Anda di halaman 1dari 40

A.

Latar Belakang

Akhlak merupakan salah satu ajaran Islam yang memiliki


kedudukan sangat penting. Akhlak menjadi buah yang dihasilkan dari
proses menerapkan aqidah dan syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak
merupakan buah kesempurnaan dari pohon tersebut setelah akar dan
batangnya kuat. Akhlak juga sebagai simbol kepribadian seseorang
baik sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh
bangunnya suatu masyarakat tergantung pada bagaimana
akhlaknya.Apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya.
Karena akhlak adalah pondasi awal dalam melakukan aktivitas
seseorang pada kehiduan sehari-hari (Aminah, 2015: 2).
Ajaran akhlak bersumber dari Alquran dan Hadist, yang mana dari
kedua sumber tersebut dapat diketahui mana perbuatan baik dan buruk
(Abdullah, 2007: 4).Ajaran akhlak atau budi pekerti dalam Islam
termasuk ke dalam materi dakwah yang penting untuk disampaikan
kepada masyarakat penerima dakwah. Islam menjunjung tinggi nilai-
nilai moralitas dalam kehidupan manusia. Dengan akhlak yang baik
dan keyakinan agama yang kuat maka Islam membendung terjadinya
dekadensi moral.Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah
kebiasaan baik dan buruk. Contohnya apabila kebiasaan memberi
sesuatu yang baik, maka disebut akhlaqul mahmudah dan bila
perbuatan itu tidak baik maka disebut akhlaqul madzmumah (Amin,
2009:89).
Akhlak sebagai bagian dari struktur ajaran Islam sangat perlu
diperhatikan. Masyarakat Islam tidak terjebak dalam pola – pola
kehidupan modern yang hanya mengandalkan kemajuan – kemajuan
yang bersifat rasional dan material belaka, dengan mengesampingkan
nilai – nilai yang bersifat moral. Tujuan Allah Swt mengutus Nabi
Muhammad SAW untuk menyampaikan risalah-Nya karena persoalan
akhlak merupakan persoalan yang mendasar dalam setiap lini
kehidupan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda

1
‫الق‬ ََ ُ ْ‫إِنَّ َما بُِعث‬
ِ ‫ت ألُتَ ِّمم م َكا ِر َم األَ ْخ‬

“Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanya untuk


menyempurnakan kemuliaan akhlak.”(H.R Al-Bukhari, Abu Dawud,
dan Hakim)(Amin, 2016 : 15-16)
Oleh karena itu, penanaman akhlak harus menjadi jiwa dalam diri
seseorang, karena mencapai suatu akhlak yang sempurna merupakan
salah satu tujuan dari tercapainya suatu kebahagiaan. Upaya yang
dilakukan untuk menyampaikan nilai akhlak khususnya dalam
penerapan akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) dengan cara yang
pertama, sesama manusia hendaknya saling menasehati dan
mengingatkan. Dorongan atau nasihat yang baik dalam Islam dikenal
dengan kata dakwah, sebagai wujud ajakan,seruan, atau nasihat untuk
kembali kepada yang benar. Dakwah tersebut dilakukan dengan usaha
dan proses secara sadar dan terencana, yang nantinya akan membawa
manusia mendapatkan keselamatan serta kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat. Jelas bahwa dakwah mempunyai tujuan duniawi dan
ukhrawi, yaitu untuk memperbaiki situasi dunia dari kemungkaran
agar mendapat kebahagiaan di akhirat. Konsep dakwah terdapat dalam
amar ma‟ruf nahi munkar, yaitu melakukan perkara yang baik dan
meninggalkan perkara yang buruk. Konsep tersebut berlaku untuk
mengajak diri sendiri ataupun orang lain.
Sedangkan cara yang kedua, bagaimana pesan mengenai nilai
akhlak tersebut dapat diterima, dipahami, dan diamalkan oleh
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan tersebut dapat
dicapai jika menggunakan media penyampaian pesan yang tepat dan
sesuai dengan perkembangan zaman. Proses penyampaian nilai akhlak
mahmudah dapat sampaikan melalui berbagai media massa, seperti
media elektronik, media cetak maupun media internet.
Film adalah media komunikasi yang efektif dalam menyampaikan
pesan sosial maupun moral kepada khalayak ramai dengan tujuan
memberikan informasi, hiburan dan ilmu yang bermanfaat serta

2
mendidik ketika dilihat dan didengar oleh khalayak ramai. Film
merupakan salah satu media komunikasi massa, yang unik
dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak
secara bebas dan tetap, penerjemahnya langsung melalui gambar –
gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan
untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya,
berkat unsur inilah film merupakan salah satu bentuk seni alternatif
yang banyak diminati masyarakat, karena dapat mengamati secara
seksama apa yang mungkin ditawarkan sebuah film melalui peristiwa
yang ada dibalik ceritanya. Yang tak kalah pentingnya, film
merupakan ekspresi atau pernyataan dari sebuah kebudayaan ia juga
mencerminkan dan menyatakan segi-segi yang terkadang kurang jelas
terlihat dalam masyarakat. (Pranajaya, 1992:19)
Selain itu, film dapat juga memberikan pengaruh yang besar pada
jiwa manusia. Dalam satu proses menonton film, terjadi suatu gejala
yang disebut oleh ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologis.
Ketika proses dekoding terjadi, para penonton sering menyamakan
seluruh pribadinya dengan salah seorang pemeran film. Penonton
bukan hanya dapat memahami atau merasakan seperti yang dialami
oleh salah satu pemeran, lebih dari itu, mereka juga seolah-oleh
mengalami sendiri adegan-adegan dalam film (Kusnawan, 2004:93).
Masyarakat lebih mudah menyerap pesan-pesan yang ingin
disampaikan melalui media film, karena film memiliki keunggulan
memengaruhi seseorang melalui visual dan audio secara bersamaan.
Melalui dialog, teknik pengambilan gambar dan setting tempat, sound
effect, serta pencahayaan dalam produksi film mampu memperkuat
pesan yang ingin disampaikan. Peredaran teknologi baru ini, yakni
video, membuat penonton bisa menonton film di tempat dan waktu
yang mereka sukai (Nugroho, dkk, 2005: 242).
Perkembangan film saat ini semakin pesat, dan dapat menimbulkan
dua pandangan yaitu pandangan secara positif yaitu film yang
mengandung unsur mendidik, memotivasi penonton dan mengupas

3
realita sejarah seperti film Sukarno, R.A Kartini, Sang Pencerah,
Laskar Pelangi dan masih banyak lagi. dan pandangan secara negatif
yaitu film yang terkadang mengandung unsur-unsur yang
menyimpang, seperti halnya film horor yang menyuguhkan ketakutan,
kengerian dan ketegangan pada penontonnya. Seperti film horror yang
ada di Indonesia yaitu Suster Ngesot, Beranak di Dalam Kubur, Suster
Keramas dan lainnya.
Film Jembatan Pensil memberikan nilai akhlak yang mengandung
nilai akhlakul mahmudah atau akhlak terpuji. Dalam film tersebut
menunjukkan kisah tentang sebuah persahabatan anak sekolah yang
memiliki bermacam – macam keterbatasan dan latar belakang
kehidupan. Persabahatan dan kehidupan yang tercipta harmonis
dengan sikap saling mendukung, menghargai, menerima takdir
kehidupan dengan rasa sabar dan saling menghormati, menghargai,
mengasihi, serta dapat menerima kekurangan dan kelebihan sesama,
sehingga faktor penyebab timbulnya perbuatan buruk atau tercela
dapat diminimalisir. Munculnya istilah akhlakul mahmudah ini sesuai
dengan firman Allah yang terdapat dalam Surat surat Al-Ahzab ayat 21

‫ُس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكا َن َي ْر ُجو اللَّهَ َوالَْي ْو َم اآْل ِخ َر َوذَ َك َر اللَّهَ َكثِ ًيرا‬ ِ ِ ‫لََق ْد َكا َن لَ ُكم فِي رس‬
ْ ‫ول اللَّه أ‬ َُ ْ

Artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri


teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Qur’an dan
Terjemahannya, 2012 : 421)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa setiap orang harus memiliki


akhlak yang baik dimana keteladanan akhlak berpusat pada Rasulullah
SAW.Dalam setiap perkataan yang berkenaan dengan pembinaan
akhlak mulia diikuti pula oleh perbuatan dan kepribadiannya.
Kaitannya dengan keteladanan Rasulullah, dalam hal akhlak beliau
menjadi cerminan yang sangat patut untuk ditiru.Islam mengajarkan

4
kehidupan yang dinamis sesuai dengan zaman, bersikap seimbang
dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual.Dasar hidup
manusia mencari sebuah kebahagiaan dunia dan akhirat, untuk
mencapai sebuah kebahagiaan tersebut manusia dianjurkan untuk
berakhlak dan bersuri tauladan yang baik.(Nata, 1996:76-77).
Persoalan akhlak dari waktu ke waktu menjadi sangat penting
karena bukan hanya orang - orang dewasa yang mengalami
kemunduran akhlak, anak - anak pun sekarang mengalami hal tersebut.
Hal ini hanyalah sebagian kecil fenomena yang menunjukkan
terjadinya kemunduran akhlak. Apabila dibiarkan maka akan merusak
generasi selanjutnya.
Alasan peneliti mengapa memilih film “Jembatan Pensil” sebagai
obyek penelitian, karena film ini mengusung nilai-nilai akhlakul
mahmudah. Film “Jembatan Pensil” mampu memberikan teladan dan
contoh kepada penonton untuk menyelesaikan dan melewati setiap
kesulitan dalam kehidupan dengan cara yang sabar, qana’ah, saling
mengasihi, pantang menyerah dan saling menerima kekurangan serta
kelebihan agar faktor-faktor yang menyebabkan perbuatan tidak baik
atau tercela dapat diminimalisir. Film “Jembatan Pensil” merupakan
film drama anak Indonesia karya La Ode Haerun Gowe yang tercatat
sebagai Film pertama yang ditonton di Istana Negara. Film ini
ditayangkan di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara pada hari
Rabu, 23 Agustus 2017.Pemutaran perdana Film yang dibintangi aktris
kawakan Meriam Belina ini dirangkaikan dengan diskusi yang bertema
“Nawacita dan Pemenuhan Anak Berkebutuhan Khusus”.
Pemutaran perdana film Jembatan Pensil di Istana Negara
merupakan bentuk apresiasi serta penghargaan dari pemerintah kepada
sineas – sineas muda Indonesia, karena adanya film Jembatan Pensil
ini telah mampu menginspirasi dan memberikan daya tarik yang sangat
kuat kepada penonton tentang pemahaman terhadap nilai – nilai akhlak
dan moral yang terdapat didalam film tersebut. Tak hanya pada nilai
akhlak dan moralnya, nilai cinta tanah airpun terlihat dalam film ini

5
karena setting tempatnya yang begitu menarik yang bertempat di
kabupaten Muna Sulawesi Tenggara.(Arib, 2017.“Film Jembatan
Pensil Catat Sejarah Tayang Perdana di Istana Negara”, dalam
http://talombonews.com/2017/08/24/film-jembatan-pensil-catat-sejarah-
tayang-perdana-di-istana-negara/ , diakses pada 12 Maret 2019).
Meskipun film Jembatan Pensil ini belum mampu menyandang
peringkat yang sama dengan film bertema pendidikan sebelumnya
yakni film Laskar Pelangi, film Jembatan Pensil ini diharapkan
mampu meneruskan tradisi film – film berlatar pendidikan dan berlatar
daerah menyulap lesunya aktivitas pariwisata kemudian bergeliat
tumbuh menjadi tulang punggung baru ekonomi daerah setempat.
Apalagi potensi wisata kabupaten Muna di yakini adalah salah satu
yang terbaik di Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan latar belakang itulah yang menarik peneliti untuk
mengetahui lebih dalam tentang apa saja nilai-nilai akhlak mahmudah
dalam film Jembatan Pensil. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan analisis isi (Content Analysis).Metode
analisis isi dilakukan karena analisis isi merupakan teknik penelitian
ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan
menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi
secara sistematis isi komunikasi yang tampak, dan dilakukan secara
objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi (Eriyanto, 2011: 15).
Melalui analisis isi inilah, peneliti dapat menemukan apa saja nilai-
nilai akhlak mamudah dalam film Jembatan Pensil.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di paparkan diatas,


pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : Apa
saja nilai - nilai akhlakul mahmudah yang terdapat dalam film
Jembatan Pensil?

6
C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk


mengetahui apa saja nilai - nilai akhlakul mahmudah yang terdapat
dalam film Jembatan Pensil.
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis adalah :


1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah ilmu
komunikasi terutama kaitannya dengan fakultas dakwah dan
komunikasi jurusan komunikasi dan penyiaran islam.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pelajaran dan
inspirasi bagi mahasiswa maupun mahasiswi komunikasi dan
penyiaran islam terutama dalam konsentrasi Televisi, agar dapat
memanfaatkan film sebagai media dakwah penyebar kebaikan.
E. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan telaah dan menghindari plagiat, penulis mengambil


beberapa judul skripsi yang serupa dengan penelitian yang peneliti
buat, diantaranya :

1. Penelitian Martabatul Aliyah (2018) yang berjudul Pesan Akhlak


dalam Film “Surga Yang Tak Dirindukan”, Mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Walisongo Semarang.
Penelitian ini menggali tentang pesan akhlak yang terkandung
dalam film Surga yang Tak Dirindukan. Penelitian
inimenggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan analisis isi (content analysis).
Hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pesan
akhlak yang terkandung dalam film Surga yang Tak Dirindukan
adalah adanya akhlak mazmumah (tercela) yaitu sifat munafik dan
akhlak mahmudah (terpuji) yaitu adil, istiqomah, tolong menolong,
kaish saying, pemaaf, ridla dan tawadhu’.

7
2. Penelitian Rizka Maftuhah (2018) yang berjudul Makna Narasi
Tentang Kemiskinan, Ketidaksetaraan Hak Pendidikan, dan
Solidaritas Masyarakat Muna dalam Film Jembatan Pensil,
mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggali tentang narasi atau
alur cerita dari awal, tengah hingga akhir cerita pada film
Jembatan Pensil dan menggali tentang apa pesan yang
disampaikan penulis dalam film Jembatan Pensil. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan Analisis Narasi Todorov yaitu menggunakan skema
keseimbangan konflik atau gangguan keseimbangan.
Hasil dari penelitian ini adalah pada awal alur cerita
menggambarkan tentang ketidaksetaraan pendidikan yang terjadi di
Pulau Muna yaitu kondisi sekolah yang tidak layak. Pada alur
tengah menggambarkan kemiskinan yang terjadi di Pulau Muna
tergambar dari ekonomi yang sulit yaitu adanya dana bantuan
untuk membangun jembatan yang roboh. Pada alur akhir
menggambarkan bentuk kesetiakawanan bergotong royong dalam
membangun jembatan yang roboh. Dan makna yang terdapat
dalam film ini tentang sebuah ikhtiar yang dijalankan anak – anak
di Pulau Muna dalam mendapatkan hak pendidikan yang sama
dengan anak – anak pada umumnya.

3. Penelitian Rokhayah (2015) yang berjudul Pesan Moral


Membentuk Keluarga Sakinah dalam Film “Habibie dan Ainun”
Karya Faozan Rizal, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam,
UIN Walisongo Semarang. Penelitian ini menggali tentang Pesan
Moral dalam Film Habibie dan Ainun untuk membentuk keluarga
sakinah yang disampaikan oleh Faozan Rizal. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian Deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan Analisis isi (content Analysis).
Hasil dari penelitian ini adalah adanya Pesan moral yang
terkandung dalam film Habibie dan Ainun dalam membentuk

8
keluarga yaitu yang pertama melaksanakan kewajiban suami istri
dengan cara saling mencintai dan menyayangi menghormati, setia
dan saling membantu satu sama lain, yang kedua membangun
komunikasi yang baik dengan pasangan dengan cara memahami
kekurangan dan kelemahan pasangan dan menasehati pasangan
dengan lemah lembut. Yang ketiga keteguhan pasangan dalam
menjalankan akhlak islam antara lain menjalankan perintah Allah
dan menjauhi laranganNya.

4. Penelitian Nur Aini Zulfa (2016) yang berjudul Pesan Akhlak


Mahmudah dan Madzmumah dalam Buku Cerita Bergambar “99
Asmaul Husna dan Kisah Para Princess”. Mahasiswa Komunikasi
dan Penyiaran Islam. UIN Walisongo Semarang. Penelitian ini
menggali tentang apa saja pesan akhlak mahmudah dan
madzmumah yang terkandung dalam buku cerita bergambar 99
Asmaul Husna dan Kisah Para Princess.Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan analisis isi (Content Analysis).
Hasil dari penelitian ini adalah adanya pesan akhlak
mahmudah yaitu sabar, kasih sayang, tolong menolong, berani,
ikhlas dan dermawan.Sifat-sifat tersebut adalah sifat-sifat yang di
sukai Allah Swt dan pesan akhlak madzmumah yaitu sombong,
dengki, iri hati, dusta dan serakah. Dan sifat-sifat tersebut adalah
sifat-sifat yang dibenci Allah Swt

5. Penelitian Himatul Aliyah (2018) yang berjudul Pesan Akhlakul


Karimah dalam Film “Sepatu Dahlan” Karya Beni Setiawan.
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. UIN Walisongo
Semarang. Penelitian ini menggali tentang apa pesan akhlakul
karimah yang terdapat dalam film Sepatu Dahlan. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan Analisis Semiotik Roland Barthes yang
mengombinasikan tanda berdasarkan makna denotasi, konotasi dan
mitos.

9
Hasil dari penelitian ini adalah adanya pesan akhkakul
karimah yang terdapat dalam film Sepatu Dahlan yaitu sifat jujur,
sifat sabar, sifat kasih sayang, sifat ikhlas, sifat qonaah, sifat
ikhtiyah, berdoa kepada Allah, sifat tawakkal, berbakti kepada
kedua orang tua, berbagi kebahagiaan dengan orang lain, dan
membantu orang lain yang mengalami kesulitan.
Terdapat beberapa keterkaitan penelitian ini dengan
penelitian – penelitian terdahulu adalah obyeknya sebuah film dan
analisisnya menggunakan metode analisis isi. Hal ini yang
membedakan ini dengan penelitian terdahulu terletak pada obyek
penelitiannya adalah film “Jembatan Pensil” dengan focus
penelitian menganalisis nilai akhlakul mahmudah dalam film
“Jembatan Pensil”.
F. Kerangka Teori

1. Nilai

a) Pengertian Nilai

Kata value yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa


Indonesiamenjadi ”nilai”, berasal dari bahasa Latin valere atau
bahasa Prancis Kunovaloir sebatas arti denotasinya nilai dapat
dimaknai sebagai harga (Mulyana, 2005:42).Beberapa
pengertian yang lainnya tentang nilai dari para ahli
dikemukakan oleh Rohmat (2004:9) sebagai berikut:

1) Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak


atas dasar pilihannya. Definisi ini dilandasi oleh pendekatan
psikologis, karena itu tindakan dan perbuatannya seperti
keputusan benar-salah, baik-buruk, indah-tidak indah,
adalah hasil proses psikologis. Termasuk kedalam wilayah
ini seperti hasrat, sikap, keinginan, kebutuhan dan motif.

2) Nilai adalah patokan normative yang mempengaruhi


manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara
tindakan alternative. Penekanan utama definisi ini pada

10
faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku manusia.
Pendekatan yang melandasi definisi ini adalah pendekatan
sosiologis. Penegakan norma sebagai tekanan utama dan
terpenting dalam kehidupan sosial akan membuat seseorang
menjadi tenang dan membebaskan dirinya dari tuduhan
yang tidak baik.

3) Nilai adalah konsepsi ( tersurat atau tersirat, yang sifatnya


membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa
yang diinginkan, yang mempengaruhi tindakan pilihan
terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir.
Sidi Gasalba sebagaimana dikutip Mawardi Lubis
(2009 : 17) menjelaskan bahwanilai adalah suatu yang
bersifat abstrak dan ideal.Nilai bukan benda kongret, bukan
juga fakta, serta tidak hanya sekedar soal penghayatan yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki, yang disenangi dan
tidak disenangi. Nilai itu terletak pada hubungan antara
subjek penilai dengan objek.
Ahmadi (2008 : 202) memberikan pengertian
mengenai nilai yaitu seperangkat keyakinan atau perasaan
yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan
corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan,
keterkaitan maupun tingkah laku. Sedangkan menurut
Madyo Ekosusilo, nilai ialah suatu keyakinan atau
kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau
kelompok orang untuk memilih tindakannya.(Ekosusilo.
2003:8). Nilai-nilai menjadi sangat berarti karena dipercaya
kebenaran dan keberadaannya. Di akui setiap individu
dalam kelompok masyarakat sebagai sesuatu yang hidup
dan efektif untuk mengatur perjalanan hidup yang
mengakibatkan adanya ketundukan dan berusaha
mewujudkan aturan-aturan yang ada dalam nilai-nilai. Nilai
juga mengekspresikan cita-cita (Sallis. 2007 : 218).

11
Jadi, dari beberapa pengertian nilai menurut para
ahli, dapat disimpulkan bahwa nilai memiliki ciri – ciri
sebagai berikut :
a) Nilai memiliki sifat yang abstrak atau tidak
memerlukan bukti empirik
b) Menjadi landasan dasar, penting dan ukuran atau harga
baik-buruknya dan benar salahnya tindakan, sikap,
perilaku serta pendirian dasar.
c) Nilai bisa bersifat subjektif maupun objektif atau
mutlak (nilai agama), tergantung sistem nilai yang
dianut oleh masyarakat.
b) Macam – Macam Nilai

Nilai dalam pengertian untuk menilai sesuatu


memiliki beberapa jenis, yaitu: nilai individu, nilai sosial,
nilai budaya, dan nilai agama. (Thoha,1996 : 22) Didalam
Islam, diajarkan tata hubungan antara manusia dengan
Tuhan (hubungan vertikal) dan hubungan manusia dengan
sesama manusia (hubungan horizontal). Hubungan manusia
dengan Tuhan membentuk suatu sistem ibadah yang dalam
ilmu kebudayaan disebut dengan agama, sedangkan tata
hubungan manusia dengan sesamanya membentuk system
muamalat yang disebut dengan kebudayaan.
Sasaran agama adalah akhirat, dan sasaran budaya
adalah dunia, akhirat menjadi nilai utama dan pertama, dan
dunia menjadi nilai yang kedua. Dengan demikian, akhirat
menjadi ujung pangkal kehidupan dunia, baik buruknya
dunia mengarah pada ketentuan nilai akhirat, dengan
ketentuan Allah agar manusia bisa menjadi orang yang
bertakwa. Pada akhirnya, takwa inilah yang menjadi ujung
agama sekaligus pangkal kebudayaan.
Para ahli terminologi menyampaikan macam –
macam konsep nilai dengan memaknai berbagai sudut

12
pandang dan sesuai dengan penggunaannya, yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Dilihat dari kebutuhan manusia, menurut Abraham
Maslow yang dikutip oleh Hadari Nawawi nilai
dikelompokkan menjadi : nilai biologis, nilai
keamanan, nilai cinta kasih dan harga diri.
2) Dilihat dari kemampuan untuk menangkap dan
mengembangkan nilai dapat dibedakan menjadi dua
(Nawawi, 2000 : 63-65) yaitu :
a. Nilai statis, seperti kognisi, afeksi dan psikomotor.
b. Nilai dinamis, seperti motivasi berprestasi, motivasi
berafiliasi dan motivasi berkuasa.
3) Dilihat dari pendekatan proses budaya, nilai dapat
dikelompokkan dalam tujuh jenis diantaranya : nilai
ilmu pengetahuan, nilai ekonomi, nilai estetika, nilai
politik, nilai keagamaan, nilai kejasmanian.
4) Nilai didasarkan atas sifat nilai itu, dibagi kedalam :
nilai subyektif, nilai obyektif rasional, dan nilai
obyektif metafisik.
5) Nilai dilihat dari sumbernya, yaitu : nilai ilahiyah (nilai
yang dititahkan Tuhan melalui para rasul seperti takwa,
iman, adil dan sebagainya) dan nilai insaniyah (nilai –
nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia).
6) Dilihat dari ruang lingkup keberlakuannya, nilai dibagi
menjadi nilai universal dan nilai total.
7) Dilihat dari hakikatnya, nilai dibagi menjadi nilai
hakiki dan nilai instrumental.

Menurut pandangan Notonagoro dalam Sjarkawi


(2008 : 31) ada tiga nilai yang perlu diperhatikan dan
menjadi pegangan hidup manusia, yaitu :
1) Nilai materiil adalah segala sesuatu yang berguna bagi
unsur kehidupan manusia.

13
2) Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi
manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau
aktivitas.
3) Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna
bagi rohani manusia. Nilai kerohanian dibagi menjadi
empat macam :
a. Nilai kebenaran atau kenyataan adalah bersumber
dari unsur akal manusia (rasio, budi dan cipta atau
kognitif, afektif, psikomotorik).
b. Nilai kebaikan atau nilai moral adalah nilai yang
bersumber pada unsur kehendak atau kemauan
manusia (will, karsa dan etik).
c. Nilai religious adalah nilai yang bersumber dari
keyakinan ketuhanan yang ada pada diri seorang,
dan nilai kerohanian itu mempunyai posisi yang
tinggi dan mutlak.
d. Nilai keindahan adalah nilai yang bersumber pada
unsur rasa manusia (perasaan).
2. Akhlakul Mahmudah

a) Pengertian akhlak

Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa arabakhlak


dalam bentuk jamak, sedangkan mufradnya adalah khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. (Ilyas,
2007 : 1). Sedangkan Samsul Munir Amin (2016 : 3-5)
mengatakan pengertian akhlak secara terminology menurut
para ulamasebagai berikut:
1) Imam Al- Ghazali, akhlak merupakan sebuah kondisi
mental yang tertanam kuat dalam jiwa seseorang, yang
darinya lalu muncul perbuatan dengan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2) Ibnu Maskawih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan –

14
perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih
dahulu.
3) Syekh Makarim Asy – Syirazi, akhlak adalah
sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batin
manusia.
4) Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, akhlak merupakan bentuk
kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang
menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan
tercela dengan cara yang disengaja.

Dari berbagai definisi akhlak berbeda kata – katanya,


tetapi sebenarnya tidak berjauhan maksudnya, bahkan artinya
berdekatan satu sama yang lain. sehingga Prof. K.H. Farid
Ma’ruf membuat kesimpulan tentang definisi akhlak. Akhlak
yaitu kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan
mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan
pikiran terlebih dahulu. (Ma’ruf, 1964 : 10).

Jadi pada hakikatnya khuluq (budi pekerti) atau akhlak


ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa
dan menjadi kepribadian. Dari sini timbullah berbagai macam
perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa
memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta
tidak memerlukan dorongan dari luar.

b) Sumber ajaran Akhlak

Dalam Islam, sumber atau dasar yang menjadi alat


pengukur untuk menyatakan bahwa sifat seseorang itu baik
atau buruk, adalah Al qur’an dan Hadits. Sesuatu yang baik
menurut Alqur’an dan Hadits, maka itulah yang baik untuk
dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari – hari.Sebaliknya,
segala sesuatu yang buruk menurut Alquran dan Hadits, berarti
tidak baik dan harus dijauhi.

15
Salah satu firman Allah yang yang menjadi dasar atau
sumber akhlak yaitu terdapat dalam Q.S Al – Qalam ayat 4

‫َع ِظ ٍيم ُخلُق إِنَّك ل ََعلَى َو‬


Artinya: “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar
benar berbudi pekerti yang agung.”(Kementrian Agama RI,
2013:150)
Pujian Allah ini bersifat individual dan khusus hanya
diberikan kepada Nabi Muhammad karena kemuliaan
akhlaknya. Penggunan istilah khulukin ‘adhim menunjukkan
keagungan dan keagungan moralitas Rasul, yang dalam hal ini
adalah Muhammad saw. Banyak Nabi dan Rasul yang disebut-
sebut dalam Alquran, tetapi hanya Muhammad saw. yang
mendapatkan pujian.
Sedangkan salah satu Hadits yang dapat dijadikan sumber
dari akhlak terpuji yaitu

‫الق‬ ََ ُ ْ‫إِنَّ َما بُِعث‬


ِ ‫ت ألُتَ ِّمم م َكا ِر َم األَ ْخ‬

“Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang


mulia.”(H.R Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Hakim)(Amin,
2016 : 15-16).
c) Ruang Lingkup Akhlak

Mengenai ruang lingkup Akhlak, Kahar Mansyur


menyebutkan bahwa ruang lingkup akhlak meliputi bagaimana
seharusnya seseorang bersikap terhadap penciptaannya,
terhadap sesama manusia seperti dirinya sendiri, terhadap
keluarganya, serta terhadap masyarakatnya. Disamping itu juga
meliputi bagaimana seharusnya bersikap terhadap malaikat, jin,
iblis, hewan dan tumbuh – tumbuhan. (Hidayat, 2013 : 23).
Ahmad Azhar Basyir menyebutkan cakupan akhlak
meliputi semua aspek kehidupan manusia sesuai dengan

16
kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial,
makhluk penghuni dan yang memperoleh bahan kehidupannya
dari alam, serta sebagai makhluk ciptaan Allah. Dengan kata
lain, akhlak meliputi akhlak pribadi, akhlak keluarga, akhlak
sosial, akhlak politik, akhlak jabatan, akhlak terhadap Allah
dan akhlak terhadap alam. Dalam islam, akhlak (perilaku)
manusia tidak dibatasi pada perilaku sosial, namun juga
menyangkut kepada seluruh ruang lingkup kehidupan manusia.
Oleh karena itu konsep akhlak islam mengatur pola kehidupan
manusia yang meliputi (Khoiri, 2005 : 19) :
1) Hubungan manusia dengan Allah seperti akhlak
terhadap Tuhan.
2) Hubungan manusia dengan sesamanya. Yang pertama
meliputi hubungan seseorang terhadap keluarganya
yaitu akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap istri,
akhlak terhadap suami, akhlak terhadap anak, dan
akhlak terhadap sanak saudara. Yang kedua meliputi
hubungan seseorang terhadap masyarakat yaitu akhlak
terhadap tetangga, akhlak terhadap tamu, akhlak
terhadap suami, akhlak terhadap anak, dan akhlak
terhadap sanak saudara.
3) Hubungan manusia dengan lingkungannya yaitu akhlak
terhadap makhluk lain seperti akhlak terhadap binatang,
akhlak terhadap tumbuh – tumbuhan, dan akhlak
terhadap alam sekitar.
4) Akhlak terhadap diri sendiri.
d) Pengertian Akhlakul Mahmudah

Secara etimologi, akhlak mahmudah adalah akhlak


terpuji. Mahmudah merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida,
yang berarti terpuji.Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji
disebut pula dengan akhlak karimah (akhlak mulia), atau
akhlak al munjiyat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya).

17
Sedangkan pengertian akhlak mahmudah secara
terminology, para ulama berpendapat yang berbeda. Berikut
beberapa penjelasan tentang pengertian akhlak mahmudah atau
akhlak terpuji menurut para ulama (Amin, 2016:181), yaitu :

1) Menurut Al – Ghazali, akhlak terpuji merupakan sumber


ketaatan dan kedekatan kepada Allah Swt. sehingga
mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiban
individual setiap muslim.
2) Menurut Ibnu Qayyim, pangkal akhlak terpuji adalah
ketundukkan dan keinginan yang tinggi. Sifat - sifat
terpuji, menurutnya berpangkal dari kedua hal tersebut. Ia
memeberikan gambaran tentang bumi yang tunduk
terhadap ketentuan Allah. Ketika air turun menimpanya,
bumi merespons dengan kesuburan dan menumbuhkan
tanaman – tanaman yang indah. Demikian pula manusia,
tatkala diliputi rasa ketundukan kepada Allah, kemudian
turun taufik dari Allah, ia akan meresponsnya dengan sifat
– sifat terpuji.
3) Menurut Abu Dawud As-Sujistani akhlak terpuji adalah
perbuatan – perbuatan yang disenangi, sedangkan akhlak
tercela adalah perbuatan – perbuatan yang harus dihindari.

Jadi, yang dimaksud dengan akhlak mahmudah


adalah perilaku manusia yang baik dan disenangi menurut
individu maupun sosial, serta sesuai dengan ajaran yang
bersumber dari Tuhan. Akhlak mahmudah dilahirkan oleh
sifat – sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa
manusia, demikian pula akhlak madzmumah dilahirkan
oleh sifat – sifat madzmumah. Oleh karena itu, sikap dan
tingkah laku yang lahir, adalah cermin dari sifat atau
kelakuan batin seseorang.

18
Al Ghazali menerangkan adanya empat pokok
keutamaan akhlak yang baik (Abdullah, 2007: 40-41),
yaitu:

1). Mencari hikmah. Hikmah ialah keutamaan yang baik,


bentuk hikmah yang harus dimiliki manusia yaitu jika
berusaha mencapai kebenaran dan ingin terlepas dari semua
kesalahan.

2). Bersikap berani. Berani berarti sikap yang dapat


mengendalikan kekuatan amarahnya dengan akal untuk
maju.Orang yang memiliki akhlak baik biasanya
pemberani, menimbulkan sifat-sifat yang mulia, suka
menolong, cerdas dapat mengendalikan jiwanya, suka
menerima saran dan kritik orang lain, penyantun, memiliki
perasaan kasih dan cinta.

3). Mensucikan diri. Suci berarti mencapai fitrah, yaitu sifat


yang dapat mengendalikan syahwatnya dengan akal dan
agama.Orang yang memiliki sifat fitrah dapat menimbulkan
sifat-sifat pemurah, pemalu, sabar, toleransi, sederhana,
suka menolong, cerdik dan tidak rakus.Fitrah merupakan
suatu potensi yang diberikan Allah, dibawa oleh manusia
sejak lahir, yang menurut tabiatnya cenderung kepada
kebaikan dan mendorong manusia untuk berbuat baik.

4). Berlaku adil. Adil yaitu seseorang yang dapat membagi


haknya sesuai dengan fitrahnya, atau seseorang mampu
menahan kemarahannya dan nafsu syahwat untuk
mendapatkan hikmah di balik peristiwa yang terjadi. Adil
juga berarti tindakan keputusan yang dilakukan dengan cara
tidak berat sebelah atau merugikan satu pihak tetapi saling
menguntungkan.

19
e) Nilai Akhlakul Mahmudah

Nilai menurut Ahmadi yaitu seperangkat keyakinan


atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang
memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran,
perasaan, keterkaitan maupun tingkah laku.Sedangkan
pengertian akhlak menurut Abuddin Nata, adalah sesuatu yang
digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat
dikatakan benar, salah, baik, atau buruk (Nata, 1996: 201).
Akhlakul mahmudah yaitu suatu perilaku yang baik dan terpuji
yang merujuk kepada Alquran dan Hadits. Jadi, nilai akhlakul
mahmudah yang akan dikaji ini berarti pola pemikiran atau
ukuran dari tingkah laku seeorang serta perasaan yang bersifat
pada arah suatu perbuatan yang baik atau terpuji sesuai dengan
dasar Alquran dan Hadits untuk disampaikan kepada orang lain
melalui suatu komunikasi dan kebiasaan.
Ajaran – ajaran agama islam merupakan tuntutan yang
ditujukan kepada manusia agar hidup di dunia menurut aturan
dan norma yang terpuji. Karena itu, akhlak dalam ajaran islam
memiliki kandungan untuk berbuat baik dan terpuji, baik
kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia. Akhlakul
mahmudah merupakan suatu sifat yang tinggi dan sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas diri secara duniawi
dan ukhrawi. Macam –macam akhlakul mahmudah (Amin,
2016 : 182 – 230)yaitu :
1) Akhlak terhadap Allah
a. Berdoa kepada Allah
Doa merupakan sebab. Allah menetapkan sesuatu
yang diketahui akan terjadi lewat sebab tersebut.
Sebagaimana Allah juga menetapkan apa yang
diketahui akan terjadi lewat seluruh sebab lainnya.
Golongan terpuji adalah orang-orang yang berdoa

20
kepada Allah.Kembali kepada Allah dan tekun dalam
ibadah baik diwaktu lapang maupun sempit.Manusia
tersebut adalah orang-orang yang sabar dan syukur
(Taimiyah, 2005: 205).
b. Husnudzon (Baik Sangka)
Husnudzon terhadap keputusan Allah merupakan
salah satu akhlak terpuji.Diantara ciri akhlak terpuji ini
adalah ketaatan yang sungguh – sungguh kepadaNya.
Karena sesungguhnya apa yang ditentukan oleh Allah
kepada seorang hamba adalah jalan yang terbaik
baginya. Allah itu tergantung kepada prasangka
hambaNya.
c. Tawakkal
Tawakkal adalah menyerahkan segala urusan kepada
Allah setelah berbuat semaksimal mungkin, untuk
mendapatkan sesuatu yang diharapkannya.Oleh karena
itu syarat utama bagi seseorang yang ingin
mendapatkan sesuatu yang diharapkannya, ialah harus
berusaha sekuat tenaga, kemudian menyerahkan
ketentuan kepada Allah. Dengan cara demikian,
manusia akan dapat meraih kesuksesan dalam
hidupnya.
2) Akhlak terhadap Diri Sendiri
a. Sabar
Sabar bukan berarti menyerah tanpa syarat,tetapi
sabar adalah terus berusaha dengan hati yang tetap,
berikhtiyar sampai cita – cita dapat berhasil dan di kala
menerima cobaan dari Allah karena mengharapkan
ridha dari Allah. (Umary, 1966 : 52).
Sabar ialah teguh bersama Allah dan menerima
ujian dengan lapang dada dan sikap tenang.Sabar
merupakan suatu sikap mengendalikan diri untuk

21
menahan keinginan buruk, serta bertahan dalam situasi
sulit dengan lapang dada.Hakikat sabar adalah suatu
sikap utama dari perilaku jiwa, yang dapat menahan
perilaku tidak baik dan simpati, dimana sabar
merupakan kekuatan jiwa untuk stabilitas dan baiknya
orang dalam berperan (Al-Jauzy, 2005: 13).
b. Syukur
Syukur adalah menggunakan nikmat Allah untuk
taat kepada Allah, dan tidak menggunakannya untuk
berbuat maksiat kepada Allah.Syukur diperlukan karena
semua yang kita lakukan dan miliki di dunia adalah
berkat karunia Allah.Allah yang telah memberikan
nikmat kepada kita, baik berupa pendengaran,
penglihatan, kesehatan, keamanan, maupun nikmat –
nikmat lainnya yang tidak terhitung jumlahnya.
Syukur merupakan pengetahuan yang
membangkitkan kesadaran, bahwa satu – satunya
pemberi nikmat adalah Allah.Bentuk syukur terhadap
nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita adalah
dengan menggunakan nikmat Allah dengan sebaik –
baiknya. (Amin, 2016 : 201-202).
c. Amanat
Amanat berarti suatu sifat dan sikap pribadi yang
setia, jujur, dan tulus hati dalam melaksanakan suatu
hak yang dipercayakan kepadanya, baik hak itu milik
Allah maupun milik hamba.Oleh karena itu, amanat
dapat diartikan pula memelihara dan melaksanakan hak
– hak Allah dan hak – hak manusia.
d. Jujur
Jujur yaitu memberitahukan dan menuturkan
sesuatu dengan sebenarnya, sesuai dengan fakta
kejadiannya.Pemberitahuan ini tidak hanya dalam

22
ucapan, tetapi juga dalam perbuatan.Kejujuran
merupakan pengantar akhlak terpuji yang mengarahkan
kepada kebaikan.
e. Ikhlas
Ikhlas merupakan sesuatu yang sulit, merelakan
semua yang terjadi dengan kelapangan hati.Suatu
kebajikan yang dilakukan hanya mengharap rida dari
Allah SWT. Orang yang ikhlas adalah orang yang
hanya mempunyai niat taqarub ilallah (mendekatkan
diri pada Allah SWT), dan niat ini berkaitan dengan hati
bukan dari bahasa tubuhnya (Ghazali,1983: 54).
f. Qana’ah
Qanaah berrati merasa cukup dengan apa yang ada,
qanaah adalah berbasis menghadapi kehidupan,
menerbitkan kesungguhan hidup, menimbulkan energy
kerja untuk mencari rezeki, jadi berikhtiyah dan juga
percaya akan taqdir yang diperoleh sebagai hasil.
g. Kasih Sayang
Pada dasarnya sifat kasih sayang (ar-rahman)
adalah fitrah yang dianugerahkan Allah kepada
makhluk.Pada hewan misalnya, begitu kasihnya kepada
anaknya, sehingga rela berkorban jika anaknya
terganggu. Naluri ini pun ada pada manusia , mulai dari
kasih sayang orang tua kepada anaknya dan sebaliknya,
kecintaan anak kepada orang tuanya.
Islam menghendaki agar sifat kasih sayang dan
belas kasih dikembangkan secara wajar, kasih sayang
mulai dari dalam keluarga sampai kasih sayang yang
lebih luas dalam bentuk kemanusiaan, maalahan lebih
luas lagi kasih sayang kepada hewan-hewan sekalipun.
Jika diperinci maka ruang lingkup kasih sayang ini
dapat diutarakan dalam beberapa tingkatan, yaitu:

23
a) Kasih sayang dalam lingkungan keluarga
b) Kasih sayang dalam lingkungan tetangga dan
kampung
c) Kasih sayang dalam lingkungan bangsa
d) Kasih sayang dalam lingkungan keagamaan

i. Pemurah

Sifat pemurah adalah suka memberi dan berbagi


atas apa yang dimiliki kepada orang lain, baik jika diminta
maupun tanpa diminta. Sifat ini memiliki banyak
keutamaan sebagai orang yang ahli bershodaqoh.

j. Berani

Sifat berani termasuk dalam akhlaqul karimah.


Syaja’ah bukan lah semata-mata berani berkelahi dimedan
laga, melainkan suatu sikap mental seseorang, dapat
menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya.Orang
yang dapat menguasai jiwanya pada masa-masa kritis ketika
bahaya diambang pintu, itulah orang-orang berani. Rasulullah
SAW bersabda: bukanlah yang dinamakan pemberani, orang
yang kuat bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang
yang sanggup menguasai hawa nafsunya dikala marah( HR.
Ahmad)

Lawan sifat syaja’ah (berani) ialah al-jubnu


(pengecut), sifat pengecut termasuk akhlaqul madzmumah.
Sifat ini adalah sifat penakut bagi tiap pribadi sebelum
memulai sesuatu langkah yang berarti dan menyerah
sebelum berjuang. Sifat pengecut dipandang sebagai sifat
yang hina dan membawa manusia kepada kemunduran

3) Akhlak terhadap Keluarga


a. Berbakti kepada Orangtua

24
Diantara akhlak terhadap keluarga adalah berbakti
kepada orangtua. Berbakti kepada orang tua merupakan
amal shaleh paling utama yang dilakukan oleh seorang
muslim, juga merupakan faktor utama diterimanya doa
seseorang. Salah satu keutamaan berbuat baik kepada
kedua orangtua, selain sebagai wujud ketaatan atas
perintah Allah, juga dapat menghapus dosa – dosa
besar.
b. Membina dan mendidik keluarga
Membina dan mendidik keluarga merupakan akhlak
mulia.Pendidikan dalam keluarga menjdai tanggung
jawab kepala keluarga. Namun demikian, seluruh
anggota keluarga juga tidak lepas dari tanggung jawab
tersebut, agar tercipta pendidikan yang mulia dan sesuai
dengan ajaran islam yang dikehendaki Allah.
4) Akhlak terhadap masyarakat
a. At – Taawun (tolong menolong)
Tolong menolong adalah ciri kehausan budi,
kesucian jiwa, ketinggian akhlak dan membuahkan
cinta angtara teman, peduli solidaritas dan penguat
persahabatan dan persaudaraan.Bertolong menolong
hendaklah dalam batas mengerjakan yang baik, mencari
kebaikan dan jangan memberikan pertolongan kepada
perbuatan dosa. (Umary, 1966 : 53-54).
b. Silaturrahmi dengan kerabat
Silaturrahmi adalah menyambung kekerabatan.
Istilah ini menjadi sebuah simbol dari hubungan baik
penuh kasih sayang antara sesame kerabat yang asal
usulnya berasal dari satu Rahim. Silaturrahim juga
memiliki pengertian yang lebih luas, tidak terbatas pada
hubungan kasih sayang antara sesama kerabat, tetapi
juga mencakup masyarakat yang lebih luas. Jadi,

25
silaturrahmi berarti menghubungkan tali kasih sayang
antara sesama anggota masyarakat.
5) Akhlak terhadap Lingkungan
a. Lingkungan dan alam sekitar
Salah satu tugas dari khalifatullah fil ardh adalah
menjaga kelestarian alam. Allah menciptakan alam
semesta dan segala isinya adalah untuk kepentingan
umat manusia.Manusia sebagai khalifah Allah,
diamanati untuk melakukan usaha – usaha agar alam
semesta dan segala isinya tetap lestari. Oleh karena itu,
manusia dapat mengambil dan mengolahnya untuk
kesejahteraan umat, sebagai bekal dalam beribadah dan
beramal shaleh.
b. Cinta Tanah Air dan Negara
Negara tempat kita tinggal, adalah wilayah yang
harus dijaga keamanan, ketertiban, dan kelestariannya.
Tanah air adalah tempat kita dilahirkan, tempat kita
tinggal dan tempat hidup dengan keluarga dan sanak
saudara. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita
mencintai dan menjunjung tinggi keberadaan Negara
kita.
3. Film

a) Pengertian Film

Film merupakan audio visual yang menarik perhatian orang


banyak karena dalam film itu selain memuat adegan yang
terasa hidup juga adanya sejumlah kombinasi antara suara, tata
warna, kostum dan panorama yang indah.Film memiliki daya
pikat yang dapat memuaskan penonton karena berdurasi yang
cukup panjang.
Menurut UU No. 33 Tahun 2009 tentang perfilman, pasal 1
menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang
merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang

26
dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa
suara dan dapat dipertunjukkan (Trianton, 2013: 1).
Pengertian film dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 316), adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk
tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk
tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop).
Sedangkan melalui kesepakatan sosial istilah film memperoleh
arti seperti yang secara umum dipahami yaitu lakon (cerita)
gambar hidup atau segala sesuatu yang berkaitan dengan
gambar hidup.Sedangkan pengertian film secara luas adalah
film yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukkan di
gedung gedung bioskop.Film jenis ini juga disebut dengan
istilah treatikal. Film ini berbeda dengan film televisi atau
sinetron yang dibuat khusus untuk siaran televisi (Effendy,
2000: 201).
b) Jenis – jenis Film

Dalam perkembangan masa ke masa, film saat ini terbagi


menjadi beberapa jenis. Menurut Onong Uchjana Effendy
(2000: 210-217) film dibedakan pula menurut sifatnya, yang
umum terdiri dari :
1) Film cerita (story film)
Film cerita (story film) adalah film yang
mengandung suatu cerita, yaitu yang lazim
dipertunjukkan di gedunggedung bioskop dengan
bintang film yang tenar.Film cerita menyajikan kepada
publik sebuah cerita yang mengandung unsur-unsur
yang dapat menyentuh rasa manusia.
2) Film berita (newsreel)
Film berita (newsreel) adalah film mengenai fakta
dan peristiwa yang benar-benar terjadi.Karena sifatnya
berita, maka film yang disajikan kepada publik harus
mengandung nilai berita (newsvalue).

27
3) Film dokumenter (documentary film)
Film dokumenter (documentary film) adalah fakta
atau peristiwa yang terjadi.Film dokumenter dilakukan
dengan pemikiran dan perencanaan yang matang,
merencanakannya diperlukan usaha keras dalam
imajinasi, karena sering mengalami kesukaran untuk
membebaskan diri dari hal-hal menjemukan.Sedangkan
publik yang menonton harus tertarik dan terhibur.
4) Film kartun (cartoon film)
Film kartun (cartoon film) dititik beratkan pada seni
lukis.Dan setiap lukisan memerlukan ketelitian.Satu per
satu dilukis kemudian dipotret satu per satu
juga.Lukisan dalam film tersebut dilukis oleh pelukis-
pelukis dalam jumlah yang banyak.Rangkaian lukisan
diputar dalam proyektor film, maka lukisan itu menjadi
hidup.
c) Unsur – unsur Film

Dalam pembuatan sebuah film pasti melibatkan sejumlah


keahlian yang harus menghasilkan suatu keutuhan, saling
mendukung dan saling isi mengisi yang biasa dikenal dengan
kerja kolaboratif.Perpaduan yang baik antara sejumlah keahlian
merupakan salah satu syarat lahirnya atau terciptanya film yang
baik. Menurut Marselli Sumarno dalam bukunya Dasar –
dasar Apresiasi Film (1996 : 34 -79) ada unsur – unsur yang
dapat melahirkan terciptanya suatu film, yaitu :
1) Sutradara
Sutradara adalah pemimpin pengambilan gambar. Tugasnya
adalah menentukan apa saja yang akan dilihat oleh
penonton, mengatur laku di depan kamera, mengarahkan
acting dan dialog, menentukan posisi dan gerak kamera,
suara, pencahayaan, dan turut melakukan editing.

28
2) Skenario
Skenario merupakan naskah cerita yang diguanakan sebagai
landasan bagi penggarapan sebuah produksi film. Isi dari
sebuah skenario adalah dialog dan istilah teknis sebagai
perintah kepada crew atau tim produksi. Skenario juga
membuat informasi tentang suara dan gambar ruang, waktu,
peran dan aksi.
3) Penata Fotografi
Penata fotografi atau juru kamera adalah orang yang
bertugas mengambil gambar dan bekerjasama dengan
sutradara dalam mengambil jenis – jenis shoot, jenis lensa,
diafragma kamera, mengatur lampu untuk efek cahaya dan
melakukan pembingkaian serta menentukan susunan dari
sbuyek yang hendak direkam.
4) Penata Artistik
Penata artistic bertugas menyususn segala sesuatu yang
melatarbelakangi cerita sebuah film, melakukan setting
tempat – tempat dan waktu berlangsungnya cerita film.
Penata artistic juga bertugas menterjemahkan konsep
visual dan segala hal yang meliputi aksi di depan kamera
(setting peristiwa)
5) Penata suara
Penata suara adalah tenaga ahli dibantu tenaga perekam
lapangan yang bertugas merekam suara baik di lapangan
maupun di studio. Selain itu, penata suara juga memiliki
tugas untuk memadukan unsur – unsur suara yang nantinya
akan menjadi jalur suara yang letaknya bersebalahan
dengan jalur gambar dan hasil akhir film yang diputar di
bioskop.

29
6) Penata music
Penata music bertugas menata paduan music yang
tepat.Fungsinya untuk menambah nilai dramatic seluruh
cerita film.
7) Pemeran
Pemeran atau actor yaitu orang yang memerankan suatu
tokoh dalam sebuah cerita film. Pemeran membawakan
tingkah laku seperti yang telah ada dalam skenario
8) Penyunting
Penyunting disebut juga editor yaitu orang yang bertugas
menyusun hasil shooting sehingga membentuk rangkaian
cerita sesuai konsep yang diberikan oleh sutradara.
Sementara dilihat dari segi teknisnya, film juga
memiliki unsur – unsur sebagai berikut :
a. Audio : Dialog dan Sound effect
1) Dialog berisi kata – kata .dialog dapat diguanakan
untuk menjelaskan perihal tokoh atau peran,
menggerakkan plot maju dan membuka fakta.
2) Sound Effect adalah bunyi – bunyian yang
digunakan untuk melatarbelakangi adegan yang
berfungsi sebagai penunjang sebuah gambar untuk
membentuk nilai dramatic dan estetika sebuah
adegan.
b. Visual : Angle, Lighting, Teknik Pengambilan Gambar
dan Setting.
1) Angle
Angle kamera dibedakan menurut karakteristik dari
gambar yang dihasilkan ada 3 yaitu :
a) StraightAngle yaitu sudut pengambilan
gambar yang normal, biasanya ketinggian
kamera setinggi dada dan sering digunakan
pada acara yang gambarnya tetap.

30
Mengesankan situasi yang normal. Bila
pengambilan straigt angle secara zoom in
menggambarkan ekspresi wajah obyek atau
pemain alam memainkan karakternya,
sedangkan mengambil straight angle secara
zoom out, menggambarkan secara
menyeluruh ekspresi dari gerak tubuh obyek
atau pemain.
b) Low Angle yaitu sudut pengambilan gambar
dari tempat yang letaknya lebih rendah dari
obyek. Hal ini membuat seseorang Nampak
kelihatan mempunyai kekuatan yang menonjol
dan akan kelihatan kekuasaannya.
c) High Angle yaitu sudut pengambilan gambar
dari tempat yang lebih tinggi dari obyek. Hal
ini memberikan kepada penonton sesuatu
kekuatan atau rasa superioritas.
2) Pencahayaan / Lighting
Pencahayaan adalah tata lampu dalam film.Ada dua
macam pencahayaan yang dipakai dalam produksi
yaitu, natural light (matahari) dan artificial light
(buatan), misalnya lampu.
3) Teknik Pengambilan Gambar
Pengambilan atau perlakuan kamera juga
merupakan salah satu hal yang penting dalam proses
penciptaan visualisasi simbolik yang terdapat dalam
film. Proses tersebut akan dapat mempengaruhi
hasil gambar yang diinginkan, apakah ingin
menampilkan karakter tokoh, ekspresi wajah dan
setting yang ada dalam sebuah film. Ada beberapa
contoh teknik pengambilan gambar sebagai berikut :

31
a) Extreme Long Shot (ELS)
Shot ini digunakan apabila ingin mengambil
gambaryang sangat-sangat jauh, panjang, luas,
danberdimensi lebar.
b) Very Long Shot (VLS)
Shot ini digunakan untuk mengambil gambar
yang panjang, jauh, dan luas yang lebih kecil
dari Ekstreme Long Shot.
c) Long Shot (LS)
Ukuran (framing) LS adalah gambar manusia
seutuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
d) Medium Long Shot (MLS)
Ukuran (framing) MLS adalah gambar manusia
dari ujung rambut hingga lutut.
e) Medium Shot (MS)
Ukuran (framing) MS adalah gambar manusia
dari ujung rambut hingga perut.MS biasanya
digunakan sebagai komposisi gambar terbaik
untuk wawancara. MS juga dikenal sebagai
potrait format atau posisi pas foto
f) Medium Close Up (MCU)
Ukuran (framing) MCU adalah ukuran manusia
dari ujung rambut hingga dada.Kalau MS dapat
dikategorikan sebagai komposisi potret setengah
badan dengan background yang masih bisa
dinikmati, MCU justru lebih menunjukkan profil
dari objek yang direkam.
g) Close Up (CU)
CU ini komposisi gambar yang paling populer
dan usefull.CU merekam gambar penuh dari
leher hingga ujung kepala.CU juga bisa

32
diartikan sebagai komposisi yang fokus kepada
wajah.
h) Big Close Up (BCU)
BCU lebih tajam dari CU. BCU merekam
gambar penuh kepala.Pada teknik ini,
kedalaman pandangan mata, kebencian raut
wajah, emosi, adalah ungkapan-ungkapan yang
terwujud dalam komposisi ini.
i) Extreme Close Up (ECU)
Kekuatan ECU adalah pada kedekatan dan
ketajaman yang hanya fokus pada satu objek.
Misalnya, dapat ECU pada hidung, mata atau
alis saja.
4) Setting
Setting adalah tempat atau lokasi untuk
pengambilan sebuah adegan visual dalam film.
d) Film sebagai Media Dakwah

Film adalah alat komunikasi massa yang dilihat oleh mata


dan didengar oleh telinga, kelebihan film yaitu lebih cepat dan
juga lebih mudah masuk dalam fikiran dan akal seseorang
daripada berupa pengkhayalan atau bayangan. Film sebagai alat
komunikasi di tangan orang yang mempergunakan secara
efektif untuk sesuatu maksud tertentu. (Ismail, 1986 : 47).
Berdakwah memang sudah merata pada semua kalangan
termasuk di kalangan para sineas dan seniman muslim, yang
berniat memanfaatkan media film untuk dijadikan media dalam
berdakwah. Film diharapkan tidak hanya sebagai tontonan
tetapi juga dapat dijadikan tuntutan. Dakwah juga ada batasan
syar’i yang mengendalikan proses pembuatan film yang
mendorong kreatifitas para senies muslim.
Film dakwah tidak hanya film yang dibuat semata – mata
untuk tujuan dakwah saja, tetapi juga film yang didalamnya

33
bermuatan dakwah.Apalagi dakwah dipahami secara terbuka,
yaitu sebagai upaya konstruktif seseorang untuk melakukan
perubahan situasi yang negative menjadi situasi yang positif.
Menurut Albert Bandura seperti yang dikutip oleh Muhtadi
(2012 : 115) bahwa proses belajar sosial mempunyai empat
tahapan proses yang saling memperkuat fungsi, yaitu proses
perhatian, pengingatan, reproduksi motoris, dan motivasional.
Penonton akan mengamati tindakan-tindakan yang diperankan
oleh tokoh dalam sebuah film berupa kebaikan. Hal tersebut
akan menarik perhatian dan timbul perasaan positif bagi
penontonnya. Pada tahap berikutnya yaitu reproduksi motoris
penonton akan mengamati dan menyimpan hasil
pengamatannya dalam memori pikiran, dan akan memanggil
kembali ketika penonton itu akan melakukan tindakan yang
sama, dengan apa yang pernah diamatinya. Dari tahap tersebut
perlu adanya proses motivasi yang mempengaruhi, bahwa
tindakan atau perilaku yang pernah diamati akan dihadirkan
kembali melalui tindakan terpuji oleh pengamatnya . (Muhtadi,
2012: 115).
Film merupakan salah satu media dakwah yang efektif
dalam menyampaikan muatan dakwah bagi para
penontonnya.Film dapat mempengaruhi efek bagi kehidupan
manusia. Telah dibuktikan betapa kuatnya media ini dengan
cara mempengaruhi sikap, perasaan dan tindakan penontonnya.
Film juga merupakan salah satu jalan untuk mempermudah
proses dakwah, sehingga film yang ditayangkan adalah film-
film yang mempunyai pesan moral yang lebih konstruktif,
untuk memperbaiki akhlak manusia dan mengurangi bentuk
kemungkaran.

34
G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Penelitian


kualitatif adalah jenis penelitian yang didalamnya diperoleh dari
lapangan, baik berupa lisan maupun data tertulis atau
dokumen.Sedangkan maksud dari kualitatif adalah penelitian yang
mempunyai tujuan untuk memahami fenomena yang dialami
langsungoleh subjek peneliti dengan menjelaskan dalam bentuk
kata – kata dan bahasa dengan memanfaatkan metode ilmiah
(Moleong, 2010:6).
Pendekatan yang peneliti gunakan untuk mengetahui nilai –
nilai akhakul mahmudah dalam film Jembatan Pensil adalah
pendekatan analisis isi (content analysis). Analisis isi adalah
pemrosesan dalam data ilmiah dengan tujuan memberikan
pengetahuan, membuka wawasan baru, dan menyajikan fakta
(Krippendorff, 1993:15). Secara teori, penulis menggunakan
analisis isi agar penulis mampu mengetahui apasaja nilai - nilai
akhlakul mahmudah yang terkandung dalam film jembatan pensil
dengan menggambarkan dan menguraikan secara faktual apa yang
telah dilihat dan ditemukan dari objek penelitian ini.
2. Definisi Konseptual

Definisi konseptual digunakan sebagai penjelas agar tidak


terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan dan memahami judul
skripsi ini, maka peneliti perlu memberikan penjelasan serta
batasan – batasan yang terdapat dalam judul penelitian ini, yang
diharapkan mampu memberikan gambaran dan kerangka berpikir
yang dapat memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini.
Adapun beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut sebagai
berikut :

1) Nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan ideal serta


tidak memerlukan bukti empiric. Nilai menjadi landasan dasar,

35
penting dan ukuran atau harga baik buruknya dan benar
salahnya tindakan, sikap, perilaku serta pendirian dasar pada
seseorang. Nilai dapat bersifat subjektif maupun objektif atau
mutlak (nilai agama), tergantung dengan system nilai yang
dianut oleh masyarakat.
2) Akhlakul mahmudah adalah akhlak terpuji. Akhlakul
mahmudah merupakan perilaku manusia yang baik disenangi
menurut individu maupun social, serta sesuai dengan ajaran
yang bersumber dari Tuhan. Akhlak mahmudah dilahirkan oleh
sifat – sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa manusia,
oleh karena itu sikap dan tingkah laku yang lahir adalah cermin
dari sifat atau kelakuan batin seseorang.
3) Nilai akhlakul Mahmudah adalah pola pemikiran atau ukuran
dari tingkah laku seeorang serta perasaan yang bersifat pada
arah suatu perbuatan yang baik atau terpuji sesuai dengan dasar
Alquran dan Hadits untuk disampaikan kepada orang lain
melalui suatu komunikasi dan kebiasaan. Nilai akhlakul
mahmudah yang peneliti kaji pada penelitian ini adalah nilai -
nilai yang terkandung dalam film Jembatan Pensil pada
adegan yang diperankan oleh tokoh – tokoh pemain dalam film
tersebut.
Nilai akhlakul mahmudah yang peneliti kaji meliputi
beberapa aspek yaitu:
1) Akhlak terhadap Allah
a. Berdoa kepada Allah
b. Husnudzon (Baik Sangka)
2) Akhlak terhadap Diri Sendiri
a. Amanat
b. Jujur
c. Ikhlas
d. Kasih Sayang
e. Pemurah

36
f. Berani
3) Akhlak terhadap Keluarga
a. Berbakti kepada Orangtua
b. Membina dan mendidik keluarga
4) Akhlak terhadap masyarakat
a. At – Taawun (tolong menolong)
b. Silaturrahmi dengan kerabat
5) Akhlak terhadap lingkungan
a. Cinta Tanah air dan Negara
3. Sumber dan Jenis Data

a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Dalam
penelitian ini sumber data yang diambil adalah dari obyek
penelitian yaitu film “Jembatan Pensil” yang diunduh dari
situs https://www.youtube.com/watch?v=sjtIvDxPK2M. Di
produksi oleh Rumah Produksi Grahandika Visual yang dirilis
pada 07 September 2017 dengan durasi film 91 menit.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang diambil melalui
literature, seperti : buku, skripsi, dan situs-situs yang
berhubungan dengan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,


peneliti menggunakan teknik dokumentasi.Dokumentasi yaitu
penelusuran dan perolehan data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar, video dan
lain sebagainya (Gunawan, 2013:178).Teknik ini merupakan
langkah awal peneliti dalam mengumpulkan data dengan
mengumpulkan data utama yaitu video film Jembatan Pensil yang
dijadikan sebagai objek penelitian.

37
5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan permasalahan pada


analisis nilai akhlakul mahmudah yang terkandung dalam film
Jembatan Pensil. Berdasarkan fokus penelitian tersebut.Maka pada
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data berupa
analisis isi (content analysis).Menganalisis isi yang di fokuskan
pada kalimat/dialog(verbal) dan gerak tubuh (nonverbal) untuk
menandai nilai akhlakul mahmudah yang disampaikan, yaitu
mencari apa saja jenis nilai akhlakul mahmudah dari kalimat/dialog
dan gerak tubuh tokoh yang terdapat dalam film.

Peneliti menggunakan analisis isi menurut Krippendorf.


Analisis isi menurut Krippendorf merupakan teknik penelitian
yang membuat inferensi yang dapat ditiru dan shahih datanya
dengan memperhatikan konteksnya. (Eriyanto, 2011 : 15).
Komponen penting dalam analisis isi ini adalah adanya masalah
yang akan dikonsultasikan lewat teori. Itu sebabnya yang
dilakukan dalam content analysis harus memuat tentang nilai –
nilai dan pesan yang jelas.

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis


menggunakan analisis isi yang ada dalam buku (Krippendorff,
1991:75-81). Adapun langkahnya sebagai berikut:

Tujuan Mengetahui apa saja nilai akhlakul


mahmudah dalam film Jembatan Pensil
Unit sampling Potongan scene dari film Jembatan Pensil
yang mengandung unsur nilai akhlakul
mahmudah
Unit pencatatan Upaya menumbuhkan nilai akhlakul
mahmudah yang ditunjukkan melalui
tindakan ataupun kalimat-kalimat yang
diucapkan (unit sintaksis)
Unit konteks Data dianalisis dan di diskripsikan

38
berdasarkan scene yang telah dipilih
meliputi tindakan dan dialog mana yang
dikategorikan sebagai nilai nilai akhlakul
mahmudah

H. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang,


rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan
skripsi
BAB II : KERANGKA TEORI

Bab ini berisi kerangka teori yang memuat variable –


variable penelitian. Peneliti akan menjelaskan tentang
nilai meliputi pengertian nilai, dan macam-macam nilai,
penjelasan akhlakul mahmudah meliputi pengertian
akhlak, sumber ajaran akhlak, ruang lingkup akhlak,
pengertian akhlakul mahmudah, nilai akhlakul
mahmudah. Penjelasan tentan film meliputi pengertian
film, jenis-jenis film, unsur-unsur film dan film sebagai
media dakwah.
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini beirisi deskripsi film “Jembatan Pensil” yang


meliputi profil, sinopsis, dan scene film “Jembatan
Pensil”.
BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Bab ini peneliti menganalisis terhadap nilai akhlakul


mahmudah yang terkandung dalam film jembatan pensil
dengan menggunakan teknik analisis isi (content
analysis).

39
BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penyusunan skripsi


yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

40

Anda mungkin juga menyukai