. Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk
Tingkat Pemakaian
Jumlah Penduduk
No. Kategori Sistem (ltr/hari/jiwa)
(jiwa)
A B C
1. Metropolitan > 1.000.000 Non Standar 190 150 190
2. Kota Besar 500.000 – 1.000.000 Non Standar 170 120 170
3. Kota Sedang 100.000 – 500.000 Non Standar 150 100 150
4. Kota Kecil 25.000 – 100.000 Standar BNA - 90 -
20.000 – 100.000 Standar BNA 130 - 130
5. Ibukota Kecamatan 10.000 – 25.000 Standar IKK - 60 -
< 20.000 Standar IKK 100 - 30
6. Pedesaan < 10.000 Standar DPP - 50 -
7. Kota Pusat Pertumbuhan < 3.000 30 - -
Sumber: A. SK-SNI Air Bersih, B. Anonimus, 1990, C. Dirjen Cipta Karya, 1997
Tabel 2. Tingkat Pemakaian Air Bersih Non Domes k (SK-SNI Air Bersih)
Tabel 3. Tingkat Pemakaian Air Bersih Non Domes k Kota Kategori I, II, III dan IV
D.
E.
F.
G.
G.1
G.2 Kehilangan Air
Besarnya kebutuhan air akibat kebocoran dan kehilangan air cukup signifikan.
kehilangan air disebabkan karena adanya sambungan ilegal dan kebocoran dalam
sistem yang sebagian besar terjadi di aksesoris dan sambungan pipa. Besarnya
Dimana:
Lo = Kehilangan air (liter/de k)
Cp = 80 % x
Pn Dimana:
b = lebar bukaan, m
a = nggi bukaan, m
g = percepatan gravitasi, m/de k2
2. Pipa Distribusi.
Pipa distribusi adalah pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air bersih ke
pelanggan atau konsumen.
Aliran dalam pipa merupakan aliran tertutup di mana air kontak dengan seluruh
penampang saluran. Pengukuran aliran air, dapat dilakukan dengan metode aliran
gravitasi. Aliran gravitasi adalah suatu aliran air yang terjadi dari tempat yang nggi
kemudian dialirkan ke tempat yang lebih rendah. Pada aliran gravitasi ini dianggap
lebih ekonomis dibandingkan jenis aliran pompa. Karena dak memerlukan
tambahan biaya lagi untuk mengalirkan air dari sumber air ke pelanggan.
(Bambang Triatmojo, 2003). Gambar Skema Aliran Gravitasi, terdapat pada
Gambar 6.
Pipa Kolektor
Rumus yang digunakan:
Q=K.A
A=n.a
dengan penger an:
Q = debit pengambilan, m3/det K
= permeabilitas
A = bukaan lubang pada pipa, m2
n = jumlah lubang
a = luas lubang, m2
Perhitungan kehilangan energi akibat gesekan pada permukaan basah pipa dapat
dihitung, dengan rumus Hazen Williams yaitu :
Dimana :
Kecepatan rata-rata menurut Hazen Williams untuk satuan matrik data dihitung berdasarkan rumus:
Dimana :
Besarnya Ch dalam persamaan diatas, untuk berbagai jenis pipa dapat dilihat
dalam Tabel 6.
c) Bak Pengendap
Perhitungan:
V = Q / (B x H)
dengan penger an:
V = kecepatan aliran, m/det
Q = debit aliran, m3/det
B = lebar bak pengendap, m
H = tebal air, m
d) Dimensi Bangunan IPA
Sebagai dasar perhitungan luas lahan dasar IPA, adalah:
A > Q 0,6
dengan penger an:
A = luas dalam Ha
Q = kapasitas debit air dalam mgd
(1 m3/dt = 22,8 mgd)
e) Evaluasi
Evaluasi Sistem Pelayanan Untuk Sumber Air Baku Dari Mata Air:
Metropolitan ini memiliki ciri aglomerasi jumlah penduduk, ak vitas sosial dan
ekonomi, serta persentase lahan terbangun yang lebih nggi dibandingkan dengan
wilayah lain di sekitarnya.
Berdasarkan data-data empiris, pada tahun 2010, Kawasan Segitiga Rebana memiliki
infrastruktur pendukung lainnya. Infrastruktur transportasi strategis seper jalan tol, jalur
kereta api, serta pelabuhan laut dan udara juga menjadi semakin pen ng untuk
diperha kan, karena ketersediaannya mampu memberikan akses penghubung yang lebih
baik antara Wilayah Kawasan Segitiga Rebana dengan wilayah lain di sekitarnya.
Fenomena metropolitan yang terjadi di Wilayah Cirebon Raya memberikan peluang
sekaligus tantangan tersendiri. Fenomena ini memungkinkan Wilayah Cirebon Raya
berperan sebagai penghela pembangunan ekonomi, kesejahteraan, modernisasi dan
keberlanjutan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat. Namun pada saat bersamaan,
wilayah ini juga bisa memunculkan berbagai isu dan permasalahan, seper misalnya
kemacetan, kurangnya ketersediaan perumahan bagi masyarakat, pengelolaan
persampahan dan air limbah, banjir, kerusakan lingkungan, kriminalitas dan masalah-
masalah lainnya yang segera membutuhkan solusi pemecahan. Dalam rangka
mengatasi isu dan permasalahan tersebut dan dalam upaya mengop malkan potensi dan
peluang pengembangan yang dimiliki oleh Wilayah Kawasan Segitiga Rebana,
satu perha an karena beberapa wilayah masih rawan kecelakaan. Begitu pula
dengan sistem transportasi publik dan simpul-simpul transportasi lainnya yang belum
sepenuhnya dapat melayani para pengguna dan mengakomodir kebutuhan masyarakat
sepenuhnya.
Penggunaan lahan di Kawasan Segitiga Rebana tahun 2010 yaitu seluas 13.786.478 Ha.
Kawasan terbangun ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk di Kawasan Segitiga Rebana. Kawasan terbangun ini sebagian besar
menghubungkan pusat-pusat ak vitas tersebut dan saling terintegrasi satu sama lain.
Rencana transportasi di masa yang akan datang dibuat berdasarkan proyeksi yang
dilakukan terhadap data-data yang ada sesuai dengan kondisi pada masa tersebut.
Proyeksi terhadap jumlah penduduk dijadikan acuan dalam membuat rencana
transportasi agar sesuai dengan kebutuhan penduduk di masa yang akan datang.
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2015, 2020, 2025 dan 2040,
Kawasan Segitiga Rebana akan mengalami perkembangan area metropolitan. Adanya
perkembangan wilayah tersebut tentunya akan berimplikasi pada kebutuhan infrastruktur
transportasi di Metropolitan Cirebon. Infrastruktur transportasi yang ada saat ini belum
sepenuhnya mengakomodir perluasan perkembangan wilayah urban sehingga masih
perlu dilakukan penambahan infrastruktur transportasi yang menunjang.
tarikan yang besar pada peningkatan jumlah pendatang dan ak vitas perekonomian di
Kawasan Segitiga Rebana. Dapat dikatakan bahwa peningkatan jumlah penduduk pada
tahun 2025 akan berpotensi lebih besar dibandingkan dengan proyeksi penduduk
2025 yang telah disebutkan sebelumnya.
Disisi lain, ketersediaan dan kondisi infrastruktur internal dan eksternal di Kawasan
Segitiga Rebana masih jauh dari kata mencukupi. Dari sisi eksternal, terdapat
beberapa koridor yang menjadi akses menuju Kawasan Segitiga Rebana,
antara lain jalan raya Kadipaten yang menghubungkan Cirebon dengan Bandung dan jalan
raya Cadas-Pangeran sebagai koridor utama yang menghubungan Kawasan Segitiga Rebana
dengan daerah lainnya, sementara koridor lainnya hanya berupa jalan- jalan kecil.
demand yang besar, ngkat kemacetan di jalan raya tersebut sudah cukup mempriha
nkan. Hal ini juga diperparah dengan kondisi infrastruktur yang jauh dari ideal.
service B, 44% dengan level of service C, 8% dengan level of service C, dan dak ada
ruas jalan dengan level of service A. Hal ini perlu menjadi perha an, mengingat
Rebana juga harus didukung dengan peningkatan kualitas dan kuan tas infrastruktur
transportasi di dalamnya.
Secara umum, terdapat beberapa isu strategis transportasi yang menjadi perha an
khusus di wilahan BKPP III Cirebon terutama dalam lingkup Kawasan Segitiga Rebana.
Isu tersebut yaitu:
a. Perbaikan Jalan Kabupaten/Kota bersama dunia usaha
b. Jalan menuju Sentra Industri, Sentra Wisata, dan Sentra Pertanian
c. Pengembangan Transportasi Massal Perkotaan dan Terminal
d. Pembangunan Bandara Kertaja
Dengan mengasumsikan bahwa satu rumah tangga terdiri dari 4 (empat) jiwa, maka
berdasarkan data jumlah penduduk eksis ng akan dapat diketahui perkiraan jumlah rumah
tangga di Kawasan Segitiga Rebana. Berikut adalah hasil perkiraan jumlah rumah
tangga di Kawasan Segitiga Rebana beserta jumlah penduduk eksis ng tahun 2010.
Tabel 7. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga di Kawasan Segitiga Rebana 2010
Sementara itu, jumlah rumah yang tersedia di Kawasan Segitiga Rebana dihitung
berdasarkan persentase jumlah rumah di Jawa Barat. Jumlah rumah di Jawa Barat sebesar
75,67% dari jumlah rumah tangga di Jawa Barat, sehingga didapatkan angka sebesar
8.133.251 rumah. Selanjutnya, jumlah rumah di masing-masing Kabupaten/Kota
dihitung berdasarkan persentase jumlah penduduk. Adapun jumlah rumah yang tersedia
pada masing-masing Kabupaten/Kota di Kawasan Segitiga Rebana yaitu:
Berdasarkan tabel di atas, dengan membandingkan jumlah kebutuhan rumah dengan jumlah
rumah yang tersedia, maka didapat backlog perumahan di Kawasan Segitiga
Rebana. Adapun besarnya backlog perumahan di Kawasan Segitiga Rebana adalah
sebagai berikut:
Jumlah backlog perumahan di Kawasan Segitiga Rebana pada tahun 2010 sebesar
96.233. Ar nya bahwa terdapat 96.233 keluarga yang belum memiliki rumah pada tahun
2010 dan perlu segera untuk dipenuhi. Dengan menghitung selisih antara jumlah
permukiman eksis ng dengan jumlah kebutuhan rumah tersebut, maka akan
dapat dilakukan analisis lebih lanjut terhadap luas kebutuhan lahan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan permukiman di Kawasan Segitiga Rebana.
Untuk menghitung jumlah tambahan lahan yang dibutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhan rumah secara keselutuhan, maka digunakan asumsi untuk membangun satu
unit rumah sebesar 36 m2. Dasar perhitungan yang digunakan dalam asumsi tersebut
yaitu bahwa satu orang membutuhkan 9 m2 lahan. Nilai ini merupakan nilai yang
ditetapkan oleh Interna onal Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (ICESCR)
pasal 2 ayat (1) serta dalam UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Adapun jumlah kebutuhan lahan tambahan untuk menutupi backlog
perumahan adalah sebesar 3.464.388 m2 atau 346,4 Ha.
Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, maka jumlah backlog perumahan akan
terus bertambah pula. Sementara itu, lahan untuk pengembangan perumahan semakin
terbatas. Dengan demikian, perumahan baru harus dikembangkan secara ver kal untuk
meminimalisasi penggunaan lahan. Selain itu, dapat dilakukan pula redevelopment pada
beberapa kawasan perumahan yang dak tertata dengan baik, misalnya permukiman
kumuh dan padat. Dengan penataan kembali menjadi perumahan ver kal, maka akan
tersedia lahan untuk perumahan yang lebih banyak sehingga dapat mengatasi backlog
perumahan.
Kebutuhan Air Bersih: Sistem penyediaan air bersih merupakan salah satu
infrastruktur penunjang Perumahan dan Permukiman. Infrastruktur ini memegang
peranan pen ng bagi kelangsungan hidup penduduk yang mendiami suatu kawasan
perumahan dan permukiman.
Dalam upaya pemenuhan air bersih di Kawasan Segitiga Rebana, pemerintah
memiliki peran yang besar. Melalui perusahaan penyedia air minum, pemerintah
berupaya untuk memenuhi segala kebutuhan terhadap air bersih yang ada di
masyarakat. PDAM Tirta Dharma, PDAM Tirta Kamuning, dan PDAM Kabupaten
Cirebon merupakan PDAM yang mengelola air bersih di wilayah Metropolitan
Cirebon. Namun, pemanfaatan air bersih di wilayah Kawasan Segitiga Rebana dak
hanya berasal dari PDAM, melainkan juga dari air tanah serta dari mata air.
Untuk melihat kondisi pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan Segitiga
Rebana, perlu untuk menghitung bagaimana kebutuhannya saat ini, sehingga dapat
diprediksi bagaimana kebutuhan tersebut di masa akan datang. Dalam proses
a. Berdasarkan kesepakatan Konferensi Air PBB di Mal del Plata Argen na tahun
1977, kebutuhan dasar air bersih disarankan bagi se ap orang adalah sebanyak 50
liter/hari;
b. Berdasarkan Permendagri no.23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Air Minum pada Perusahaan Air Minum, kebutuhan dasar air bersih
Kementerian Pekerjaan Umum, kebutuhan dasar air bersih disarankan bagi se ap orang
adalah sebanyak 160 liter/hari.
Dengan memperha kan jumlah penduduk di Kawasan Segitiga Rebana tahun 2010, maka
kebutuhan air bersih untuk perumahan dan permukiman tahun 2010 adalah:
Tabel 10. Kebutuhan Air Bersih Domes k Kawasan Segitiga Rebana Tahun 2010
Selain perhitungan kebutuhan air pada tahun 2010, dilakukan pula prediksi
kebutuhan air bersih pada tahun 2010, 2020, dan 2025 dengan menggunakan standar
kebutuhan air bersih menurut Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu
sebanyak 160 liter/hari.
Tabel 11. Kebutuhan Air Bersih Domes k di Wilayah Kawasan Segitiga Rebana Berdasarkan
Dpu Cipta Karya (160 Liter/ Orang/ Hari)
Selain itu, dilakukan pula perhitungan kebutuhan air bersih non domes k dengan
menggunakan standar yang sama. Kebutuhan air bersih non domes k dihitung
berdasarkan asumsi sebesar 20 persen dari kebutuhan air bersih domes k.
Tabel 12. Kebutuhan Air Bersih Non Domes k di Wilayah Kawasan Segitiga Rebana
Total kebutuhan air bersih di Kawasan Segitiga Rebana yang terdiri atas kebutuhan air
bersih domes k dan non domes k dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Total Kebutuhan Air Bersih Domes k dan Non Domes k di Wilayah Kawasan
Segitiga Rebana
Setelah mendapatkan jumlah produksi air bersih ideal berdasarkan perhitungan, maka
perlu untuk membandingkannya dengan kondisi eksis ng, sehingga dapat diketahui
bagaimana kondisi pemenuhan kebutuhan air tahun 2010 di Kawasan Segitiga Rebana.
Adapun kondisi pemenuhan kebutuhan air bersih Kawasan Segitiga Rebana adalah
sebagai berikut:
Tabel 14. Perbandingan Kapasitas Produksi Eksis ng dan Produksi Air Bersih Berdasarkan
Perhitungan Kawasan Segitiga Rebana
produksi eksis ng dibandingkan perhitungan ideal pada dua daerah di Kawasan Segitiga
Rebana yaitu Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan. Apabila dihitung secara
keseluruhan, masih terdapat surplus pada produksi air bersih di kedua wilayah
tersebut pada tahun 2010. Namun, pada tahun 2025, kebutuhan air bersih telah
melebihi kondisi eksis ngnya, sehingga terdapat defisit pada pemenuhan kebutuhan air
bersih yang cukup signifikan di Kawasan Segitiga Rebana. Dengan melihat hal
tersebut, maka perlu adanya penyediaan dan pemeliharaan air bersih yang lebih baik
lagi, termasuk pencarian sumber air bersih alterna f lainnya, sehingga segala
kebutuhan air, termasuk kebutuhan untuk perumahan dan permukiman dapat
terpenuhi dengan baik.
Kebutuhan Infrastruktur Pengelolaan Sampah: Produksi sampah di wilayah Kawasan
Segitiga Rebana diakibatkan dari adanya kegiatan industri, perdagangan, pertanian, rumah
tangga, dan sebagainya. Peningkatan produksi sampah per harinya terutama disebabkan oleh
sampah domes k per hari di Kawasan Segitiga Rebana. Adapun besar produksi
Tabel 15. Total Produksi Sampah Kawasan Segitiga Rebana Tahun 2010
gerobak sampah atau bak sampah besar di ngkat kelurahan, dan seterusnya, serta
pemanfaatan yang lebih efek f TPS dan TPA yang telah tersedia.
G.4.4. Kependudukan
Penduduk menjadi salah satu isu dan permasalahan yang muncul di Kawasan Segitiga
Rebana. Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan akan
infrastruktur pun meningkat. Selain itu, banyaknya jumlah penduduk ini daklah
merata satu sama lainnya sehingga kepadatan penduduk nggi hanya berfokus di
beberapa wilayah padahal di wilayah lain kepadatan penduduknya rendah. Jumlah
IPM lebih nggi dari rata-rata IPM Jawa Barat. Hal ini perlu mendapat perha an,
karena IPM mempengaruhi ngkat daya saing Kawasan Segitiga Rebana baik dalam
lingkup Jawa Barat maupun Indonesia dan Internasional.
Secara umum, karakteris k antar Kota dan Kabupaten yang termasuk ke dalam
wilayah Kawasan Segitiga Rebana memiliki beberapa persamaan. Jika dilihat
sebagai satu wilayah metropolitan, dapat dikatakan bahwa keberadaan objek wisata
sejarah, wisata alam dan wisata budaya dapat menjadi keunggulan absolut dari
Kawasan Segitiga Rebana. Hal tersebut terlihat dari persebaran objek-objek wisata yang
cukup banyak.
Kawasan Segitiga Rebana merupakan daerah iklim tropis berupa dataran rendah dan
pegunungan dengan kekhasan budaya dan sejarah yang berbeda dengan wilayah lain. Budaya
menjadi salah satu ciri khas dari Kawasan Segitiga Rebana seper tari topeng, kuda
lumping, tayuban dan budaya-budaya lainnya. Keanekaragaman budaya tersebut
menjadi keunggulan absolut dari Kawasan Segitiga Rebana. Selain
itu, keberadaan kampung ba k Trusmi juga menjadi keunggulan absolut dari nilai segi
budaya karena wilayah-wilayah lain dak memiliki perkampungan ba k Trusmi.
Perkampungan ba k di Trusmi merupakan salah satu potensi wilayah tempat
dihasilkannya produk ba k. Ba k yang dihasilkan memiliki ciri khas yang sangat nggi
nilainya, baik nilai seni maupun nilai ekonomisnya. Hal tersebut sejalan dengan
adanya pengakuan dunia internasional terhadap ba k sebagai salah satu produk asli
Indonesia. Ba k-ba k yang dihasilkan dari perkampungan ba k di Trusmi dapat
mewakili budaya Cirebon yang mampu bersaing dengan ba k hasil produksi wilayah
lain seper Ba k Tasik, Ba k Pekalongan, Ba k Solo, dan Ba k Yogya.
Kawasan Segitiga Rebana memiliki letak yang strategis dengan tersedianya lahan yang
cukup luas untuk investasi. Letaknya yang strategis tersebut akan memberikan
keuntungan antara lain kemudahan akses keluar dan masuk wilayah tersebut karena
berada di jalur pantura dan terhubung dengan kota lainnya seper Jakarta dan
Bandung. Keberadaan Kawasan Segitiga Rebana yang strategis ini dapat
dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain yang berada pada lokasi strategis pula.
Adanya industri-industri skala kecil sampai industri besar serta ketersediaan sumber daya
alam menyebabkan munculnya tenaga kerja-tenaga kerja yang terampil. Tenaga kerja di
Kawasan Segitiga Rebana sangat terampil dalam membuat kerajinan rotan dan juga
perabot rumah tangga. Selain itu, tenaga kerja di Kawasan Segitiga Rebana terampil
dalam hal memba k baik buatan tangan ataupun dengan bantuan alat.
Keberadaaan pelabuhan laut dan bandar udara di Kawasan Segitiga Rebana telah
menjadi simpul pergerakan transportasi. Pelabuhan Cirebon merupakan pelabuhan yang
memiliki peranan yang pen ng sebagai akses barang dan penumpang dengan skala
pelayanan nasional. Sedangkan keberadaan Bandara Cakrabhuwana merupakan
bandara dengan fungsi khusus seper sekolah penerbangan atau militer dan pusat
penyebaran tersier. Selain itu, adanya rencana pengembangan Bandara Internasional
Jawa Barat Kertaja yang dilengkapi dengan Aerocity Majalengka di Kabupaten
Majalengka juga dapat menjadi salah satu keunggulan yang dapat bermanfaat bagi
pengembangan Kawasan Segitiga Rebana.
G.6.1. Pengembangan Kawasan Segitiga Rebana sebagai Metropolitan Budaya dan Sejarah
Budaya dan sejarah menjadi hal yang sangat melekat dengan Kawasan Segitiga Rebana.
Berdasarkan keunggulan yang dimiliki Kawasan Segitiga Rebana, terdapat berbagai
macam budaya yang berkembang di metropolitan tersebut. Budaya yang berkembang
telah menjadi ciri khas Kawasan Segitiga Rebana sebagai Metropolitan Budaya dan
Sejarah.
Untuk dapat mengembangkan konsep Kawasan Segitiga Rebana sebagai penghela
percepatan pembangunan di Jawa Barat, diperlukan strategi pengembangan yang sesuai
dengan keunggulan dan permasalahan yang dimiliki wilayah tersebut. Dalam
mengembangkan konsep pengembangan Kawasan Segitiga Rebana sebagai metropolitan
budaya dan sejarah, pelestarian warisan budaya dan kawasan cagar budaya sebagai daya
tarik wisata baik skala lokal, regional, nasional dan internasional diperlukan. Hal tersebut
dilakukan mengingat keberadaan warisan budaya tersebut perlu dijaga sebagai aset
wilayah yang akan menghela pembangunan wilayah tersebut.
Selain pelestarian budaya, prioritas pengembangan budaya dan kesenian dengan
penyediaan fasilitas memadai seper gedung kesenian sebagai tempat pameran dan fes val,
padepokan seni dan sanggar seni budaya, pusat kebudayaan serta museum dan galeri juga
diperlukan. Penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut harus pula didukung oleh penyediaan
infrastruktur dasar untuk pengembangan metropolitan secara
menyeluruh seper penyediaan perumahan ver kal skala besar di Kota Cirebon,
penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, peparkiran dan fasilitas dasar
lainnya sesuai dengan hirarki skala pelayanan yang melayani pusat-pusat kegiatan
masyarakat serta penyediaan infrastruktur permukiman, energi, transportasi,
telekomunikasi, dan sumber daya air.
warisan budaya yang memiliki nilai sejarah nggi yang juga dapat dijadikan
potensi wisata dan penggerak pembangunan untuk meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat. Pengembangan potensi wisata tersebut juga harus disertai
dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang
seper aksesibilitas jalan yang terintegrasi antar kawasan wisata, op malisasi sarana dan
prasarana transportasi, penyediaan hotel dan restoran di sekitar tempat wisata,
penyediaan pusat informasi wisata dan rekreasi serta fasilitas perdagangan sebagai
bagian dari pengembangan wisata.
Wisata alam, wisata budaya dan wisata budaya merupakan bagian dari wisata yang ada
di Kawasan Segitiga Rebana. Keragaman jenis wisata tersebut telah mencirikan budaya
dan sejarah di Kawasan Segitiga Rebana. Pengembangan terhadap sektor wisata
tersebut akan mendorong perekonomian Kawasan Segitiga Rebana sehingga sektor
wisata tersebut perlu dikembangkan secara op mal. Pengop malan sektor wisata di
Kawasan Segitiga Rebana dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari
pemeliharaan, peningkatan, serta pengawasan terhadap objek-objek wisata yang telah
tersedia.
industri pengolahan makanan dapat menjadi sektor unggulan dalam pengembangan Kawasan
Segitiga Rebana, serta didukung pula oleh tenaga kerja yang kompeten. Untuk
mengarahkan agar sektor industri dapat berperan op mal, maka selanjutnya akan
dibentuk kawasan industri yang terintegrasi di wilayah Kawasan Segitiga Rebana,
tepatnya di Aerocity Kabupaten Majalengka. Aerocity merupaan bagian yang dak
Pengembangan kerajinan berupa kerajinan ba k dan rotan yang menjadi ciri khas
Kawasan Segitiga Rebana akan menjadi salah satu ikon budaya di metropolitan
tersebut. Dalam mengembangkan konsep pengembangan Kawasan Segitiga Rebana
sebagai metropolitan budaya dan sejarah dengan sektor unggulan kerajinan, prioritas
memadai bagi kegiatan industri seper penyediaan air baku, sistem pengelolaan
limbah yang baik dan aksesibilitas untuk jalur distribusi bahan baku serta pemasaran
hasil produksi. Keberadaan industri kerajinan yang menyerap tenaga kerja dalam
jumlah besar pun perlu ditunjang dengan penyediaan perumahan ver kal skala
besar untuk dapat menampung jumlah penduduk metropolitan yang terus meningkat.
Pengembangan perumahan ver kal skala besar tersebut juga perlu ditunjang dengan
penyediaan infrastruktur permukiman yang memadai.
pasar bagi produk-produk Jawa Barat. Keberadaan kegiatan- kegiatan seper pariwisata,
hotel dan restoran, perdagangan yang berkembang di Kawasan Segitiga Rebana juga
akan menyerap tenaga kerja, membuka peluang investasi serta meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Rebana yang akan dapat memperluas pasar bagi produk-produk ba k yang dihasilkan
dengan ciri khas tersendiri. Sama halnya dengan industri ba k, industri kerajinan rotan
di Kawasan Segitiga Rebana akan dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak
sehingga produk kerajinan yang dihasilkan dalam jumlah yang besar pula. Produk
kerajinan yang dihasilkan dapat diekspor sehingga akan mempengaruhi pendapatan
daerah apalagi jika nilai ekspornya terus meningkat. Dengan kondisi tersebut tentunya
keberadaan industri kerajinan rotan ini akan menjadi penghela ekonomi bagi Jawa
Barat.
wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Selain itu, Kawasan Makam Sunan
daya alam tersebut dapat dikelola dengan baik dan benar pas dapat memberikan
manfaat yang nyata secara ekonomi, sehingga menarik investor domes k dan
mancanegara.
Letak Kawasan Segitiga Rebana yang strategis berada di jalur pantura dan didukung
dengan infrastruktur memadai dapat memberikan kelancaran kegiatan ekonomi
governance dan meningkatkan efisiensi serta efek vitas penggunaan sumber daya. Dalam
konteks pengembangan Kawasan Segitiga Rebana, modernisasi dapat diterapkan melalui
penggunaan alat-alat dan teknologi canggih dalam kegiatan industri. Penggunaan alat-
alat tersebut dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan efek vitas dari kegiatan
produksi serta modernisasi penyediaan infrastruktur. Selain itu, melalui pemahaman dan
keahlian dari se ap individu yang mau berpikir secara rasional, kegiatan industri dapat
potensi diri agar dapat bersaing dengan wilayah lain. Sebagai contoh, pelestarian budaya
pelaksanaan dan keterlibatan tenaga ahli penyedia jasa konsultansi. Selain berdasarkan
metodologi yang telah disusun, hasil kerja diurutkan sesuai tahapan kegiatan namun
dak menggambarkan urutan jadwal pelaksanaannya.
G.8 Kegiatan dan Pelaporan
1. Persiapan
Memobilisasikan tenaga pelaksana pekerjaan baik untuk tenaga ahli, tenaga
surveyor dan tenaga pendukung sesuai dengan jadwal penugasan personil.
Mengiden fikasikan tugas dan tanggung jawab dari masing masing anggota m sesuai
dengan ketentuan yang terdapat pada kerangka acuan.
Mengiden fikasikan data primer dan data sekunder yang harus dikumpulkan, serta
mengiden fikasi instansi instansi sumber data untuk keperluan koordinasi.
Mengiden fikasikan jenis survey dan pelaporan yang harus dilaksanakan oleh m.
Mengimplementasikan rencana kegiatan dan jadwal penugasan yang telah disusun
dan disepaka oleh pemberi tugas kedalam tahapan-tahapan yang lebih detail.
2. Pengumpulan Data
a) Data Primer
Data primer yang diambil melipu data mengenai keadaan sosial masyarakat dan
data kondisi lapangan melalui pendokumentasian. Dengan adanya analisa
mengenai keadaan sosial masyarakat ini dapat dilihat kemampuan serta
kemauan masyarakat untuk menunjang perancangan sistem penyediaan air bersih.
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh berdasarkan kajian
laporan, jurnal, ataupun data dari instansi terkait antara lain : Bappeda, BPS,
PDAM, DPU Kota/Kabupaten Cirebon, DPU Kabupaten Indramayu, DPU
Kabupaten Majalengka, DPU Kabupaten Kuningan, Konsultan, serta Balai Besar
Data sistem penyediaan air bersih eksis ng, melipu daerah pelayanan, ngkat
pelayanan, kapasitas produksi eksis ng, dan rencana pengembangan.
Data sumber air baku yang akan digunakan, melipu kualitas, kuan tas, dan kon
analisis kuan tas sumber air baku, sehingga dapat dapat diketahui apakah kuan tas
atau ketersediaan air baku masih mencukupi bila diambil untuk keperluan
penyediaan air bersih. Sistem Penyediaan Air Baku Eksis ng Sistem penyediaan air
baku yang ada saat ini melipu kondisi mata air, ngkat pelayanan, kapasitas
produksi eksis ng, dan rencana pengembangan. Evaluasi
kondisi sistem penyediaan air baku eksis ng digunakan sebagai salah satu acuan untuk
menentukan perencanaan sistem penyediaan yang digunakan.
c) Analisa Kebutuhan Air
Analisis kebutuhan air bersih penduduk perencanaan digunakan untuk
menentukan jumlah kebutuhan air selama beberapa tahun mendatang (Periode
Perkembangan sampai dengan tahun 2050) sebagai dasar untuk menentukan
spesifikasi dari desain bangunan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih tersebut.
d) Perancangan
Perancangan sistem penyediaan air bersih ini dilakukan berdasarkan hasil analisis
dan pengolahan data yang dilakukan sebelumnya. Perancangan- perancangan
tersebut melipu perancangan unit bangunan penangkap mata air (bronkaptering), Bak
Pelepas Tekan dan reservoir, detail perancangan yang berupa perhitungan dimensi
unit-unit bangunan, perhitungan headloss, perhitungan kebocoran, spesifikasi
teknis unit-unit bangunan, gambar teknis dari unit-unit bangunan, tata letak (lay
out) instalasi sistem penyediaan air bersih, profil hidrolis, dan gambar-gambar
penunjang lainnya.
e) Aplikasi Epanet 2.0 Dalam Sistem Penyediaan Air Baku
Epanet 2.0 adalah suatu program komputer yang berbasis windows yang
merupakan program simulasi dalam perekayasaan suatu jaringan pipa sistem
penyediaan air baku. Epanet 2.0 digunakan untuk mengetahui jaringan pipa yang
-
Da ar Acuan Harga Satuan yang dapat diperoleh harga satuan setempat, yang
dikeluarkan oleh instansi terkait.
-
Da ar kebutuhan konstruksi dan peralatan berdasarkan desain pengembangan
sistem penyediaan air bersih.
4. Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)
Kegiatan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk
mensosialisasikan kegiatan Penyusunan Masterplan Penyediaan Air Baku Untuk
Kawasan Segitiga Rebana dan menjaring aspirasi dari Stakeholder berkaitan dengan
potensi dan permasalahan sumber daya air. Hasil yang diharapkan dari Pertemuan
Konsultasi Masyarakat (PKM) ini adalah tercapainya kesepakatan bersama yang akan
digunakan sebagai input pen ng untuk Penyusunan Masterplan Penyediaan Air
Baku Untuk Kawasan Segitiga Rebana.
5. Pelaporan
a) Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) dibuat oleh penyedia jasa dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan, diserahkan paling lambat 2 (dua) minggu setelah
kontrak ditandatangani dan RMK tersebut dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap.
b) Laporan Pendahuluan, merupakan hasil diskusi dari Dra Laporan Pendahuluan yang
mencakup temuan-temuan dari hasil survey awal, metode pelaksanaan mencakup
jadwal penugasan dan rencana mobilisasi personil. Jadwal pengadaan peralatan,
Point pen ng amanat/makna Undang undang tersebut diatas secara garis besar adalah sebagai
berikut :
Pengelolaan air permukaan didasarkan pada wilayah sungai.
Pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah.
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Pengambilan air bersih dari danau, sungai, mata air, atau sumber air permukaan
lainnya dengan debit pengambilan > 250 l/de k wajib melakukan analisa neraca air .
Rancangan pola pengelolaan sumber daya air harus mengiku yang telah
dirumuskan oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
lintas provinsi setelah dikonsultasikan dengan para gubernur yang bersangkutan
diserahkan kepada Menteri untuk ditetapkan sebagai pola pengelolaan sumber
daya air wilayah sungai lintas provinsi.
Dalam hal wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
provinsi dak atau belum terbentuk, rancangan pola pengelolaan sumber daya air
yang disusun oleh unit pelaksana teknis, setelah melalui konsultasi publik dengan
instansi teknis dan unsur masyarakat terkait, dibahas oleh gubernur masing-masing
dengan melibatkan bupa /walikota yang terkait dengan wilayah sungai yang
bersangkutan.
Rancangan pola pengelolaan sumber daya harus disampaikan kepada Menteri untuk
ditetapkan menjadi pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai lintas
provinsi.
Pola pengelolaan sumber daya air merupakan kerangka dasar dalam pengelolaan sumber
daya air di wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air
tanah serta keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya
air.
Gambar 17. Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Gambar 18. Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029
Gambar 19. Peta Rencana Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029
Secara umum, karakteris k antar Kota dan Kabupaten yang termasuk ke dalam
wilayah Kawasan Segitiga Rebana memiliki beberapa persamaan. Jika dilihat dalam satu
wilayah metropolitan, dapat dikatakan bahwa keberadaan objek wisata sejarah, wisata
alam dan wisata budaya dapat menjadi keunggulan dari Kawasan Segitiga Rebana. Untuk
itu, disusunlah konsep pengembangan Infrastruktur dan Prasarana Wilayah yang sesuai
dengan arah pengembangan Kawasan Segitiga Rebana, sehingga berbagai aktvitas
merupakan komponen pen ng yang perlu diperha kan dan diupayakan agar
kegiatan pada wilayah tersebut dapat berjalan lancar sesuai dengan kebutuhan.
Sarana penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat, dan
pemerintah berkewajiban untuk mengupayakan pemenuhannya, mengingat air
bersih adalah faktor pen ng dalam kehidupan dan kesehatan masyarakat.
menjadi meningkat tajam. Hal ini seiring dengan perkembangan ak vitas industri,
pariwisata, perdagangan, jasa, dan sebagainya. Secara umum, sektor jaringan air bersih
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu jaringan air baku untuk air minum dan jaringan air
minum. Sektor jaringan air baku untuk air minum yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air
minum. Sementara itu, jaringan air minum adalah jaringan air bersih (yang sudah
diolah) yang menghubungkan antara sistem pengelolaan air minum dengan para
pengguna atau konsumen air minum untuk digunakan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Berdasarkan pada kedua sistem jaringan tersebut, persoalan penyediaan air bersih di
Kawasan Segitiga Rebana juga dapat dilihat baik dari sistem jaringan air baku
maupun jaringan air minum. Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan
menurunnya debit sumber air sedangkan kebutuhan akan air semakin meningkat di
beberapa sektor. Ditambah lagi dengan berkurangnya luas lahan di hutan,
beralihnya fungsi lahan menjadi tempat nggal dan pengambilan air tanah yang
dak terkendali. Hal ini semakin menjadi masalah apabila dihadapkan pada
pengembangan pusat kegiatan baru di Kawasan Segitiga Rebana yang
memungkinkan peningkatan akan pemanfaatan air baku. Sementara itu, produksi
air yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) masing-masing Kabupaten/Kota di Kawasan Segitiga Rebana belum
dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan masyarakat dan sisanya
mengandalkan air sumur, air tanah dalam (artesis) dan mata air.
Tabel 17. Cakupan Pelayanan Air Minum PDAM di Kawasan Segitiga Rebana
Tabel 18. Rencana Pengembangan Jaringan Air Baku Kawasan Segitiga Rebana
Berdasarkan tabel di atas, pemanfaatan sumber air baku dari mata air
merupakan langkah yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
Kawasan Segitiga Rebana. Pemanfaatan sumber mata air tersebut dapat dilakukan
mengingat banyaknya mata air yang tersebar di masing-masing Kabupaten/Kota
terkait, selain juga terdapat potensi aliran sungai, waduk, dan dam. Melalui
pembangunan jaringan pipa air baku, maka air baku yang berasal dari berbagai
mata air potensial tersebut dapat disalurkan dan dijadikan sumber dasar air minum
di Kawasan Segitiga Rebana. Akan tetapi, upaya pelestarian kawasan lindung
harus tetap dilakukan karena berbagai sumber air baku tersebut sangat
tergantung pada besarnya daerah tangkapan air.
Besarnya cakupan air bersih di Kawasan Segitiga Rebana dak hanya
disebabkan oleh persoalan pengelolaan jaringan air baku yang mempengaruhi
besarnya potensi sumber air yang dapat dimanfaatkan, tetapi juga disebabkan oleh
persoalan sistem jaringan air minum. Adanya kebocoran dan belum
terpasangnya pipa transmisi dan pipa distribusi di wilayah pelayanan, teknologi
sistem pengaliran, jumlah dan kondisi instalasi pengolahan juga mempengaruhi
besarnya pemenuhan atas kebutuhan air minum. Untuk itu diperlukan rencana
pengembangan sistem jaringan air minum yang mampu menyelesaikan berbagai
kendala tersebut. Berbagai rencana pengembangan sistem jaringan air minum di
Kabupaten/Kota di Kawasan Segitiga Rebana antara lain:
Tabel 19. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Kawasan Segitiga Rebana
Dalam upaya penyediaan air minum, dapat disadari bahwa dak semua
Kabupaten/Kota memiliki potensi sumber daya air yang besar. Terdapat daerah
dengan jumlah penduduk besar namun dengan potensi sumber air bersih yang dak
mampu menampung kebutuhan penduduk tersebut, sementara di sisi lain terdapat
daerah dengan potensi sumber daya air bersih dengan demand yang
rendah. Oleh karena itu, kerja sama antara Kabupaten/Kota dapat dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan air semua penduduk di daerah setempat. Hal yang sama
dapat dilakukan dalam pemenuhan sistem air bersih di Kawasan Segitiga
Rebana. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Regional (SPAM) dapat
menjadi langkah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan perkembangan demand di
Kawasan Segitiga Rebana selain daripada meningkatkan nilai efisiensi dalam
penyediaan sarana infrastruktur strategis air bersih.
sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 ( ga), yaitu Air
buangan yang bersumber dari rumah tangga (domes c wastes water), yaitu limbah
yang berasal dari permukiman penduduk, air buangan industri (industri wastes
water), yang berasal dari berbagai jenis industri akibar proses produksi, dan air
buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari
daerah: perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-
tempat ibadah, dan sebagainya.
Permasalahan pengelolaan air limbah di wilayah metropolitan secara umum terjadi
baik di hulu maupun di hilir. Beberapa permasalahan pengelolaan air limbah
memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Hal ini perlu menjadi perha an
mengingat perkembangan wilayah metropolitan harus sebanding dengan kesediaan
sistem pengolahan limbah, sehingga mampu menjamin ngkat kebersihan dan
kesehatan masyarakatnya. Adapun beberapa rencana pengelolaan infrastruktur air
limbah di Kabupaten/Kota di Kawasan Segitiga Rebana adalah sebagai berikut:
buangan domes k. Peningkatan debit dan terkandungnya logam berat pada air
buangan akan meningkatkan produksi lumpur. Hal inilah yang dapat
mempengaruhi kapasitas pengolahan IPAL di Kawasan Segitiga Rebana yang lebih
rendah dari kapasitas sebenarnya.
Selain pengembangan prasarana dan sarana pengolahan air limbah berbasis ins
tusi seper yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu juga adanya perubahan paradigma
dalam pengelolaan air limbah dimana masyarakat berperan serta di dalamnya pada
Jaringan Drainase
Banjir atau terjadinya genangan di perkotaan banyak terjadi di berbagai daerah di
Jawa Barat. Genangan dak hanya dialami oleh kawasan perkotaan yang terletak di
dataran rendah saja, bahkan dialami di kawasan yang terletak di dataran nggi.
Banjir atau genangan terjadi apabila sistem yang berfungsi untuk menampung
genangan itu dak mampu menampung debit yang mengalir. Hal ini akibat dari ga
kemungkinan yang terjadi, yaitu: kapasitas sistem yang menurun, debit aliran air
yang meningkat, atau kombinasi dari kedua-duanya. Penger an sistem disini adalah
sistem jaringan drainase di wilayah metropolitan. Sedangkan sistem drainase
secara umum dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air (banjir) dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara op mal. Jadi sistem
drainase adalah rekayasa infrastruktur di suatu wilayah untuk menanggulangi
adanya genangan banjir.
Pengembangan jaringan drainase di Kawasan Segitiga Rebana menjadi pen ng untuk
segera dilakukan mengingat sistem drainase yang ada saat ini sudah dak
mampu menampung aliran air permukaan terutama ke ka musim hujan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, seper kondisi infrastruktur drainase yang sudah rusak,
terjadinya penyempitan drainase, banyak mbunan sampah pada saluran drainase yang
Seper yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kapasitas dari sistem drainase di
Kawasan Segitiga Rebana saat ini sangat terbatas. Permasalahan ini akan menjadi
apabila dak ditangani dengan baik. Pengembangan sistem drainase dengan prinsip
Integrated Water Resource Management dapat menjadi salah satu cara untuk
menangani hal tersebut, yaitu dengan cara mengintegrasikan antara Small Ac on (Par
Domes c Raiwater Harves ng dapat menjadi salah satu cara yang baik dalam
pemanfaatan air hujan dan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih perkotaan.
Rainwater harves ng adalah sebuah cara untuk mengumpulkan dan menyiman air hujan
dari atap-atap bangunan, permukaan tanah, ataupun batuan dengan menggunakan
teknik sederhana seper teko dan pot hingga teknis yang lebih kompleks seper
bendungan bawah tanah. Air yang ‘dipanen’ dari air hujan tersebut dapat digunakan
untuk kebutuhan air ngkat 2 (dua), seper mencuci mobil, flushing toilet,
menyiram tanaman atau memadamkan kebakaran. Hal juga juga bermanfaat karena
dapat mengurangi beban saluran drainase perkotaan dalam menampung dan
mengalirkan limpahan air hujan.
Diantara berbagai metode Rainwater Harves ng yang ada, salah satu yang dapat
dilakukan adalah pembuatan sumur resapan. Bangunan sumur resapan adalah salah satu
teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai
tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan
meresapkannya ke dalam tanah.
Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara
menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi yang dapat dibuat sumur
2. Big Ac ons
Disamping ndakan dalam lingkup kecil, konsep pengembangan sistem drainase dalam
lingkup yang lebih luas juga perlu dilakukan, sebagai upaya mengan sipasi
peningkatan besarnya aliran air di permukaan. Tindakan ini termasuk ke dalam
perencanaan dan pembangunan sistem aliran permukaan (stormwater) terutama daerah-
daerah strategis di wilayah Kawasan Segitiga Rebana. Beberapa strategi yang dapat diper
gravitasi harus dapat menjadi per mbangan awal ke ka air masih masih dapat
dialirkan secara alami, karena selain
memanfaatkan topograsi yang ada, biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan dan
pemeliharaan paling murah diantara drainase sistem lain, seper drainase dengan
pompa.
Matrik Program dan Kegiatan
Konsep Skema Simulasi
Konsep matrik didasarkan pada hasil analisa data yang dijabarkan sesuai tahapan
masing-masing Kabupaten/Kota di Wilayah Kawasan Segitiga Rebana. Adapun
simulasi program dan kegiatan ini akan di bagi per 5 (lima) tahunan, yaitu tahun
awal 2015-2020, tahun 2020-2025, tahun 2025- 2030, tahun 2030-2035 untuk
pencapaian sampai Tahun 2050.
Matrik Program dan Kegiatan
Matrik program dan kegiatan upaya fisik dan upaya nonfisik penyediaan air baku untuk
Wilayah Kawasan Segitiga Rebana, merupakan hasil analisis data yang merupakan
rekomendasi pengelolaan pada masing-masing aspek pengelolaan sumber daya air.
Hasil analisis data ini digunakan sebagai njauan terhadap strategi terpilih dalam
pengelolaan air baku untuk dirumuskan menjadi upaya fisik dan upaya nonfisik
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan. Sebelum
memetakan pada matrik terlebih dahulu akan dilihat aspek dan pendukungnya
disesuaikan dengan kebutuhan Kabupaten/Kota di Wilayah Kawasan Segitiga
Rebana.
210 | P e n y u s u n a n M a s t e r p l a n P e n y e d i a a n A i r B a k u U n t u k M e t r o p o l i t a n C i r e b o n R a y a