Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Pada era globalisasi saat ini, di negara-negara maju dan negara

berkembang memiliki kemajuan teknologi untuk menyampaikan dan

menerima informasi. Media untuk menyampaikan pesan dan menerima

informasi sudah sangat berkembang untuk memudahkan manusia dalam

memenuhi kebutuhannya untuk bertukar dan mengumpulkan informasi.

Media tersebut banyak jenisnya, salah satunya yaitu film. Film merupakan

media komunikasi massa yang cukup terkenal pada saat ini. Film di negara

Indonesia yang sedang berkembang tidak tertinggal dengan negara-negara

maju lainnya. Film sudah menjadi fenomena yang sangat menarik dan banyak

diminati oleh masyarakat. Selain menjadi media hiburan, film memiliki

banyak fungsi lainnya seperti media informasi, media edukasi, dan media

komunikasi.

Film menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan pesan dan nilai

yang bermakna dan ingin disampaikan pembuat film kepada penikmat film

tersebut. Film memiliki kombinasi atau gabungan antara audio, visual dan

terkadang ditambahkan teks di dalamnya. Hal ini membuat penonton film jadi

lebih mudah menerima dan menikmati film karena didukung oleh kombinasi-

kombinasi tersebut.

Film dapat mengikat penontonnya secara emosional serta memiliki

kekuatan yang besar dalam menguasai emosi penontonnya. Sebagian orang

hanya menjadikan film sebagai media hiburan saja, tetapi sebenarnya didalam

film terdapat nilai dan makna yang ingin disampaikan pembuat film kepada

penikmatnya.
Film sebagai alat media komunikasi massa memiliki peran yang sangat

penting dalam menyampaikan sesuatu seperti pesan ataupun nilai kepada

penikmat film tersebut. Pesan dan nilai tersebut berupa dampak positif atau

dampak negatif. Masyarakat dapat menangkap nilai tersebut dengan mudah,

akan tetapi terdapat juga yang kesulitan dalam menangkap nilai tersebut,

terlebih lagi jika yang menonton dan melihat hanya dengan tujuan untuk

menghibur diri saja.

Film merupakan salah satu bentuk komunikasi yang selalu melibatkan

simbol dan tanda dalam setiap produksinya, dan mengandung makna di

dalamnya. Simbol dan tanda merupakan sasaran komunikasi antara sutradara

dengan para penikmat film. Di dalam memproduksi sebuah film pembentukan

makna pada tanda dan simbol sangat berkaitan dengan pemberi pesan, apapun

dan bagaimanapun pesan itu disampaikan kepada penerimanya.

Berdasarkan Undang-Undang no 33 tahun 2009 tentang Perfilman,

Perfilman didefinisikan sebagai berbagai hal yang berhubungan dengan film.

Film memiliki definisi sebagai karya seni budaya yang merupakan perantara

sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah

sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), film adalah selaput

tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat

potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop

dan televisi). Film juga diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup.2

Menurut Arsyad film merupakan kumpulan dari beberapa gambar yang

berada di dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa

1
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 33 tahu 2009 tentang
Perfilman, pasal 1 ayat 1 (2).
2
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 242.
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu menjadi

hidup.3

Film merupakan media komunikasi yang menyampaikan nilai tertentu

seperti nilai moral didalamnya. Secara umum nilai bisa diartikan sebagai

suatu gagasan terkait apa yang dianggap baik, buruk, layak, dan juga

dikehendaki oleh seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan sosial. Nilai

juga dapat diartikan sebagai alat pengukuran terhadap segala sesuatu yang

dilakukan oleh seseorang dan diukur oleh orang lain.

Sedangkan Moral merupakan suatu kaidah atau aturan yang mengatur

perilaku atau perbuatan individu dalam kehidupannya dengan kelompok

masyarakat.4 Penilaian moral adalah penilaian baik-buruknya tingkah laku

manusia. Kebaikan manusia yang terdapat dalam diri manusia dapat dinilai

dari segi lahirnya maupun batinnya untuk melakukan penilaian terhadap

sesuatu maka dibutuhkan alat atau tolak ukur terhadap sesuatu, yakni ukuran

moral.5

Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau

menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Perilaku

moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sendiri.

Moral sendiri berarti: tata cara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral

dikendalikan konsep-konsep moral atau peraturan perilaku yang telah

menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.6

Moral merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia untuk

mempertimbangkan sesuatu hal yang baik dan buruk dalam berperilaku agar

3
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 45.
4
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2012), 78.
5
Muhammad Firwan, Nilai Moral dalam Novel Sang Pencerah, Jurnal Bahasa dan Sastra
FKIP, (Sulawesi Tengah: Universitas Tadulako, 2017), Vol. 2, No. 2, 50.
6
Ibung dian, Mengembangkan Nilai Moral pada anak, (Jakarta: PT. Alex Media Komputindo,
2009), 3.
seseorang bisa memperoleh nilai positif dari moral baik yang mereka miliki

dan menjauhi moral buruk dalam kehidupan. Pentingnya nilai moral dalam

kehidupan manusia juga dijelaskan dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 90

yang berbunyi:7

ِ ‫ْأم ُر بِْل َع ْد ِل َوااْلِ ْح َس‬


‫ان َوِا ْيتَآِئ ِذى اْلقُ ْرَبى َوَي ْنهَى َع ِن اْلفَ ْح َشآ‬ ِ
ُ ‫ا َّن اهللَ َي‬

‫ي ج َي ِع ُد ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‬%ْ ‫ِء َواْل ُم ْن َك ِر َواْلَب ِغ‬

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan


berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan
Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran,
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl: 90).
Salah satu titik tekan pada ayat di atas adalah kata al-ihsan. Para ulama

memiliki aneka pandangan mengenai apa maksud kata itu. Hal ini didasarkan

kepada kaitan al-ihsan itu sendiri dengan pihak yang lain. Ketiga ragam ihsan

itu adalah:

a) Ihsan antara seseorang dengan Allah Swt. Misalnya Ketika

seseorang beramal sudah tidak lagi mengharap apapun dari pihak

lain. Sehingga apapun yang ia kerjakan, hanya berlandaskan ridha

Allah saja. Dan ketika amalnya ditampakkan kepada manusia

sekalipun, itu bukan dalam rangka pamer atau sombong, namun

lebih dengan niatan dakwah.

b) Ihsan antara seseorang dengan orang lain, Orang yang demikian

sadar bahwa apa yang ia kerjakan kepada dirinya hendaknya

dikerjakan kepada orang lain tentu hanya dalam konteks positif,

misalnya ia suka orang lain menghormati orang lain, berarti ia akan

menghormati orang lain; ia suka pendapatnya didengarkan lawan

7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009), 386.
bicaranya, berarti ia juga akan selalu mendengarkan apa dikatakan

lawan bicaranya; dan lain sebagainya.

c) Ihsan kepada diri sendiri. Ini berarti bahwa seseorang menjaga

dirinya dari segala hal yang merusaknya. Segala bentuk hal yang

mendatangkan bahaya kepada diri sendiri sangat tidak dibenarkan

oleh Islam.

Dalam penyampaian moral dapat dilakukan dengan berbagai banyak cara

yaitu salah satunya melalui media film. Di dalam film terdapat makna yang

ingin disampaikan dan terkandung nilai didalamnya. Makna dari sebuah film

disampaikan melalui suara, gambar, adegan ataupun kata-kata yang terdapat

film tersebut dan dapat diartikan dengan representasi dari diri kita sendiri.

Terdapat banyak genre atau aliran pada film, seperti film aksi, komedi,

drama, dan lain sebagainya. Setiap genre film memiliki keunikan tersendiri

yang menjadi ciri khas aliran film tersebut. Walaupun di dalam film yang

berbeda memiliki genre yang sama namun terdapat pesan dan nilai yang

berbeda pula pada setiap film tersebut.

Salah satu film dengan genre yang banyak diminati oleh warga Indonesia

yaitu genre drama yang berasal dari Korea Selatan, atau istilah populer

disebut dengan drama korea. Drama Korea atau biasa yang disingkat dengan

K-Drama adalah salah satu dari hasil kebudayaan Hallyu yang paling

digemari oleh banyak masyarakat di dunia. Drama merupakan karya sastra

yang dirancang untuk dipentaskan di panggung oleh para aktor dan aktris. 8 K-

Drama pada umumnya memiliki 12 sampai 16 episode, tetapi tidak jarang ada

drama yang mencapai 100 episode ketika genre drama membahas tentang

sageuk (drama sejarah/ kerajaan).  K-Drama memiliki daya tarik tersendiri,

8
Rohmanto, Drama, Universitas Terbuka, (2014: 1.11), 2.
selain menyajikan alur cerita yang menarik para pemain drama korea juga

merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya terutama

dikalangan remaja wanita, seperti Lee Jong Suk, Park Seo Joon, Choi Woo

Shik, dan masih banyak para pemain drama korea yang bisa membuat para

penontonnya betah menghabiskan waktu berjam-jam hingga menjadi

penonton yang fanatik yang seharusnya drama korea ini hanya untuk mengisi

waktu luang.

Drama Korea atau yang biasa disebut dengan drakor kini menjadi salah

satu hiburan populer oleh orang di dunia. Hal tersebut juga terjadi di

Indonesia, dilansir dari Liputan6.com menurut Korean Foundation For

International Cultural Exchange (KOFICE) pada tahun 2021, Indonesia

menjadi peringkat ke-4 tertinggi di dunia yang paling tertarik dengan Korean

Wave.9

Survei JakPat dari  2.474 responden mengungkap alasan paling populer

orang Indonesia suka menonton drama Korea Selatan (drakor) 88% lantaran

alur cerita yang menarik. Kemudian sebanyak 74% responden suka nonton

drakor karena melihat kemampuan akting para pemainnya, 69% suka

penampilan para pemain, dan 57% suka nonton drakor karena lokasi

pemotretan yang bagus. Jumlah episode yang memadai juga menjadi alasan

56% responden suka nonton drakor. Sementara 55% responden suka nonton

drakor lantaran musik atau soundtrack-nya yang bagus dan 54% lainnya

menjawab sinematografi yang bagus. Alasan lainnya, 50% responden suka

nonton drakor karena inspirasi busana yang menarik dan drakor dinilai

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Ada juga 48% responden yang

9
Henry, Indonesia Tempati Urutan ke-4 Penggemar Korean Wave Terbesar di Dunia,
Liputan6.com, (08 Oktober 2021), diakses melalui:
https://www.liputan6.com/amp/4678671/indonesia-tempati-urutan-ke-4-penggemar-korean-
wave-terbesar-di-dunia
suka nonton drakor karena budaya Korea yang dinilai menarik.10

Perkembangan industri di Korea membuka peluang perkembangan

potensi budayanya melalui musik, fashion dan perfilman untuk di

perkenalkan kepada negara lain. Indonesia pun setiap tahunnya sering di

adakan kegiatan pekan budaya Korea di berbagai daerah 11 kehadiran

globalisasi menyebabkan suatu budaya menjadi eksis tanpa mengenal batas.

Salah satu budaya yang mendunia dan digemari oleh masyarakat Indonesia

saat ini adalah budaya korea. Popularitasnya menyebabkan demam Korea

muncul di Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa menyukai

dan meniru budaya korea, salah satunya adalah dalam berpakaian.

Drama korea ini juga menjadi kiblat fashion bagi para pecintanya karena

menampilkan pakaian dan aksesoris yang up to date, serta drama korea ini

dapat membuat para penontonnya secara tidak langsung mempelajari bahasa

Korea melalui drama tersebut dan diaplikasikan kepada para temannya, tetapi

dalam kitab At-Tirmidzi:12

‫وب ِن ُش َع ْي ٍب َع ْن َأبِْي ِه َع ْن‬ َ ‫َح َد ثََنا قُتَْيَبةُ َح َدثََنا ْاب ُن لَ ِه‬


ْ ‫يعةَ َع ْن َع ْم ُر‬
ِ ‫َأن رسو َل‬
‫اهلل ﷺ قَا َل لَْي َس ِمَّنا َم ْن تَ َشَّبهَ بِ َغ ْي ِرَنا اَل تَ َشَّبهُوا بِاْلَيهُ ْو ِد‬ ِ
ْ ُ َ َّ ‫َج ِّده‬

‫اَأْلصابِ ِع َوتَ ْسِل ْي َم‬ ِ ‫ِأ‬


‫ص َارى‬ َّ
َ ‫الن‬ َ ِ‫ص َارى فَ َّن تَ ْسل َم اْلَيهُ ْو ِد اِإْل َش َارةُ ب‬ َّ ِ‫َواَل ب‬
َ ‫الن‬

ِّ ‫اِإْل َش َارةُ بِاَأْل ُك‬


‫ف‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan


kepada kami Ibnu Lahi’ah dari Amru bin Syu’aib dari Ayahnya
dari kakeknya bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah
10
Vika Azkiya Dihni, Mengapa Orang Indonesia Suka Nonton Drakor? Ini Alasannya, Databoks,
(30 Agustus 2022), diakses melalui: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/30/mengapa-
orang-indonesia-suka-nonton-drakor-ini-alasannya
11
Yanti permata Sari, Rosmawati, Elni Yakub, “Perilaku Kecanduan Menonton Drama
Korea Dan Nilai Karakter Siswa SMK Labor Binaan”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FKIP UNRI
Pekanbaru, Volume 5, Edisi 2 Juli-Desember (2018), 3.
12
Bablur Rahman Al-binras, Larangan Tasyabbuh dalam prespektif Hadis, Jurnal Pemikiran
Keislaman dan Kemanusiaan Vol 1 No 1, Bandung: UIN SGD April 2017, 79
termasuk golongan kita seseorang yang meniru selain dari pada
kita. Janganlah meniru kaum Yahudi san tidak pula kaum Nasrani.
Sesungguhnya ucapan salam kaum Yahudi dengan isyarat jari-jari,
da ucapan salam kaum Nasrani dengan isyarat telapak tangan. (HR.
Abu Dawud)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah SAW melarang kaum

muslim untuk meniru atau mengikuti apa yang dilakukan oleh kaum Yahudi

dan Nasrani ketika hendak mengucapkan salam atau sapaan antar sesama,

dalam konteks ini misalnya ketika berpapasan dengan sesama muslim,

mereka mengganti kata salam yang seharusnya assalamualaikum menjadi,

annyeonghaseyo, jeogiyo, dan sebagainya.

Secara umum penonton drama Korea terdiri dari perempuan dengan usia

remaja hingga dewasa awal. Menurut WHO usia remaja adalah 12 sampai 24

tahun.13 Menurut ali dan Asrori Remaja adalah anak yang berusia antara

umur 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun

bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi dua yaitu usia 13 tahun sampai

18 tahun adalah remaja awal dan usia 17 sampai 22 adalah remaja akhir. 14

Mahasiswa secara harfiah adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik

universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid

perguruan tinggi otomatis dapat disebut sebagai mahasiswa. Usia mahasiswa

sebagai dimaklumi, untuk strata 1 (S1) umumnya sekitar 18- 24 tahun,

mereka berada pada masa remaja akhir dan dewasa awal, atau berada diantara

keduanya yakni masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa.15

Mahasiswa menjadi kalangan yang dekat dengan drama Korea. Drama

Korea umumnya ditonton oleh mahasiswa untuk mengisi waktu dikala stress

dalam mengerjakan tugas dan kemudian mahasiswa mengalihkan untuk


13
Saidatul Athirah, Mira Hasti Hasmira, Persepsi Mahasiswa Universitas Negeri Padang Tentang
Kebudayaan Masyarakat Korea Pasca Menonton Tayangan Drama Korea, Jurnal Perspektif: Jurnal
Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Volume 5 Nomor 1, (Maret 2022), 86
14
Muhammad Ali dan Mohammad Asrori, “Psikologi Remaja” (Perkembangan Peserta
Didik), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 9.
15
Saidatul Athirah , Mira Hasti Hasmira, Persepsi Mahasiswa......, 87
menonton drama Korea. Ditambah lagi dengan kemudahan dalam mengakses

drama Korea, cukup dengan mengunduh aplikasi tayangan drama Korea di

Handphone mahasiswa dapat menikmati menonton drama Korea. Biasanya

aplikasi gratis yang sering digunakan untuk menonton drama Korea di

kalangan Mahasiswa adalah aplikasi “drakor.id” atau “telegram”. Mahasiswa

umumnya menonton tayangan drama Korea dengan tema genre yang romance

tipis-tipis dengan jalan cerita yang fresh dan kekinian.16

Begitu juga pada mahasiswa UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, yang

merupakan Kampus yang berbasis Islam ini dirancang untuk menghasilkan

sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademik dan profesional

dalam bidang keislaman serta mampu memecahkan berbagai permasalahan

yang muncul dalam kehidupan keagamaan dan masyarakat. Mahasiswanya

banyak yang menggemari tayangan drama korea terutama pada program studi

PAI.

Menurut Tasya Umrotul Maulidhea Hasanah salah satu mahasiswi PAI

semester 8 menjelaskan alasan menyukai drama korea yaitu Banyaknya

kegiatan yang dilakukan, seperti jadwal kuliah yang padat serta tugas kuliah

yang menumpuk terkadang membuat suasana hati mereka menjadi suntuk dan

jenuh, sehingga untuk mengantisipasi rasa jenuhnya, mengisi waktu luang

untuk menonton berbagai film di kamar. Jenis film yang biasa di tonton

adalah film dari berbagai genre, seperti action, romantik, komedi, dan misteri.

Selain film, mereka tertarik dengan drama, terutama Drama Korea.17

Drama Korea menjadi sebagai salah satu bentuk media hiburan yg bisa

menyampaikan efek menghibur dan berimajinasi. Drama Korea pun dibuat

tidak hanya untuk menghibur saja tetapi juga memiliki banyak sekali maksud

16
Saidatul Athirah , Mira Hasti Hasmira, Persepsi Mahasiswa......,86
17
Tasya Umrotul Maulidhea Hasanah, Wawancara, 4 Maret 2023 Pukul 10.15 WIB.
yang ingin disampaikan baik itu pengetahuan dan juga pelajaran hidup bagi

para penontonnya. Sebagai contoh, drama Korea dengan tema kedokteran

menyampaikan banyak informasi dan pengetahuan baru serta istilah-istilah

dalam dunia kedokteran yang tentu saja tidak banyak diketahui oleh

masyarakat biasa yang menonton drama tersebut, selain itu pula drama Korea

menggunakan tema hukum pula memberikan masyarakat pengetahuan secara

tidak langsung saat menonton drama.18

Mengacu pada jumlah banyaknya penggemar Korea saat ini, terbentuklah

komunitas pecinta korea atau biasanya disebut Korean Lovers. Mereka secara

rutin saling bertemu serta bertukar informasi tentang artis Korea yang mereka

idolakan. Ada pula sebagian pecinta Korea yang rela menghabiskan uangnya

hingga puluhan juta hanya untuk bertemu idolanya. Bahkan ada pula yang

menggunakan bahasa Korea seperti “annyeonghaseyo” (halo) untuk

menggantikan ucapan salam dalam Islam.19

Motif mahasiswa dalam menonton Drama Korea hanya untuk mengisi

waktu luang dan sebagai hiburan untuk menghilangkan kejenuhan, namun

ada juga yang menjadikan Drama Korea sebagai kebutuhan dalam sehari hari.

Sehingga mahasiswa yang sangat menyukai Drama Korea berlebihan maka

akan berpengaruh kepada aktivitas kehidupan sehari-hari lalu mengabaikan

kegiatan hanya untuk menonton kelanjutan film Drama Korea tersebut.20

Berdasarkan penjelasan yang telah di uraikan di atas, peneliti tertarik

untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari konstruksi sosial drama

korea bagi mahasiswa dalam realitas gaya hidupnya melalui judul

“Konstruksi Nilai-Nilai Moral Mahasiswa Pendidikan Agama Islam

18
Saidatul Athirah , Mira Hasti Hasmira, Persepsi Mahasiswa......,87
19
Velda Ardila,”Drama Korea Dan Budaya Populer”, Jurnal Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Jakarta,Vol.2, No. 3, Mei – Agustus (Jakarta: 2014), 12.
20
Ichsan Nawawi, Pengaruh Tayangan K-Drama (Korean Drama) terhadap Motivasi Belajar,
UIN Alauddin: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 6, 2021, 4441-4442.
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dari Drama

Korea”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan pada konteks penelitian diatas, maka fokus penelitian ini

memaparkan terkait:

1. Bagaimana Proses Internalisasi dan Adaptasi mahasiswa terhadap nilai

moral dari serial Drama Korea?

2. Bagaimana Pengidentifikasian dan Penilaian Nilai Moral dalam Serial

Drama Korea oleh Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam

Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember?

3. Bagaimana Mahasiswa memaknai nilai-nilai moral yang terdapat dalam

Serial Drama Korea?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini

dilaksanakan yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan Proses Internalisasi Mahasiswa Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

terhadap Drama Korea.

2. Untuk mendeskripsikan Proses Objektivasi Mahasiswa Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

terhadap Drama Korea.

3. Untuk mendeskripsikan Proses Eksternalisasi Mahasiswa Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

terhadap Drama Korea.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu mencakup:


1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran

untuk memperkaya khazanah keilmuan dan wawasan dalam bidang

pendidikan, terutama dalam konstruksi sosial dalam Nilai-Nilai Moral

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam dari Drama Korea.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Hasil penelitian ini merupakan pengalaman awal yang

memberikan nuansa tersendiri bagi peneliti dalam upaya

pengembangan diri, khususnya dalam dimensi akademik.

2) Menjadi salah satu tolak ukur kemampuan berpikir peneliti dalam

merespon fenomena sosial yang terjadi.

3) Penelitian ini juga dimanfaatkan oleh peneliti dalam upaya

memenuhi persyaratan menyelesaikan tugas proposal penelitian

perkuliahan di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq

Jember.

b. Bagi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran pendidikan yang dapat dikonsumsi sebagai literatur bagi

mahasiswa yang ingin mengembangkan penelitian karya tulis ilmiah

di lingkungan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq

Jember.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian dan temuan penelitian nantinya diharapkan

dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dan

pengembangan penelitian di waktu mendatang.

E. Definisi Istilah
Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah yang menjadi titik

perhatian peneliti dalam penelitian ini. Tujuannya untuk menghindari

kemungkinan-kemungkinan timbulnya salah pengertian dan kurang jelasan

dalam memahami kata kunci dalam penelitian ini, maka perlu diberikan

penegasan agar bahasan selanjutnya sesuai dengan sasaran dari penelitian ini.

Adapun hal-hal yang perlu ditegaskan dalam penelitian ini adalah:

1. Konstruksi Nilai-Nilai Moral

Konstruksi sosial merupakan sebuah pandangan kepada kita

bahwa semua nilai, ideologi, dan institusi sosial adalah buatan

manusia. Diperlukan waktu untuk memahami dan menghargai

implikasi penuh dari pernyataan ini. Sedangkan nilai moral

merupakan nilai yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk

yang menjadi dasar kehidupan manusia dan masyarakat, dimana

istilah manusia merujuk ke manusia atau orang lainnya dalam

tindakan yang memiliki nilai positif atau negatif. Moral secara

eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi.

Individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses

sosialisasi. Oleh sebab itu, nilai moral begitu penting untuk dimiliki

oleh setiap jiwa manusia.

2. Drama Korea

Drama korea adalah budaya kesenian yang mengacu kepada

drama televisi di Korea dalam sebuah format mini seri dan

menggunakan bahasa korea dimana dalam drama korea mengangkat

kisah-kisah kehidupan manusia yang disajikan menggunakan bahasa

korea sebagai bahasa pengantarnya.

Drama Korea juga mengangkat kebudayaan, kehidupan dan

masalah sehari-hari serta kisah yang tidak bertele-tele membuat


masyarakat hampir di seluruh Asia bahkan dunia menyukainya baik

dari kalangan remaja maupun orang dewasa terutama di kalangan

kaum hawa. Drama korea juga tidak hanya menyajikan satu genre

saja, tetapi berbagai macam genre yang menjadikannya menarik

untuk ditonton.

Jadi, dari kedua istilah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

maksud dari judul skripsi adalah sebuah pandangan untuk memahami

dan menghargai implikasi yang berhubungan dengan proses

sosialisasi manusia dari drama korea.

F. Sistematika Pembahasan

Agar dapat memberikan kemudahan sekaligus pemahaman dalam rangka

penyusunan skripsi, peneliti akan menguraikan bab-bab dalam penelitian ini,

adapun sistematika pembahasannya meliputi:21

Bab satu Pendahuluan, bab ini memuat beberapa komponen dasar

penelitian yaitu konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan. Bab ini

berfungsi untuk memperoleh gambaran umum mengenai pembahasan dalam

skripsi.

Bab dua merupakan bab yang menjelaskan tentang penelitian terdahulu

yang mana membahas penelitian orang lain yang serupa dengan penelitian

yang akan dilakukan. Serta kajian teori yang membahas tentang teori yang

dijadikan landasan dalam melakukan penelitian yang sesuai dengan fokus

penelitian.

Bab tiga merupakan bab yang menjelaskan metode penelitian, yang

didalamnya meliputi jenis dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, subjek

21
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: UIN KHAS Jember, 2021), 93.
penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-

tahap penelitian.

Bab empat merupakan bab yang memuat tentang penyajian data analisis

yang meliputi gambar obyek penelitian, penyajian data dan analisis data, dan

pembahasan temuan

Bab lima merupakan bab membahas tentang penutup yang meliputi

kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai