Anda di halaman 1dari 24

Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang
menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:

 Dehidrasi
 Halusinasi
 Menurunnya Tingkat Kesadaran
 Kematian
 Gangguan Kualitas Hidup
Psikotropika adalah suatu zat atau obat yang bisa berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf
penggunanya.
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat psikotropika yaitu sebagai
berikut:

 Berbagai macam zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja bisa menyebabkan syaraf
terganggu dan menimbulkan ketagihan yang pada akhirnya akan berujung kepada
kematian.
 Kokain bisa menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan menimbulkan depresi.
 Morfin akan menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia yang berlebihan
(eufhoria), dan kematian.
 Pil ekstasi bisa mengakibatkan rasa lelah dan ketenangan.
 Barbiturat bisa menimbulkan mudah tertidur lelap dan dapat menimbulkan kematian.

Rokok
Rokok atau sigaret 
adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
daun tembakau kering yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya.

Bahaya merokok di antaranya:


 Kerusakan saluran pernapasan 
 memicu kondisi autoimun
 Menghambat aliran darah
 Jumlah antibodi yang berkurang
 Mengurangi kadar antioksidan
 Meningkatkan sel darah putih

Berikut ini beberapa bahan berbahaya yang terkandung pada sebatang rokok:

 Aseton: ditemukan dalam cairan pembersih kuteks (cat kuku)


 Amonia: pembersih rumah yang umum digunakan
 Asam asetat: bahan cat rambut
 Arsenik: digunakan pada racun tikus
 Benzene: ditemukan di semen karet
 Butane: digunakan dalam cairan korek
 Kadmium: komponen aktif dalam asam baterai
 Karbon monoksida: tercipta dari asap knalpot
 Formaldehida: cairan pengawet
 Hexamine: ditemukan di cairan korek barbekyu
 Lead: digunakan dalam baterai
 Naftalena: bahan dalam kapur barus
 Methanol: komponen utama bahan bakar roket
 Nikotin: digunakan sebagai insektisida
 Tar: material untuk mengaspal jalan
 Toluene: digunakan untuk bahan cat

Alkohol
Minuman beralkohol atau kadang disingkat minol adalah minuman yang
mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan
penurunan kesadaran.

Bahaya alkohol di antaranya:


 Merusak hati
 Rentan terkena pankreatitis
 Mengalami masalah sistem pencernaan
 Menurunkan fungsi otak
 Risiko terkena penyakit jantung
 Meningkatkan risiko kanker

Kafien
Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir
rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina, seperti kopi, teh,
dan minuman ringan, sangat digemari. Kafeina merupakan zat psikoaktif yang paling banyak
dikonsumsi di dunia.
1. Efek kafein yang terjadi pada otak bisa membuat proses pembakaran neuron menjadi lebih
cepat. Proses ini akan menekan kelenjar pituari untuk menghasilkan adrenalin yang
berlebihan. Kopi terkadang menjadi cara meningkatkan adrenalin tubuh dengan cepat.
Adrenalin yang berlebihan bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti:
 Nafas menjadi lebih lancar karena saluran pernafasan terbuka lebar.
 Detak jantung menjadi lebih kencang
 Aliran darah ke bagian otot menjadi lebih lancar.
 Tekanan darah naik.
 Aliran gula dalam darah menjadi lebih tinggi.
 Gangguan aliran darah pada bagian perut.(baca juga: penyebab kram perut normal dan
pada wanita hamil)
 Otot menjadi lebih tegang.
2. Gangguan tidur berkepanjangan atau insomnia.
3. Gelisah dan gangguan pikiran yang bisa memicu depresi.
4. Tubuh akan gemetar yang disebabkan karena perubahan aliran gula dalam masa otot dari
bagian hati.
5. Memicu sakit kepala berlebihan.
6. Terlalu banyak kafein akan memicu buang air kecil berlebihan
7. Kelebihan kafein yang sudah parah atau jangka panjang bisa menyebabkan kecanduan.
8. Terlalu sering mengkonsumsi kafein seperti kopi bisa menyebabkan perubahan warna gigi.
9. Terlalu sering mengkonsumsi kafein pada ibu hamil bisa menyebabkan resiko keguguran,
cacat bayi, bayi kekurangan nutrisi dan bayi yang lahir dengan berat badan yang rendah.
10. Terlalu banyak kafein juga bisa menyebabkan diare dan gangguan pencernaan yang buruk.
11. Kafein akan memicu rasa haus berlebihan dan efek mulut yang terasa lebih kering.

Inhalansia
Inhalansia seperti yang kita kenal ada uap bensin, thinner, cat kuku, lem mempunyai bau
yang sangat menyengat. Tanpa kita sadari bau tersebut mempunyai dampak yang bahaya bagi
tubuh kita yaitu kecanduan bahkan sampai kematian. contoh : aerosol, isi korek api, tinner, uap
bensin, lem fox, dan lain-lain.
uap solven tersebut bisa terakumulasi di jaringan tubuh, dalam jangka panjang jika
terhirup terus menerus bisa memberikan efek jangka panjang. Di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Kerusakan otak (bervariasi, mulai dari cepat pikun, parkinson dan kesulitan mempelajari
sesuatu).
2. Otot melemah.
3. Depresi.
4. Sakit kepala dan mimisan.
5. Kerusakan saraf yang memicu hilangnya kemampuan mencium bau dan mendengar suara.
6. Toksis pada hepar, otak, jantung & ginjal
7. Kelainan pada paru seperti asma dan pneumonitis hipersensitif
8. Cepat lelah
9. Kulit membiru
10. Kematian mendadak jika sampai melewati batas ambang toleransi tubuh.
COVID 19

GURUMATA PELAJARAN : Dra. Hj. Sugiana

KELAS : V A

SITI NAILA NADHIRAH

SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN


Nama : Siti Naila Nadhirah

Tinggi : 152 cm

Berat badan : 64 kg

Pendengaran : Baik

Penglihatan : Baik

Gigi : Cukup

Catatan Baik Semua

1. Gejala terkena Covid 19?


2. Proses penularannya?
3. Cara pencegahannya, penyebaran, cara cuci tangan, tujuan penggunaan masker, menjaga
jarak fisik dan menjaga daya tahan tubuh?

Jawab:
Gejala-gejala terinfeksi virus corona umumnya muncul pada periode masa inkubasi sekitar 2
hingga 14 hari setelah terpapar. Melansir CNN, berikut 10 gejala kunci yang penting untuk Anda
kenali sebagai gejala terinfeksi virus corona:
1. Napas pendek
Sesak napas umumnya muncul sebagai tanda penyakit mencapai tahap serius. Bahkan, bisa
muncul tanpa diiringi dengan batuk. Para ahli mengatakan, saat dada Anda terasa seperti
diikat atau mulai merasa kesulitan untuk bernapas, ini adalah tanda Anda harus bertindak
cepat. “Jika ada sesak napas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda, perawatan
darurat setempat atau departemen darurat," kata Presiden Asosiasi Medis Amerika Serikat,
Dr. Patrice Harris. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat telah menjabarkan tanda-tanda
darurat lain saat terinfeksi Covid-19.
Tanda-tanda darurrat itu adalah: Rasa sakit terus-menerus atau tekanan di dada Bibir atau
wajah menjadi kebiruan yang menjadi indikasi kurangnya oksigen yang masuk.
2. Demam
Demam merupakan salah satu tanda kunci dari Covid-19. Para ahli tidak mematok berapa
angka suhu demam yang dialami. Alasannya, setiap orang bisa memiliki suhu demam yang
berbeda dari patokan suhu tubuh normal pada umumnya. “Ada banyak kesalahpahaman
tentang demam. Kita semua naik-turun sedikit pada siang hari sebanyak setengah atau satu
derajat. Bagi kebanyakan orang 99,0 derajat Fahrenheit atau 99,5 derajat Fahrenheit
bukanlah demam,” ujar Dr. John Williams, Kepala Divisi Penyakit Menular Anak-Anak di
Rumah Sakit Anak Pittsburgh University Medical Center. Sementara itu, Dr. William
Schaffner, seorang Profesor Kedokteran Pencegahan Penyakit Menular di Vanderbilt
University School of Medicine, menyarankan, pengecekan suhu sebaiknya dilakukan pada
sore dan menjelang petang.
3. Batuk kering
Batuk merupakan gejala umum dari infeksi virus corona. Akan tetapi, batuk yang muncul
bukan batuk biasa. "Batuk itu (pada gejala Covid-19) bukan rasa geli di tenggorokanmu.
Kamu tidak hanya seperti berdehem," kata Schaffner. Ia mengatakan, batuk karena gejala
Covid-19 sangat menganggu. Batuk kering yang terasa seolah berasal dari sesuatu yang jauh
di dalam dada. "Itu berasal dari tulang dada Anda, dan Anda dapat mengatakan bahwa
tabung bronkial Anda meradang atau teriritasi," lanjut dia. Meski batuk kering menjadi
tanda, akan tetapi sebuah laporan dari WHO pada Februari 2020, menyebutkan, 33 persen
dari 55.924 orang dengan Covid-19 mengalami batuk berdahak atau lendir kental yang
kadang disebut dahak. Baca juga: INFOGRAFIK: Beda Batuk Gejala Covid-19 dan Batuk
Biasa.
4. Menggigil dan tubuh merasa sakit
Seorang koresonden CNN, Cuomo, yang menderita Covid-19, mengatakan, ia menggigil,
tubuhnya terasa sakit, dan demam tinggi saat malam hari. "Aku berhalusinasi, seolah ayahku
berbicara denganku. Aku melihat teman-teman kuliahku, orang-orang yang tidak pernah
kulihat selamanya, itu aneh," kata Cuomo. Meski demikian, beberapa ahli menyebutkan,
tidak semua orang selalu mengalami reaksi parah. Beberapa mungkin tidak menggigil dan
tidak merasakan sakit apa pun. Penderita lainnya mungkin mengalami kedinginan seperti
kondisi flu ringan, serta sendi dan otot pegal-pegal yang membuatnya sulit membedakan
apakah itu flu atau Covid-19. Yang perlu diperhatikan, tanda-tanda yang berpotensi sebagai
gejala Covid-19 itu muncul dan tak juga hilang setelah seminggu atau lebih.
5. Tanda-tanda darurat Pada beberapa pasien, saat kondisi memburuk, mengalami sejumlah
kondisi darurat. CDC mengingatkan, jika tubuh tidak mampu untuk bangun atau beranjak
dari posisi berbaring, atau kehilangan respons, hal ini bisa jadi tanda serius bahwa Anda
membutuhkan perawatan segera. Jika seseorang menunjukkan gejala di atas disertai bibir
biru, sulit bernapas, dan nyeri dada, maka harus segera mencari bantuan.
6. Masalah pencernaan
Awalnya, para peneliti tidak menganggap diare atau masalah lambung sebagai tanda Covid-
19. Akan tetapi, pendapat tersebut berubah. "Dalam sebuah penelitian di China, di mana
mereka melihat beberapa pasien yang paling awal, sekitar 200 pasien, ditemukan gejala
pencernaan (gastrointestinal," kata Kepala Koresponden Medis CNN Dr. Sanjay Gupta.
Studi tersebut menunjukkan, saat gejala awal terinfeksi, beberapa penderita mengalami
masalah pencernaan seperti diare dan seringkali tak disertai demam. Pasien yang mengalami
masalah pencernaan ini kebanyakan terlambat menjalani uji Covid-19 dibandingkan pasien
yang mengalami gejala sesak napas. 
7. Mata merah
Penelitian di China, Korea Selatan, dan beberapa negara lain menunjukkan, sekitar 1 hinga 3
persen penderita Covid-19 juga mengalami gejala konjungtivitis atau mata merah muda.
Ketika kondisi ini terjadi, maka sudah ada potensi untuk menularkan.  Konjungtivitis terjadi
akibat peradangan karena adanya virus pada lapisan jaringan tipis dan transparan yang
menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata yang disebut konjungtiva.
Kondisi mata merah muda patut dicurigai sebagai tanda Covid-19 saat diikuti beberapa
tanda lain seperti demam, batuk, atau sesak napas.
8. Kehilangan bau dan rasa
Hilangnya kemampuan dalam mencium bau dan rasa bisa menjadi gejala yang tidak biasa
pada penderita Covid-19 dengan tingkatan kasus ringan hingga sedang. Sejumlah ahli
menyebutkan, anosmia, yang berarti hilangnya penciuman, ditemukan menjadi salah satu
gejala yang dialami sejumlah pasien. Hal ini juga membuat berkurangnya napsu makan
penderita. Menurut American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery,
anosmia ditemukan terjadi pada pasien positif Covid-19 yang tak mengalami gejala lainnya.
Analisis baru pada kasus ringan di Korea Selatan juga menunjukkan hal yang sama. Sekitar
30 persen pasien kehilangan kemampuan penciuman.
9. Kelelahan Orang yang mengalami kelelahan ekstrem bisa menjadi tanda awal virus corona.
WHO melaporkan, hampir 40 persen dari 6.000 orang positif Covid-19 mengaku seperti
mengalami kelelahan. Rasa lelah ini bahkan dapat berlanjut lama setelah virus hilang.
Laporan sejumlah penelitian menyebutkan, orang-orang yang telah pulih dari Covid-19
mengaku masih merasa kelelahan dan kekurangan energi setelah masa pemulihan beberapa
minggu.
10. Sakit kepala, sakit tenggorokan, dan hidung tersumbat
Laporan WHO juga menemukan, hampir 14 persen dari hampir 6.000 pasien Covid-19 di
China mengalami gejala sakit kepala dan sakit tenggorokan. Sementara, hampir 5 persen
mengalami hidung tersumbat. Meskipun bukan tanda umum dan lebih mirip ke flu, akan
tetapi gejala Covid-19 pada dasarnya bisa tampak seperti flu termasuk sakit kepala dan
masalah pencernaan.

Beberapa cara penularan virus corona covid-19 yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

1. Kontak dengan Benda yang Sering Tersentuh

Benda merupakan media yang bisa menjadi cara penularan yang masif. Sebab, menurut
penelitian, virus corona covid-19 dapat bertahan hidup hingga tiga hari dengan menempel
pada permukaan benda. Benda-benda tersebut disinyalir merupakan benda yang sering
terjamah oleh anggota tubuh seperti tangan yang membawa virus corona covid-19.

Dengan menempelnya virus tersebut di permukaan benda yang sering terjamah, otomatis
virus tersebut dapat berpindah dan menemukan inang baru apabila orang lain menyentuh
benda tersebut.

2. Tidak Menjaga Kebersihan Tangan

Cara kedua yang efektif sebagai media penularan virus covid-19 adalah tidak menjaga
kebersihan tangan. Telah diketahui dan terbukti secara medis bahwa tangan merupakan
sumber dari berbagai penyakit.

Sebab, tangan adalah anggota tubuh yang paling banyak melakukan aktivitas dan melakukan
interaksi dengan orang lain atau benda-benda yang ada di sekitar.
Dengan tangan yang tidak terjaga kebersihannya, maka virus corona covid019 ini dapat
dengan mudah menyebar. Sebab, manusia akan selalu berinteraksi dengan dunia luar
menggunakan tangannya.

3. Tidak Menjaga Kebersihan Setelah Bepergian

Beraktivitas adalah hal yang wajar dilakukan oleh manusia. Namun, penularan virus corona
covid-19 secara tidak sadar sering dilakukan oleh orang yang melakukan aktivitas di tempat
tertentu.
Tentu saja, apabila tempat tersebut terdapat virus corona covid-19, maka virus tersebut dapat
menempel di pakaian dan benda yang Anda gunakan. Sehingga virus corona covid-19 dapat
menular pada orang-orang terdekat Anda di rumah.

Untuk mencegah hal tersebut, selalu jaga kebersihan diri setelah bepergian. Cuci baju dan
bersihkan tubuh hingga kering setelah bepergian.

4. Tidak Menerapkan Etika Batuk dan Bersin

Dilansir pada Liputan6, cara yang paling banyak menjadi media penularan virus corona
covid-19 adalah melalui droplets. Droplets dapat terjadi ketika seseorang meninggalkan
cairan ketika bersin, batuk, ataupun berbicara di lantai.

Cairan yang berisi virus, kuman, dan bakteri kemudian dapat menempel pada benda-benda
yang dibawa oleh orang lain. Sehingga, virus corona covdi-19 tersebut mendapatkan inang
baru pada orang lain.

Maka dari itu, penting dan menjadi kewajiban setiap individu di tengah pandemi virus
corona covid-19 untuk menerapkan etika batuk dan bersin dengan baik.

Etika batuk dan bersin dapat dilakukan dengan menutup mulut dan hidung menggunakan
siku bagian dalam atau tisu bersih. Apabila menggunakan tisu, buang tisu pada tempat
sampah lalu cuci tangan menggunakan sabun hingga bersih.

5. Terjadi Interaksi dengan Banyak Orang

Berkumpul atau beraktivitas di tengah kerumunan menjadi salah satu cara penularan virus
corona covid-19. Sebab, virus corona covid-19 dapat menempel secara kasat mata pada
pakaian dan benda yang dibawa orang lain.

Selain itu, risiko penularan virus corona covid-19 juga dapat terjadi melalui droplets orang
lain ketika batuk dan bersin. Pada saat ini, dengan menerapkan jaga jarak dan kurangi
kegiatan di luar rumah adalah tindakan bijak yang dapat dilakukan untuk mengurangi
penularan virus corona covid-19.
6. Tidak Isolasi Diri Setelah Kembali dari Wilayah Pandemi

Cara lain yang dapat menularkan virus corona covid-19 adalah tidak melakukan tindakan
pencegahan setelah kembali dari wilayah atau negara pandemi. Berbagai tindakan
pencegahan tersebut antara lain dengan melakukan isolasi mandiri di rumah.

Cara ini disinyalir banyak terjadi di Indonesia saat ini mengingat banyaknya warga yang
kembali ke kampung halaman namun tidak melakukan isolasi diri.

7. Kurangnya Pemahaman tentang Virus Corona Covid-19

urangnya pemahaman tentang definisi, bahaya, dan penyebaran dari virus corona covid-19
menjadi salah satu hal yang patut disayangkan. Sebab, apabila seseorang mengetahui dan
memahami informasi tentang virus corona covid-19 tersebut, maka setidaknya seseorang
tersebut akan melakukan tindakan antisipasi untuk menangkal virus.

Maka, edukasi mengenai virus corona covid-19 merupakan hal yang bijak untuk dilakukan
kepada masyarakat guna meminimalisir penularan virus.

Pencegahan Virus Corona (COVID-19)

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh
sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa
menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Terapkan physical  distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan
jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat


pergi berbelanja bahan makanan.

 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung


alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.

 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan
bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus
Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.

 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.

 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,


termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam
pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:

 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara
waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda
dengan yang digunakan orang lain.

 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak
rumah sakit untuk menjemput.

 Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar
sembuh.

 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.

 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur
dengan orang lain.

 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama
orang lain.

 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang
tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit,


seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda
dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah
penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter
mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai