Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M PENDERITA CONGESTIVE
HEART FAILURE (CHF) DI RUANGAN RAUDHAH RUMAH SAKIT
UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

Disusun oleh:
Eva Dahlia

NIM : 201101026

Dosen pembimbing:

Ns.Rohana, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUSSALAM


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
KOTA LHOKSEUMAWE
` TAHUN 202
LEMBARAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M


PENDERITACONGESSITIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUANGAN
RAUDHAH RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN
ACEH UTARA

Aceh utara,14Desember 2022


Telah di setujui oleh

DOSEN PEMBIMBING CI RUANGAN

Ns.Muhammad Daufi Saputra M,kes Ns. Khairani, S.kep


NIP :198012282001122002
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT


karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat
waktu. Judul untuk laporan ini adalah “ Congestive Heart Failure ( CHF)”.Adapun
laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
praktek klinis keperawatan dasar
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, pengarahan baik moral maupun material yang tidak ternilai besarnya
dari berbagai pihak. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan
yang telah diberikan oleh pihak
tersebut.
Penulis bangga untuk mempersembahkan laporan ini. Ada banyak hal
penting yang dapat diraih, dipelajari dan dipikirkan didalamnya. Penulis sadar
bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini, terutama dalam penulisan, tapi
penulis berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Wa’alaikumsalam wr.wb

Lhokseumawe, 14 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ...................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1. Tujuan umum............................................................................... 2
2. Tujuan khusus.............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Defenisi............................................................................................ 4
B. Etiologi............................................................................................. 4
C. Patofiologis...................................................................................... 5
d. Tanda dan Gejala ............................................................................. 5
D.Manifestasi Klinis............................................................................. 4
E. Faktor-Faktor Resiko ....................................................................... 6
F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................... 7

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian ....................................................................................... 8
B. Analisa Data .................................................................................... 19
C. Diagnosa Keperawatan ................................................................... 20
D. Intervensi ........................................................................................ 21
E. Implementasi/Evaluasi .................................................................... 23

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 29
B. Saran................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung


mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-
seltubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini
mengakibatkanperegangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih
banyak untukdipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku
danmenebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dandinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan
kuat.Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam.
Halini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh
sepertitangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi
bengkak (congestive djianti, 2010).

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi berupa kelainan jantung


sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan,gagal jantung mengakibatkan ketidak mampuan untuk
memberikan keluaranyangcukup untuk memenuhi kebuyuhan jaringandan
menyebabkan terjadinya kongestif pulmonal dan sistemik ( Doengoes,2001)

Gagal jantung kongestif (Congestif Heart Failure) adalah keyidak mampuan


jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh resiko CHF akan meningkat pada
orang lanjut usia ( lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuan, CHF
ini dapatmenjadi kronik apabila di seetai dengan penyakit lain seperti hepertensi,
penyakit katub jantung, dan kardiomiopati (Smletzer 2002)

Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia / WHO (2013)menyebutkan


17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun2008,
mewakili 30% dari semua kematian global. Dari kematian ini, diperkirakan7,3
juta disebabkan oleh penyakit jantung. Negara berpenghasilan rendah dan
menengah yang tidak proporsional terpengaruh: lebih dari 80% kematian penyakit
kardiovaskular terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan
terjadihampir sama pada pria dan wanita.

Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011),


penyakit jantung dan pembuluh darah telah menjadi salah satu masalah penting ke
sehatanmasyarakat dan merupakan penyebab kematian yang utama
Sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2007,  .

Prevalensi penyakit jantung secra nasional adalah 7,2%.  Penyakit jantung


iskemia merupakan proporsi sebesar 5,1% dari seluruh penyakit penyebab
kematian diIndonesia, dan penyakit jantung mempunyai angka proporsi 4,6% dari
seluruh kematian

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
a. Setelah melakukan asuhan keperawatan di harapkan mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan
asuhan keperawatan yang bermutu dalam menerapkan asuhan
keperawatan yang bermutu pada pasien.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian melakukan pengkajian pada
pasien dengan Congestif Heart Failure
b. Mahasiswa dapat menegakkan diangnosa keperawatan pada dengan
Congestif Heart Failure
c. Mahasiswa dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
dengan Congestif Heart Failure
d. Mahasiswa dapat melaksanakan implementasi pada pasien dengan
Congestif Heart Failure.
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada pasien dengan Congestif
Heart Failure
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teori
Hasil penulisan laporan praktek ini di harapkan dapat di jadikan referensi
sebagai pengetahuan ilmu wawasan dalam keperawatan khususnya di
bidang medikal bedah pada klien Tn.Z dengan Congestif Heart Failure.
2. Manfaat bagi penulis
Hasil penulisan laporan praktek ini di harapkan dapat menambah wawasan
serta memperoleh pengalaman dalam pengaplikasikan hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien Congestif Heart Failure.dan sebagai acuan bagi
penulis selanjutnya dalam mengaplikasikan penulisan terhadap pasien
dengan masalah Congestif Heart Failure.

3. Bagi institusi pendidikan


Hasil penulisan laporan praktek ini di harapkan dapat memberikan
pengetahuan dan memperkarya pengalaman bagi penulis khususnya
diprogram S1 keperawaan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien Congestif Heart Failure sebagai salah satu syarat menyelesaikan
tugas praktek keperawatan dasar.
BAB II

TINJAUN TEORI

A. PENGERTIAN

Gagal Jantung Kongestif adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa


darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
oksigen dan nutrient di karenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat
jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan
pengisianventrikel kiri. (Smeltzer & Bare, 2002)

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi berupa kelainan jantung


sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan,gagal jantung mengakibatkan ketidak mampuan untuk
memberikan keluaranyangcukup untuk memenuhi kebuyuhan jaringandan
menyebabkan terjadinya kongestif pulmonal dan sistemik ( Doengoes,2001)

Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung


mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-
seltubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini
mengakibatkanperegangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih
banyak untukdipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku
danmenebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dandinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan
kuat.Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam.
Halini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh
sepertitangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi
bengkak (congestive djianti, 2010).
B. ETIOLOGI

Penyebab paling umum dari CHF adalah penyakit jantung koroner. Penyebab
CHF lainnya adalah fenomena otot jantung tegang, tekanan darah tinggi serangan
jantung, kardiomiopati, penyakit katup jantung, infeksi, aritmia jantung (ritme
jantung abnormal), anemia, penyakit tiroit, penyakit paru-paru, dan terlalu banyak
cairan tubuh.

C. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan


kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari
curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan
persamaan CO= HR X SV dimana curah jantung (CO : Cardiac Output ) adalah
fungsi frekwensi jantung (HR : Heart Rate) x volume sekuncup (SV: Stroke
Volume)

Frekwensi jantung adalah fungsi saraf otonom bila curah jantung berkurang
sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan
curah jantung bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan
perfusi jaringan yang menandai maka volume sekuncup jantung lah yang harus
menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.

Pada gagal jantung, jika satu atau lebih lebih dari ketiga faktor
tersebutterganggu, hasilnya curah jantung berkurang. Kemudahan dalam
menenukan pengukuran hemodinamika melalui prosedur pemantauan invasive tel
ahmempermudah diagnose gagal jantung kongestif dan mempermudah
penerapanterapi farmakologis efektif. (Brunner & Suddarth,2002)

D. TANDA DAN GEJALA

Gagal jantung adalah penyakit kronis yang tiba-tiba terjadi. Gejala yang khas
pada orang dengan gagal jantung kongestif atau CHF adalah mudah kehabisan
napas saat beraktivitas, sesak napas saat tidur terlentang sehingga membutuhkan
beberapa bantal untuk mengganjal kepalanya sehingga dapat kembali bernapas
dengan lega Mereka dengan CHF adalah orang yang kerap terbangun di malam
hari karena sesak dan terkadang disertai bengkak pada pergelangan kaki.

Efek yang juga didapat dari CHF adalah kehilangan nafsu makan, mual, sering
kencing malam hari, tapi berat badan naik karena penimbunan cairan berbahaya
dan organ dalam tubuh yang membengkak.Ketika jantung kiri gagal, aliran darah
ke paru-paru akan menjadi stagnan. Ini bisa menyebabkan kelelahan, sesak napas
(terutama malam hari saat berbaring), dan batuk. Sementara ketika jantung kanan
gagal, darah stagnan dalam jaringan Akibatnya, hati menjadi bengkak dan bisa
menyebabkan sakit perut. Kaki dan telapak kaki Anda juga bisa bengkak akibat
jantung kanan tidak berfungsi dengan baik.Mungkin ada gejala dan tanda-tanda
lain yang tidak disebutkan. Konsultasikanlah dengan dokter Anda apabila
mencurigai gejala-gejala lain yang mungkin saja berhubungan dengan penyakit
ini.

E. FAKTOR-FAKTOR RESIKO

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena gagal jantung.
Satu faktor saja bisa menyebabkan gagal jantung, tapi jika banyak elemen
tergabung, risiko gagal jantung makin tinggi.Faktor-faktor yang meningkatkan
risiko congestive heart failure alias CHF adalah:

1. Terlukanya otot jantung saat mengalami serangan jantung. Hal ini akan
menyebabkan kekuatan jantung Anda untuk berkontraksi menjadi
berkurang dan tidak seperti keadaan normal.
2. Memiliki riwayat penyakit diabetes. Penyakit ini dapat meningkatkan
risiko hipertensi dan penyakit arteri koroner.
3. Obat diabetes tertentu yang berfungsi untuk mengendalikan kadar gula
nyatanya bisa meningkatkan risiko gagal jantung bagi sebagian orang.
Meski begitu, Anda sebaiknya tidak menghentikan pengobatan apa pun.
Jika Anda menggunakan obat-obatan ini, konsultasikan pada dokter.
4. Mengalami gangguan tidur sleep apnea. Kondisi ini dapat menyebabkan
oksigen dalam darah berkurang dan meningkatkan risiko ritme jantung
abnormal. Keduanya dapat menjadi penyebab gagal jantung kongestif.
5. Memiliki riwayat penyakit katup jantung. Kondisi ini menyebabkan
jantung tidak bisa memompa darah dengan baik, sehingga berisiko tinggi
mengalami gagal jantung kongestif.
6. Terkena infeksi virus tertentu. Infeksi virus bisa menyebabkan kerusakan
otot jantung yang memicu CHF.
7. Memiliki riwayat penyakit hipertensi alias tekanan darah tinggi.

8. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.


9. Memiliki riwayat gangguan detak jantung. Detak jantung yang abnormal,
terutama ketika berdetak kencang, bisa melemahkan otot jantung dan
mengakibatkan CHF.
10. Kebiasaan konsumsi alkohol terlalu banyak.

11. Merokok.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaa penunjang yang terdiri dari pemeriksaan EKG atau rekam jantung


yang dapat mendeteksi kelistrikan jantung, pembesaran jantung, dan otot-otot
jantung. Rontgen dada; dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan dapat
menunjukkan dilatasi / hipertropi bilik atau perubahan pembuluh darah
mencerminkan peningkatan tekanan pulmonalis.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
A. Identitas Pasien
Nama : Zukhirullah
JenisKelamin : Laki - Laki
Umur : 56 tahun
Status Perkawinan : kawin
Agama : Islam
Pendidikan : IPDN
Pekerjaan : Pegawai negeri ( PNS)
Alamat : Leubok, (Lhoksukon)
Tanggalmasuk RS : 13-12-2022
No. Register : 028717
Ruangan/Kamar : Shafa
GolonganDarah :A
TanggalPengkajian : 14-12-2022
TanggalOperasi : Tidak ada
DiagnosaMedis : Congestive Heart Failure( CHF)

B. Penanggung Jawab
Nama : Farida
Hubungan dengan pasien : Istri
Pekerjaan : pegawai negeri ( PNS)
Alamat : Leubok

II. KELUHAN UTAMA


Pasien datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada, sesak nafas, pusing dan
pasien mengatakan cepat merasakan lelah
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Provocative /Palliative
a. Apa penyebabnya
Pasien sering mengkonsumsi makanan yang mengandung garam
berlebihan, serta pasien perokok aktif
b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Menjaga pola makanan,di anjurkan untuk mengkonsumsi makanan


sesuai dengan dietary approaches to stop hypertensi ( DASH) serta
mengurangi kebiasaan merokok.

2. Quantity / Quality
a. Bagaimana dirasakan
Pasien merasakan nyeri dada, serta pusing dan cepat merasakan
leleh serta sesak nafas.
b. Bagaimanadilihat
Saat memantau pasien terlihat lemas, serta sesak nafas
Ragion
a. DimanaLokasinya
Di atas abdomen di dalam rongga dada sebelah kiri.
b. Apakah menyebar
Nyeri menyebar ke kepala menyebabkan mual, serta tidak nyaman
pada dada
Savetity (menggunakan aktivitas)
Pasien lebih nyaman tidur
3. Time (Kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Biasanya terjadinya di malam hari, terjadinya sesak,nyeri dada, ,
kadang- kadang pusing di pagi hari.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sama penyakit
dengan pasien, dan pasien tidak memiliki riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Hipertensi
b. Pengobatan / Tindakan yang dilakukan
Menjaga pola dengan sedikit garam, olah raga rutin dan konsumsi
obat untuk menurunkan tekanan darah
c. Pernah dirawat / dioperasi
Tidak ada
d. Lamanya
-
e. Elergi
Tidak ada
f. Imunisasi
Tidak ada

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Orang Tua
Pasien mengatakan orang tua nya tidak memiliki menderita penyakit
seperti yang di derita nya
b. Saudara Kandung
Klien mengatakan orang tua nya tidak pernah menderita penyakit
seperti yang di derita nya
c. Penyakit Keturunan yang ada
Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit keturunan
d. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan tidak ada keluarga nya yang meninggal
e. Penyebabmeninggal
Tidak ada yang meninggal
f. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Klien

----- : Tinggal satu rumah

: Garis keturunan
VI. RIWAYAT / KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Bahasa yang digunakan
Klien menggunakan bahasa aceh
B. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien berharap agar cepat sembuh
C. KonsepDiri :
1. Body image
Klien menyukai semua anggota tubuh nya
2. Ideal diri
Klien berharap cepat pulang kerumah untuk beraktivitas
seperti biasa
3. Hargadiri
baik
4. Peran diri
Klien berperan sebagai kepala keluarga
5. Personal identity
Klien sebagai anggota keluarga
D. KeadaanEmosi
Klien dapat mengontrol emosi
E. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Baik
F. Hubungan dengan keluarga
Kepala keluarga
G. Hubungandengan orang lain
Sangat baik
H. Kegemaran
Tidak di ketahui
I. Mekanisme pertahanan diri
Baik
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. KeadaanUmum
Keadaan umum klien tampak lemas
TB :175 cm
BB : 80
Tanda-tanda Vital
SuhuTubuh : 36 c
TD : 170/ 100 mmhg
Nadi : 78 per menit
RR : 25× per menit
B. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala, rambut dan leher
a. Kepala
Bentuk : Bentuk simetris
Ubun-ubun : Normal
Kulit kepala : Bersih tidak ada ketombe
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : keadaan rambut baik
Bau : Rambut nya
Warna kulit : putih
c. Wajah : oval tidak ada kelainan
Warna kulit : kuning langsat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan
Mata klien lengkap,simetris kiri dan kanan
b. Palpebra
Palpebra klien normal/tidak ada kelainan
c. Konjungtiva
Konjungtiva pucat
d. Selera
Selera pucat
e. Pupil
Pupil klien normal dapat beradaptasi dengan rangsangan
cahaya
f. Cornea dan iris
Kornea dan iris klien normal/tidak terjadi gangguan
g. Visus
Visus klien normal/ dapat melihat dalam ketajaman 6/6
h. Tekanan bola mata
Tekanan bola mata normal
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum
Tulang hidung dan posisi septum normal/simetris
b. Lubang hidung
Lubang hidung klien normal simetris kiri dan kanan
c. Cuping hidung normal
Fungsi penciuman
Fungsi penciuman normal
4. Teling
a. Bentuk telinga
Bentuk telinga klien simetris kiri dan kanan
b. Ukuran telinga
Ukuran telinga klien sedang
c. Ketajaman pendengaran
Klien dapat mendengar gesekan rambut dibelakang telinga
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir
Keadaan bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi
Keadaan gusi dan gigi bersih
c. Keadaan lidah
Keadaan lidah klien normal/tidak terdapat kelainan
6. Leher
a. Tiroid
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Suara
Terasa adanya getaran di bagian leher
c. Vena jugularis
Tidak tampak vena jugularis
d. Denyut nadi karotis
Teraba adanya denyut nadi karotis
C. Pemeriksaan Intergument
1. Kebersihan
Baik, kulit tampak bersih.
D. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara
Ukuran dan bentuk payudara normal
2. Warna payudara dan areola
Warna payudara dan areola sedikit gelap
3. Kelainan payudara dan puting
Klien mengatakan tidak ada kelainanan pada payudara dan
puting
4. Aksila dan clavikula
Aksila dan clavicula sedikit gelap
E. Pemeriksaan Thoraks dan Dada
1. Infeksi Thoraks
a. Bentuk thoraks : Simetris kiri dan kanan
b. Pernafasan : Normal
Frekuensi : 88x/menit
Irama : Teratur
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara : Getaran suara klien teraba
b. Perkusi : Tidak ada penumpukan cairan
c. Auskultasi
Suara nafas : Tidak ada kelainan
Suara tambahan : Normal
3. Pemeriksaan Jantung
a. Insfeksi : Terlihat denyut jantung
b. Palpasi
Ictus cordis : Pukulan jantung normal
c. Perkusi
Batas jantung : Diatas diafragma kosta V dan IV
dua jari di bawah papilla mame
d. Auskultasi
Bunyi jantung I : Panjang
Bunyi jantung II : Pendek dan cepat
Frekuensi : Normal
F. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi
a. Bentuk abdomen : Simetris
b. Benjolan/massa : Normal
2. Auskultasi
a. Peristaltik : Normal
3. Palpasi
a. Benjolan / massa : Tidak ada nya benjolan
b. Tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
4. Perkusi
a. Suara abdomen : Terdengar suara timpani
b. Pemeriksaan ascites : Tidak adanya penumpukan
cairan
G. Kelamin dan daerah Sekitarnya Pemeriksaan
1. Genitalia
a. Rambut pubis : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Lubang uretra : Tidak melakukan pemeriksaan
2. Anus
a. Lubang Anus : Tidak melakukan
pemeriksaan
b. Kelainan pada lubang anus : Tidak melakukan
pemeriksaan
H. Pemeriksaan Muskuloskeletal / ekstremitas
1. Ekstremitas Atas :
a. Kesimetrisan Otot : Simetris kanan kiri
b. Edema (derajat) : Tidak ada nya edema
c. Kelainan pada ekstremitas : Ekstremitas pada klien
terganggu
2. Ekstremitas Bawah
a. Kesimetrisan Otot : Simetris kiri dan kanan
b. Edema (derajat) : Tidak ada nya edema
c. Kelainan pada ekstremitas : Ekstremitas pada klien
terganggu
I. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran : GCS 15, E: 4, M:6 V:5
2. Meningeal sign : Tidak ada nya kaku kuduk
3. Status mental
a. Kondisi emosi : Dapat mengontrol emosi
b. Orientasi : Baik
c. Motivasi : Klien menginginkan kesembuhan
secepatnya
d. Bahasa : Klien dapat berbicara dengan
baik
4. Fungsi Nervus Cranialis
Klien mampu membedakan aroma obat dan buah-buahan
5. Fungsi Motorik
Fungsi motorik ekstremitas atas dan bawah terganggu
6. Fungsi sensorik
Klien dapat merasakan panas, dan rangsangan dingin
7. Reflek
Reflek klien normal

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Pola tidur :
- Waktu tidur : 22.00 WIB
- Waktu bangun : 05.00 WIB
- Masalah tidur : Tidak ada masalah tidur
- Hal yang mempempermudah tidur
- Lingkungan yang tenang dan nyaman
- Hal yang mempermudah bangun
- Ruangan yang tidak nyaman
2. Pola Eliminasi
a. BAB
- Pola BAB : Sebelum sakit klien BAB satu kali sehari
- Karakteristik Fases : Normal
- Diare : Tidak ada
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
b. BAK
- Pola BAK : Sebelum sakit BAK 4-5 kali dalam
sehari, selama sakit BAK 7-9 kali
dalam sehari
- Karakter urin : Kekuning-kuningan
- Nyeri/kesulitan BAK : Tidak ada nyeri/kesulitan BAK
- Penggunaan deuretik : Tidak ada penggunaan diuretik
3. Upaya mengatasi masalah
Memberi terapi cairan infus dan melalui oral
XI. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK

A. LABORATORIUM

Nama Test Hasil Nilai rujukan


Kimia darah
Lemak darah
- Kolestrol total - 114 - ≤190

- HDL - 27 - >40

- LDL - 129 - <130

- Trigliserida - 233 - <150

Fungsi ginjal
- Ureun - 66 - <50

- Kreatinin - 2.36 - 0.6-1.1

- Asam urat - 11.1 - 3.4-7.0

Glukosa darah
- 165.9 - <180
- Glukosa sewaktu
Elektrolit
- 138 - 136-146
- Na
- 3.6 - 3.5-5.0
- K
- 127 - 98-106
- CI
- 0.42 - 1.12-1.32
- Ca

B. ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah


1 DO
- Pasien mengatakan nyeri Penyempitan Gangguan rasa
dada sebelah kiri obtruksi arteri nyaman akibat
- Nyeri terasa saat pasien koroner nyeri

beraktivitas maupun istirahat


- Nyeri terasa seperti ditusuk

DO
- Klien tampak kesakitan
- TTV
TD : 170/100 mmhg
Nadi : 88˟/m
RR : 23˟/ m
Skala nyeri : 5

2.. Hambatan upaya Pola nafas tidak


DS napas efektif
- Klien mengatakan sesak
nafas

DO
- Klien terlihat lemas
- Ttv
TD :170/100 mmhg
Nadi : 88×/menit
RR : 23×/menit

3
Intoleransi aktivitas Kelemahan
DS
- Pasien mengatakan badan
terasa lemas
- Aktivitas klien di bantu oleh
keluarga
DO
- Pasien terlihat lemas dan
berbaring di tempat tidur
- Aktivitas klien di bantu

C. DIANGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Penyempitan obtruksi arteri koroner
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

D. RENCANA KEPERAWATAN

NO Diangnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 - Gangguan rasa - Setelah di 1. Jelaskan pada 1. agar dapat
nyaman nyeri b.d lakukan tindakan pasien cara menguragi
Penyempitan keperawatan mengatasi nyeri rasa nyeri
obtruksi arteri selama 3×24 jam
koroner di harapkan nyeri 2. Kolaborasi 2. mempercepat
berkurang dengan tim mengurangi
medis dalam rasa nyeri
pemberian obat
pereda nyeri

3. gunakan 3. berikan
metode analgesik
pencegahan untuk
nyeri mengurangi
nyeri

4. Identifikasi 4. observasi
faktor reaksi non
penyebab dari verbal dari
nyeri ketidak
nyamanan
yang
dirasakan
pasien.

2
- Pola nafas tidak - Setelah di
efektif berhubungan lakukan tindakan
1. Memonitor 1.untuk
dengan hambatan keperawatan
pola nafas mengetahui
upaya nafas selama 3×24 jam
pasien frekuensi
di harapkan pola
nafas membaik kedalaman
iramapernapasan

2. mengajarkan 2.untuk
klien teknik mengurangi
pernapasan sesak nafas
butyko
3.berguna untuk

3. mengatur posisi membantu


semi fowler. dalam ekspansi
paru.
3. -Setelah di lakukan
- Intoleransi aktivitas tindakan
berhubungan keperawatan
1. Untuk
dengan kelemahan selama 3×24 jam di 1. anjurkan pasien
meningkat
harapkan istirahat yang
ke stabilitas
intoleransi aktivitas cukup
tubuh
klien meningkat

2. anjurkan pasien 2. Agar tidak


tidak terlalu terjadinya

banyak kelemahan

melakukan pada tubuh

aktivitas klien

3. bantu aktivitas 3. Aktivitas


klien seperti klien dapat
keperluannya terpenuhi
berjalan ke dengan
kemar mandi bantuan
perawat dan
keluarga

4. identifikasi 4. Agar dapat


tingkat mengurangi
kelemahan keadaan
klien yang
menyebabka
n terjadinya
keleman.

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diangnosa Jam Implementasi Evaluasi paraf


1 - Gangguan rasa 08:20 - telah di lakukan - S : Klien
nyaman nyeri b.d pengkajian nyeri mengatakan
Penyempitan secara masih terasa
obtruksi arteri komperehensif nyeri
koroner di harapkan
nyeri berkurang

10:00
- telah di - O : Klien
diskusikan mengtakan rasa
bersama pasien nyeri saat
faktor yang beraktivitas
dapat dan cukup
menurunkan mereda saat
dan tidur
memperberat
nyeri
12:10

-Memberikan obat - A: Masalah


untuk mengurangi nyeri teratasi
rasa nyeri. sebagian

- P: intervensi di
lanjutkan.
2 08:00
- Pola nafas tidak
efektif - Memberikan
berhubungan - S:Klien
O2 kepada
10:00 mengatakan
dengan hambatan pasien
upaya nafas masih
- Memonitor
merasakan
pola nafas
sesak dan dada
pasien
11:20 terasa sakit

- mengatur - O:Pasien
posisi semi tampak sesak
fowler. dan kesakitan.
RR: 23×/ M

- A: masalah
belum teratisi

3 08:15
- Intoleransi - P: intervensi di

aktivitas lanjutkan.
- Telah
berhubungan
dilakukan
- S : Klien
dengan
pengkajian
kelemahan. mengatakan
status fisiologi
badan terasa
yang
lemas, dan sulit
menyebabkan
untuk
09:00 kelemahan
melakukan
aktivitas

- Menganjurkan
pasien untuk
- O: Aktivitas
12:10
istirahat yang
kien masih di
cukup
bantu

- Menganjurkan
pada pasien
- A : Masalah
melakukan
belum teratasi
aktivitas fisik

- P : Lanjutkan
intervensi

Catatan perkembangan hari ke 2 pindah ke muzdhalifah

No Diangnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1 - Gangguan rasa 08:15 - Menanyakan - S : Klien
nyaman nyeri apakah klien mengatakan
b.d Penyempitan masih terasa nyeri sudah
obtruksi arteri nyeri sedikit
koroner berkurang

09:30 - melakukan - O : Klien tidak


injeksi untuk lagi merasakan
mengurangi kesakitan
nyeri

11:00
- Melakukan - A : Masalah
pengkajian nyeri teratasi
nyeri sebagian
- P : Tindakan di
lanjutkan

2 - Pola nafas tidak 12:10


- Menganjurkan - S:Klien
efektif
klien minum mengatakan
berhubungan
obat anti nyeri sesak nafas
dengan
hambatan upaya sudah sedikit

nafas berkurang
09:15
- Menanyakkan
- O: klien
apakah klien
terlihat tidak
masih
lagi tampak
merasakan
sesak
sesak nafas
10:30
- mengajarkan
- A: masalah
klien teknik
pernapasan
pernapasan
teratasi
butyko
11:00 sebagian
- P: lanjutkan
- Memonitor
kembali pola intervensi
nafas klien
3 - Intoleransi 09:00
aktivitas - Menanyakan
berhubungan kembali - S: Pasien
dengan apakah klien mengatakan
kelemahan masih lemah tidak lagi
10:110
lemas
- menganjurkan
pasien banyak - O : keadaan

istirahat nya sudah


membaik
10:30
- anjurkan klien
untuk tidak - A : klien Sudah

terlalu banyak bisa melakukan

melakukan aktivitas,

aktivitas Masalah
teratasi

- P: lanjutkan
intervensi

Catatan perkembangan hari ke 3

No Diangnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1 - Gangguan rasa - Menanyakan - S : Klien
nyaman nyeri b.d kembali apakah mengatakan
Penyempitan klien masih nyeri sudah
obtruksi arteri terasa nyeri berkurang
koroner
- melakukan - O : Klien tidak
injeksi untuk lagi merasakan
mengurangi kesaitan
nyeri

- Melakukan
- A : Masalah
pengkajian
nyeri teratasi
nyeri

- Menganjurkan
- P : Tindakan di
klien minum
hentikan
obat anti nyeri

2 - Pola nafas tidak - S: klien


efektif - Menyakkan
mengatakan
berhubungan kembali apakah
tidak lagi
dengan hambatan klien masih
merasakan
upaya nafas merasakan
sesak
sesak

- O: klien tidak
- mengajarkan
lagi terlihat
klien teknik
tampak sesak
pernapasan
butyko

- A: masalah
- mengatur posisi pernapasan
semi powler teratasi

- P: intervensi di
hentikan
- Intoleransi
3 aktivitas - S: Pasien
berhubungan - Menanyakan mengatakan
dengan kembali apakah tidak lagi lemas
kelemahan klien masih
lemah
- O : keadaan
- menganjurkan nya sudah
pasien banyak membaik
istirahat

- A : klien Sudah
- anjurkan klien bisa melakukan
untuk tidak aktivitas, yang
terlalu banyak ringan Masalah
melakukan teratasi
aktivitas
- P: lanjutkan
intervensi

BAB lV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-
seltubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini
mengakibatkanperegangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih
banyak untukdipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku
danmenebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dandinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan
kuat.Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam.
Halini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh
sepertitangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi
bengkak (congestive djianti, 2010).
Penyebab paling umum dari CHF adalah penyakit jantung koroner. Penyebab
CHF lainnya adalah fenomena otot jantung tegang, tekanan darah tinggi serangan
jantung, kardiomiopati, penyakit katup jantung, infeksi, aritmia jantung , anemia,
penyakit tiroit, penyakit paru-paru, dan terlalu banyak cairan tubuh.

B. SARAN
1. Bagi rumah sakit
Diharapkan dari hasil laporan ini dapat menjadi informasi bagi RSUD cut
meutia dalam upaya pemberian kebijakan mengenai penyakit Congestive
Heart Failure dan dijadikan data dasar untuk pengkajian pasien.
2. Bagi profesi keperawatan.
Diharapkan kepada perawat agar memberikan asuhan keperawatan untuk
mengatasi penyakit Congestive Heart Failure dengan cara memberikan
pengetahuan tentang penyakit Congestive Heart Failure serta lebih peduli
memberikan dukungan infromatif dan dukungan emosional supaya mampu
memperbaiki kualitas hidup pasien menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

H.M. S. Noer. 2004.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga.Jakarta:
Balai penerbi
FKUI
James K, Stoller, F. Amincota, B. F. mondrell.2005.The Clevel and Clinic
Intensive Review of
Internal Medicine Fourth edition.Philadelphia PA. USA: Lippincot
williams andwilkins

Kimberly A. JBilotta2012Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan


 
 Edisi2
Jakarta: EGC

L. M. Tierney, S. J. Mc Phee, M. A. Papadakis.2002. Diagnosis dan Terapi


Kedokteran Ilmu

Penyakit Dalam:Salemba Medika

Marschall, S. Ringge, M.A. Greganti.Netter’s Internal Medicine.USA : Library


ofCongress

Catalog No 2001132777
M. E. Doengoes. 2003.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC
Stephen J. Mc. Phee, William F. Gannong. 2002 .Patofisiologi Penyakit.Jakarta : EGC
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah.

Jakarta: EGC
Tim indeks. 2011.Nursing The Series for Clinical Excellence.Jakarta Barat: Indeks
Udjianti Wajan J. 2011.Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskular.Salemba
Medika
Wilkinson, Ahern. 2012.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nanda Nic Noc,
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai