Anda di halaman 1dari 19

ANALISA KASUS TINDAKAN KORUPSI

PADA WILAYAH NASIONAL DAN DAERAH PROVINSI JAMBI


PADA RENTANG TAHUN 2021-2022

Dosen Pembimbing:
Netha Damayantie, Ners, M.Kep

Disusun oleh :
Tiara Widyawati
PO71201200011

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, seningga saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
mungkin sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari Dosen
mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

Jambi, Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................1

KATA PENGANTAR ......................................................................................2

DAFTAR ISI ...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................4

A. Latar Belakang .....................................................................................4

B. Tujuan .................................................................................................5

C. Manfaat ...............................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................5

A. Definisi Korupsi ...................................................................................5

B. Ciri Dan Bentuk Korupsi ......................................................................6

C. Modus Korupsi ....................................................................................10

D. Pola Korupsi .........................................................................................11

BAB III ANALISA KASUS .............................................................................12

A. Kasus Nasional ...................................................................................12

B. Kasus Daerah Provinsi Jambi .............................................................15

BAB IV PENUTUP..........................................................................................17

A. Kesimpulan .........................................................................................17

B. Saran ...................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................18

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi ialah salah satu penyakit rakyat sama dengan jenis kejahatan
lain seperti pencurian yang telah ada semenjak manusia bermasyarakat di
atas bumi ini. persoalan utama yang dihadapi merupakan meningkatnya
korupsi itu seiring dengan kemajuan kemakmuran dan teknologi
Sejarah menunjukan bahwa hampir pada setiap Negara dihadapkan
problem korupsi. masalah korupsi tidak hanya terjadi di pejabat publik yang
menyalahgunakan jabatannya serta kedudukannya untuk menerima
keuntungan dengan praktis bagi kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Korupsi dapat terjadi Jika terdapat peluang serta keinginan dalam waktu yang
bersamaan, yaitu bisa dimulai dari aspek mana saja berupa suap yang
ditawarkan pada seorang pejabat, pejabat meminta atau bahkan memeras
uang pelicin, orang yang menyuap melakukan suap karena menginginkan
sesuatu yang bukan haknya, serta dia menyuap menggunakan mengabaikan
peraturan.
Perbuatan korupsi dilakukan mulai dari mark up pengadaan barang
serta jasa, pengadaan barang serta jasa yang menyalahi mekanisme,
penyalahgunaan kewenangan, suap, hadiah atau penerimaan gratifikasi,
penggunaan dana yang tak sinkron dengan posting anggaran dan lain-lain
yang semuanya itu mempunyai potensi merugikan keuangan negara dan
perekonomian negara.
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui lenih jelas tentang konsep dasar dari
korupsi dan analisa penerapan kasus nya.
2. Agar mahasiswa mengetahui bentuk, ciri, modus, dan pola tindakan
korupsi yang dilakukan oleh koruptor.
C. Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui batasan-batasan nilai kerugian negara
yang masuk dalam kategori memperkaya dan/atau menguntungkan dalam
tindak pidana korupsi dari berbagai bidang dan aspek pemerintahan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio (Fockema Andrea,
1951) atau corruptus (Webster Student Dictionary, 1960). Selanjutnya,
disebutkan pula bahwa corruptio berasal dari kata corrumpere—satu kata dari
bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut, kemudian dikenal
istilah corruption, corrupt (Inggris), corruption (Perancis), dan
“corruptic/korruptie” (Belanda). Indonesia kemudian memungut kata ini
menjadi korupsi.
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian. Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, dan penyimpangan
dari kesucian.
Menurut Syamsudin Arif bahwa korupsi adalah tindakan curang untuk
mendapatkan uang ataupun keuntungan dengan cara menyalahi, melangkahi
dan mengakali aturan hukum dan undangundang negara. Perbuatan yang
masuk korupsi adalah memberi dan menerima suap, mencuri atau
menggelapkan, melakukan pemalsuan, pemerasan dan menyalahgunakan
wewenang atau jabatan.( Syamsudin Arif. Pendidikan Antikorupsi. (Republika,
25 Maret 2013). Hlm. 4
Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, korupsi dikategorikan sebagai
tindakan setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Korupsi melibatkan penyalahgunaan kepercayaan, yang umumnya
melibatkan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi.

5
B. Ciri Dan Bentuk Korupsi
Berikut dipaparkan berbagai bentuk korupsi yang diambil dari Buku
Saku yang dikeluarkan oleh KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK :
2006).
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Pidana Korupsi yang diperbarui dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 menetapkan 7 (tujuh) jenis Tindak Pidana Korupsi
yaitu korupsi terkait kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan
dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan gratifikasi.

NO Bentuk Korupsi Tindakan Korupsi


1 Kerugian Keuangan Negara  Secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau korporasi;
Dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau
korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada.
2 Suap Menyuap  Memberi hadiah atau janji kepada
Pegawai Negeri dengan mengingat
kekuasaan atau wewenang yang
melekat pada jabatan atau
kedudukannya atau oleh pemberi
hadiah/janji dianggap melekat pada
jabatan atau kedudukan tersebut.
 Memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada hakim dengan maksud
untuk mempengaruhi putusan
perkara;
 Memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada advokat untuk menghadiri

6
sidang pengadilan dengan maksud
untuk mempengaruhi nasihat atau
pendapat yang akan diberikan,
berhubung dengan perkara;
3 Penggelapan dalam Jabatan  Pegawai negeri atau orang selain
pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum
secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja
memalsu buku-buku atau daftar-
daftar yang khusus untuk
pemeriksaan adminstrasi;
 Pegawai negeri atau orang selain
pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum
secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja
menggelapkan, merusakkan atau
membuat tidak dapat dipakai
barang, akta, surat atau daftar yang
digunakan untuk meyakinkan atau
membuktikan di muka pejabat yang
berwenang, yang dikuasai karena
jabatannya;
4 Pemerasan  Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang
dengan maksudmenguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, atau dengan
menyalah gunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan

7
potongan atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri;
 Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta
atau menerima atau memotong
pembayaran kepada Pegawai
negeri atau penyelenggara negara
yang lain atau kepada kas umum,
seolaholah Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang lain
atau kas umum tersebut
mempunyai utang kepadanya,
padahal diketahui bahwa hal
tersebut bukan merupakan utang.
5 Perbuatan Curang  Pemborong, ahli bangunan yang
pada waktu membuat bangunan,
atau penjual bahan bangunan yang
pada waktu mnyerahkan bahan
bangunan, melakukan perbuatan
curang yang dapat membahayakan
keamanan orang atau barang, atau
keselamatan negara dalam
keadaan perang
 Setiap orang yang bertugas
mengawasi pembangunan atau
menyerahkan bahan bangunan,
sengaja membiarkan perbuatan
curang
6 Benturan Kepentingan Dalam  Pegawai negeri atau
Pengadaan penyelenggara negara baik
langsung maupun tidak langsung
dengan sengaja turut serta dalam

8
pemborongan, pengadaan atau
persewaan yang pada saat
dilakukan perbuatan, untuk seluruh
atau sebagian ditugaskan untuk
mengurus atau mengawasinya.
7 Gratifikasi  Setiap gratifikasi kepada pegawai
negeri atau penyelenggara
dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan dengan jabatannya
dan yang berlawanan dengan
kewajiban tugasnya
Syed Hussein Alatas, seorang sosiolog asal Malaysia, mengemukakan ciri-ciri
korupsi sebagai berikut:
1. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan. Seseorang yang diberikan
amanah seperti seorang pemimpin yang menyalahgunakan wewenangnya
untuk kepentingan pribadi, golongan, atau kelompoknya.
2. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta, atau masyarakat
umumnya. Usaha untuk memperoleh keuntungan dengan mengatasnamakan
suatu lembaga tertentu seperti penipuan memperoleh hadiah undian dari
suatu perusahaan, padahal perusahaan yang sesungguhnya tidak
menyelenggarakan undian.
3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus.
Contohnya, mengalihkan anggaran keuangan yang semestinya untuk
kegiatan sosial ternyata digunakan untuk kegiatan kampanye partai politik.
4. Dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang
berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu. Korupsi biasanya
dilakukan secara tersembunyi untuk menghilangkan jejak penyimpangan
yang dilakukannya.
5. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak. Beberapa jenis korupsi
melibatkan adanya pemberi dan penerima.
6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang
lain. Pemberi dan penerima suap pada dasarnya bertujuan mengambil
keuntungan bersama.

9
7. Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki keputusan
yang pasti dan mereka yang dapat memengaruhinya. Pemberian suap pada
kasus yang melibatkan petinggi Makamah Konstitusi bertujuan memengaruhi
keputusannya.
8. Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk pengesahan
hukum. Adanya upaya melemahkan lembaga pemberantasan korupsi melalui
produk hukum yang dihasilkan suatu negara atas inisiatif oknum-oknum
tertentu di pemerintahan.
C. Modus Korupsi
Modus korupsi yang sering terjadi dan dilakukan oleh para koruptor di
republik tercinta ini diruntutkan modusnya dalam rangka semakin
memperjelas bagaimana arah kerja korupsi selama ini:
1. Penipuan terhadap anggaran dengan mengambil pos anggaran lain
dengan maksud "menyembunyikan" nama pos yang mungkin dianggap
terlalu mencolok atau mengada-ada.
2. Menciptakan anggaran baru yang sebenarnya tidak diatur dalam
Peraturan. Anggaran dibuat dengan seolah menjadi bagian dari
rentetan program yang lain dan umumnya dipaksa-paksakan sebangun
dengan pos anggaran yang memang diperlukan agar kemudian tidak
tampak kepalsuan programnya.
3. Mark up anggaran dengan melebihkan berbagai tunjangan (anggota
dewan) yang telah diatur dalam UU.
4. Pengalokasian anggaran yang sebetulnya sama dengan anggaran
lainnya (duplikasi anggaran).
5. Pembuatan anggaran tanpa perincian. Modus ini dilakukan dengan
cara membuat anggaran dalam bentuk satuan tanpa diperinci lagi.
6. Menghilangkan pos anggaran. Dengan kata lain, pos anggaran tertentu
dikaburkan untuk kemudian digarong tanpa sepengetahuan publik dan
kondisi semacam ini sangat semakin mengkhawatirkan. Penghilangan
pos anggaran bukan berarti benar-benar dihilangkan namun
disembunyikan sehingga publik tidak tahu menahu sama sekali.
7. Pengalihan anggaran yang seharusnya diberikan dalam bentuk
jaminan asuransi menjadi dalam bentuk uang.
8. spesifikasinya.
10
9. Mark down menurunkan target pendapatan. Pengertiannya adalah
pendapatan dalam suatu periode tertentu seharusnya sudah bisa
dicapai sesuai target, namun itu kemudian diturunkan dalam rangka
mendapatkan keuntungan pribadi dan sektoral.
D. Pola Korupsi
1. pola konvensional
Menggunakan uang kantor atau negara secara langsung untuk
keperluan pribadi. Karena pola konvensional ini justru sudah jarang
dilakukan orang (karena risikonya tinggi).
2. pola kuitansi fiktif
Dikenal oleh masyarakat luas dengan istilah manipulasi alias
penyelewengan. pola ini lebih banyak mengandalkan pada buku
kuitansi dalam rangka menghadapi petugas inspektorat, audit, maupun
pajak, maka saya cenderung menamakannya sebagai pola kuitansi
fiktif.
3. pola komisi
Komisi / bonus yang diberikan lebih saat pembelajaan atau
pengeluaran dana besar. kasus korupsi dengan pola komisi ini menjadi
teramat rumit untuk diusut lebih lanjut, manakala komisi yang diberikan
bukanlah berbentuk uang sesuai dengan persentase melainkan berupa
barang sebagai hadiah, misalnya arloji, video. mobil, rumah, bahkan
tak jarang berupa perempuan cantik yang bisa diajak kencan.
4. pola upeti
Pola ini hampir sama dengan pola komisi dimana transaksi bisa
dilakukan dalam bentuk uang atau barang dalam melakukan tindakan
kerjasama.
5. pola menjegal order;
6. pola perusahaan rekanan;
7. pola penyalahgunaan jabatan/wewenang
Pola inilah yang oleh masyarakat banyak lazim disebut sebagai
pungli, uang semir, pelicin, sogok, suap dan lain-lain.

11
BAB III
ANALISA KASUS

A. Kasus Nasional
Kasus tindakan korupsi yang dilakukan oleh politikus Indonesia yang
menjabat sebagai Gubernur Papua sejak April 2013 sampe Januari 2023,
Lukas enembe juga pernah menjadi wakil bupati puncak jaya pada periode
2001-2006 lalu lanjut menjadi bupati di kabupaten yang sama pada
tahun2007-2012. lukas enembe di berhentikan dari jabatan gubernur nya
dikarenakan terbukti menerima suap dan gratifikasi dari Direktur Utama PT
Tabi Bangun Papua.
Dilansir dari Beritasatu.com - Proses perkara kasus dugaan gratifikasi
Gubernur Papua Lukas Enembe mulai dari penetapan tersangka hingga
akhirnya ditangkap pada Selasa (10/1/2023) penuh dengan lika-liku.
Kronologi kasus Lukas Enembe berawal ketika KPK mencegah Gubernur
Papua Lukas Enembe ke Luar Negeri. Pada tanggal 12/9/2022 Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Ditjen Imigrasi Kemenkumham untuk
mencegah Gubernur Papua Lukas Enembe ke luar negeri selama enam
bulan. Pada tanggal 14/9/2022 KPK menyatakan bahwa lukas enembe
menjadi tersangka, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan bahwa
“saya ingin menyampaikan kepada masyarakat Papua khususnya bahwa
terkait penetapan tersangka RHP (Ricky Ham Pagawak) dan juga Gubernur
LE (Lukas Enembe) ini untuk menindaklanjuti laporan masyarakat dan juga
berbagai informasi yang diterima oleh KPK.
Dilansir dari CNBC Indonesia 12/02/23- Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) menangkap Lukas atas kasus dugaan suap dan gratifikasi
bernilai Rp 11 miliar. Ketua KPK yaitu Firli Bahuri mengungkapkan bahwa
Lukas Enembe diduga menerima suap dan gratifikasi terkait proyek
pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua. Total suap dan gratifikasi yang
diterima Lukas diduga senilai Rp 11 miliar. Adapun, rinciannya Rp 1 miliar
diduga suap. Sisanya, yakni Rp 10 miliar, merupakan total gratifikasi.
Pada tanggal 12 januari 2023 KPK memblokir rekening Gubernur
Papua Lukas Enembe senilai Rp 76,2 miliar. Nominal tersebut berbeda jauh
dengan total harta kekayaan yang dilaporkan Lukas ke KPK, yakni sekitar Rp
12
33,7 miliar. Angka Rp 33,7 miliar tersebut diketahui berdasarkan laporan harta
kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang disampaikan Lukas ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lukas terakhir menyampaikan LHKPN
pada 31 Maret 2022 untuk periode 2021.
Tercatat, Lukas memiliki enam aset tanah dan bangunan yang
semuanya berada di Jayapura. Total nilai seluruh aset tersebut yakni Rp
13.604.441.000. Selain itu, dia juga memiliki mobil Toyota Fortuner tahun
2007, Honda Jazz tahun 2007, Toyota Land Cruiser tahun 2010, serta Toyota
Camry tahun 2010. Bila dijumlahkan, total nilainya Rp 932.489.600. Dia
tercatat memiliki kas dan setara kas senilai Rp 17.985.213.707 serta surat
berharga Rp 1.262.252.563. Dia juga diketahui tidak memiliki utang. Bila
seluruhnya dikalkulasikan, total harta kekayaan Lukas sebesar Rp
33.784.396.870.
7 Maret 2023 KPK kembali menyelidiki dan menggeledah sebuah
rumah di kawasan Depok, Jawa Barat. penggeledahan berkaitan dengan
penyidikan kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait proyek infrastruktur di
Provinsi Papua yang menjerat Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe. Saat
penggeledehan tim penyidik menemukan barang bukti elektronik. Bukti
tersebut nantinya akan disita untuk menguatkan dugaan pidana yang
dilakukan Lukas Enembe dan tersangka lainnya.
Walaupun lukas enembe sudah ditetapkan menjadi tersangka dalam
kasus penerimaan suap dari PT Tabi Bangun Papua, proses persidangan dan
penahanan belum dilakukan dikarenakan kondisi kesehatan lukas enembe
yang sedang dirawat di RSPAD seusai dari penangkapan di papua yang
dramatis dan memakan korban jiwa dari simpatisipan lukas enembe.

Analisa Kasus Lukas Enembe:


 Bentuk korupsi yang dilakukan lukas enembe di kasus ini merupakan tindak
suap menyuap antara dirinya dan Direktur Utama PT Tabi Bangun Papua,
Rijatono Lakka, sebesar Rp 1 miliar. Lalu juga lukas enembe menerima
gratifikasi yang diubah menjadi barang, rumah, dan kemewahan lain yang
ditotal dapat mencapai angka 10 miliar. Lalu ditemukan juga rekening lukas
enembe yang terdapat saldo mencapai 76 miliar yang sudah di blokir oleh
KPK.
13
 Ciri dari tindakan korupsi yang dilakukan oleh lukas enembe adalah terjadinya
Pengkhianatan lukas terhadap janji yang ia ucapkan saat sumpah
menjadi gubernur dan menyalahgunakan kekuasaannya untuk membantu
memenangkan proyek PT tabi bangun papua. Penipuan terhadap badan
pemerintahan dengan menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara
negara (LHKPN) berbeda dengan jumlah rekening yang ditemukan penyidik.
Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak selain direktur utama PT tabi
bangun papua ada beberapa pihak yang juga ikut tersangkut kasus suap
lukas enembe dan masih dalam proses penyelidikan. Adanya kewajiban dan
keuntungan bersama antara lukas enembe dan direktur PT dimana lukas
diberikan suap sebesar 1 miliar dan grafitikasi dengan total 10 miliar dengan
cara membantu memenangkan 3 proyek yang akan dijalankan.
 Modus yang dilakukan dalam kasus tipikor lukas enembe, Pengalihan
anggaran yang seharusnya diberikan dalam bentuk jaminan asuransi menjadi
dalam bentuk uang dan Bantuan berbentuk uang diubah barang
 Pola tindakan korupsi di kasus lukas enembe, kasus ini menggunakan pola
komisi dan upeti yang dimana pola ini menngunakan transaksi bukan berupa
uang melainkan barang sebagai hadiahnya. Lalu juga dalam kasus ini ada
pola penyuapan yang terjadi.
 Prosedur hukum yang dijalani, lukas enembe sudah ditetapkan menjadi
tersangka oleh KPK tetapi karna kondisi kesehatan lukas setelah
penamgkapan memburuk maka persidangan dan penahanan ditangguhkan
hingga kondisi kesehatannya membaik, dan para penyidik masih berusaha
mengumpulkan pihak pihak lain yang ikut tersangkut dalam kasus suap lukas
enembe.

14
B. Kasus Daerah Provinsi Jambi
Kasus tindakan korupsi di wilayah daerah provinsi jambi yang sudah
dilakukan penyelidikan dan ditetapkan 1 orang tersangka yaitu andri tan alias
titin selaku direktur utama PT Jambi Tulo Pratama (JTP) yang beralamat di
Jalan Kolonel Pol M Thaher Nomor 51, RT 09, Kecamatan Jambi Selatan,
Kota Jambi, Provinsi Jambi.
Dilansir dari kejaksaan negri (kejari) tanjung jabung barat - Dalam
perkara tindak pidana penggelapan uang pajak sebesar 3,5 miliar. Kronologi
perkawa itu berawal dari andri tan yang memiliki PT jambi tulo yang tercatat
sebagai pengusaha kena pajak (PKP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Jambi Pelayangan. Kasus itu bermula pada Maret-Juli 2019, ia
dengan sengaja menggunakan faktur pajak.Sehingga seolah-olah PT JTP
telah melakukan transaksi berupa pembelian bahan bakar minyak (BBM)
solar industri dari PT Puspa Indah Karya dengan nilai Rp 35,28 miliar. Adapun
PT JTP seolah-olah telah menyetorkan PPN sebesar Rp 3,5 miliar sesuai
dengan penghitungan ahli pendapatan negara dari Ditjen Pajak Jambi.
Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Jambi, Lexy Fatharany mengatakan,
setelah berkas dianggap lengkap maka tersangka langsung ditahan di sel
tahanan Mapolsek Telanaipura selama 20 hari. Selain itu, barang bukti yang
diserahkan kepada jaksa akan diajukan ke persidangan di antaranya, lima
bundel buku atau dokumen perusahaan serta satu buah rekening koran PT
JTP nomor rekening 2027777200. “Untuk memudahkan persidangan
Terdakwa akan ditahan di Polsek Telanaipura selama 20 hari, selanjutnya
jaksa akan menyiapkan surat dakwaan untuk segera disidang kan di
Pengadilan Negeri Jambi,” kata Lexy Fatharany.
Pada proses penyelidikan ditemukan lagi barang bukti yang
mencuatkan dugaan baru kepada andri tan yaitu temuan satu unit mobil
tangki milik perusahaan yang diduga untuk mengangkut Bahan Bakar Minyak
(BBM) secara ilegal. Tetapi hal itu dibantah oleh penasehat hukum dengan
pembenaran bahwa PT Jambi pulo adalah perusahaan yang didirikan
berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia yang
bergerak dibidang transportasi pengangkutan BBM yang memeiliki sertifikat
izin usaha.

15
Analisa kasus Andri Tan:
 Bentuk korupsi yang dilakukan andri tan dalam kasus ini adalah tindakan
penggelapan dan pajak yang dimana menyebabkan kerugian negara
sebanyak 3,5 miliar.
 Ciri dari tindakan korupsi yang dilakukan oleh andri tan adalah terjadinya
pengkhianatan atau penyalahgunaan wewenang nya sebagai dirut PT Jmabi
Pulo dengan adanya penggelapan dana pajak. Lalu penipuan terhadap badan
pemerintahan yaitu dengan melampirkan faktur pajak.Sehingga seolah-olah
PT JTP telah melakukan transaksi berupa pembelian bahan bakar minyak
(BBM) solar industri dari PT Puspa Indah Karya dengan nilai Rp 35,28 miliar.
Adapun PT JTP seolah-olah telah menyetorkan PPN sebesar Rp 3,5 miliar
sesuai dengan penghitungan ahli pendapatan negara dari Ditjen Pajak Jambi.
 Modus yang dilakukan dalam kasus tipikor andri tan ini adalah penipuan atau
penngelapan terhadap suatu anggaran.
 Pola tipikor di kasus andri tan adalah pola kuitansi fiktif / manipulasi alias
penyelewengan. pola ini lebih banyak mengandalkan pada buku kuitansi
dalam rangka menghadapi petugas inspektorat, audit, maupun pajak.
 Prosedur hukum yang dijalani,andri tan sudah ditetapkan sebagai tersangka
tetapi masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dikarnakan selalu mangkir
dalam jadwal persidangan yang sudah ditetapkan kejaksaan.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perbuatan korupsi dilakukan mulai dari mark up pengadaan barang
serta jasa, pengadaan barang serta jasa yang menyalahi mekanisme,
penyalahgunaan kewenangan, suap, hadiah atau penerimaan gratifikasi,
penggunaan dana yang tak sinkron dengan posting anggaran dan lain-lain
yang semuanya itu mempunyai potensi merugikan keuangan negara dan
perekonomian negara.
Dari makalah yang sudah dibuat dapat dilihat jika para mempunyai
maksud dalam semua tindakan yang dilakukannya. Lukas enembe dengan
kasus menerima suap sebesar 11miliar dan andri tan dengan kakus
penngelapan pajak sebesar 3,5 miliar yang dimana tindakan itu dapat
berdampak kepada keuangan negara. Melibatkan banyak pihak besar lainnya
yang juga masih diselidiki pihak terkait akan kasus lanjutannya.
B. Saran
Bagi anggota pemerintahan dan badan pengawasan untuk lebih ketat
dalam penyuluhan, pengawasan, dan penindakan pada kasus tindak pidana
korupsi ini. Sedangkan untuk masyarakat diminta untuk berani untuk
melaporkan jika melihat suatu tindakan korupsi dan tidak ikut handil dalam
tindakan korupsi yang dilakukan oleh suatu pihak.

17
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi. (2011). Pendidikan Anti-Korupsi Untuk
Perguruan Tinggi (1st ed.). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Hukum Kepegawaian. Jakarta.
Adwirman, S.H. dan tim. (2014). Buku ajar pendidikan dan budaya anti korupsi
(cetakan 1 ed.). Pusdiklatnakes Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Selatan.
muhammad aulia (Ed.). (2023, 01 12). Ketimpangan Harta Lukas Enembe dengan
Rekening Rp 76,2 Miliar yang Diblokir KPK [website]. Retrieved 03 09, 2023,
from https://www.beritasatu.com/news/1017165/ketimpangan-harta-lukas-
enembe-dengan-rekening-rp-762-miliar-yang-diblokir-kpk.
muhammad fakhraiudin (Ed.). (2023, 01 11). Lika-liku Kasus Lukas Enembe hingga
Ditangkap KPK [website]. BeritaSatu.com.
from https://www.beritasatu.com/news/1016833/likaliku-kasus-lukas-enembe-
hingga-ditangkap-kpk.
Hadijah Alaydrus. (2023, January 12). Lukas Enembe Tilep Duit Negara Rp11 M, Kok
Bisa? CNBC Indonesia. Retrieved March 9, 2023, from
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230112153311-4-405015/lukas-
enembe-tilep-duit-negara-rp11.
yogi ernes. (2023, March 8). KPK Geledah Rumah di Depok Terkait Kasus Suap
Lukas Enembe. detikNews. Retrieved March 9, 2023, from
https://news.detik.com/berita/d-6607820/kpk-geledah-rumah-di-depok-terkait-
kasus-suap-lukas-enembe.
Ferdi Almunanda. (2022, March 18). Diduga Gelapkan Pajak Rp 3 M, Bos Minyak di
Jambi Ditangkap. detikNews. Retrieved March 10, 2023, from
https://news.detik.com/berita/d-5988781/diduga-gelapkan-pajak-rp-3-m-bos-
minyak-di-jambi-ditangkap
Ikbal Ferdiyal. (2023, January 31). Direktur PT Jambi Tulo Pratama Ditetapkan DPO,
Ini Tanggapan Kuasa Hukum. Metrojambi.com. Retrieved March 10, 2023,
from https://www.metrojambi.com/read/2023/01/31/76039/direktur-pt-jambi-
tulo-pratama-ditetapkan-dpo-ini-tanggapan-kuasa-hukum
Kejati Jambi Tahan Bos Minyak yang Gelapkan Pajak Rp 3,5 Miliar. (2022, March
19). Kejaksaan Tinggi Jambi. Retrieved March 10, 2023, from http://kejati-
jambi.kejaksaan.go.id/kejati-jambi-tahan-bos-minyak-yang-gelapkan-pajak-rp-
35-miliar/#
PT Jambi Tulo Pratama bantah angkut BBM ilegal. (2023, January 31). ANTARA
News Jambi. Retrieved March 10, 2023.

18
19

Anda mungkin juga menyukai