PKM-P (Penelitian)
PKM-P (Penelitian)
JUDUL PRGORAM
“SATEHD (sari tempe healthy drink) Solusi Hot Flashes Pada
Wanita Menopause”
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
DIUSUSLKAN OLEH:
RIZKY SETIYO NINGRUM (171030300025)
ELA FIDINIA (181030300006)
DIAH AYU SEPTIANA (191030300052)
ii
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2. Tujuan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Menopause
Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai atau beberapa
bahan lain yang diproses melalui fermentasi yang secara umum dikenal
sebagai “ragi tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami
proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna.
Tempe merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung isoflavon.
Tempe sebagai makanan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi,
penelitian terhadap nilai gizi tempe diperoleh hasil bahwa tempe
mengandung elemen yang berguna yaitu sebagai berikut ini:
1. Asam lemak Proses fermentasi pada tempe meningkatkan derajat
ketidakjenuhan terhadap lemak. Akibat proses ini, asam lemak tidak jenuh
majemuk pada tempe meningkat jumlahnya. Asam lemak jenuh ini
mempunyai efek penurunan kandungan kolesterol serum sehingga dapat
menetralkan efek negatif streol didalam tubuh.
2. Vitamin Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe yaitu larut air
(vitamin B komplek) dan larut lemak (Vitanin A, D, E dan K). Jenis
vitamin B yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1, B2, Asam
pantotenat, asam nikonat, vitamin B6, dan B12
3. Antioksidan Didalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksi dalam
bentuk isoflavon yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi
pembentukan radikal bebas. Pada tempe disamping ketiga jenis isoflavon
tersebut, juga terdapat antioksidan faktor (6,7,4trihidroksi isoflavon).
4. Mineral Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah
yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga dan zink. Kapang tempe dapat
menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang
mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan
terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu seperti besi, kalsium,
magnesium dan zink menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan.
Isoflavon yang merupakan phitoestrogen dapat juga berikatan dengan
reseptor tersebut. Jika tubuh mengkonsumsi isoflavon, misalnya dengan
mengkonsumsi produk-produk kedelai, maka akan tejadi pengaruh
pengikatan isoflavon dengan reseptor estrogen yang menghasilkan efek
menguntungkan, sehingga mengurangi simptom menopause (Sutrisno,
5
BAB 3
METODE PENELITIAN
Inklusi Exklusi
Informed Consent
Analisis Data
Posttest tentang Hot Flashes
3.3. Prosedur penelitian
1. penelitian ini di lakukan setelah di lakukan etic
2. pemilihan sabjek penelitian sabjek penelitian di pilih setelah memenuhi
kriteria dan di beri penjelkasan tentang penelitian sebelum inform
konsen di tandatangani
3. pengisian quesoner
4. pemberian sari tempe kental manis
7
3.4.Desain Penelitian
Desain yang di gunakan quasi experiment dengan rancangan “ One Grup
pretest posttest desain “ bentuk desain dapat di gambarkan sebagai berikut”
Keterangan:
01 : wanita menopause dengan hot flashes sebelum pemberian sari tempe
02 : wanita menopause dengan hot flashes setelah pemberian sari tempe
3.14. kesimpulan
Hasil penelitian ini akan menjawab tujuan penelitian.
10
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
4.2.Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P
\
11
DAFTAR PUSTAKA
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
C.2 Penelitian