Anda di halaman 1dari 2

NGEBERUS, PENGOBATAN TRADISONAL ORANG LAMPUNG

Oleh : Zainudin Hasan,S.H.,M.H.

Pengobatan tradisional atau pengobatan dengan menggunakan obat-obat herbal


saat ini kembali diminati oleh sebagian masyarakat karena pengobatan dengan cara modern
yang dinilai memiliki efek samping terutama terhadap kesehatan organ ginjal dan hati
karena banyak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.
Metode pengobatan dengan kembali kealam atau back to Nature seperti pengobatan
tradisional dipilih kembali sebagai salah satu cara alternatif pengobatan karena pengobatan
dengan menggunakan ramuan herbal dinilai hampir tidak memiliki efek samping bagi
kesehatan tubuh manusia. Kebudayaan yang ada dalam masyarakat tradisional memiliki visi
Antropocosmic yaitu adanya hubungan erat manusia sebagai bagian dari alam, bahwa
antara manusia dan alam tidak dipisahkan ia menjadi satu kesatuan kosmos yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Berangkat dari pemikiran itulah nenek moyang kita
mempelajari dan mendapatkan banyak hal dari alam dan lingkungannya salah satunya
adalah mengenai obat-obatan.
Lampung adalah wilayah yang kaya, selain kaya akan adat budaya dan nilai sosial
lampung juga memiliki pengetahuan atau teknologi tradisional berupa obat-obatan
tradisional yang dipakai untuk mengobati berbagai macam penyakit medis mulai dari
keseleo, patah tulang, atau penyakit yang disebabkan oleh serangan virus dan bakteri
maupun penyakit non medis yang disebabkan karena gangguan makhluk ghaib (tegor-
tegoran) ataupun penyakit karena pengaruh “ketidak seimbangan hubungan manusia
dengan alam”.
Ada berbagai macam tanaman dan tumbuhan yang dipercaya secara turun temurun
dapat dijadikan sebagai alat pengobatan atau obat alami seperti kunyit, madu dan telor itik
sebagai obat magh, daun jambu biji sebagai obat diare, daun cabai sebagai obat sakit
kepala, daun kedondong sebagai obat flu, daun kemangi sebagai obat kembung, daun lawas
sebagai obat sakit perut dan muntah-muntah, daun pare sebagai obat panas tinggi, bawang
merah sebagai obat masuk angin, kemiri sebagai obat keseleo, daun serai sebagai obat
rematik, dan tanaman obat lainnya seperti bawang putih, air dugan, jamur merang,
brotowali, daun bidara, daun belimbing, daun limau (jeruk) kunci, daun rambutan, akar
aren, daun kayu paya, getah jarak, akar pelawi, mengkudu, dan beberapa tanaman obat
lainnya.
Dari berbagai macam tanaman obat tersebut ada beberapa metode pengobatan
tradisional orang lampung jaman dahulu yang saat ini masih dipakai di Tiyuh-tiyuh Tuha
seperti dengan cara diminum, dikompres, dan dioleskan. Ada pula metode pengobatan
tradisonal lain seperti dengan cara timbuk mandi (memercikkan air berkali-kali kebagian
yang akan di obati), Bertangus (menutupi diri dengan terpal atau tikar dibawah teriknya
matahari untuk menurunkan suhu badan atau menyegarkan badan). Selain itu ada sebuah
metode pengobatan tradisional lampung jaman dulu yang nyaris tidak ada efek samping
bagi kesehatan tubuh manusia, pengobatan tradisonal tersebut disebut dengan Ngeberus.
Ngeberus adalah salah satu metode pengobatan tradisonal orang lampung dengan
menggunakan tanaman yaitu daun kayu paya.
Tujuh lembar daun kayu paya yang telah diikat menjadi satu dicampur beberapa
butir beras, dan kunyit yang kemudian dikunyah sampai menjadi lembut kemudian
disemburkan ke arah perut pusar yang tampak dirasa keras ngehati-nya oleh sitabib. Daun
kayu paya bercampur beras dan kunyit yang sudah hancur bercampur air liur tersebut
dibiarkan menempel, meresap sampai mengering. Setelah benar-benar kering obat hasil
berusan yang menempel tersebut dapat dibersihkan dan dapat dilakuan pemberusan lagi.
Proses Ngeberus dilakukan beberapa kali sampai pasien dipastikan sembuh dari penyakit
yang dialaminya. Pengobatan dengan metode ngeberus ini diyakini berkhasiat untuk
mengobati orang yang sedang sakit karena tegor-tegoran, tegor-tegoran adalah penyakit
yang disebabkan karena gangguan makhluk ghaib.
Metode pengobatan dengan cara ngeberus saat ini sudah sangat jarang sekali
ditemui pada masyarakat lampung bahkan bisa dikatakan untuk diperkotaan sudah tidak
ditemukan lagi. Perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran serta hilangnya habitat
tumbuhan kayu paya menjadi faktor penyebab hilangnya metode pengobatan ini. Padahal
bentuk pengobatan seperti ini adalah salah satu bagian dari kearifan lokal masyarakat adat
lampung dimana hal ini tidak ada pada daerah lain. Penemuan kembali, penjagaan dan
pemeliharaan kekayaan kearifan lokal daerah merupakan kewajiban yang harus diemban
oleh seluruh elemen masyarakat khususnya oleh orang lampung itu sendiri sebab seperti
kata pepah Lampung “Mak Ganta Kapan lagi, Mak Ram Sapa lagi” (Kalau bukan sekarang
kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi).

BIODATA SINGKAT PENULIS:


Zainudin Hasan,S.H.,M.H
Akademisi Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung
Mengajar Mata Kuliah Hukum Adat, Sosiologi Hukum
Tinggal di Jl. Untung Suropati, Gang Raja Ratu No.82, Labuhan Ratu, Bandar Lampung
TLP/SMS/WA/LINE : 0813 1733 1084
Facebook : Zainudin Hasan
Instagram : zainudinhasan_sbm
Email: zainudinhasan@ubl.ac.id
No Rekening BSM : 7093 638012

Anda mungkin juga menyukai