Anda di halaman 1dari 2

Nama : Feby Sukma Dewanti

NIM : P07133122091

Prodi : D3 Sanitasi/ III B

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik berupa zat
organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai] dan dianggap sudah
tidak berguna lagi [sehingga dibuang ke lingkungan]. Sampah organik adalah sampah yang dapat
diuraikan kembali melalui proses alamiah (degradable). Contohnya adalah dedaunan, ranting pohon,
sisa sayuran, dan lain sebagainya. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat diuraikan
kembali melalui proses alamiah. Sumber Sampah Sampah dapat bersumber dari berbagai aktivitas
seperti rumah tangga, sampah pertanian, sampah sisa bangunan, sampah dari perdagangan dan
perkantoran, serta sampah dari industri. Sampah yang paling banyak dihasilkan berasal dari sampah
rumah tangga

Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk
menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan
semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan, perdagangan, industri, dan sebagainya.
Selain itu, masih banyak faktor lain seperti kesadaran manusia tentang pentingnya lingkungan
sekitar jika dipenuhi oleh sampah. Apalagi mayoritas sampah penduduk saat ini paling banyak
terbuat dari plastik, sehingga sulit untuk diuraikan oleh alam.

Akibat dari pembuangan sampah sembarangan bisa mengakibatkan dampak bagi manusia dan
lingkungan yaitu menyebabkan kerusakan ekologis, menyebabkan penyakit, menyebabkan
terjadinya banjir, menyebabkan bau tidak sedap/bau busuk dan menyebabkan terganggunya estetik
suatu daerah. Apabila lingkungan dengan sampah berserakan tidak diperhatikan, maka akan
membuat lingkungan yang bersih menjadi tercemar. Sampah juga berkontribusi dalam
memperburuk perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan global. Tumpukan sampah di udara
terbuka mengeluarkan gas metana, salah satu gas yang bertanggung jawab atas pemanasan global.

Dalam mengatasi dan mengelola limbah anorganik tidak bisa sembarangan. Berikut ini adalah
tahapan yang bisa diikuti.

1. Melakukan Pencegahan
Langkah pencegahan atau antisipasi sangat diperlukan dalam upaya mengurangi
penimbunan sampah anorganik. Jangan lupa juga untuk melakukan pemisahan dengan jenis
sampah lainnya. Sehingga perlu disediakan tempat sampah yang berbeda-beda sesuai
dengan jenisnya.
2. Memanfaatkan Barang Kembali
Salah satu upaya dalam mengatasi sampah anorganik adalah dengan melakukan
pemanfaatan kembali. Semacam melakukan daur ulang dengan mengalihfungsikan barang.
Jika ada plastik-plastik yang tidak terpakai maka bisa dijadikan kerajinan tangan.
3. Pemilahan Sampah
Sampah-sampah yang sudah terkumpul akan dipilah kembali sesuai dengan jenisnya, yaitu
sampah organik dan sampah anorganik. Setelah itu, untuk sampah anorganik masih
diperlukan pemilahan lanjutan. Mengelompokkan antara sampah plastik, botol, kertas, besi
dan sebagainya.
4. Penyortiran Sampah
Sampah anorganik yang sudah dipiilah akan dikirimkan ke bank sampah yang ada di area
sekitar. Menyetorkan sampah seperti menyetorkan uang dengan sampah setoran Anda yang
menjadi bentuk alat tukarnya.
5. Penjualan Sampah
Setelahnya, sampah akan ditimbang untuk dikonversikan ke bentuk uang yang ada di
rekening bank sampah. Setiap kota saat ini sudah banyak yang memakai skema bank sampah
dengan peraturan yang tentunya berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai