Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian : Desember 2021 – Juli 2022
Tempat penelitian : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
(BALITTAS)
3.2 Metode Pengambilan Data
Pada penelitian ini digunakan metode-metode untuk mendapatkan data dan
informasi yang tepat untuk mendukung penulisan laporan akhir dan pembuatan
alat ini agar memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang telah
direncanakan dan memberikan dampak yang baik serta bermanfaat untuk
kedepannya. Oleh karena itu, dalam penulisan laporan akhir ini menggunakan
metode-metode pengambilan data yang di terapkan antara lain :
1. Studi Literatur
Studi literatur adalah kegiatan untuk memperoleh referensi teori-teori yang
akan digunakan untuk menambah pemahaman materi dan konsep yang relevan
dengan permasalahan yang ditemukan agar bisa menunjang penyusunan laporan
akhir ini. Kegiatan ini dilakukan dengan memperbanyak membaca jurnal, buku,
dan referensi yang lainnya untuk mendapat informasi atau data yang banyak, juga
guna untuk memberikan kita wawasan yang luas.
2. Metode Observasi
Observasi adalah kegiatan dengan melakukan survey atau pengamatan
langsung keadaan pada tempat yang akan digunakan untuk memperoleh
informasi. Observasi ini dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan
Serat (BALITTAS).
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi penunjang tentang
perancangan turbin angin pada pihak terkait.

19
20

3.3 Diagram Alir Pembuatan Turbin Angin


Mulai

Studi Literatur,
Observasi dan
Wawancara

Data
Kecepatan
Angin

Perhitungan Awal
dan Pembuatan
Desain

Pembuatan
Prototype Turbin
Angin

Pengujian
Prototype Turbin
Angin

Tidak Sesuai?

Ya

Pembuatan Turbin
Angin

Pemasangan
Turbin Angin dan
Komponen PLTH

Pengujian dan
Pengambilan Data

Sesuai? Tidak

Ya

Pembuatan
Laporan Akhir

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir Pembuatan Turbin Angin


Sumber: Dokumen Penulis
21

Dari gambar diagram alir diatas akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Mulai
2. Studi Literatur, Observasi, dan Wawancara
Studi literatur dengan membaca buku referensi, jurnal, dan lain-lain. Dari
referensi yang diperoleh sesuai dengan judul laporan akhir akan dijadikan
topik laporan. Melakukan Observasi untuk mengamati kondisi daerah
yang dibuat untuk pelaksanaan. Melakukan wawancara kepada pihak
terkait untuk mendapatkan informasi penunjang tentang judul laporan
rancang ulang turbin angin.
3. Pengambilan Data Awal
Pengambilan data awal dengan cara melakukan pengukuran kecepatan
angin dan juga pengambilan data dari BMKG (Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika) setempat untuk acuan perhitungan awal
perancangan turbin angin.
4. Perhitungan Awal dan Pembuatan Desain
Melakukan perhitungan awal dan mendesain dengan data kecepatan angin
yang sudah diperoleh dari pengukuran.
5. Pembuatan Prototype Turbin Angin
Pembuatan prototype turbin untuk membuat turbin yang sangat memiliki
tingkat kepresisian yang tinggi, maka dibuat dibuat prototype dahulu untuk
meminimalisir kesalahan pembuatan turbin angin.
6. Pengujian Prototype Turbin Angin
Melakukakan pengujian untuk mengetahui perbandingan dari pengujian
prototype turbin angin.
7. Pembuatan Turbin Angin, Pemasangan Turbin Angin, dan Komponen
PLTH.
Pembuatan turbin angin yang sudah melakukan pengujian prototype
dengan bahan dan material yang sudah disiapkan. Setelah pembuatan
turbin selesai maka akan dilakukan pemasangan turbin angin sesuai
dengan perencanaan. Pemasangan dilakukan pada tempat yang sudah
ditentukan, yang berlokasi di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
(BALITTAS).
22

8. Pengujian dan Pengambilan Data


Pengujian dilakukakn untuk mengetahui hasil kinerja turbin apakah sesuai
dengan perencanaan. Jika pengujian berhasil maka dapat dilakukan
pengambilan data untuk analisis pengujian tersebut.
9. Hasil Pengujian dan Pengambilan Data
Jika hasil pengujian dan pengambilan data sudah sesuai dengan dengan
perhitungan awal dan pembuatan desain, maka dapat disimpulkan sudah
selasai. Jika hasil pengujian dan pengambilan data tidak sesuai maka
kembali pada perhitungan dan pembuatan desain kembali.
10. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah dilakukan pengujia dan didapat
data-data yang diperlukan.
11. Selesai
23

3.4 Blok Diagram PLTH

PV 100 WP PV 100 WP PLTB SAVONIUS

Multiple Input Charge Controller


(MICC)

Baterai

Inverter

Beban

Gambar 3. 2 Blok Diagram


Sumber: Dokumen Penulis

Dari blok diagram diatas dapat diketahui sistem kerja Pembangkit Listrik
Tenaga Hybrid ini memanfaatkan energi kinetik angin yang masuk ke dalam area
turbin untuk mengatur baling- baling. Turbin tersebut dan generator yang satu
poros mengakibatkan memutarnya rotor generator dibelakang turbin angin
sehingga dapat menghasilkan tenaga listrik, dimana fungsi generator yaitu
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Output yang dihasilkan oleh
24

generator ialah arus AC. Kinerja PLTS yaitu menerima cahaya matahari dan
diubah menjadi tenaga listrik melalui proses Photovoltaic.
Setelah generator pada PLTB berputar dan PV 2x100 WP pada PLTS
memperoleh cahaya kemudian kedua pembangkit tersebut akan menyalurkan arus
charging ke Multiple Charge Controller sehingga Multiple Charge Controller
terisi, saat arus pengisian pada baterai telah mencapai keadaan penuh. Maka
Multiple Charge Controller akan menghentikan arus listrik yang masuk ke dalam
baterai untuk mencegah overcharge begitu juga sebaliknya. Setelah itu energi
yang disimpan pada Charge Controller disalurkan ke baterai. Setelah itu dari
baterai disalurkan lagi menuju inverter yang semula tegangan DC dikonversi
menjadi tegangan AC untuk disalurkan meneju beban yang terpasang yaitu berupa
pompa air.

3.5 Potensi Energi Angin


Ketersediaan potensi energi angin yang akurat di suatu wilayah sangat
diperlukan sebagai langkah awal dalam identifikasi dan pemilihan dalam
pembuatan suatu pembangkit listrik tenaga angin. Survei kecepatan angin di
wilayah tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui berapa watt energi yang
mampu dibangkitkan menggunakan turbin angin. Menurut data dari BMKG
Stasiun Klimatologi Malang pada tahun 2021 sebagai berikut:

Tabel 3. 1. Kecepatan Angin BMKG Malang Selama 1 Tahun


NO BULAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA (m/s)
1 JANUARI 1.774
2 FEBRUARI 2.107
3 MARET 1.516
4 APRIL 1.667
5 MEI 1.968
6 JUNI 1.700
7 JULI 2.194
8 AGUSTUS 2.581
9 SEPTEMBER 2.500
10 OKTOBER 2.097
11 NOVEMBER 1.367
12 DESEMBER 1.645
RATA-RATA 1.926
Sumber: Dokumen Penulis
25

Selain menggunakan data BMKG juga dilakukan pengukuran kecepatan


angin di BALITTAS untuk mengetahui berapa energi yang mampu dihasilkan
oleh turbin angin. Sehingga diperlukan pengambilan data kecepatan angin dengan
menggunakan alat anemometer. Anemometer yang digunakan adalah anemometer
digital Benetech dengan tipe GM8902.

Gambar 3. 3 Anemometer Digital


Sumber: Dokumen Penulis
Pengambilan data dilakukan selama 1 minggu dengan kisaran waktu 2 jam
setiap harinya dan pengukuran kecepatan angin dilakukan di 3 titik di Balittas
untuk mengetahui titik lokasi yang paling besar anginnya.
3.6 Pemilihan Turbin Angin
Angin di konversikan menjadi energi listrik dengan bantuan turbin angin.
Turbin angin dapat mengkonversi energi angin menjadi energi mekanik kemudian
memproduksi lisrik. Berdasarkan Tabel 3.1 diketahui kecepatan angin rata-rata
selama 1 tahun sebesar 1,926 m/s, sehingga sesuai yang telah dijabarkan pada
tinjauan pustaka bahwa kecepatan angin minimal untuk memutarkan sudu turbin
savonius sebesar 1.4 m/s dan kecepatan angin minimal untuk memutarkan sudu
turbin darrieus sebesar 3–7.5 m/s. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan
turbin angin savonius yang digunakan untuk mengubah energi angin menjadi
mekanik yang selanjutnya memproduksi listrik yang digunakan untuk sistem
pompa air
26

3.7 Desain Turbin


Berdasarkan beberapa kajian tentang pengaruh jumlah sudu terhadap
kinerja turbin angin savonius, turbin angin savonius dengan 3 sudu lebih unggul
dalam hal efisiensi semakin besar (Jamal, 2018, p. 68), starting lebih ringan,
putaran turbin lebih stabil dan turbin tidak mudah berhenti daripada turbin angin
savonius dengan 2 sudu (Sheila et al., 2016, p. 39). Maka ditentukan, spesifikasi
turbin angin yang akan digunakan:
Jumlah sudu (B) : 3 buah
Diameter sudu turbin (d) : 54 cm
Tinggi turbin : 140 cm
Bahan : Aluminium

Gambar 3. 4 Desain Turbin Angin Savonius Tampak Samping


Sumber: Dokumen Penulis
27

Gambar 3. 5 Desain Turbin Angin Savonius Tampak Atas


Sumber: Dokumen Penulis
3.8 Penentuan Bantalan/Bearing
Gesekan akan timbul akibat gerakan putar poros turbin dimana hal tersebut
dapat menurunkan efisiensi turbin. Hal demikian dapat diminimalisir dengan
menggunakan bantalan. Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros
berbeban sehingga putaran atau gerak bolak-balik dapat bekerja dengan aman,
halus dan panjang umur. Pada poros turbin angin dipasang dua bearing DNKN
UCF 205 dengan diameter 25 mm. Bearing dipasang pada atas dan bawah turbin
angin savonius dengan tujuan agar putaran turbin lebih halus dan ringan tidak
terpengaruh dengan massa turbin.

Gambar 3. 6 Bearing
Sumber: Dokumen Penulis
28

3.9 Desain Pemasangan Tiang Turbin


Tiang penyangga adalah bagian struktur dari turbin angin yang memiliki
fungsi sebagai struktur utama penopang dari komponen sistem terangkai seperti
sudu turbin, poros, panel PV dan generator. Agar tiang bisa menopang komponen-
komponen tersebut, maka tiang tersebut dipasang pondasi. Pondasi adalah bagian
dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari
struktur atas ke tanah pada kedalaman tertentu. Dalam perencanannya pondasi
tiang didesain agar mampu untuk menahan beban vertikal maupun beban lateral.
Pada tiang ini digunakan pondasi bore pile yaitu pondasi tiang yang
pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah terlebih dahulu yang kemudian
diisi tulangan yang telah dirangkai dan dicor beton.

Gambar 3. 7 Gambar Desain Pemasangan Tiang Turbin


Sumber: Dokumen Penulis

Anda mungkin juga menyukai