Anda di halaman 1dari 40

Satuan Pendidikan : SMTK MARDHI WACANA ALOR

Kelas : XII (Dua belas)


Kompetensi Inti :
KI : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1
KI : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
2 pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
3 rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
4 sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
Materi Alokasi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Pembela Waktu
jaran
Tatap Muka Tugas Tugas tidak
Terstruktur terstruktur
1.1 Menerima HAM Pembawa Mengamati Sikap 27 JP  Alkitab
sebagai anugerah  Mengamati sedikitnya 5  Penilaian  Standar Isi
damai
Allah. peristiwa di masyarakat diri (Self- Kurikulum
sejahtera
yang menunjukkan kualitas assessment): PAK
2.1 - Hak HAM di Indonesia. Boleh dalam  Buku Siswa
Asasi memakai artikel yang melaksanak PAK Kelas XII
Mengembangka Manu disediakan guru, misalnya, an HAM  Buku
n perilaku yang sia tentang tabrak lari, atau Petunjuk
mencerminkan sebag artikel lain yang Pengetahuan Guru PAK
menggambar- kan  Tes tertulis Kelas XII
nilai- nilai ai
HAM. kesewenang-wenangan tentang  Referensi
anug
pihak yang berkuasa, dan penjelasan yang
erah
dari hasil pengamatan ini mengapa menunjang
Tuha
3.1. Memahami arti membuat penilaian, HAM
n
HAM dan seberapa jauh masyarakat dianggap
hubungannya Indonesia sudah sebagai
dengan tuntutan menerapkan HAM. anugerah
keadilan yang Allah Allah.
 Tes tertulis
tentang
Materi Alokasi
Kompetensi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Pembela Waktu
Dasar
jaran
Tatap Muka Tugas Tugas tidak
Terstruktur terstruktur
1.1 Menerima HAM Pembawa Mengamati Sikap 27 JP  Alkitab
sebagai anugerah damai  Mengamati sedikitnya 5  Penilaian  Standar Isi
Allah. peristiwa di masyarakat diri (Self- Kurikulum
sejahtera
yang menunjukkan kualitas assessment): PAK
2.1 - Hak HAM di Indonesia. Boleh dalam  Buku Siswa
Asasi memakai artikel yang melaksanak PAK Kelas XII
Mengembang Manu disediakan guru, misalnya, an HAM  Buku
kan perilaku sia tentang tabrak lari, atau Petunjuk
yang sebag artikel lain yang Pengetahuan Guru PAK
menggambar- kan  Tes tertulis Kelas XII
mencerminka ai
n nilai- nilai kesewenang-wenangan tentang  Referensi
anug
HAM. pihak yang berkuasa, dan penjelasan yang
erah
dari hasil pengamatan ini mengapa menunjang
Tuha
membuat penilaian, HAM
n
3.1. Memahami arti seberapa jauh masyarakat dianggap
HAM dan Indonesia sudah sebagai
hubungannya menerapkan HAM. anugerah
dengan tuntutan Allah.
 Tes tertulis
keadilan yang
Allah tentang
Materi Alokasi
Kompetensi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Pembela Waktu
Dasar
jaran
Tatap Muka Tugas Tugas tidak
Terstruktur terstruktur
Kehendaki Menanya Contoh- materi (artikel
 Menanyakan tentang contoh majalah, buku2
4.1 Menerapkan sikap aplikasi HAM dalam perilaku lainnya)
dan perilaku kehidupan masyarakat yang  Konkordansi
yang menghargai Indonesia. mencer Alkitab
HAM. minkan  Buku Sumber
Mengumpulkan Informasi nilai- lainnya
 Membuat analisis: nilai
Mengapa pembahasan HAM.
tentang HAM relevan
untuk orang Kristen. Keterampilan
( dibantu dengan ayat  Seminggu
Alkitab yang dianggap setelah
tepat untuk mendukung pembahasan
ide ini.) materi ini,
peserta didik
Menalar/Mengasosiasi membuat
 Menjelaskan arti dan laporan, apa
nilai-nilai HAM. saja
tindakan
penegakan
Mengomunikasikan HAM yang
 Membuat pernyataan sudah
tekad: akan berperan serta dilakukanny
dalam penegakan HAM a.
dalam lingkungannya  Membuat
sehari- hari, termasuk kliping
lingkungan keluarga dan mengkritis
sekolah. i
pelanggar
 Bersikap kritis dalam an HAM
mewujudkan nilai-nilai yang
HAM dalam masyarakat merusak
dengan mengacu pada teks kehidupan
Alkitab. dan
kesejahter
 Membuat dua proyek aan
untuk menerapkan nilai- manusia
nilai HAM dalam (sumber
kehidupan keluarganya data
dan/atau lingkungannya. /gambar-
gambar
dapat
diambil
melalui
artikel,
majalah,
internet)
 Membuat
proyek
tentang
penerapan
nilai-nilai
HAM
dalam
kehidupan
keluargany
a dan/atau
lingkungan
nya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP 01 )

Sekolah/Satuan Pendidikan : SMTK MARDHI WACANA ALOR


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : XII/Ganjil
Materi Pokok : Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
Alokasi Waktu : 6 X 45 menit (3 X Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
K.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

K.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,


peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

K.3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

K.4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Pencapaian Indikator Kompetensi

1.1. Menerima HAM sebagai anugerah Allah.

2.1. Mengembangkan perilaku yang mencerminkan nilai- nilai HAM.

3.1. Memahami arti HAM dan hubungannya dengan tuntutan keadilan yang Allah
Kehendaki
1.4. Menerapkan sikap dan perilaku yang menghargai HAM.

C. Indikator :
 Menerima dan meyakini HAM sebagai anugerah Allah
 Menunjukan sikap dan perilaku yang mencerminkan menghargai nilai-nilai
HAM dalam kehidupan sehari-hari
 Memahami pengertian HAM berdasarkan Alkitab
 Memahami sifat-sifat HAM
 Mendeskripsikan cakupan HAM
 Menuliskan butir-butir HAM yang disepakati oleh dan untuk anggota PBB
 Mendeskripsikan HAM dalam perspektif iman Kristen
 Mendeskripsikan pengertian kedaulatan Allah yang universal
 Mendeskripsikan pengertian Citra Allah Pada Diri Manusia “Imago Dei”
 Mendeskripsikan pengertian pelanggaran HAM
 Mendeskripsikan jenis-jenis pelanggaran HAM
 Menjelaskan pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia
 Menyajikan sikap dan perilaku yang menghargai HAM sesuai dengan agama
Kristen
 Mengemukakan pendapatnya tentang menerapakan cara-cara bersikap dan
berperilaku menghargai HAM sesuai dengan iman Kristen

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:


 Menerima dan meyakini HAM sebagai anugerah Allah
 Menunjukan sikap dan perilaku yang mencerminkan menghargai nilai-nilai
HAM dalam kehidupan sehari-hari
 Memahami pengertian HAM berdasarkan Alkitab
 Memahami sifat-sifat HAM
 Mendeskripsikan cakupan HAM
 Menuliskan butir-butir HAM yang disepakati oleh dan untuk anggota PBB
 Mendeskripsikan HAM dalam perspektif iman Kristen
 Mendeskripsikan pengertian kedaulatan Allah yang universal
 Mendeskripsikan pengertian Citra Allah Pada Diri Manusia “Imago Dei”
 Mendeskripsikan pengertian pelanggaran HAM
 Mendeskripsikan jenis-jenis pelanggaran HAM
 Menjelaskan pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia
 Menyajikan sikap dan perilaku yang menghargai HAM sesuai dengan agama
kristen
 Mengemukakan pendapatnya tentang menerapakan cara-cara bersikap dan
berperilaku menghargai HAM sesuai dengan iman Kristen

Pertemuan Pertama (1)

E. Materi Pembelajaran

1. Fakta

a. Manusia hidup nyaman dalam lingkungan dimana ia berada


b. Manusia hidup berelasi dengan sesama dan
c. Manusia hidup berelasi dengan Tuhan.

2. Konsep

a. Setiap manusia memiliki hak asasi yaitu Hak Hidup


b. Hak Hidup itu dilekatkan pada Hak Nyaman, Hak Aman, Hak Memeluk
Agama, Hak Pendidikan, Hak Kesehatan, Hak mengeluarkan
perpendapat, Hak berkreasi dan berinovasi dll.
c. Hak hidup pada kewajiban atas hak hidup orang lain dan lingkungannya
d. Hak Hidup disyukuri sebagai Anugerah Allah
e. Penegakan “Demokrasi” terhadap Hak Asasi Manusia

3. Prinsip
a. Penegakan Demokrasi dan HAM
b. Prinsip-prinsip Demokrasi bagi Hak Asasi Manusia
c. Demokrasi menurut Alkitab

4. Prosedur
a. Peserta didik mendefenisikan Pengertian Demokrasi
b. Peserta didik mendefenisikan Pengertian Hak Asasi Manusia
c. Peserta didik menjelaskan hubungan sebab akibat Hak dan Kewajiban
Manusia
d. Peserta didik menjelaskan pentingnya Demokrasi terhadap Hak Asasi
Manusia.
e. Peserta didik mengidentifikasi hak hidupnya dalam pengalaman pribadi
sejak kecil hingga saat ini.
f. Peserta didik menginternalisasi unsur-unsur yang melekat dalam
kehidupan sebagai hak asasi.
g. Peserta didik dapat menjelaskan kata Alkitab tentang Demokrasi dan Hak
Asasi Manusia
h. Peserta didik menghubungkan antara hak hidup dan kewajiban antar
sesama dan kepada Tuhan
i. Peserta didik menilai antara Hak Asasi Manusia dan pelanggaran
terhandap-nya
j. Peserta didik dapat menjelsakan apa kata Alkitab tentang pelanggaran
terhadap Hak Asasi Manusia

f. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Discovery Learning/problem based learning / project
based learning
3. Model Pembelajaran : Kolaboratif :

g. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : foto
2. Alat :
a. Laptop
b. LCD
c. Jaringan internet
3. Sumber Belajar :
a. Alkitab, Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2012.
b. Buku PAK & Budi Pekerti SMA/K Kelas X, Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 2013.
c. Perkembangan dan Pertumbuhan Individu, Jakarta : Kalam Mulia, 1991.
d. Etika, Jakarta : Gramedia, 2001.
e. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, t.p., 2002.

h. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 1.Guru melakukan presense / mengcek kehadiran
2.Guru dan siswa berdoa bersama
3.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4.Guru mengajar siswa mengingat kembali apa
yang telah dialami dalam pertumbuhan
pribadinya sampai saat ini.
Inti Mengamati :
5. Mengamati pribadinya dalam pertumbuhan
pribadi sejak kecil hingga dewasa saat ini (flash
back) terhadap hak hidupnya
Menanya :
6. Menanyakan pada diri sendiri, hak-hak apakah
yang telah dialami dalam pertumbuhannya
Menalar :
7. Mendeskripsikan Pentingnya Demokrasi bagi
penegakan Hak Asasi Manusia serta
Pelanggaran-nya
Mengasosiasikan :
8. Membandingkan tentang Akibat Pelanggaran
terhadap Hak Asasi Manusia
Mengomunikasikan :
9. Beberapa siswa yang bersedia atau yang telah
ditunjuk guru menyampaikan hasil
pembelajarannya tentang pengalaman
pribadinya terhadap Hak Hidupnya sejak kecil
sampai sekarang.
Penutup 10.Guru memberikan penguatan terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi siswa tentang materi
pelajaran.
11.Guru mengkonfirmasi beberapa pernyataan
yang benar maupun yang kurang tepat
12.Guru dan siswa menarik kesimpulan materi
pelajaran.
13.Guru dan siswa berdoa bersama.

Pertemuan 2 ….

H. Penilaian

1. Jenis/ teknik penilaian


a. Kompetensi Sikap:
 Observasi (terlampir)
 Penilaian diri (terlampir)
 Penilaian teman sebaya (terlampir)
 Penilaian jurnal (terlampir)

b. Kompetensi Pengetahuan :
 Penugasan : mengumpulkan informasi tentang pribadi yang bertumbuh
menjadi dewasa
c. Kompetensi Keterampilan:
 Projek tes : siswa mengamati penerapan atas hak asasi manusia orang-
orang di sekitarnya dengan mengingat dan mencatat semua hal yang
diingatkan sehubungan Hak Asasi Manusia hingga saat ini.

2. LEMBAR PENILAIAN

a. Lembar Penilaian Sikap Peserta Didik - Observasi


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti
Kelas : XII
Kompetensi Inti: K 1 dan K 2
Materi : Demokrasi dan Hak Asasi Manusia

Sikap

Tanggung jawab
Jmh
No.

Nilai
Keterbukaan

Kedisiplinan

Skor
Kerjasama

Kejujuran

Nama
1    5 4  4 4  5  22
2            
3            
4

Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5
1 = sangat kurang
2 = kurang konsisten 22 X 100 = 88 = B+
3 = mulai konsisten 25
4 = konsisten
5 = selalu konsisten

b. Lembar Penilaian Proyek (Penugasan)


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti
Kelas : XII
Kompetensi Inti : 3.1.
Materi : Pengertian pribadi dewasa
Kerapiha Jmh
No Nama Sistematika Isi Nilai
n Skor
1
2
3
4

Rubrik
N Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor
o
1. Sistematika
 Alur jelas Amat baik 4
 Ada pembuka Baik 3
 Pembahasan jelas Sedang 2
 Kesimpulan aplikatif Kurang 1
 Ada penutup
2. Isi
 Amat memahami; amat luas dan lengkap; amat Amat baik 4
terjabar; amat sesuai dengan kutipan. Baik 3
 Memahami; luas dan lengkap; terjabar; sesuai
dengan kutipan, meskipun kurang terinci. Sedang 2
 Memahami secara terbatas; kurang lengkap;
kurang terjabar; kurang terinci. Kurang 1
 Tidak memahami isi; tidak mengena.
6. Kerapian
 Terbaca, bersih dan rapi. Amat baik 4
 Terbaca, bersih, tapi tidak rapi. Baik 3
 Terbaca, tidak bersih dan tidak rapi. Sedang 2
 Tidak terbaca, tidak bersih, dan tidak rapi. kurang 1
3. PENILAIAN HASIL
a. Penilaian Pengetahuan
No Indikator Bentuk
Teknik
Pencapaian Penilaia Instrumen
Penilaian
Kompetensi n
1. Tes
tertulis
2. Tes
tertulis

Pedoman Penskoran penilaian pengetahuan


Soal nomor 1
Aspek Tingkat Skor
Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4
Siswa menjawab benar dan baik B 3
Siswa menjawab benar dan sedang S 2
Siswa menjawab kurang benar K 1
SKOR MAKSIMAL 4

Soal nomor 2
Aspek Tingkat Skor
Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4
Siswa menjawab benar dan baik B 3
Siswa menjawab benar dan sedang S 2
Siswa menjawab kurang benar K 1
SKOR MAKSIMAL 4

Soal nomor 3
Aspek Tingkat Skor
Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4
Siswa menjawab benar dan baik B 3
Siswa menjawab benar dan sedang S 2
Siswa menjawab kurang benar K 1
SKOR MAKSIMAL 4

Soal nomor 4
Aspek Tingkat Skor
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 4
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan baik B 3
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sedang S 2
Siswa mendeskripsikan dengan kurang benar K 1
SKOR MAKSIMAL 4

4. Kriteria Penskoran
Kriteria Penskoran Kriteria Penilaian
Baik Sekali 4 18 – 20 A
Baik 3 17 – 15 B
Cukup 2 14 – 11 C
Kurang 1 ≤ 10 D

I. Pengesahan

Mengetahui, Kalabahi, 14 Juli 2023


Kepala SMTK …………. Guru Mata Pelajaran

DUKA NIKSON ALELANG, S.Th ESTER SARCI WAANG, S.Pd

a. Pengertian Demokrasi

b. Pengertian Hak Asasi Manusia

c. Hubungan Demokrasi dan HAM

d. Makna Demokrasi bagi Hak Asasi Manusia (HAM)

e. Antara Penegakkan dan Pelanggaran Demokrasi serta Hak Asasi Manusia

f. Memahami Demokrasi dan Hak Asasi Manusia dalam Alkitab

g. Cakupan demokrasi dan Hak Asasi Manusia

h. Sejarah Singkat Demokrasi dan Hak Asasi Manusia

i. Praktek Demokrasi dan HAM di Indonesia

BAB II: Praktik Demokrasi dan Hak Asasi Manusia

a. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia

b. Kota Perlindungan dalam Perjanjian Lama

BAB III: Demokrasi dan Hak Asasi Manusia dalam perspektif Alkitab

a. Belajar tentang Demokrasi dan HAM melalui cerita kehidupan

b. Keterlibatan Politik

c. Kesaksian Alkitab tentang Manusia


d. Imlikasi terhadap Hak Asasi Manusia

e. Perdebatan mengenai hak hidup

f. Kewajiban Manusia Menyangkut demokrasi dan Hak Asasi

BAB IV: Sikap Gereja Terhadap Demokrasi dan Hak Asasi Manusia

a. Hak Asasi Manusia menurut Alkitab

b. Bagaimana Sikap Yesus Menyangkut Politik dan kekuasaan

c. Gereja, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia

d. Sikap Gereja terhadap Demokrasi

e. Bagaimana dengan gereja kita senidir?

f. Apa yang harus dilakukan?

g. Dialog mengenai Kesadaran HAM

i. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan 14.Guru melakukan presense / mengcek kehadiran
15.Guru dan siswa berdoa bersama
16.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
17.Guru mengajar siswa mengingat kembali apa
yang telah dialami dalam pertumbuhan
pribadinya sampai saat ini.
Inti Mengamati :
18.Mengamati pribadinya dalam pertumbuhan
pribadi sejak kecil hingga dewasa saat ini (flash
back)
Menanya :
19.Menanyakan pada diri sendiri, apakah yang
telah dialami dalam pertumbuhannya secara
pribadi.
Menalar :
20.Diskusi tentang pertumbuhan yang telah dialami
oleh masing-masing siswa.
Mengasosiasikan :
21.Membandingkan pertumbuhan pribadi diri
sendiri dengan pengetahuan tentang
pertumbuhan pribadi menurut ilmu
pertumbuhan.
Mengomunikasikan :
22.Beberapa siswa yang bersedia atau yang telah
ditunjuk guru menyampaikan hasil
pembelajarannya tentang pengalaman
pribadinya dalam bertumbuh menjadi dewasa.
Penutup 23.Guru memberikan penguatan terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi siswa tentang materi
pelajaran.
24.Guru mengkonfirmasi beberapa pernyataan
yang benar maupun yang kurang tepat
25.Guru dan siswa menarik kesimpulan materi
pelajaran.
26.Guru dan siswa berdoa bersama.

Pertemuan 2 ….

J. Penilaian

2. Jenis/ teknik penilaian


a. Kompetensi Sikap:
 Observasi (terlampir) pertemuan 1
 Penilaian diri (terlampir)
 Penilaian teman sebaya (terlampir)
 Penilaian jurnal (terlampir)

b. Kompetensi Pengetahuan :
 Penugasan : mengumpulkan informasi tentang pribadi yang bertumbuh
menjadi dewasa
c. Kompetensi Keterampilan:
 Projek tes : siswa mengamati pertumbuhan orang-orang di sekitarnya
dengan mengingat dan mencatat semua hal yang diingatkan
sehubungan pertumbuhan mereka menjadi dewasa hingga saat ini.

5. LEMBAR PENILAIAN

c. Lembar Penilaian Sikap Peserta Didik - Observasi


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti
Kelas : ……………………………
Kompetensi Inti : .............................................. ( 1 dan 2 )
Materi :..............................................

Sikap
Tanggung jawab

Jmh
No.

Nilai
Keterbukaan

Kedisiplinan

Skor
Kerjasama

Kejujuran

Nama
1  Nathasya  5 4  4 4  5  22
2  Oberlin          
3  Sisca Adelia          
4
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5
1 = sangat kurang
2 = kurang konsisten 22 X 100 =
88 = B+
3 = mulai konsisten 25
4 = konsisten
5 = selalu konsisten

d. Lembar Penilaian Proyek (Penugasan)


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti
Kelas : X MIA 1
Kompetensi Inti : 3.1.
Materi : Pengertian pribadi dewasa
Kerapiha Jmh
No Nama Sistematika Isi Nilai
n Skor
1 Nathasya
2 Oberlin
3 Sisca Adelia
4 ….

Rubrik
N Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor
o
1. Sistematika
 Alur jelas Amat baik 4
 Ada pembuka Baik 3
 Pembahasan jelas Sedang 2
 Kesimpulan aplikatif Kurang 1
 Ada penutup
2. Isi
 Amat memahami; amat luas dan lengkap; amat Amat baik 4
terjabar; amat sesuai dengan kutipan. Baik 3
 Memahami; luas dan lengkap; terjabar; sesuai
dengan kutipan, meskipun kurang terinci. Sedang 2
 Memahami secara terbatas; kurang lengkap;
kurang terjabar; kurang terinci. Kurang 1
 Tidak memahami isi; tidak mengena.
6. Kerapian
 Terbaca, bersih dan rapi. Amat baik 4
 Terbaca, bersih, tapi tidak rapi. Baik 3
 Terbaca, tidak bersih dan tidak rapi. Sedang 2
 Tidak terbaca, tidak bersih, dan tidak rapi. kurang 1

6. PENILAIAN HASIL
b. Penilaian Pengetahuan
No Indikator Bentuk
Teknik
Pencapaian Penilaia Instrumen
Penilaian
Kompetensi n
1. Tes
tertulis
2. Tes
tertulis

Pedoman Penskoran penilaian pengetahuan


Soal nomor 1
Aspek Tingkat Skor
Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4
Siswa menjawab benar dan baik B 3
Siswa menjawab benar dan sedang S 2
Siswa menjawab kurang benar K 1
SKOR MAKSIMAL 4

Soal nomor 2
Aspek Tingkat Skor
Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4
Siswa menjawab benar dan baik B 3
Siswa menjawab benar dan sedang S 2
Siswa menjawab kurang benar K 1
SKOR MAKSIMAL 4

Soal nomor 3
Aspek Tingkat Skor
Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 4
Siswa menjawab benar dan baik B 3
Siswa menjawab benar dan sedang S 2
Siswa menjawab kurang benar K 1
SKOR MAKSIMAL 4

Soal nomor 4
Aspek Tingkat Skor
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 4
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan baik B 3
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sedang S 2
Siswa mendeskripsikan dengan kurang benar K 1
SKOR MAKSIMAL 4

7. Kriteria Penskoran

Kriteria Penskoran Kriteria Penilaian


Baik Sekali 4 18 – 20 A
Baik 3 17 – 15 B
Cukup 2 14 – 11 C
Kurang 1 ≤ 10 D
K. Pengesahan

Mengetahui, Kalabahi, 14 Juli 2023


Kepala SMTK Guru Mata Pelajaran

DUKA N. ALELANG, S.Th ESTER S. WAANG, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SATUAN PENDIDIKAN: SMTK MARDHI WACANA ALOR
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI
KELAS/ SEMESTER : XII/I
PERTEMUAN KE : I
MATERI POKOK : Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Kompetensi Inti I : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompetensi Dasar : 1.1. Menerima Demokrasi dan HAM sebagai anugerah Allah.
ALOKASI WAKTU : 3 X Pertemuan (3x3x45 menit)
A. Tujuan Pembelajaran :
Melalui diskusi peserta didik dapat:
 Mendefinisikan Demokrasi dengan tepat
 Mendefinisikan Hak Asasi Manusia dengan tepat
 Mengidentifikasi model-model demokrasi dengan tepat
 Menghubungkan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan tepat.

B. Langkah Pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Memberi Salam
- Berdoa
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan apersepsi dengan pertanyaan: Pernahkah
kamu bekerja sama.
- Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan motivasi
Inti 115 menit
- Guru menjelaskan mengenai topik yang akan dibahas.
- Guru meminta siswa membentuk 4 kelomok
- Guru meminta Siswa membaca buku teks hal. 1 s/d 13.
- Guru memberi pertanyaan untuk didisikusikan:
1. Apa yang dimaksudkan dengan Demokrasi
2. Apa yang dimaksudkan dengan Hak Asasi Manusia
(HAM).
3. Jelaskan model-model demokrasi
4. Apa hubungannya Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
(HAM)
5. Nilaia-nilai Demokrasi dan HAM apakah mampu
diterapkan peserta didik?
Penutup 10 menit
- Guru meminta siswa membuat simpulan
- Guru memberikan evaluasi (kuis)
- Guru yang menyampaikan topik yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya
- Berdoa
- Menyampaikan salam.

C. Penilaian
- Penilaian sikap
 Format Jurnal

Tgl Nama Catatan Perilaku Butir sikap Positif/ Tindak


Negatif lanjut
20 Juli. Yoni Mengganggu teman Tidak disiplin Negatif Ditegur dan
dalam diskusi. diarahkan
20 Juli Yanto Memberi pendapat Menghargai Ditiru Diberi pujian
setelah menyimak
pendapat beberapa
anggota kelompok
disuksi.

- Pengetahuan
 Pengetahuan dasar (Taksonomi Anderson): C1, mengingat, C2, memahami, C3, menerapkan,
C4, menganalisis, C5, mengevaluasi, C6, mencipta.
1. Tuliskan definisi Demokrasi
2. Tuliskan definisi Hak Asasi Manusia (HAM).
3. Tulislah model-model demokrasi
4. Tulislah hubungan antara demokrasi dan Hak Asasi Manusia
5. Jelaskan nilai-nilai Demokrasi dan Hak Asasi Manusia bagi kehidupan peserta didik.

- Ketrampilan
- Penampilan diri dalam memprosentasikan hasil diskusi.

Catatan: Pertemuan pertama: --


Pertemuan ke dua: baru ada nilai ketrampilan.
(Lihat KD Ketrampilan mengenai apa, bukan bergantung pada metodenya=Ketrampilan
apa yang dipresentasikan).
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu mengamalkan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM)
berdasarkan ajaran Kristen.
DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
Pembacaan Alkitab: Mazmur 133, I Raja-raja 21:1-16
A. Pengertian Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM)
Harafiah istilah Demokrasi berarti Pemerintahan oleh Rakyat. Kata
“Demokrasi” dari bahasa Yunani demos artinya rakyat, kratos artinya
kekuatan atau kekuasaan dalam arti pemerintahan.
Demikian pula Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut HAM
adalah hak dasar yang dimiliki manusia. Hak dasar yang dimaksud ialah Hak
Hidup, yang dilekatkan pada hak nyaman, hak aman, hak memeluk agama,
hak mendapat pendidikan, Hak kesehatan, hak Berpendapat, hak berkreasi
dan berinovasi dll.
Maka Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) dipahami sebagai
dua sisi mata uang yang tak dipisahkan. Demokrasi dalam pemerintahan
yang oleh rakyat dipercyakan. Berarti bahwa Demokrasi dalam konstitusi
pemerintahan, menempatkan rakyat sebagai unsur terpenting, karenanya
suaranya didengar dan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan
pemerintahan. Itulah sebabnya penyelenggaraan pemerintahan demokratis
memberi seruan jika Hak Asasi Manusia (HAM) terkandung Kewajiban
Asasi yang wajib dijewantahi Pemerintah dalam kebijakannya melalui
Undang-Undang untuk kemakmuran rakyat.
Untuk seri ini, anda disilahkan belajar melalui lagu, dalam Nyanyian
Kidung Jemaat 432:1-2; renungkan makna syair, berdasarkan lirik lagu,
untuk mengenal tugas apakah yang diberikan pada umat Kristen?
Renungkan bait demi bait dan jelaskanlah dalam sikap hati kaitannya
dengan HAM.
Refleksi: Bagaimana pribadi Peserta didik dalam pertumbuhan
sejak kecil hingga dewasa saat ini (flash back) terhadap hak hidupmu dalam
perhatian orang tuamu?
B. Jejak Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi berarti pertama
bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut serta memerintah
dengan perantaraan wakilnya, pemerintahan rakyat. Kedua, gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakukan yang sama bagi semua warga Negara.
Dari jejak sejarah diketahui bahwa praktek demokrasi berawal dari
Athena pada zaman Yunani kuno. Kekuatan serta penggerak utama bagi
perkembangan ini adalah bentuk demokrasi pemerintahan Athena. Dalam
arti kata paling tepat dan paling harafiah, orang Athena memerintah diri
sendiri. Proses tersebut dimulai oleh Kleistenes pada tahun 507 SM dengan
perubahan konsitusi dan diselesaikan oleh Efiathes pada tahun 462-461 SM.
Efiathes melucuti kekuasaan kaum arsitokrat kecuali beberapa fungsi hukum
dalam perkara pembunuhan dan beberapa tugas keagamaan. Karena tindakan
ini para bangsawan membunuh Efiathes, tetapi demokrasinya tetap hidup.
Sesudah itu tidak ada badan politik yang lebih berkuasa dari pada dewan
rakyat.
Salah satu tokoh penting pada masa kejayaan Athena ialah Perikles,
seorang prajurit, aristocrat, ahli pidato, dan warga kota pertama. Dia
menyampaikan gagasan demokrasi sebagai berikut: “Konstitusi kita disebut
demokrasi, karena kekuasaan tidak berada di tangan segolongan kecil,
melainkan berada di tangan seluruh rakyat. Dalam penyelesaian masalah
pribadi, semua orang setara di depan hukum, bila soalnya memiliki
seseorang di atas orang lain untuk jabatan dengan tanggung jawab umum,
yang diperhitungkan bukan keanggotaannya dalam salah satu golongan
tertentu tetapi kecakapan orang itu”
Dari penuturan demokrasi sejati di Athena tersebut dapat disimpulkan
beberapa nilai demokrasi sebagai berikut:
- Kekuasaan tidak berada di tangan salah satu golongan kecil orang atau
kelompok tertentu melainkan di tangan seluruh rakyat.
- Partisipasi aktif rakyat (demos) dalam memerintah (kratos) Athena bukan
melalui sistem perwakilan seperti berlaku di sebuah republik, melainkan
secara bergantian.
- Ada unsur kesukarelaan karena kesadaran dan kemauan sendiri bukan
karena dipaksa atau terpaksa.
- Setiap orang bebas berbicara untuk dirinya sendiri, dengan menjunjung
tinggi prinsip hak asasi manusia, demi kepentingan bersama.
- Tidak ada diskriminasi di depan hukum, semua orang memiliki hak dan
kewajiban yang sama dan setara.
- Orang yang memiliki jabatan untuk tanggung jawab umum ditentukan
oleh kecapakannya, bukan karena keanggotaannya di golongan tertentu.
Pada hakekatnya demokrasi adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kerakyatan
adalah kekuasaan tertinggi yang berada di tangan rakyat. Hikmad
kebijaksanaan adalah penggunaan akal pikiran atau rasio yang sehat dengan
selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Memang setiap bangsa memiliki ciri kehidupan demokrasinya sendiri,
sebagai pedoman hidup bermasyarakat dan berbangsa. Namun demikian
demokrasi memiliki prinsip-prinsip universal sebagai ukuran bahwa suatu
bangsa atau Negara menganut sistem demokrasi. Perinsi-perinsip demokrasi
itu adalah:
- Keterlibatan warga Negara dalam pembuatan keputusan publik.
- Tingkat persamaan (kesetaraan) antara semua warga Negara.
- Tingkat kebebasan atau kemerdekaan yang diakui dan dipakai oleh para
warga Negara.
- Penghormatan terhadap supermasi hukum.
- Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
- Kedudukan yang sama dalam hukum
- Terjaminnya kehidupan hak asasi manusia.
Oleh karena Demokrasi dalam konteks “Penyelenggaraan Negara”, maka
dalam pemakaian kontenporer, istilah Demokrasi memiliki beberapa makna:
Pertama, sebagai satu bentuk pemerintahan dalam mana hak untuk
membuat keputusan politik secara langsung ada pada warga Negara, yang
beroperasi di bawah prosedur-prosedur pemerintahan oleh mayoritas
biasanya disebut sebagai demokrasi langsung.
Kedua, satu bentuk pemerintahan dalam mana warga Negara
melaksanakan hak yang sama, tidak secara perorangan tetapi lewat para
wakil yang mereka pilih dan bertanggung jawab pada mereka, biasanya
dikenal demokrasi perwakilan.
Ketiga, satu bentuk pemerintahan, dan biasanya merupakan demokrasi
perwakilan dalam mana kekuasaan mayoritas dilaksanakan dalam kerangka
kendali-kendali konstitusional yang disusun untuk menjaminkan berbagai
hak warga Negara secara individual maupun kolektif, seperti kebebasan
berpendapat dan memeluk agama, dan ini biasanya disebut sebagai
demokrasi liberal dan demokrasi konstitusional.
Cara pandang mengenai demokrasi membantu kita dalam memahami
bahwa demokrasi merupakan suatu entitas yang dinamis yang diberikan
defenisi yang berbeda-beda. Demokrasi tetap menjadi bahan perdebatan.
Perdebatan ini juga dapat membantu kita dalam melihat kemungkinan untuk
menekankan pada aspek-aspek demokrasi yang berbeda dalam membingkai
pemahaman seseorang akan konsep demokrasi.
C. Makna Demokrasi dan Hak Asasi Manusia menurut Hukum Allah
“Makna” di sini terkandung maksud ialah penghayatan terhadap
kebenaran Demokrasi yang perlu diperjuangkan secara adil terhadap hak-
hak hidup manusia. Perjuangan terhadap hak-hak hidup manusia dimaksud
ialah secara adil dan menghindari ketidakadilan dan benar dan menghindari
ketidakbenaran. Artinya penerapan hukum yang berpihak pada hak-hak
rakyat harus seadil-adilnya dan sebenar-benarnya; terkait paut kejujuran dan
kesungguhan hati. Oleh karena istilah kebenaran dan kejujuran, keadilan
memiliki kausalitas makna yang berkenan kehendak Allah. Hubungan
tersebut dalam hal perjanjian akan keselamatan manusia, yang
dikonsepsikan Tokoh Reformator Gereja, Marthin Luther bahwa kebenaran
itu terkait erat dengan iman. Artinya Kebenaran itu adalah Kebenaran Allah
yang dianugerahkan kepada manusia. Kebenaran itu berarti kebaikan yang
menyebabkan seseorang “benar” dalam pandangan Allah yang diajarkan
Alkitab. Sehingga “kebenaran” itu merupakan pengakuan hasil perjuangan
yang didasarkan pada Kasih Allah kepada Manusia.
Kasih Allah itu disebut agape (bahasa Yunani). Ialah Cinta kasih yang
mulia, cinta kasih yang kudus. Cinta kasih yang didalamnya terdapat simpati
dan empati secara aktif.
Tuhan Yesus mengajarkan untuk melakukan cinta kasih kepada Tuhan
Allah dan kepada sesama manusia (Matius 5:14; 22:35-40; Markus 12:28-
34; Lukas 6:27,35, 10:25-37) bahkan wilayah cinta kasih itu sampai kepada
musuh atau orang yang membenci kita (Markus 5:43-44; 22:39). Paulus
telah menegaskan bahwa walaupun orang dapat berkata-kata dalam semua
bahasa manusia dan bahasa malaikat sekalipun, namun tidak mempunyai
kasih, itu sama halnya dengan gong yang berkumandang atau canang yang
gemerincing (1 Kor. 13:1). Jadi percuma saja segala perbuatan baik apabila
tanpa disertai kasih.
Untuk seri ini Anda diminta membaca ayat Alkitab secara sakasama
dalam Mazmur 133; I Raja-raja 21:1-16 bandingkan makna demokrasi
yang dilejaskan di atas.

D. Demokrasi dan HAM di Indonesia


Pengaruh perkembangannya, demokrasi di Indonesia selain berkaitan
erat dengan sistem konstitusi yang dianut oleh bangsa Indonesia,
pengaruhnya terlihat juga pada kehidupan politik di Indonesia. Pengaruh
dari konstitusi Indonesia terlihat dari sistem konstitusi dari yang bersifat
konstitusi “Demokrasi Terpimpin”sampai dengan sistem yang lazim disebut
“Demokrasi Pancasila”. Dalam rumusan ini secara ideal demokrasi
Pancasila adalah suatu demokrasi yang menghendaki harmoni dan
keselarasan peri kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
mengandung makna demokrasi tidak hanya menyangkut mekanisme,
sistem politik dan bentuk pemerintahan, namun juga berkaitan dengan
gaya hidup dan nilai-nilai moral politik pembangunan dalam hal
pertangungjawaban kekuasaannya kepada rakyat, kecuali diri sendiri
dan/atau pada sumber di mana dia mendapat kekuasaan yaitu Tuhan.
Memang untuk memahami konsep ideal demokrasi Pancasila tidak
begitu muda sebagaimana disebutkan dalam ensiklopedi politik
pembangunan Pancasila. Memberi batasan demokrasi Pancasila dan
menyebutkan ciri-ciri khasnya agak sulit. Oleh karena itu sering diberikan
batasan secara negatif saja yaitu demokrasi Pancasila bukan demokrasi
liberal, bukan terpimpin, bukan pula demokrasi rakyat seperti Negara
komunis.
Demokrasi Pancasila sebagaimana dirumuskan oleh para wakil rakyat
adalah bahwa demokrasi yang meliputi bidang-bidang politik, sosial dan
ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah sosial ditempuh
dengan melalui jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat. Dalam
rumusan ini tergambar demokrasi Pancasila adalah suatu metode
penyelenggaraan demokrasi yang berupa menekan seminimal mungkin
terjadinya konflik, meminimalisasi ruang-ruang bagi terjadinya perbedaan
pendapat antara kekuasaan riil politik di dalam masyarakat.
Maka Demokrasi Pancasila adalah suatu acuan pembaharuan, kritik
dan pendobrak kemacetan, pembangunan,. Dia sebagai landasan yang ideal
dan etis dalam pembangunan bangsa.Demokrasi Pancasila menempatkan
kedaultan ada di tangan rakyar, dengan memberdayakan DPR dan MPR
sepenuhnya sebagai institusi yang mempresentasikan kedaulatan rakyat.
Ciri-ciri demokrasi Pancasila:
- Kedalutan ada di tangan rakyat.
- Berlndaskan kekeluargaan dan gotong royong.
- Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai
mufakat.
- Diakui adanya keselarasanantara hak dan kewajiban.
- Menghargai hak asasi manusia
- Mendahulukan kepentingan rakyat dan kepentingan umum
- Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila,
dirumuskan bahwa “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan”. Dengan demikian berarti bahwa
demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberatif yaitu sebelum
mengambil keputusan perlu melakukan pertimbangan yang mendalam
dengan semua pihak yang terkait. Semua pihak yang terkait memiliki
peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran,
pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka serta kesediaan
mendengarkan.
Demokrasi Pancasila meletakan kedaulatan ada di tangan rakyat, tapi
tidak sepenuhnya dilakukan oleh rakyat, melainkan dilakukan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pejewantahan rakyat. Rakyat
melaksanakan kedaulatannya dengan memilih wakil-wakilnya yang seakan-
akan duduk dalam lembaga-lembaga perwakilan.
Demokrasi Pancasila menolak kedikatatoran mayoritas, tidak ditentukan
oleh kemenangan jumlah suara, tetapi oleh hikmad kebijaksanaan, artinya
keputusan akal sehat yang dihasilkan oleh perwakilan rakyat dalam
permusyawaratan atau diskusi. Demokrasi Pancasila tidak mengenal
kemutlakan kekuatan fisik, kemutlakan karena kekuasaan, kemutlakan
karena kekuatan ekonomi, maupun kemutlakan karena besarnya jumlah
suara, tetapi ia berpangkal tolak dari kekeluargaan dan gotong royong.
Demokrasi Pancasila menjunjung tinggi hak-hak asasi dan hak-hak
seorang warga Negara yang penggunaannya diabdikan kepada kepentingan
yang lebih luas, kepada masyarakat, kepada rakyat dan Negara. Sikap
demikian ditandai dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab yang
menempatkan setiap orang sebagai pribadi yang mempunyai martabat yang
mulia dan hak-hak asasi yang tidak bisa dipindahkan. Selain itu, ia
menjamin hak-hak asasi manusia mengenai untuk kebebasan untuk
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat atau pikiran serta tulisan
sebagai syarat syarat demokrasi sejati; mengakui persamaan kedudukan
hukum dan pemerintahan; menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaan itu; dan memberi kesempatan hak tiap-tiap warga Negara
mendapat pengajaran.
Demokrasi Pancasila mengakui hak-hak sosial setiap warga Negara.
Dalam hal ini ditetapkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan; fakir miskin dan
anak-anak terlantar akan dipelihara oleh Negara; perekonomian disusun
sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan.
Dalam demokrasi Pancasila, kekuasaan Pemerintah dibatasi dan diawasi.
Pembatasan dan pengawasan pemerintahan ini antara lain:
- Masa jabatan presiden adalah ditetapkan selama lima tahun dan dapat
dipilih kembali setelah masa jabatannya berakhir.
- Pemerintahan didasarkan atas UUD 1945 yang mengakui hak asasi
manusia dan membatasi kekuasaan lembaga-lembaga Negara.
- Kekuasaan dibagi dan diberikan kepada beberapa lembaga Negara yang
bekerja sama satu dengan yang lain yang juga saling mengimbangi dan
saling mengawasi. Misalnya, untuk membuat undang-undang presiden
memerlukan persetujuan DPR, presiden tidak bertanggung jawab kepada
DPR, tetapi harus bekerja sama dengan lembaga DPR.
Persoalannya adalah di Indonesia, mekanisme demokrasi serta nilai-nilai
ideal demokrasi bukan tidak dikenal. Kalangan intelektual Indonesia dan
para politisi sering mengemukakan hal ini secara teoritis sebagai kritik
terhadap pemerintah misalnya; tetapi dalam kenyataan demokrasi di
Indonesia sejak merdeka sampai sekarang kita belum berpengalaman dalam
demokrasi dalam arti yang sebenarnya.
E. Jejak Penerapan Demokrasi yang tidak demokratis di Inonesia
Eksperimen pertama demokrasi di Indonesia adalah dalam masa
1945-1956, masa yang sering disebut sebagai demokrasi liberal, demokrasi
parlementer atau demokrasi konstitusional dengan sistem multi-partai.
Sistem ini dirintis segera setelah merdeka (Nopember 1945) walaupun
konstitusi kita mengatur lain. Tetapi model demokrasi konstitusional ini
gagal, antara lain bukan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisional
Indonesia (seperti sering dikatakan oleh para ahli), tetapi karena Indonesia
sendiri belum berpengalaman dan tidak matang berdemokrasi. Kekuasaan
Kolonial Belanda tidak menyiapkan Indonesia (dijajah selama 350 tahun)
untuk menerapkan model demokrasi parlementer ini. Ketika menjadi
merdeka tahun 1945, Indonesia harus mencari-mancari cara dan bentuk
kehidupan politik. Indonesia memang tidak memilih sistem politik Jepang
untuk Kaesar yang berkuasa mutlak; juga tidak memilih model politik
tradisional yang dikenal lewat sistem monarkhi trandisional. Indonesia harus
memilih sistem demokrasi gaya Barat, tetapi kandas karena tidak siap.
Kegagalan demokrasi liberal Barat, melahirkan demokrasi terpimpin
yang dirintis Sukarno. Demokrasi terpimpin, memang harus dikatakan
sebagai sistem yang amat mengutamakan peran pemimpin dan bukan rakyat.
Bila demokrasi liberal sebelumnya ditandai oleh pertarungan antar partai
dengan berbagai ideologi, dalam demokrasi terpimpin pertarungan itu terjadi
antara Sukarno sebagai pemimpin utama, dengan Angkatan Darat yang juga
ingin memainkan peran politik. Akhirnya bentuk ini juga gagal antara lain
karena corak otoriter dan mengandalkan kepemimpinan tokoh sentral.
Akhirnya Angkatan Darat mendapat posisi kunci dalam kehidupan politik
Indonesia.
Koreksi terhadap demokrasi terpimpin dilakukan oleh regim Orde
Baru dan bereksperimen dengan Demokrasi Pancasila, satu model demokrasi
yang sebenarnya sangat otoriter, mengandalkan kekuatan militer, dan dalam
masa paruhan kedua regim ini sangat mengutamakan control ideologis atas
berbagai bidang kehidupan sehingga cenderung mengarah ke semacam
sistem totaliter. Lembaga-lembaga demokrasi memang dibentuk seperti
Partai-partai, tetapi praktis selama Orde Baru sebenarnya kita hanya
mengenal Partai Tunggal para birokrat sipil dan militer, yakin Golkar.
Pemilu juga dibuat secara berkala setiap lima tahun, tetapi itu sebenarnya
rekayasa yang memenangkan partai dominan. Lembaga legislatif hasil
pemilu juga ada, tetapi dengan dominasi Golkar dan militer, maka lembaga
itu sebenarnya alat pengabsah kehendak dan tawaran penguasa. Kekuasaan
kehakiman memang ada, tetapi kuatnya interfensi eksekutif melahirkan
diskriminasi hukum, yaitu hukum lebih memihak penguasa bukan
masyarakat dan rakyat. Demokrasi memang mahal; tetapi di Indonesia untuk
sandiwara demokrasi, rasanya jauh lebih mahal dari praktek demokrasi
sebenarnya. Otoritarianisme, dengan bertumpu pada kekuatan militer dan
control ideologis merupakan factor-faktor yang membuat eksperimen
demokrasi ini juga gagal. Rakyat sudah lama muak tetapi tidak berdaya.
Kalangan intelektual dan para mahasiswa memelopori protes terhadap regim
ini dan berhasil memundurkan tokoh utamanya.
Kenyataan ini juga terjadi di banyak Negara demokrasi sering kali
dipakai sebagai pakaian luar saja untuk menutupi praktek politik yang tidak
demokratis, sehingga mengesankan adanya demokrasi tetapi sebenarnya
tidak demokratis. Seperti terjadi dalam regim-regim totaliter komunis atau
dalam berbagai sistem. Cina misalnya memakai nama Republik Rakyat Cina
(RRC), tetapi praktek politiknya sangat totaliter. Ini merupakan reduksi
demokrasi dan melahirkan sisnisme terhadap berbagai sistem politik itu.
Pengadaan pemimpin bukan lewat pemilu yang bebas tetapi dengan cara
rekruitmen lewat Partai dominan atau partai tunggal dalam Negara itu.
Rakyat hanya diatas namai, tetapi tidak berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan politik. Kalaupun ada partisipasi, tetapi itu merupakan partisipasi
semu, yaitu hanya memberikan pengabsahan terhadap hasil rekayasa Partai
dominan atau partai tunggal. Gejala ini yang hampir sama ada di Indonesia,
khususnya selama masa Orde Baru.
Seri ini merupakan Realita yang terjadi di Regim atau Kekuasaan
Orde-orde sebelum Bagaiaman tanggapan anda bagi sebuah perubahan?

PERTEMUAN KE 2
F. Regim Reformasi Pembangunan
Bagaimana dengan model demokrasi sekarang di Orde Reformasi?
Beberapa pemikiran yang perlu dikembangkan bahwa demokrasi tidak
hanya menyangkut mekanisme, system politik dan bentuk pemerintahan,
tetapi berkaitan dengan gaya hidup dan nilai-nilai moral politik; misalnya
nilai pertanggungjawaban kekuasaan kepada diri sendiri atau pada sumber di
mana dia mendapatkan kekuasaan yaitu kepada kedaulatan rakyat dan
kepada Tuhan adalah Raja di atas segala raja.
Ada sejumlah nilai yang sangat dihargai dalam demokrasi yang bila
diberlakukan akan membentuk seluruh kehidupan bermasyarakat sebagai
lebih demokratis dan terbuka.
Pertama, Nilai Pertanggung-jawaban kekuasaan. Dalam berbagai
sistem politik tradisional penguasa tidak mempertanggung-jawabkan
kekuasaan kepada rakyat kecuali pada diri sendiri atau pada sumber dari
mana dia mendapat kekuasaan itu entah Tuhan atau dewa. Selain itu tidak
ada pembagian kekuasaan seperti lazim dalam berbagai sistem demokrasi di
mana kekuasaan Legislatif (pembuat kebijakan) dipisahkan dari kekuasaan
Ekskutif (mengeksikusi kebijakan) dan kekuasaan Yudikatif (mengadili
pelanggar kebijakan). Penguasa dalam sistem-sistem tradisional, totaliter
dan otoriter cenderung menjadi penguasa mutlak karena dia adalah sumber
hukum, dan dia sendiri yang menentukan apa yang adil dan tidak adil. Dia
menjadi legislator dan penegak hukum sekaligus. Karena itu penguasa tidak
dapat dikeritik; Negara identik dengan dirinya. Mengeritik penguasa sering
ditafsirkan sebagai tidak subversif (upaya meruntuhkan Negara). Berbeda
halnya dengan sistem demokrasi yang mengenal pertanggung-jawaban
kekuasaan kepada Rakyat, langsung atau lewat para wakil rakyat.
Kedua, Nilai transparansi atau keterbukaan politik; dalam sistem-
sistem politik non-demokratis, urusan politik selalu menjadi urusan
penguasa. Di belakang layar para penguasa yang merancang dan
merekayasa arah kebijakan politik yang mendasar. Rakyat sering kali tidak
mengetahui proses-proses kebijakan tertentu sampai dengan mereka
diberitahu lewat pengumuman penguasa. Keterbukaan ditafsirkan penguasa
sebagai memberitahu rakyat keputusan yang telah diambil dan tidak
menyangkut proses.
Ketiga, Nilai partisipasi dalam pembuatan keputusan. Sering kali
dalam berbagai sistem politik rakyat tidak diikutsertakan dalam pengambilan
keputusan politik. Ini memunculkan apa yang lazim disebut sebagai krisis
partisipasi, yaitu tersumbatnya saluran-saluran partisipasi rakyat karena
sengaja ditutup oleh penguasa. Karena tersumbat lalu rakyat menyalurkan
keinginan berpartispasi itu lewat unjuk rasa masal dan bentuk-bentuk
lainnya yang tidak lazim. Tetapi dalam satu sistem yang demokratis,
kedaulatan ada di tangan rakyat; rakyat adalah sumber kekuasaan. Rakyatlah
yang mendelegasikan kekuasaannya kepada pemerintah untuk mengatur
kehidupan bersama dalam Negara. Partisipasi rakyat dalam pembuatan
keputusan-keputusan politis dan Negara-negara modern dan besar tentu
tidak bisa langsung, tetapi para wakil rakyat yang terpilih lewat pemilihan
umum yang bebas, langsung, rahasia dan jujur. Lewat para wakil rakyat
inilah Lembaga Legislatif dan Pemerintah dibentuk.
Keempat, System Konstitusional dan supermasi hukum, dan
kesederajatan di depan hukum. Dalam sistem demokrasi selalu ada
konstitusi dan perangkat hukum sebagai perinsip peñata kehidupan
masyarakat. Supermasi hukum merupakan hal mendasar, dan setiap warga
Negara sederajat di depan hukum. Penguasa tidak kebal hukum, dan
diskriminasi hukum tidak dikenal. Setiap pelanggaran bisa dijerat oleh
penegak hukum.
Kelima, Nilai kebebasan sangat dihargai dalam sistem demokrasi;
kebebasan itu meliputi kebebasan untuk berpendapat, kebebasan pers,
kebebasan berserikat, dan kebebasan beragama. Kontrol pemerintah
terhadap kebebasan berlaku minimal, kecuali kalau kebebasan itu
mengurangi atau mengancam kebebasan pihak lain.
Keenam, akhirnya bisa disebut salah satu nilai lain yaitu distribusi
pendapatan secara merata; nilai ini sehubungan dengan masalah
demokrasi ekonomi. Cukup dikatakan bahwa kemerataan dalam satu sistem
demokrasi mencakup juga bidang ekonomi dan bukan hanya dalam bidang
lain. Kesenjangan-kesenjangan ekonomi antara lapisan masyarakat yang
kaya dan miskin yang terlalu jauh adalah tanda bahwa demokrasi belum
berjalan baik, sebab kesenjangan itu sendiri adalah bentuk ketidak-adilan
ekonomi. Pada hal keadilan sosial dalam Negara kita merupakan salah satu
tujuan dan cita-cita yang dianut sejak awal kita merdeka; dan menjadi salah
satu perinsip dasar Negara kita.
Selain sebagai sistem dan nilai, demokrasi sendiri mengenal sejumlah
perangkat politis, yaitu partai (biasanya lebih dari satu partai), pemilu yang
luber (langsung, bebas dan rahasia), sistem hukum, dan pembagian
kekuasaan menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta
sistem pengadaan pemimpin politis lewat pemilihan umum. Institusi-institusi
politis demokratis selalu bekerja sesuai dengan kehendak rakyat sebagai
sumber kedaultan politis.

PERTEMUAN KE 3

G. Wawasan Etis—Teologis Kristen tentang Demokrasi


Sekarang kita bertanya apakah tradisi Kristen bisa menyumbang bagi
pertumbuhan demokrasi? Persoalan ini penting dijawab agar kita bersama
memahami bahwa upaya demokrasi masyarakat tidak sekedar upaya politis,
tetapi juga upaya memiliki wawasan Kristen, dan karena itu lembaga-
lembaga Kristen bisa berperan dalam upaya ini berdasarkan wawasan etis
Kristen yang dipunyainya.
Suatu hal yang perlu kita catat sejak awal adalah bahwa demokrasi
bukanlah terminology Kristen. Ini adalah istilah dunia politik Negara Kota
Yunani Kuno. Karena itu seringkali kalangan Kristen dan teolog Kristen
(juga di Indonesia) dalam tradisi Protestan kurang member perhatian pada
hal ini. Menurut anggapan banyak orang Kristen, berbicara dan berupaya
tentang demokrasi politik bukan urusan gerejawi. Karena itu acapkali kita
gagal dalam tanggung jawab politik dan menerapkan demokrasi.
Kita coba berefleksi dan melihat beberapa pokok ajaran Kristen, kita
bisa dapat menarik relevansinya berkaitan dengan bidang politik
Kita belajar dari Yesus yang tampil dalam pelayanannya, ia
memberitahu misinya terutama pembebasan orang kecil dan tersisih.
Keprihatinan Yesus adalah pada rakyat kecil dan tersisih. Keprihatinan
Yesus adalah pada rakyat kecil yang dipinggirkan, bukan pada kaum
penguasa dalam berbagai sistem religious dan politis masanya. Dan ketika
Paulus berbicara tentang kekuasaan pemerintah berasal dari Allah dalam
Roma 13 (bagian Alkitab yang sering dikutip para penguasa Kristen untuk
membenarkan kedudukan mereka), Paulus berbicara tidak terutama untuk
kepentingan para penguasa tapi demi kepentingan rakyat: sejauh penguasa
menjadi pelayan Allah untuk kebaikan Rakyat. Tanpa kebaikan rakyat
sebagai kriteria, para penguasa bisa menjadi kuasa demonis (kuasa setan),
laksana binatang buas yang memangsa rakyat seperti kemudian diungkapkan
dalam Wahyu 13 tentang penguasa Roma.
Jadi seluruh kesaksian Alkitab sehubungan dengan Allah dan Kristus
mengungkapkan maksud tindakan Allah di dunia ini yang memihak rakyat
kecil dan memulihkan kemanusiaan. Ini menjadi satu dasar bagi
keprihatinan Kristen terhadap demokrasi dan nilai-nilai demokrasi.
Kita harus mempunyai wawasan kedaulatan rakyat menjadi dasar
untuk mementingkan rakyat oleh keyakinan Kristen akan kedaulatan politik
Allah yang menuntun pada sikap yang sama atas keyakinan bahwa hanya
Allah yang berdaulat membuat orang Kristen sepanjang sejarah dalam terang
kedaulatan Allah bagi kemutlakan kuasa Allah.
Sehingga pemerintahan politik yang dipercayakan, telah menjadi
pertanggung-jawaban kesegambaran dirinya bagi keutuhan Ciptaan Allah.
H. Memahami Demokrasi dan Hak Asasi Manusia dalam Alkitab
Memang di dalam Alkitab tidak dijumpai praktik demokrasi dan hak
asasi manusia seperti yang kita kenal sekarang. Akan tetapi dari Alkitab kita
menemukan benih-benihnya, agar dapat menghargai kehidupan dan nyawa
seseorang serta melakukan perintah-perintahnya agar manusia hidup saling
memperlakukan sesamanya dengan baik.
Dalam Kitab Kejadian 1:26-28; Manusia diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah; atau menurut gambar dan rupa Allah, manusia diciptakan-
Nya. Inilah realisme manusia sejak diciptakan (asali) sudah menjadi
kesegambaran atau keserupaan Allah. Sehingga dalam kesegambaran itu
dirupakan dalam pemerintahan Kristiani menyumbang bagi demokrasi.
Maksudnya adalah karena segambar Allah dan baik, manusia bisa berlaku
adil, dan karenanya menumbuhkan pemerintahan yang demokratis, artinya
segala mandat kebijakannya bagi hak dan kedaultan rakyat Tetapi karena
manusia jahat oleh karena dosa mencenderungkan manusia berlaku curang
alias tidak adil oleh kepentingan diri sendiri. Tetapi pada diri manusia
demokrasi itu adalah unsur yang melekat pada dirinya yang menjadi
keharusan baik karena manusia itu baik, maupun karena ia jahat. Oleh
karena dalam dirinya demokrasi mendorong keadilan, maupun mencegah
ketidak-adilan manusia itu.
Demokrasi itu mewujud dalam diri manusia karena citranya sama
dengan sesma oleh karena ia tidak hanya diciptakan sebagai makhluk
individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, HAM
diwujudkan antara lain melalui hidup rukun sebagai sesama manusia
sebagaimana tercantum dalam Kitab Mazmur 133. Jika Mazmur 133
berbicara tentang masyarakat yang hidup rukun, maka 1 Raja-Raja pasal 21
bicara tentang bagaimana raja dan istrinya menggunakan kekuasaan untuk
menindas dan merampas hak warga negaranya.
Alkitab menyatakan bahwa manusia Adam dan Hawa yang diciptakan
oleh Allah (Kejadian 1:26-30) dan memiliki gambar dan rupa Allah. Namun
Alkitab juga menegaskan karena dosa yang dilakukan oleh manusia pertama
Adam dan Hawa, maka seluruh keturunannya, yaitu semua umat manusia, di
mana pun mereka berada, pada zaman kapanpun mereka hidup, juga
berdosa. Roma 3:23-24 menyatakan bahwa: “Karena semua orang telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia
telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Yesus
Kristus”.
Oleh karena itu keselamatan yang diberikan melalui Tuhan Yesus
berlaku bagi semua orang yang daripadanya semua orang berhak mendapat
keselamatan itu dan sekaligus mengerjakannya kewajiban dalam tugas
kemanusiaan (Demokrasi) bagi Hak Asasi Manusia (HAM) yang sarat
dengani ungkapan syukur.
Berdasarkan wawasan ini , materi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
(HAM) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen perlu diajarkan.
I. Bagaimana dengan Penerapan Demokrasi di Indonesia
Di masa reformasi, pelanggaran terhadap perinsip-perinsip hak asasi
manusia pun masih terjadi. Hal itu antara lain telah disebutkan dalam
pembahasan pertama. Berbagai kasus pelanggaran HAM masih terus
berlangsung meskipun era reformasi telah dicetuskan sejak tahun 1998.
Rakyat seperti tidak berdaya menghadapi mereka yang berkuasa dan
memiliki banyak uang dan lain-lain yang menindas dan menyengsarakan
hidup sesamanya. Hingga sekarang penanganan terhadap berbagai kasus
pelanggaran HAM belum tuntas.
Padahal era reformasi diawali dengan ketidakpuasan rakyat terhadap
pemerintahan saat itu, yang merupakan salah satu tonggak sejarah di
Indonesia. Saat itu tahun (1998) di mana pemerintahan Soeharto berakhir
dan tampuk pemerintahan beralih ke B.J. Habibie selaku Presiden Republik
Indonesia saat itu agar kembali kepada pernyataan bahwa Negara Indonesia
yang berdiri atas Pancasila dan dipandu oleh UUD 1945 dengan sendirinya
menjamin pemerintahan yang demokratis bagi perwujudan hak asasi
manusia, walaupun tekad untuk mengembalikan Demokrasi dan Hak Asasi
Manusia itu tidak secara otomatis namun melalui proses yang panjang dalam
pembelajaran, pembiasaan, serta penghayatan.
Agar ditegaskan bahwa Demokrasi tidak hanya menyangkut
mekanisme, sistem politik dan bentuk pemerintahan, namun juga berkaitan
dengan gaya hidup dan nilai-nilai moral politik. Anda kembali diingatkan
dalam pertemuan pertama, kalaulah ada sejumlah nilai (6 nilai) yang sangat
dihargai dalam demokrasi yang bila diberlakukan akan membentuk seluruh
kehidupan bermasyarakat sebagai lebih demokratis dan terbuka.
Untuk itu, wawasan telogis tentang Demokrasi dan HAM patut
dikembangkan siswa dalam proses pembelajaran ini, agar menemukan dan
menumbuhkan demokrasi dan HAM sebagai tagihan reformasi oleh
karenanya, adalah tanggungjawab dalam kehidupan bersama bangsa.
Sebagai anak-anak Tuhan (gereja) harus menumbuhkan demokrasi
dan HAM terutama dalam diri sendiri sebagai hak atas kesegambaran Allah
sekaligus sebagai panggilan bagi sesama gambar Allah dan lingkungan di
mana anak-anak Tuhan (gereja) itu berada. Mengingkari panggilan ini
berarti secara tidak langsung ikut bertanggung jawab bagi kemelut dan
keterpurukan kehidupan bersama sebagai bangsa.
Orang Kristen (gereja) harus bisa berkata tidak terhadap berbagai
kecenderungan otoriter dan totaliter penguasa misalnya, justru karena dia
(anak-anak Tuhan) mengakui kedaulatan Allah.
Oleh karena manusia itu berdosa sehingga telah hilang kemuliaan
Allah, menampakan keegoisan itu melekat (mengikat-mengganggu citra)
dalam diri; itu yang menggoda agar mengaburkan (menyeleweng)
kesegambaran Allah dalam dirinya; yang disebut perbuatan jahat. Keegoisan
itu mengjerat manusia itu menentang akan yang baik agar kepada yang jahat.
Inilah realisme tentang manusia yang mengajarkan kita agar jangan
mengandalkan kebaikan manusia yang mewarnai/ menguasai kebaikan
Allah, melainkan sebab selain manusia itu baik dia juga jahat dan egois.
Realisme ini justru menuntun pada “mekanisme kontrol”, supaya penguasa
sebagai manusia yang baik tetap terjaga; tetapi sebagai manusia yang bisa
egois, bisa dikontrol. Berdasarkan wawsan ini, Pendidikan Demokrasi dan
HAM bagi warga gereja penting mendapat perhatian Gereja. Agar warga
gereja yang melek politik bisa jeli melihat berbagai kecenderungan jahat dan
manipulasi yang dimainkan para penguasa dan politikus yang tidak
bermoral. Sebab kebaikan manusia itu biasanya lebih cenderung ditujukan
pada diri sendiri yang harus dikontrol, sebab kabaikan Allah bagi manusia
itu untuk keutuhan karya ciptaan-Nya itu tetap terjaga.
J. Mengajak Sesama Remaja Mewujudkan Demokrasi dan Hak Asasi
Manusia (HAM)
Untuk mencapai Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, seluruh pihak
yang terlibat harus sepakat bahwa keadilan harus ditegakkan dan kepedulian
terhadap sesama memang mewarnai keputusan yang dimabil dan tindakan
yang dilakukan. Sikap demokratis tidak tumbuh dengan sendirinya, namun
harus dipupuk sejak dini diawali dengan menumbuhkan sikap mengasihi
sesama, tidak menganggap diri lebih istimewa daripada orang lain.
Katakanlah sejak dini orang tua membiasakan pola asuh yang demokratis,
yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk menyuarakan pendapat
mereka yang mungkin saja berbeda dari pendapat orang tua. Penghargaan
kepada pendapat anak akan merupakan rasa percaya diri anak yang berakibat
pada munculnya rasa menghargai orang lain juga. Penghargaan terhadap
orang lain merupakan sikap HAM. Sebaliknya, pola asuh otoriter adalah
kondisi dimana orang tua memaksakan kehendak mereka kepada anak.
Akibatnya anak tidak terbiasa membuat keputusan sendiri di samping itu
muncul rasa tidak percaya diri.
Peserta didik: pertemuan kita kali ini perlu saya nasehatkan; bahwa
“orang Kristen” itu mengandung nilai-nilai kerendahan hati,
kesederhanaan; bukan untuk menampakan kemewahan yang mengandung
hedonisme. Sehingga kita mampu berbhakti kepada Tuhan. Berbhakti yang
dimaksudkan ialah “penuh pengabdian diri”
Evaluasi:
Pengetahuan: Soal Pilihan Ganda
Indikator Rumusan butir Soal: Kunci
Memahami arti demokrasi dan Hak Asasi Nomor 1 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Yang dimaksudkan dengan Hak Asasi
bentuk pelanggaran demokrasi dan HAM yang Manusia adalah: C
merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia a. Hak memberikan pendapat
Materi b. Hak berkreasi dan berinovasi
Arti Demokrasi dan HAM c. Hak yang paling mendasar yang
Indikator Soal: dimiliki oleh setiap orang
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM d. Hak menjadi Warga Negara
e. Hak Keagamaan

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan Hak Asasi Nomor 2 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Hak yang paling mendasar yang melekat
bentuk pelanggaran Demokrasi dan HAM pada diri manusia adalah: D
yang merusak kehidupan dan kesejahteraan a. Hak Warga Negara
manusia b. Hak-hak politik
Materi c. Hak keagamaan
Arti Demokrasi dan HAM d. Hak Hidup
Indikator Soal: e. Hak ekonomi
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM yang
melekat pada diri.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan Hak Asasi Nomor 3 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Hak Asasi Manusia (HAM) yang berlaku
bentuk pelanggaran Demokrasi dan HAM bagi semua umat manusia di seluruh dunia E
yang merusak kehidupan dan kesejahteraan tanpa membedakan usia, jenis kelamin,
manusia suku, bangsa, etnis, agama, warna kulit,
Materi yaitu:
Arti Demokrasi dan HAM a. Fundamental
Indikator Soal: b. Keagamaan
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM berlaku c. imago Dei
yang bersifat Universal d. Individual
e. Universal

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan Hak Asasi Nomor 4 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai HAM bersumber pada kedaulatan Allah.
bentuk pelanggaran demokrasi dan HAM yang Karena Allah berdaulat, maka yang tidak E
merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia boleh dilakukan oleh manusia adalah:
Materi a. Allah bebas memberikan identitas
Arti Demokrasi dan HAM bagi manusia, maka manusia
Indikator Soal: bebas dan berani menyatakan
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM kebenaran kepada dunia.
bersumber dari kedaulatan Allah b. Allah yang bebas bertindak,
menyatakan dan mewujudkan di
dalam kasih dan kebenaran
c. Allah yang adalah kasih bebas
mengasihi manusia secara
menyeluruh
d. Allah bebas memberi identitas
manusia sebagai imago Dei
e. Manusia bebas menentukan
kebenaran dirinya bagi Allah.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan Hak Asasi Nomor 5 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Allah mengingatkan manusia saat
bentuk pelanggaran Demokrasi dan HAM berkuasa. Tetapi kadang kekuasaan sering A
yang merusak kehidupan dan kesejahteraan disalahgunakan melanggar Hak Asasi
manusia Manusia, yang bukan merupakan
Materi kekuasaan yang digunakan untuk
Arti Demokrasi dan HAM melanggar Hak Asasi Manusia yaitu….
Indikator Soal: a. Melindungi semua warga Negara
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM sebagai tanpa terkecuali.
kewajiban setiap orang b. Membunuh karir lawan politik
untuk kepentingan tertentu.
c. Menguasai sumber-sumber energy
dan keuangan Negara
d. Memperkaya diri dan
menelantarkan Rakyat
e. Menjalankan pemerintahan yang
otoriter.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan Hak Asasi Nomor 6 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Secara harafia istilah demokrasi berarti
bentuk pelanggaran Demokrasi dan HAM pemerintahan oleh, dari dan untuk rakyat. A
yang merusak kehidupan dan kesejahteraan Artinya…..
manusia a. Kekuatan dan kekuasaan
Materi Pemerintahan dalam kedaulatan
Arti Demokrasi dan HAM rakyat bagi kesejahteraannya yang
Indikator Soal: diatur dalam Undang-undang
Disajikan arti Demokrasi dan HAM dalam Negara.
Pemerintahan Negara bagi kesejahteraan b. Kekuatan dan kekuasaan
Rakyat dikendalian oleh otoritas
pemerintah
c. Kekuatan dan kekuasaan ada
dalam regim yang berkuasa
d. Kekuatan politik pembangunan
ditentukan oleh kekuatan regim
yang berkuasa.
e. Kekuatan dan kekuasaan regim
yang berkuasa merujuk pada
regim sebelumnya.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan Hak Asasi Nomor 7 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Hak Asasi Manusia yang selanjutny
bentuk pelanggaran demokrasi dan HAM yang disebut hak dasar manusia melekat pada
merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia martabat (citra diri) yang diberikan Allah C
Materi adalah:
Arti Demokrasi dan HAM a. Manusia itu diberi nama Adam
Indikator Soal: dan Hawa.
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM sebagai b. Manusia itu dibuat dari debu
martabat insani dan bangsa (tanah)
c. Manusia itu diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah, maka
dibentuknya manusia itu menurut
citra Allah.
d. Manusia itu ditempatkan di taman
eden.
e. Allah menyediakan segala
kebutuhan manusia.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan Hak Asasi Nomor 8 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Berikut ini manakah yang tidak termasuk
bentuk pelanggaran demokrasi dan HAM yang unsur-unsur yang melekat pada hak dasar E
merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia manusia
Materi a. Hak dihargai .
Arti Demokrasi dan HAM b. Hak Aman,
Indikator Soal: c. Hak memeluk agama,
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM dengan d. Hak mendapat pendidikan.
berbagai penyimpangan terhadap citranya. e. Hak menguasai orang lain

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti demokrasi dan Hak Asasi Nomor 9 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Jika kita berbicara tentang hak asasi
bentuk pelanggaran Demokrasi dan HAM manusia maka berkonsekuensi pada: A
yang merusak kehidupan dan kesejahteraan a. Kewajiban asasi manusia
manusia b. Hak Aman,
Materi c. Hak memeluk agama,
Arti Demokrasi dan HAM d. Hak mendapat pendidikan.
Indikator Soal: e. Hak menguasai orang lain
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM dan
berkonsekuensi pada Kewajiban setiap orang.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan Hak Asasi Nomor 10 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Satu bentuk pemerintahan dalam
bentuk pelanggaran Demokrasi dan HAM mana hak untuk membuat keputusan A
yang merusak kehidupan dan kesejahteraan politik secara langsung ada pada warga
manusia Negara, yang beroperasi di bawah
Materi prosedur-prosedur pemerintahan
Arti Demokrasi dan HAM disebut:
Indikator Soal:
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM dan a. Demokrasi langsung
Penerapannya di dalam prosedur pemerintahan b. Demokrasi Perwakilan
c. Demokrasi liberal
d. Demokrasi konstitusional
e. Demokrasi transformasi

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti demokrasi dan Hak Asasi Nomor 11 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Di Indonesia Demokrasi dilihat model
bentuk pelanggaran demokrasi dan HAM yang pemerintahan yang menempatkan rakyat A
merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia sebagai unsur terpenting, mengandung
Materi pemahaman bahwa
Arti Demokrasi dan HAM a. Suara rakyat didengarkan dan
Indikator Soal: dijadikan acuan dalam
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM dimana pengambilan keputusan
Penempatan Rakyat menjadi unsur yang pemerintahan.
terpenting dalam Pemerintahan Negara b. Kebijakan pemerintah
mengutamakan kekuatan dan
kekuasaannya.
c. Kebijakan tergantung pada kepala
Negara sekaligus kepala
pemerintahan regim tersebut
d. Kedaluatan rakyat menjadi acuan
pengambilan keputusan
penyelenggaraan Negara.
e. Kedaulatan kebijakan
Pemerintahan ada di tangan
presiden.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti demokrasi dan Hak Asasi Nomor 12 Jawaban
Manusia (HAM) serta mengenali berbagai Demokrasi tidak hanya menyangkut
bentuk pelanggaran Demokrasi dan HAM mekanisme, system politik dan bentuk A
yang merusak kehidupan dan kesejahteraan pemerintahan, tetapi berkaitan gaya
manusia hidup dengan nilai
Materi pertanggungjawaban kekuasaan
Arti Demokrasi dan HAM kepada:
Indikator Soal: a. Diri sendiri atau pada sumber di
Disajikan Arti Demokrasi dan HAM berkaitan mana kita mendapatkan kekuasaan
dengan hidup pertanggungjawaban kekuasaan yaitu kepada kedaulatan rakyat dan
yang dipercayakan kepada Tuhan adalah Raja di atas
segala raja.
b. Negara oleh pemerintah sebagai
penyelenggara pembangunan bagi
kedaulatan rakyat.
c. Presiden sebagai kepala Negara
yang bertanggung jawab langsung
kepada rakyat.
d. Parlemen (DPR) sebagai kekuatan
dan keuasaan rakyat yang
dipercayakan.
e. Rakyat saat mengakhiri satu
periode kepemimpinan melalui
pidato kenegaraan.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami makna nilai-nilai Kristiani: Nomor 13 Jawaban
kesetiaan, kasih, dan keadilan dalam Intisari hukum Kasih yang dinyatakan
kehidupan Yesus Kristus adalah “Kasihilah Tuhan, D
Materi Allahmu, dengan segenap hatimu dan
Nilai-nilai Kristiani bagi HAM dan Demokrasi dengan segenap jiwamu dan dengan
Indikator Soal: segenap akal budimu. Itulah hukum yang
Disajikan makna nilai-nilai Kristiani peserta terutama dan yang pertama. Dah hukum
didik bentuk sikap cinta kasih anak kepada yang ke dua, yang sama dengan itu, ialah
orang tua dengan tepat kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Terdapat dalam Kitab Injil:
a. Matius 19:17-19
b. Matius 20:37-39
c. Matius 21:10-23
d. Matius 22:37-39
e. Matius 24:18-25
Indikator Rumusan butir Soal: Kunci
Memahami arti Demokrasi dan HAM serta Nomor 14 Jawaban
mengenali berbagai bentuk pelanggaran Allah mengingatkan manusia saat
Demokrasi dan HAM yang merusak berkuasa. Tetapi kekuasaan sering A
kehidupan dan kesejahteraan manusia. disalahgunakan sehingga melanggar Hak
Materi Asasi Manusia,.
Berbagai bentuk pelanggaran Demokrasi dan Berikut ini, yang bukan penyimpangan
HAM yang merusak kehidupan dan kekuasaan bagi Hak Asasi Manusia yaitu:
kesejahteraan manusia a. Menempatkan rakyat tanpa terkecuali
Indikator Soal: bagi penyelenggaraan Pemerintahan
Disajikan berbagai bentuk pelanggaran Negara.
Demokrasi dan HAM yang merusak b. Membunuh karir lawan politik.
kehidupan dan kesejahteraan manusia, peserta c. Menguasai sumber-sumber energy dan
didik dapat mengidentifikasi pelanggaran keuangan Negara
HAM d. Memperkaya diri sendiri atas nama
pemerintahan dari, oleh dan untuk
rakyat.
e. Menjalankan pemerintahan yang
otoriter.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan HAM serta Nomor 15 Jawaban
mengenali berbagai bentuk pelanggaran
demokrasi dan HAM yang merusak kehidupan Citra atau gambar Allah yang melekat D
dan kesejahteraan manusia. pada manusia mengandung kewajiban-
Materi kewajiban asasi . Berikut ini
Pentingnya keadilan sebagai dasar penyimpangan oleh manusia sebagai
mewujudkan demokrasi dan HAM pada bagian dari gambar Allah yaitu:
konteks global dan lokal mengacu pada a. Manusia memantulkan kebenaran
Alkitab Allah dan yang adil pada sesama.
Indikator Soal: b. Manusia menyatakan kebenaran
Disajikan pentingnya keadilan sebagai dasar bagi sesama.
mewujudkan demokrasi dan HAM pada c. Manusia mempraktekkan kasih
konteks global dan lokal mengacu pada kepada sesama
Alkitab. d. Manusia menyatakan kasih
kepada mereka yang disukai.
e. Manusia menegakkan keadilan
bagi sesama.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Memahami arti Demokrasi dan HAM serta Nomor 16 Jawaban
mengenali berbagai bentuk pelanggaran HAM menurut pandangan Iman Kristen
Demokrasi dan HAM yang merusak adalah: A
kehidupan dan kesejahteraan manusia. a. Hak-hak paling asasi yang
Materi melekat pada diri manusia sebagai
Pentingnya keadilan sebagai dasar karunia Allah sejak diciptakannya
mewujudkan demokrasi dan HAM pada mereka itu.
konteks global dan lokal mengacu pada b. Hak-hak manusia yang mencakup
Alkitab ruang bebas yang dijamin
Indikator Soal: pemerintah.
Disajikan berbagai bentuk pelanggaran c. Hak-hak golongan minoritas
Demokrasi dan HAM yang merusak untuk dapat menentukan nasib
kehidupan dan kesejahteraan manusia, peserta sendiri.
didik dapat menjelaskan HAM menurut Iman d. Hak-hak biasa yang melekat pada
Kristen jabatan seseorang;
e. Hak-hak hidup yang melekat pada
diri seseorang.
Indikator Rumusan butir Soal: Kunci
Menganalisis nilai-nilai multicultural Nomor 17 Jawaban
Materi HAM menurut pandangan Iman Kristen
Pentingnya keadilan sebagai dasar adalah: D
mewujudkan Demokrasi dan HAM pada Dalam pelaksanaan Demokrasi Pancasila
konteks global dan lokal mengacu pada yang tidak merupakan sejumlah perinsip
Alkitab yang berkaitan dengan sendi-sendi
Indikator Soal: kehidupan berbangsa dan bernegara
Disajikan Pentingnya Keadilan sebagai dasar adalah….
mewujudkan Demokrasi dan HAM pada a. Pembagian Kekuasaan (Legislatif,
konteks global dan lokal mengacu pada Yudikatif dan Eksekutif)
Alkitab, Nilai-nilai peserta didik dapat b. Role of Law (Ketaatan terhadap
menjelaskan prinsip-prinsip Demokrasi hukum dan perundang-undangan )
Pancasila c. Pemilihan umum untuk memilih
wakil-wakil Rakyat dan daerah.
d. Pers yang bebas dan terbatas
e. Adanya partai politik.

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Menganalisis nilai-nilai Demokrasi dan Nomor 18 Jawaban
konteks multicultural Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
Materi majemuk dan beragam; keberagaman dan B
Nilai-nilai Multikultural keragaman itu diikat dalam semboyan
Indikator Soal: “Bhinneka Tunggal Ika”. Berikut ini yang
Disajikan Pentingnya Keadilan sebagai dasar bukan merupakan keragaman di Indonesia
mewujudkan Demokrasi dan HAM pada yaitu:
konteks keberagaman mengacu pada Alkitab, a. Suku bangsa
Nilai-nilai peserta didik dapat menjelaskan b. Negara
prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila c. Budaya
d. Agama
e. Daerah

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Menganalisis nilai-nilai multicultural Nomor 19 Jawaban
Materi Rasul Paulus menekankan bahwa
Nilai-nilai Multikultural kehidupan gereja tidak boleh membeda- B
Indikator Soal: bedakan antara Yahudi, budak atau
Disajikan nilai-nilai keberagaman peserta merdeka, pria atau wanita karena di
didik dengan nilai-nilai dalam Kitab Galatia hadapan Tuhan semua sama terdapat
3:28 dalam Kitab………….
a. Galatia 2:28
b. Galatia 3:28
c. Galatia 3:18
d. Efesus 2:18
e. Efesus 3:28

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Menganalisis nilai-nilai multicultural Nomor 20 Jawaban
Materi Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
Nilai-nilai Multikultural majemuk dan beragam; keberagaman dan B
Indikator Soal: keragaman itu diikat dalam semboyan
Disajikan Pentingnya Keadilan sebagai dasar “Bhinneka Tunggal Ika”. Berikut ini yang
mewujudkan Demokrasi dan HAM pada bukan merupakan keragaman di Indonesia
konteks global dan lokal menjelaskan prinsip- yaitu:
prinsip Demokrasi Pancasila a. Suku bangsa
b. Negara
c. Budaya
d. Agama
e. Daerah

Indikator Rumusan butir Soal: Kunci


Menganalisis nilai-nilai multicultural Nomor 21 Jawaban
Materi Berikut ini yang bukan nilai yang dapat
Nilai-nilai Multikultural diewujudkan dalam tindakan untuk A
Indikator Soal: memperkuat kesatuan, persatuan sebagai
Disajikan nilai-nilai Multikultural peserta bangsa Indonesia yang multikultur adalah:
didik dapat menyimpulkan pengertian
Multikulturaisme. a. Hidup berdampingan dengan
kecurigaan dan sikap yang
menganggap dirinya lebih dari
yang lain.
b. Penghargaan yang tinggi
terhadap HAM dan saling
menghormati perbedaan.
c. Perlakuan yang sama terhadap
berbagai komunitas dan
budaya
d. Kesederajatan kedudukan
dalam keanekaragaman.
e. Pengakuan terhadap
perbedaan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai