DINAS KESEHATAN
Alamat : jl. Abd. Muis, Pasangkayu, No....Kode Pos 91571
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
b. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
c. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan Nasional
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas
g. .Peraturan Menteri Kesehatan No 25 Tahun 2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak
h. Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
sebelum hamil. Masa hamil, Persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual
2. GambaranUmum
Surveilan kesehatan ibu dan bayi adalah upaya dalam penilaian pelaksanaan
serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui pembahasan kasus
kematian ibu dan anak sejak dimasyarakat sampai difailitas kesehatan. Kendala yang
timbul dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir pada saat terjadi
kegawatdauratan kebidanan dan bayi baru lahir akan dapat menghsilkan suatu
rekomendasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir di masa mendatang.
WHO memperkirakan terdapat 15-20% ibu hamil mengalami komplikasi
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Setiap ibu hamil beresiko untuk
mengalami komplikasi kebidanan, dimana komplikasi itu terjadi dapat berujung
kematian maternal dan neonatal. Untuk mendapatkan data kematian ibu dan bayi baru
lahir yang akurat perlu dilakukan pengumpulan, analisis dan interpretasi data kematian
secara terus menerus melalui sistem surveilans. Untuk mencegah kematian serupa
tidak terulang kembali, permasalahan yang menjadi penyebab kematian harus dikaji
melalui forum terkait surveilans ibu dan anak.
Situasi saat ini, surveilans ibu dan anak masih belum optimal dilakukan. Belum
semua kemtia ibu dilakukan pengkajian, data kematian masih mengalami banyak
tantangan. Berdasarkan hal diatas maka ditahun 2023 diusulkan kegiatan untuk
mendukung pelaksanaan surveilans kesehatan ibu dan anak di Kabupaten.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah :
1. Dinkes Kab
2. Rumah Sakit
3. Puskesmas
4. Ibu hamil
5. Jejaring/Swasta yang terkait dengan Bidang Kesehatan
C. JENIS KEGIATAN
Adapun jenis kegiatan dirincika sebagai berikut
1. Rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring skrining layak hamil, ANC dan stunting
2. Rapat pengkajian kasus kematian ibu dan anak triwulanan
3. Supervisi layanan dan program KIA dan Gizi dan dalam pengelolaan Posyandu
4. Rapat Koordinasi Bidang Kesmas (1 kali setahun)
5. On The Job Traning Kasus Kegawat Daruratan Ibu dan Anak Bagi Dokter, Bidan,
Dan Perawat FKTP ke RS
Kurun Waktu Pencapaian Keluaran dapat dijabarkan selama jangka waktu pelaksanaan
12 bulan dimulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2023 dengan capaian 12
Kecamatan
H.SAMHARI,SKM
Pembina Utama Muda/ IV.c
NIP. 19631231 198303 1 304
PEMERINTAH KABUPATEN PASANGKAYU
DINAS KESEHATAN
Alamat : jl. Abd. Muis, Pasangkayu, No....Kode Pos 91571
Dinas : Kesehatan
Bidang : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Program : Surveilans & Imunisasi
Sasaran Program : Menurunnya Penyakit Menular, Penyakit Tidak
Menular, serta Meningkatnya Kesehatan Jiwa
Indikator Kinerja Program 1. Persentase Cakupan Keberhasilan Pengobatan
TB/Success Rate
2. Prevalensi HIV
3. Jumlah Kabupaten/Kota mencapai Eliminasi
Malaria
4. Jumlah Provinsi dengan Eliminasi Kusta
5. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Eliminasi
Filariasis
6. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaksanakan
Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal
50%
Kegiatan : Surveilans dan Imunisasi
Sasaran Kegiatan Kabupaten/Kota yang melakukan pemantauan kasus
penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan
melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal
KLB untuk mencegah terjadinya KLB
Jenis Keluaran : 15 Puskemas mendapat Penanganan
Volume keluaran (output) : 15 Puskemas
Satuan Ukuran Keluaran (output) : Puskemas
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Provinsi Kepulauan Riau (Lembar Negara Tahun 2002 No. 111, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4237);
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 34447);
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
h. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/VIII/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistim Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular Terpadu;
i. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan;
j. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
2. Gambaran Umum
Kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular, keracunan makanan, keracunan
bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat
menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar, menyerap anggaran
biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya, berdampak pada sector ekonomi,
pariwisata serta berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, provinsi bahkan
internasional yang membutuhkan koordinasi dalam penanggulangannya. Diare, campak
dan demam berdarah dengue merupakan jenis penyakit yang sering menimbulkan KLB
di Indonesia. Beberapa jenis KLB mengalami penurunan seperti diare, campak dan
malaria, tetapi beberapa jenis KLB penyekit lainntya justru semakin meningkat seperti
demam berdarah, keracunan makanan dan bahan berbahaya lainnya serta munculnya
KLB penyakit baru seperti SARS, HMFD, Hepatitis E dan lain-lain. Demikian juga
beberapa penyakit yang sudah dianggap tidak menjadi masalah masyarakat timbul
kembali seperti KLB dipteri, chikungunya, leptospirosis dan kolera. Penanggulangan
wabah/KLB penyakit menular diatur dalam UU. No. 4 tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular, PP No. 40 tahun 1991 tentang penanggulangan Wabah Penyakit
Menular, Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang
Dapat Menimbulkan Wabah. Pada tahun 2000, Indonesia menerapkan secara penuh UU
No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dab Daerah, yang kemudian diikuti
dengan terbitnya PP No 25 tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom yang berpengaruh terhadap
penyelenggaraan penanggulangan wabah/KLB
B. TUJUAN UMUM & TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Tidak Terjadinya KLB Penyakit dalam Wilayah kerja Dinas Kesehatan Pasangkayu
2. Tujuan Khusus
a) Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk deteksi perubahan akut dari
penyakit yang terjadi serta distriusinya
b) Bisa mengidetifikasi factor resiko dan penyebab lainnya
c) Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
d) Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
C. .PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah :
1. Puskesmas
2. Masyarakat
D. JENIS KEGIATAN
Adapun jenis kegiatan dirincika sebagai berikut
1. Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan Epidemiologi (PE)/ Pelacakan Kontak Penyakit
Berpotensi KLB/Wabah dan Penyakit Infeksi Emerging, PD3I, Zoonosis, hewan berbisa
beracun, NTD's, dan penyakit menular lainnya. Kegiatan tersebut terbagi sebagai berikut:
Kegiatan/tahapan
No Bulan Anggaran
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 a. Penyelidikan ✓
Epidemiologi (PE) ✓
Rp 63.576.000
2 b. Pelacakan Kasus ✓
Rp. 21.192.000
3 c. Penanggulangan ✓
penyakit Rp. 15.239.000
emergency
H. Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan dari Daftar Isian penggunaan Anggaran Program
Upaya Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Tahun 2023 DAK-APBN untuk
satker Dinas Kesehatan Kabupaten Pasangkayu sesuai RAB
H.SAMHARI,SKM
Pembina Utama Muda/ IV.c
NIP. 19631231 198303 1 304
PEMERINTAH KABUPATEN PASANGKAYU
DINAS KESEHATAN
Alamat : jl. Abd. Muis, Pasangkayu, No....Kode Pos 91571
Dinas : Kesehatan
Bidang : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Program : Penyakit Tidak Menular (PTM)
Sasaran Program : Menurunnya penyakit tidak menular dan
meningkatnya kawasan tanpa rokok
Indikator Kinerja Program Persentase Penyakit tidak menular menurun
Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan
kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) minimal 50%
Kegiatan : Penyakit Tidak Menular
Sasaran Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular
Jenis Keluaran : 15 Puskemas mendapat Penanganan
Volume keluaran (output) : 15 Puskemas
Satuan Ukuran Keluaran (output) : Puskemas
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Dasar Hukum - Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan -
Kepmenkes RI No. 1479 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistim
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak menular Terpadu
b. Kepmenkes RI No. 1116 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistim
Surveilans Epidemiologi Kesehatan
2. GambaranUmum
Indonesia pada saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Prevalensi beberapa PTM utama
meningkat, sementara penyakit menular masih tinggi, lebih di perparah lagi oleh
munculnya penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa 10 besar
penyebab kematian di Indonesia, enam di antaranya tergolong PTM, Stroke merupakan
penyebab kematian tertinggi 15,4%, disusul tuberculosis 7,5%, hipertensi 6,8%, cedera
6,5%, perinatal 6,0%, diabetes melitus 5,7%, tumor 5,7%, penyakit hati 5,2%, penyakit
jantung iskemik 5,1%, dan penyakit saluran nafas bawah 5,1%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan factor resikonya seperti merokok, diet yang
tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah factor
resiko lebih murah dibandingkan dengan biaya pengobatan. Posbindu PTM merupakan
wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring
factor resiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu dan rutin.
C. .PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah :
1. Puskesmas
2. Masyarakat
D. JENIS KEGIATAN
Adapun jenis kegiatan dirincika sebagai berikut
1. Pembinaan pendampingan teknis pelaksanaan deteksi dini dan pengendalian factor resiko
dan PTM prioritas ke Puskesmas dan institusi
2. Pembinaan pendampingan teknis pelaksanaan Konseling Upaya Berhenti merokok di
FKTP
3. Pembinaan pendampingan teknis penerapan KTR di 7 Tatanan
Kegiatan/tahapan
No Bulan Anggaran
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 a. Pembinaan ✓
pendampingan ✓
teknis pelaksanaan
deteksi dini dan
pengendalian Rp 52.980.000
faktor resiko dan
PTM prioritas ke
puskesmas dan
instansi
2 b. Pembina ✓
pendampingan
teknis pelaksanaan
Rp. 31.788.000
Konseling Upaya
Berhenti Merokok
di FTKP
3 c. Pembinaan ✓
pendampingan
Rp. 15.233.000
teknis penerapan
KTR 7 Tatanan
H. Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan dari Daftar Isian penggunaan Anggaran Program
Upaya Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Tahun 2023 DAK-APBN untuk
satker Dinas Kesehatan Kabupaten Pasangkayu sesuai RAB
H.SAMHARI,SKM
Pembina Utama Muda/ IV.c
NIP. 19631231 198303 1 304
PEMERINTAH KABUPATEN PASANGKAYU
DINAS KESEHATAN
Alamat : jl. Abd. Muis, Pasangkayu, No....Kode Pos 91571
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
b. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
c. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan Nasional
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas
g. Permenkes No. 13 Tahun 2015 Tentang Penyenlenggaraan Kesehatan Lingkungan
di Puskesmas
2. GambaranUmum
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan
dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif,
prefentif, penyelidikan, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman,
lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu
air, udara, tanah, limbah padat, cair , gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vektor
penyakit, radiasi, kecelakaan, makanan, minuman dan bahan berbahaya.
Kesehatan sebagai salah satu upaya kesehatan yang ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, biologi maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi - tingginya.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena penyakit atau
gangguan kesehatan yang di akibatkan oleh faktor resiko lingkungan maka perlu
dilakukan kegiatan pembinaan tempat-tempat umum (TTU), penyehatan perumahan
dan sanitasi dasar, pengawasan depot air, klinik sanitasi, sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM), penyehatan air, penyehatan makanan dan minuman (TPM)
Berdasarkan PMK NO 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Tekhnis Penggunaan
Dana DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2022 dimana Penggunaan Dana BOK
Dititikberatkan pada biaya operasional luar gedung dalam rangka memaksimalkan
pencapaian SPM di Bidang Kesehatan.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah :
1. Pengelolah Kesling puskesmas
2. Pengelolah TTU/TPM
3. Masyarakat di wilayah kerja
4. SDM Kesehatan Kabupaten sebagai Rujukan UKM
C. JENIS KEGIATAN
Adapun jenis kegiatan dirincika sebagai berikut
1. Pendampingan kesehatan lingkungan di sarana tempat dan fasilitas Umum ( Pasar)
2. Pendampingan pembinaan tekhnis penyelenggara kesehatan lingkungan disarana
tempat dan fasilitas umum, tempat pengelolaan pangan, sarana air minum dan
fasyankes
3. Pendampingan kesehatan lingkungan di sarana tempat dan fasilitas umum ( sekolah)
4. Pendampingan kesehatan lingkungan di fasyankes
5. Pendampingan kesehatan lingkungan di sarana air minum
6. Pendampingan kesehatan lingkungan di tempat pengelolaan pangan
b. Outcame
Outcame pada kegiatan ini adalah
1. Untuk menurunkan angka penyakit atau gangguan kesehatan yang di
akibatkan oleh faktor rasiko kesehatan lingkungan.
2. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan prilaku
masyarakat atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor resiko
kesehatan lingkungan serta mewujudkan prilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)
Kurun Waktu Pencapaian Keluaran dapat dijabarkan selama jangka waktu pelaksanaan
12 bulan dimulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2023 dengan capaian 12
Kecamatan
H.SAMHARI,SKM
Pembina Utama Muda/ IV.c
NIP. 19631231 198303 1 304
PEMERINTAH KABUPATEN PASANGKAYU
DINAS KESEHATAN
Alamat : jl. Abd. Muis, Pasangkayu, No....Kode Pos 91571
Dinas : Kesehatan
Bidang : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Program : Surveilans & Imunisasi
Sasaran Program : Menurunnya Penyakit Menular, Penyakit Tidak
Menular, serta Meningkatnya Kesehatan Jiwa
Indikator Kinerja Program 1. Persentase Penurunan Kasus Penyakit yang
Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
tertentu
2. Persentase Kabupaten/Kota yang Mempunyai
Kebijakan Kesiapsiagaan dalam
Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Berpotensi Wabah
Kegiatan : Surveilans dan Imunisasi
Sasaran Kegiatan 1. Bayi usia 0 – 11 bulan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap
2. Kabupaten/Kota yang melakukan pemantauan
kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa
(KLB) dan melakukan respon penanggulangan
terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya
KLB
3. Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan
pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi
emerging
4. Kabupaten/Kota di pintu masuk negara yang
mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penaggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi waba
Jenis Keluaran : 15 Puskemas mendapat Penanganan
Volume keluaran (output) : 15 Puskemas
Satuan Ukuran Keluaran (output) : Puskemas
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 4.
c. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pusat dan Daerah
d. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
e. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
f. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
g. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
j. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374 Tahun 2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional.
k. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 375 tahun 2009 tentang RPJPK 2005-
2025.
l. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/ Menkes/ 52 Tahun 2015
tentang Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
m. Instruksi Nomor 3 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
2. Gambaran Umum
Anak merupakan harapan bangsa yang harus dipenuhi haknya, misal hak
mendapatkan akses pelayanan kesehatan dimana salah satunya mendapatkan imunisasi
dasar yang telah diatur dalam UU no.23 th. 2002 tentang perlindungan anak dan UU no.
36 tahun 2009 tentang kesehatan. Lima Imunisasi Dasar pada bayi, dilanjutkan dengan
imunisasi pada anak Batita dan imunisasi pada anak sekolah (BIAS). Semua tahapan ini
dimaksudkan agar terbentuk kekebalan pada anak secara maksimal sehingga dapat
menekan angka kesakitan, kematian serta kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I).
Ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan berkembang sangat pesat,
pemerintah selalu berupaya mengembangkan vaksin baru dalam rangka mencegah lebih
banyak penyakit yang masuk dalam program imunisasi nasional antara lain Hemophilus
Influenza tipe B (HiB), rotavirus, IPV (Inactivated Polio Vaccine), MR (Measles
Rubella) dan lain-lain.
Keberhasilan pelaksanaan imunisasi dapat diukur dengan tingginya cakupan imunisasi
dasar lengkap pada bayi, imunisasi lanjutan Baduta dan BIAS pada anak sekolah tanpa
mengesampingkan aspek kualitas. Kualitas pelayanan imunisasi antara lain dapat diukur
dengan manajemen pengelolaan vaksin, akurasi data laporan, adanya jejaring dengan
petugas dipelayanan serta dilakukannya surveilans KIPI. Hasil cakupan imunisasi pada
bayi dari tahun ke tahun tidak mencapai cakupan 100% sehingga akumulasi anak yang
rentan terhadap penyakit PD3I meningkat, mengakibatkan kemungkinan terjadinya
KLB terutama campak dan polio.
Tahun 2016 merupakan dimulainya tahapan dalam rangka pelaksanaan eradikasi polio
pada tahun 2020, untuk mendukung hal tersebut diperlukan partisipasi semua lapisan
masyarakat sehingga tercapai tujuan tersebut. Dilanjutkan dengan pengenalan vaksin
Measles, Rubella pada tahun 2018 untuk mencapai masyarakat Sehat Sejahtera. Adapun
kegiatan –kegiatan yang akan dilakukan untuk mendukung hal itu pada tahun 2018
adalah :
1. Workshop Pelaksanaan Imunisasi Rutin Tingkat Kabupaten Pasnagkayu Th. 2018.
Kegiatan ini dimaksud untuk melakukan evaluasi program imunisasi dasar dan
lanjutan baduta, anak sekolah dan Wus ditingkat Kabupaten Pasangkayu. Serta
menambah dan meningkatkan pengetahuan pengelola program imunisasi.
2. Bimbingan Teknis Pelaksanaan Imunisasi oleh Wasor/ Pengelola Program Imunisasi
Tingkat Kabupaten.
3. Workshop Dalam Rangka Pelaksanaan Kampanye MR (Measles Rubella) &
Introduksi MR Tingkat Kabupaten Pasangkayu Tahun 2018
4. Monitoring Dan Evaluasi Dalam Rangka Kampanye MR(Measles, Rubella)
Pemantauan persiapan dan pelaksanaan Kampanye MR dan introduksi vaksin MR di
Kabupaten Pasangkayu
C. .PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah :
1. Puskesmas
2. Masyarakat
D. JENIS KEGIATAN
Adapun jenis kegiatan dirincikan sebagai berikut :
1. Pembinaan dan pendampingan teknis pelaksanaan Imunisasi
Kegiatan/tahapan
No Bulan Anggaran
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembinaan dan ✓
pendampingan teknis ✓ 1
pelaksanaan Rp 128.072.000
Imunisasi
H. Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan dari Daftar Isian penggunaan Anggaran Program
Upaya Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Tahun 2023 DAK-APBN untuk
satker Dinas Kesehatan Kabupaten Pasangkayu sesuai RAB
Pasangkayu, 10 Oktober 2022
Kepala Dinas Kesehatan Pasangkayu
H.SAMHARI,SKM
Pembina Utama Muda/ IV.c
NIP. 19631231 198303 1 304
PEMERINTAH KABUPATEN PASANGKAYU
DINAS KESEHATAN
Alamat : Jl. Abd. Muis – KompleksPerkantoranBupatiPasangkayu
Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat
URUSAN : Kesehatan
UNIT ORGANISASI : Dinas Kesehatan KabupatenPasangkayu
LOKASI KEGIATAN : Dinas Kesehatan
INDIKATOR KINERJA PROGRAM : Program Pencegahan dan Penaguulangan Penyakit
KEGIATAN : Pendampingan Pembinaaan Tekhnis Pelaksanaan Penemuan
Kasus Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tropis
terabaikan ( Kusta/frambusia/Filariasis/Kecacingan) Dan
Pencegahan Pengendalian, Penyakit Menular Lainnya (TB,
HIV, Hepatitis, Malaria, DBD, Zonosis, Diare).
SASARAN KEGIATAN : 15 Puskesmas.
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : Persentase capaian kasus.
KELUARAN (Output) : Jumlah penemuan kasus.
INDIKATOR KELUARAN (Output) : Meningkatnya pengetahuan pengelola program
dan meningkatnya cakupan program.
A. Latar belakang
1. Dasar hukum.
a. Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144);
b. Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019Tentang Standar
Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019Nomor68)
2. Gambaran umum.
Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) adalah unsur pelaksana dinas
dibidangnya yang dipimpin oleh seorang kepala bidang, yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas. Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pengendalian, Pemberantasan Penyakit, yang
meliputi pengamatan penyakit, pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, dan penanggulangan
masalah kesehatan.
Kegiatan pendampigan dan pembinaan merupakan kegiatan bimbingan tehnis sekaligus
evaluasi bagi petugas program di puskesmas untuk mempertahankan kompetensi standar petugas
melalui on the job training. Dapat juga dimanfaatkan sebagai evaluasi pasca pelatihan untuk bahan
masukan perbaikan pelatihan yang akan datang. Pendampingan dan Supervisi harus dilaksanakan
disemua tingkat dan disemua unit pelaksana, karena dimanapun petugas bekerja akan tetap
memerlukan bantuan untuk mengatasi maslah dan kesulitan yang mereka temukan. Suatu umpan
balik tentang kinerja harus selalu diberikan untuk memberikan dorongan dan semangat kerja.
Filariasis adalah kelompok penyakit yang disebabkan oleh cacing gilig/nematoda, dari
spesies Wuchereria bancrofti¸Brugia malayi, dan Brugia timori serta ditularkan melalui gigitan nyamuk
dari genus Culex. Nyamuk dari genus Culex merupakan vektor utama, namun ada juga laporan
penularan filariasis oleh nyamuk dari genus lain yaitu Aedes, Anopheles, dan Mansonia. Metode
utama bagi pengendalian filariasis adalah pengobatan masal (mass drug administration) pada
komunitas berisiko. Kabupaten Pasangkayu telah melakukan kegiatan Pemberian obat Pencegahan
Massal (POPM) selama 5 tahun dari tahun 2012 sampai tahun 2016 dan ditambahkan 2 tahun masa
pemeliharaan bagi suku terasing di tahun 2017 sampai tahun 2018.
Penyakit infeksi cacing tanah/soil-transmitted helminths merupakan penyakit menular yang
masih menjadi beban bagi beberapa Negara di kawasan Asia Tenggara. Tantangan bagi
pengendalian STHs di Indonesia adalah 1) inkonsistensi pemantauan program pengendalian; 2)
perluasan cakupan kemoterapi pada kelompok beresiko; 3) kemungkinan munculnya resistensi obat;
4) dan metode diagnosis yang lemah. Saat era pandemic COVID-19, terdapat kemungkinan adanya
Pemberian obat Pencegahan massal bagi komunitas yang berisiko telah dilaksanakan setiap tahun.
Kusta penyakit menular yang disebabkan oleh kuman yaitu
mycobacteriumleprae.penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang menjadi
masalah kesehatan di lingkungan masyarakat.kejadian penyakit ini prevalensinya masih
tinggi di beberapadaerah. sebagian besar dari penderita kusta berasal dari golongan ekonomi
lemah. Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.saat ini penyakit ini
susah terdeteksi karena suspek penderita merasa malu untuk memeriksakan diri
danpandangan masyarakat yang kurang baik terhadap penderita kusta. masalah yang di hadapi
padapenderita bukan hanya dari medis saja tetapi masalah sosial dari masyarakat di
lingkungan penderita. Penderita Kusta di kabupaten pasangkayu tahun 2020 sebanyak 17 orang terdiri dari
11 kasus MB dan 6 kasus PB, sedangkan tahun 2021 8 orang yang terdiri dari 7 kasus MB dan 1 kasus PB.
H.SAMHARI,SKM
Pembina Utama Muda/ IV.c
NIP. 19631231 198303 1 304
KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN KBUPATEN
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT DINKES KAB. PASANGKAYU
DAK NON FISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2023
Urusan : Kesehatan
Unit Organisasi : Dinas Kesehatan Kabupaten
Lokasi Kegiatan : Kabupaten Pasangkayu
Sasaran Program : Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh
masyarakat
Indikator Kinerja Program :
a. Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (PF)
b. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik
c. Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi
kualitas kesehatan lingkungan
Kegiatan : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya pelaksanaan promosi kesehatan dan
pemberdayaan kepada masyarakat
Indikator Kinerja Kegiatan :
a. Jumlah Kebijakan Germas yang di keluarkan di
tingkat Kabupaten
b. Persentase Kecamatan dan Desa yang memiliki
Kebijakan PHBS dalam mendukung GERMAS
c. Jumlah UPT Puskesmas yang melaksanakan
Advokasi dan atau menjalin kemitraan dengan
pengambil kebijakan dan Jejaring kemitraan
d. Jumlah Kecamatan dan / atau UPT Puskesmas
yang melakukan Pembudayaan GERMAS
e. Jumlah Kecamatan / Puskesmas yang
mensosialisasikan / mempromosikan Kesehatan
melalui Media Promosi
2. Gambaran Umum
• Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
• Saat ini, Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering
disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan
kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes
dan lain-lain. Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya
pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan
pemerintah, menurunnya produktifitas masyarakat, menurunnya daya saing
negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat
itu sendiri.
• “Gerakan masyarakat hidup sehat” adalah gerakan bersama yang memiliki
beberapa tujuan mulai menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak
menular, baik kesakitan, kematian maupun kecacatan; menghindarkan terjadinya
penurunan produktivitas; menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan
karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Perbaikan lingkungan
dan perubahan perilaku kearah yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis
dan terencana oleh semua komponen bangsa ; untuk itu GERAKAN
MASYARAKAT (GERMAS) menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
• Adapun prinsip dari “Gerakan masyarakat hidup sehat” adalah kerjasama multi
sektor dan pemangku kepentingan, antara sektor kesehatan, akademisi, LSM dan
sektor-sektor lainnya; keseimbangan masyarakat, keluarga, dan individu;
pemberdayaan masyarakat, khususnya mereka yang mau hidup sehat dan
menjadi mitra pengendalian penyakit;
penguatan sistem kesehatan, reformasi dan reorientasi pelayanan kesehatan;
penguatan siklus hidup; jaminan kesehatan sosial; fokus pada pemerataan
penurunan penyakit karena determinan sosial seperti kemiskinan, gender,
lingkungan, budaya, tingkat pendidikan, dan kemauan politik.
• Untuk mewujudkan “Gerakan masyarakat hidup sehat” perlu sebuah kampanye
dan sosialisasi agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kampanye dan
sosialisasi ini dibutuhkan dukungan peran dari K/L terkait, komitmen, dan yang
terpenting adalah monitoring pelaksanaan Germas.
• Secara umum Germas bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauandan
kemampuan masyarakat untuk berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan
kualitas hidup. Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan partisipasi
dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas
masyarakat dan mengurangi beban biaya kesehatan.
• Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Tahun ini akanl ebih memfokuskan
kegiatan dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten
Pasangkayu, dengan alasan bahwa di tahun 2021, Kabupaten Pasangkayu masih
berada di posisi 26% atau 3.027 Balita Stunting.
• Kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka Germas adalah :
1. Peningkatan aktivitas fisik
2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
5. Peningkatan kualitas lingkungan
6. Peningkatan edukasi hidup sehat
• Guna mencapai tujuan Germas secara lebih fokus dan terarah,maka tahun ini
dibuat beberapa fokus kegiatan dari Germas ini., yaitu
a. Audiensi/ Pertemuan Koordinasi, advokasi Gerakan Cegah Stunting serta
Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten dan Kecamatan.
b. Promosi/kampanye dan Edukasi Aksi Bergizi dan Bumil Sehat di Wilayah
Kecamatan.
c. Pengembangan dan Penggandaan Media promosi Gerakan Masyarakat Hidup
sehat dalam Upaya percepatan Penurunan stunting.
d. Penguatan advokasi dan Koordinasi serta Pembinaan / Pendampingan dalam
rangka Pengaktipan Posyandu Tingkat Kecamatan.
• Keberhasilan gerakan masyarakat hidup sehat dalam Upaya Percepatan
Penurunan Stunting ini sangat tergantung pada partisipasi aktif semua
stakeholder dan masyarakat. Masyarakat perlu digerakkan untuk memiliki
kemampuan untuk melaksanakan semua fokus kegiatan tersebut dan dapat
melaksanakan dalam kegiatan sehari-hari.
• Kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pasangkayu
terkait Gerakan Masyarakt Hidup Sehat dan Upaya Percepatan Penurunan
Stunting yaitu :
1. Surat Edaran Bupati Pasangkayu Nomor 007/1184/Dinkes tanggal 04 Juli
2022 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang berisi :
a. Himbauan Kepada seluruh Aparatur Sipil Negara dan seluruh Masyarakat
dilingkungan kerja masing-masing untuk melakukan kegiatan olahraga
bersama secara rutin setiap hari jumat pagi, melaksanakan senam sehat
yang dirangkaian dengan tes kebugaran sekali sebulan, melaksanakan
peregangan selama 5 menit di tempat kerja 2 kali sehari pukul 10.00 dan
14.00 bagi seluruh pegawai, melakukan pemeriksaan kesehatan dan
dateksi Dini penyakit secara rutin dan berkala, minimal 1 kali dalam 1
tahun
b. Menyajikan menu makanan sehat sebagai kudapan/cemilan pada
penyelenggaraan pertemuan/ rapat di dalam atau luar kantor, seperti buah
dan makanan yang rendah gula.
c. Mendukung pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok.
2. Surat Edaran Bupati Pasangkayu Nomor 007/961/Dinkes tanggal 02 Juni 2022
tentang Peran dan Dukungan Pemerintah Kecamatan dan desa/Kelurahan serta
Lintas Sektor dalam Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat datang ke
Posyandu yang berisi :
a. Himbauan para camat dan Kepala Desa/ Lurah untuk mengkoordinir dan
Memantau serta mengevaluasi pelaksanaan Kegiatan Posyandu di wilayah
Keja masing-masing
b. Himbauan agar tim Penggerak PKK Kabupaten, Kecamatan dan
desa/Kelurahan melakukan pembinaan secara berjenjang untuk
mengaktifkan Dasawisma dan Memaksimalkan perannya dalam Pokajanal
Posyandu.
c. Para Camat dan Kepala Desa/Lurah Memastikan Partisipasi
aktif/kehadiran sasaran dating ke Posyandu minimal 80 persen dari jumlah
sasaran balita yang ada di wilayah kerjanya.
• Beberapa kebijakan telah mulai dilakukan di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasangkayu maupun di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Pasangkayu misalnya dengan mengganti snack dengan sayur/buah, melakukan
melakukan senam sehat setiap hari Jumat di Halaman Kantor Bupati
Pasangkayu, melakukan pengecekan kebugaran setiap bulannya, melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi para pegawai oleh UPT Puskesmas
Pasangkayu, serta menjadikan lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasangkayu sebagai daerah kawasan tanpa rokok
• Beberapa kegiatan ini tentu harus ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan lain
serta dilakukan kegiatan secara serentak di seluruh Kecamatan.
• Upaya sosialisasi juga telah dilakukan melalui media cetak.. Diharapkan
sosialisasi seperti ini dapat disebarluaskan dan dapat menambah wawasan
Masyarakat dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting melalui Kegiatan-
kegiatan GERMAS
B. PENERIMA MANFAAT
Adapun penerima manfaat dari output kegiatan ini adalah :
Puskesmas, Kecamatan/Desa, Lintas Program, Lintas Sektor, Individu, Keluarga,
Pengusaha, Rekanan, Kader, Kelompok Masyarakat/ORMAS/PKK/ dan Masyarakat
umum
C. JENIS KEGIATAN
Gerakan Masyarakat Hidup sehat (GERMAS)
a. Audiensi/ Pertemuan Koordinasi, advokasi Gerakan Cegah Stunting serta Penguatan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kecamatan, wilayah Kerja UPT Puskesmas.
Kegiatan ini difokuskan pada Koordinasi dan advokasi tentang Strategi dan
Kesepakatan pemberian dan Konsumsi Tablet tambah Darah pada Remaja Putri di
wilayah Kecamatan se Kabupaten Pasangkayu
b. Promosi/kampanye dan Edukasi Aksi Bergizi dan Bumil Sehat di Kecamatan, wilayah
Kerja UPT Puskesmas.
Kegiatan ini fokus pada Kampanye dan Pemberian edukasi tentang Gizi Seimabang
dalam upaya percepatan penurunan stunting bagi masyarakat beresiko Stunting
c. Pengembangan dan Penggandaan Media promosi Gerakan Masyarakat Hidup sehat
dalam Upaya percepatan Penurunan stunting
d. Penguatan advokasi dan Koordinasi serta Pembinaan / Pendampingan dalam rangka
Pengaktipan Posyandu di semua Kecamatan di wilayah Kerja UPT PKM
Kegiatan ini focus pada pelaksanaan Pembinaan, Pendampingan, Koordinasi, Bimtek
serta monitoring dan Evaluasi dalam rangka Penguatan Posyandu.
et s t
Demikian KAK ini dibuat sebagai data dukung penyusunan Rencana Kerja Anggaran
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasangkayu Tahun 2023.
H.SAMHARI,SKM
Pembina Utama Muda/ IV.c
NIP. 19631231 198303 1 304
PEMERINTAH KABUPATEN PASANGKAYU
DINAS KESEHATAN
Alamat : jl. Abd. Muis, Pasangkayu, No....Kode Pos 91571
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
b. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
c. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan Nasional
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas
2. GambaranUmum
Pembangunan Kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat Kesehatan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatanmasyarakat
yang optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut masyarakat
yang optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang
danterpadu.terpadu.Upaya kesehatan olah raga adalah salah satu upaya kesehatan yang
bertujuan Upaya kesehatan olah raga adalah salah satu upaya kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan jasmani melalui aktifitas fisik dan
olah raga.untuk meningkatkan derajat kesehatan jasmani melalui aktifitas fisik dan
olah raga.Berdasarkan kebijakan dasar Puskesmas tahun 2004, Program kesehatan
olah raga Berdasarkan kebijakan dasar Puskesmas tahun 2004, Program kesehatan
olah ragatermasuk dalam upaya kesehatan pengembanagan. Program kesehatan olah
masuk dalam upaya kesehatan pengembanagan. Program kesehatan olah
raga juga juga merupakamerupakan n salah salah satu satu indikator indikator
keberhkeberhasilan asilan Perilaku Perilaku Hidup dan Sehat. Aktifitas fisik dan atau
olah raga dapat memberikan dampak positif biladilakukan secara baik, benar, terukur,
dan teratur. Sebaliknya bila dilakukan tidaksesuai dengan kaidah tersebut dapat
menimbulkan gangguan kesehatan atau cederayang mungkin akan berakibat fatal.
Berdasarkan PMK NO 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Tekhnis Penggunaan
Dana DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2022 dimana Penggunaan Dana BOK
Dititikberatkan pada biaya operasional luar gedung dalam rangka memaksimalkan
pencapaian SPM di Bidang Kesehatan.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah :
1. Pengelolah Kesjaor Puskesmas
2. Perusahaan dan Pekerja
3. Calon Jamaah Haji di wilayah kerja Kab Pasangkayu
C. JENIS KEGIATAN
Adapun jenis kegiatan dirincika sebagai berikut
1. Pelaksanaan Kebugaran Jasmani (Calon Jamaah Haji)
2. Rapat dan Supervisi Program Kesehatan Kerja bagi Perusahaan dan Pekerja Bersama
Disnaker dan BPJS-TK
b. Outcame
Outcame pada kegiatan ini adalah
1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan
mandiridengan memberikan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya..
2. Penyebaran informasi dan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada
masyarakat
3. Terselenggaranya upaya kesehatan olah raga di Puskesmas
Kurun Waktu Pencapaian Keluaran dapat dijabarkan selama jangka waktu pelaksanaan
12 bulan dimulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2023 dengan capaian 12
Kecamatan
H.SAMHARI,SKM
Pembina Utama Muda/ IV.c
NIP. 19631231 198303 1 304
KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN KBUPATEN
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT DINKES KAB. PASANGKAYU
DAK NON FISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2023
Urusan : Kesehatan
Unit Organisasi : Dinas Kesehatan Kabupaten
Lokasi Kegiatan : Kabupaten Pasangkayu
Sasaran Program : Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh
masyarakat
Indikator Kinerja Program :
a. Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (PF)
b. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik
c. Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi
kualitas kesehatan lingkungan
Kegiatan : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya pelaksanaan promosi kesehatan dan
pemberdayaan kepada masyarakat
Indikator Kinerja Kegiatan :
a. Jumlah Kebijakan Germas yang di keluarkan di
tingkat Kabupaten
b. Persentase Kecamatan dan Desa yang memiliki
Kebijakan PHBS dalam mendukung GERMAS
c. Jumlah UPT Puskesmas yang melaksanakan
Advokasi dan atau menjalin kemitraan dengan
pengambil kebijakan dan Jejaring kemitraan
d. Jumlah Kecamatan dan / atau UPT Puskesmas
yang melakukan Pembudayaan GERMAS
e. Jumlah Kecamatan / Puskesmas yang
mensosialisasikan / mempromosikan Kesehatan
melalui Media Promosi
2. Gambaran Umum
• Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
• Saat ini, Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering
disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan
kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes
dan lain-lain. Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya
pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan
pemerintah, menurunnya produktifitas masyarakat, menurunnya daya saing
negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat
itu sendiri.
• “Gerakan masyarakat hidup sehat” adalah gerakan bersama yang memiliki
beberapa tujuan mulai menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak
menular, baik kesakitan, kematian maupun kecacatan; menghindarkan terjadinya
penurunan produktivitas; menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan
karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Perbaikan lingkungan
dan perubahan perilaku kearah yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis
dan terencana oleh semua komponen bangsa ; untuk itu GERAKAN
MASYARAKAT (GERMAS) menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
• Adapun prinsip dari “Gerakan masyarakat hidup sehat” adalah kerjasama multi
sektor dan pemangku kepentingan, antara sektor kesehatan, akademisi, LSM dan
sektor-sektor lainnya; keseimbangan masyarakat, keluarga, dan individu;
pemberdayaan masyarakat, khususnya mereka yang mau hidup sehat dan
menjadi mitra pengendalian penyakit;
penguatan sistem kesehatan, reformasi dan reorientasi pelayanan kesehatan;
penguatan siklus hidup; jaminan kesehatan sosial; fokus pada pemerataan
penurunan penyakit karena determinan sosial seperti kemiskinan, gender,
lingkungan, budaya, tingkat pendidikan, dan kemauan politik.
• Untuk mewujudkan “Gerakan masyarakat hidup sehat” perlu sebuah kampanye
dan sosialisasi agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kampanye dan
sosialisasi ini dibutuhkan dukungan peran dari K/L terkait, komitmen, dan yang
terpenting adalah monitoring pelaksanaan Germas.
• Secara umum Germas bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauandan
kemampuan masyarakat untuk berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan
kualitas hidup. Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan partisipasi
dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas
masyarakat dan mengurangi beban biaya kesehatan.
• Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Tahun ini akanl ebih memfokuskan
kegiatan dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten
Pasangkayu, dengan alasan bahwa di tahun 2021, Kabupaten Pasangkayu masih
berada di posisi 26% atau 3.027 Balita Stunting.
• Kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka Germas adalah :
1. Peningkatan aktivitas fisik
2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
5. Peningkatan kualitas lingkungan
6. Peningkatan edukasi hidup sehat
• Guna mencapai tujuan Germas secara lebih fokus dan terarah,maka tahun ini
dibuat beberapa fokus kegiatan dari Germas ini., yaitu
a. Audiensi/ Pertemuan Koordinasi, advokasi Gerakan Cegah Stunting serta
Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten dan Kecamatan.
b. Promosi/kampanye dan Edukasi Aksi Bergizi dan Bumil Sehat di Wilayah
Kecamatan.
c. Pengembangan dan Penggandaan Media promosi Gerakan Masyarakat Hidup
sehat dalam Upaya percepatan Penurunan stunting.
d. Penguatan advokasi dan Koordinasi serta Pembinaan / Pendampingan dalam
rangka Pengaktipan Posyandu Tingkat Kecamatan.
• Keberhasilan gerakan masyarakat hidup sehat dalam Upaya Percepatan
Penurunan Stunting ini sangat tergantung pada partisipasi aktif semua
stakeholder dan masyarakat. Masyarakat perlu digerakkan untuk memiliki
kemampuan untuk melaksanakan semua fokus kegiatan tersebut dan dapat
melaksanakan dalam kegiatan sehari-hari.
• Kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pasangkayu
terkait Gerakan Masyarakt Hidup Sehat dan Upaya Percepatan Penurunan
Stunting yaitu :
1. Surat Edaran Bupati Pasangkayu Nomor 007/1184/Dinkes tanggal 04 Juli
2022 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang berisi :
a. Himbauan Kepada seluruh Aparatur Sipil Negara dan seluruh Masyarakat
dilingkungan kerja masing-masing untuk melakukan kegiatan olahraga
bersama secara rutin setiap hari jumat pagi, melaksanakan senam sehat
yang dirangkaian dengan tes kebugaran sekali sebulan, melaksanakan
peregangan selama 5 menit di tempat kerja 2 kali sehari pukul 10.00 dan
14.00 bagi seluruh pegawai, melakukan pemeriksaan kesehatan dan
dateksi Dini penyakit secara rutin dan berkala, minimal 1 kali dalam 1
tahun
b. Menyajikan menu makanan sehat sebagai kudapan/cemilan pada
penyelenggaraan pertemuan/ rapat di dalam atau luar kantor, seperti buah
dan makanan yang rendah gula.
c. Mendukung pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok.
2. Surat Edaran Bupati Pasangkayu Nomor 007/961/Dinkes tanggal 02 Juni 2022
tentang Peran dan Dukungan Pemerintah Kecamatan dan desa/Kelurahan serta
Lintas Sektor dalam Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat datang ke
Posyandu yang berisi :
a. Himbauan para camat dan Kepala Desa/ Lurah untuk mengkoordinir dan
Memantau serta mengevaluasi pelaksanaan Kegiatan Posyandu di wilayah
Keja masing-masing
b. Himbauan agar tim Penggerak PKK Kabupaten, Kecamatan dan
desa/Kelurahan melakukan pembinaan secara berjenjang untuk
mengaktifkan Dasawisma dan Memaksimalkan perannya dalam Pokajanal
Posyandu.
c. Para Camat dan Kepala Desa/Lurah Memastikan Partisipasi
aktif/kehadiran sasaran dating ke Posyandu minimal 80 persen dari jumlah
sasaran balita yang ada di wilayah kerjanya.
• Beberapa kebijakan telah mulai dilakukan di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasangkayu maupun di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Pasangkayu misalnya dengan mengganti snack dengan sayur/buah, melakukan
melakukan senam sehat setiap hari Jumat di Halaman Kantor Bupati
Pasangkayu, melakukan pengecekan kebugaran setiap bulannya, melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi para pegawai oleh UPT Puskesmas
Pasangkayu, serta menjadikan lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasangkayu sebagai daerah kawasan tanpa rokok
• Beberapa kegiatan ini tentu harus ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan lain
serta dilakukan kegiatan secara serentak di seluruh Kecamatan.
• Upaya sosialisasi juga telah dilakukan melalui media cetak.. Diharapkan
sosialisasi seperti ini dapat disebarluaskan dan dapat menambah wawasan
Masyarakat dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting melalui Kegiatan-
kegiatan GERMAS
B. PENERIMA MANFAAT
Adapun penerima manfaat dari output kegiatan ini adalah :
Puskesmas, Kecamatan/Desa, Lintas Program, Lintas Sektor, Individu, Keluarga,
Pengusaha, Rekanan, Kader, Kelompok Masyarakat/ORMAS/PKK/ dan Masyarakat
umum
C. JENIS KEGIATAN
Gerakan Masyarakat Hidup sehat (GERMAS)
a. Audiensi/ Pertemuan Koordinasi, advokasi Gerakan Cegah Stunting serta Penguatan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kecamatan, wilayah Kerja UPT Puskesmas.
Kegiatan ini difokuskan pada Koordinasi dan advokasi tentang Strategi dan
Kesepakatan pemberian dan Konsumsi Tablet tambah Darah pada Remaja Putri di
wilayah Kecamatan se Kabupaten Pasangkayu
b. Promosi/kampanye dan Edukasi Aksi Bergizi dan Bumil Sehat di Kecamatan, wilayah
Kerja UPT Puskesmas.
Kegiatan ini pokus pada Kampanye dan Pemberian edukasi tentang Gizi Seimabang
dalam upaya percepatan penurunan stunting bagi masyarakat beresiko Stunting
c. Pengembangan dan Penggandaan Media promosi Gerakan Masyarakat Hidup sehat
dalam Upaya percepatan Penurunan stunting
d. Penguatan advokasi dan Koordinasi serta Pembinaan / Pendampingan dalam rangka
Pengaktipan Posyandu di semua Kecamatan di wilayah Kerja UPT PKM
Kegiatan ini focus pada pelaksanaan Pembinaan, Pendampingan, Koordinasi, Bimtek
serta monitoring dan Evaluasi dalam rangka Penguatan Posyandu.
et s t
Demikian KAK ini dibuat sebagai data dukung penyusunan Rencana Kerja Anggaran
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasangkayu Tahun 2023.
H.SAMHARI,SKM
Pembina Utama Muda/ IV.c
NIP. 19631231 198303 1 304