Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NY “ M “ DENGAN MENOPAUSE


DI PONKESDES SUMBER MALANG

Disusun untuk Pengembangan Profesi

OLEH :
ITA S RAHMAWATI
NIP : 19810513 2008012 011

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Diterima dan Disetujui Sebagai Salah Satu Syarat dalam Penilaian Angka Kredit

Mengetahui,
Bondowoso, Juni 2021

Ketua Sekretariat Tim Penilai


Kasie Sumber Daya Manusia
dan Kesehatan

Titik Suhartini, SST SUHARTIN, SST, M.Kes


NIP. 19641221 198503 2 008 NIP. 19730724 199301 2 002
TINJAUAN TEORI

A.      Pengertian

          Menopause adalah berhentinya menstruasi dan kesuburan secara permanen

yang terjadi 12 bulan setelah menstruasi terakhir. Pada usia empat puluhan, siklus

mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa dua

puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah

membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar mempunyai siklus dua puluh

delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus tidak teratur.

          Menopause adalah proses biologis alami dan bukan penyakit medis. Meskipun

secara fisik dan emosional gejala menopause dapat mengganggu tidur, menguras

energi dan memicu perasaan sedih dan kehilangan. Menopause lebih disebabkan oleh

perubahan hormon.

          Gejala menopause biasanya mulai terlihat pada wanita usia 40 tahun. Namun

sekarang ini banyak wanita yang mengalami menopause di usia muda. Gejala seperti

ini disebut dengan menopause dini. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab,

diantaranya gaya hidup serta pola makan tak sehat, tekanan kerja dan stres.

B.      Klasifikasi-klasifikasi menopause

            Menopause dapat di bedakan menjadi tiga yaitu :

a. Menopause alami adalah akhir proses biologi yang dialami wanita berupa

penurunan produksi hormone seks perempuan, yakni estrogen dan

progesterone dari indung telur yang biasanya terjadi di usia 48-56 tahun

(Nasruddin, 2011).

b. Menopause dini adalah menopause sebelum usia 40 tahun, kemungkinan

penyebabnya adalah factor keturunan, penyakit autoimun, dan rokok (El

Mannan, 2011).

c. Menopause buatan terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan

berkurangnya pelepasan hormon oleh ovarium. Campur tangan ini biasa

berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran


darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk

mengobati kanker (El Mannan, 2011).

C.    Etiologi

           Sejalan dengan pertambahan usia, ovarium menjadi kurang tanggap terhadap

rangsangan oleh LH dan FSH, yang dihasilkan oleh hipofisis. Akibatnya ovarium

melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesterone dan akhirnya proses ovulasi

(pelepasan telur) berhenti (Daud Abu, 2011).

           Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum berusia 40 tahun.

Kemungkinan penyebabnya adalah factor keturunan, penyakit autoimmun dan rokok

(El Mannan, 2011).

           Menopause buatan terjadi akibat intervensi medis yang menyebabkan

berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormone oleh ovarium. Intervensi ini bias

merupakan pembedahan untuk mengangkat ovrium serta kemoterapi atau radioterapi

pada kanker (Nasruddin, 2011).

           Histerektomi (pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus

menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak akan mempengaruhi

kadar hormon dan tidak menyebabkan menopause (Nasruddin, 2011).

D.    Patofisiologi

           Dalam bidang endokrinologi reproduksi, poros hipotalamus-hipofisis-ovarium

sangatlah penting. Hipotalamus mengeluarkan Gonadotropin Releazing Hormon (Gn-

RH). Gn-RH tidak dikeluarkan secara kontinyu melainkan secara bertahap (pulsatif)

Gn-RH ini sampai ke hipofisis untuk mengeluarkan FSH dan LH. FSH memicu

pematangan folikel di ovarium sehingga terjadi peningkatan hormone estrogen.

Selama peningkatan folikel terjadi pembentukan inhibin. Inhibin adalah hormon

polipeptida yang disintesis dan disekresi oleh sel granulose. Estrogen menghambat

pengeluaran LH dan FSH, namun inhibin menekan pengeluaran FSH lebih kuat lagi

(Rafif, 2010).
           Estrogen memicu pertumbuhan endometrium. LH memicu ovulasi dna sintesis

progesterone di korpus luteum. Progesteron melepaskan endometrium yang menebal

tersebut sehingga terjadi haid. Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui

vagina selama 5-7 hari dan terjadi setiap 22 atau 35 hari (Nasruddin, 2011).

           Secara alami, jumlah folikel pada ovarium wanita akan berkurang, ketika bayi

wanita lahir ia mempunyai ± 750.000 oosit/primordial folikel. Pada masa menarche,

seorang wanita memiliki sekitar 400.000 oosit. Jumlah primordial folikel akan

berkurang terus menerus akibat ovulasi yang secara normal terjadi setiap bulan dan

banyak pula yang akan mati pada proses yang disebut atresia (Nasruddin, 2011).

           Dalam keadaan normal, FSH adalah hormon yang berfungsi untuk merangsang

pertumbuhan folikel-folikel diovarium sejak siklus haid pertama wanita. Ketika

memasuki klimakterium folikel tersebut menjadi resisten terhadap rangsangan FSH

dan LH dan folikel the graff tidak mensekresi hormon estrogen dan progesterone

(Nasruddin, 2011).

E.     Gejala-Gejala Menopause

            Menurut Aina (2009), yang mengutip pendapat Hurlock, ketika seorang

memasuki menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu

yang dapat terjadi secara tiba–tiba disekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher, dan

dada bagian atas. Kadang–kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau

dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar.

            Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause

yaitu:

a.       Menurunnya gairah seks (Hilangnya hasrat seksual)

Wanita mengalami penurunan dalam kadar testosteron mereka selama pra

menopause ini dapat mengakibatkan hilangnya hasrat seksual. Tapi bagi sebagian

wanita masalah libido terkait dengan kurangnya hormon estrogen atau menipisnya

jaringan vagina (Northrup, 2006).

b.      Menstruasi yang tidak teratur atau abnormal (yang paling sering, perdarahan

vagina yang berlebihan)


Ketika seorang wanita mengalami perubahan hormon di masa pra menopause,

segala macam perdarahan mungkin terjadi, mulai dari menstruasi yang menjadi

sangat ringan dan sebentar sampai menstruasi yang berjarak tiga bulan atau lebih.

Dan sebagian wanita mempunyai pola perdarahan yang begitu tidak menentu

sehingga tampak seperti bukan menstruasi sama sekali (MacKenzei , 2002).

c.       Pembengkakan (retensi air)

Ketidak nyamanan menahan kencing (lepasnya air kencing saat batuk, bersin,

tertawa dsb) terjadi dikarenakan menipisnya lapisan saluran kencing luar yang sangat

bergantung pada estrogen. Gejala gejala kencing sering dapat diatasi dengan

penggunaan secolek kecil krim estrogen di lokasi tersebut. Latihan kegel juga dapat

meningkatkan aliran darah ke area itu dan membantu mengatasi ketidak mampuan

menahan kencing (Northrup, 2006).

d.      Perubahan suasana hati (yang paling sering rasa kesal dan depresi)

Banyak wanita merasakan bahwa perubahan suasana hati mereka lebih parah

dibanding sebelumnya menjelang haid mereka datang, meningkatnya suasana hati

yang negatif dan gelap, bersifat abnormal (Setiyo, 2007).

e.       Berkeringat di Malam hari

Berkeringat di malam hari merupakan suatu kesatuan dengan gelora panas.

Terlebih pada pukul 3 dan 4 pagi merupakan saat yang paling umum dimana wanita

pra menopause mandi keringat. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari.

Berkeringat malam hari tidak saja mengganggu tidur melainkan juga teman atau

pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah

tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak (Setiyo, 2007). Cara kerjanya belum

diketahui secara pasti, tetapi pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon

yang mengatur thermostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya suhu udara

yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai

menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri (Kasdu, 2002).
f.       Jantung berdebar-debar

Seperti gelora panas, debaran jantung dapat berkisar dari ringan sampai berat.

Gejala ini jarang yang berbahaya, meskipun kadang-kadang bisa terasa sangat

menakutkan. Itu merupakan akibat ketidak seimbangan antara sistem syaraf simpatik

dan para simpatik dan sering terkait dengan ketakutan dan kecemasan (Widjanarko

Bambang, 2009).

g.      Sakit kepala

Kadar hormon yang tidak seimbang ikut menambah apa yang dinamakan migrain

menstruasi selama masa pra menopause dan menopause. Jenis sakit kepala ini

biasanya datang tepat sebelum menstruasi anda, ketika kadar estrogen maupun

progesteron dapat turun secara drastic (Yatim, 2001).

h.      Gelora Panas

Gelora panas adalah gejala pra menopause yang paling umum dalam budaya kita

terjadi sekitar 70 sampai 85% dari semua wanita pra menopause. Gelora panas itu

bisa sangat ringan atau sangat berat sehingga mengakibatkan kurang tidur dan

depresi. Itu dimulai dengan sensasi hangat yang muncul tiba-tiba dan selintas yang

kemudian dapat menjadi sangat panas di wajah, kulit kepala, dan area dada, kadang

kadang bisa disertai dengan kulit kemerahan dan keringat. Kadang-kadang itu disertai

frekuensi jantung yang meningkat, diikuti dengan rasa kedinginan. Pada kebanyakan

wanita, gelora panas sering dimulai tepat sebelum atau selama periode menstruasi di

masa pra menopause (Hurlock,1997).

F.     Fase-Fase Menopause

a.       Fase pramenopause

              Apabila seorang perempuan berusia antara 40 tahun dan mengalami

ketidakteraturan siklus haid, dengan perdarahan yang memanjang dan jumlah darah

yang relativ banyak dan disertai nyeri. Atau sedikit perdarahan, hanya berupa flek-

flek namun terjadi dalam rentang waktu yang lama. Ataupun terdapat berbagai

keluhan yang menyertai siklus menstruasi baik sebelum atau sesudah menstruasi.

Bisa jadi perempuan tersebut sedang mengalami fase pramenopause. Ketika


dilakukan pemeriksaan akan ditemukan perubahan endokrinologik (perubahan pada

kelenjar-kelenjar endokrin), dimana terkadang ditemui kadar estrogen yang sangat

tinggi (Rafif, 2010).

b.      Fase Perimenopause

              Merupakan masa peralihan antara pramenopause dan pasca menopause. Fase

ini ditandai dengan ketidakteraturan siklus haid. Pada kebanyakan wanita siklus

haidnya lebih dari 38 hari dan sisanya kurang dari 18 hari. Diketahui pula bahwa pada

sekitar 40% wanita mengalami siklus haid anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi

(pematangan sel telur), namun kadar progesteron tetap rendah. Pada saat

perimenopause ini wanita telah mengalami berbagai jenis keluhan klimakterik. Perlu

diingat bahwa pada masa pramenopause ataupun perimenopause tetap dapat terjadi

kehamilan sehingga masih memerlukan penggunaan kontrasepsi (Rafif, 2010).

c.       Fase Menopause

              Seperti penjelasan diawal, menopause diartikan sebagai ketiadaan

perdarahan siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Hal ini dapat ditunjang

pula dengan pemeriksaan kadar Folicle Stimulating Hormon (FSH) lebih dari

40mlU/ml dan kadar Estradiol kurang dari 30pg/ml. berhentinya siklus menstruasi ini

harus dikarenakan oleh sebab-sebab alami. Dimana terdapat berkurangnya hormone

estrogen dan ketidaktersedianya folikel untuk ovulasi. Bila perdarahan siklus

menstruasi berhenti oleh sebab-sebab non alami , semisal dikarenakan penggunaan

kontrasepsi hormonal dan tidak mengalami keluhan klimakterik maka wanita tersebut

tidak dikatakan mengalami menopause (Rafif,2010)

d.      Fase Pascamenopause

Pada wanita pascamenopause dijumpai kelainan pada kulit berupa kulit

menipis, keriput, gatal-gatal, kuku rapuh dan berwarna kuning, dan lidah seperti

terbakar. Keluhan lain adalah mata kering sehingga menyulitkan penggunaan lensa

kontak, rambut menipis, dan sering ditemukan tumbuhnya rambut di sekitar bibir,

hidung dan telinga. Terdapat pula kelihan pada uriogenital berupa nyeri saat

bersenggama, vagina kering, perdarahan pascasenggama, infeksi saluran kemih


berulang, iritasi, prolapsus uteri/vagina, keputihan, gatal pada vagina dan di jumpai

inkontinensia urin (sulit berkemih). Pada masa ini juga didapatkan gangguan

metabolisme berupa peningkatan kadar kolesterol, peningkatan kadar LDL dan

penurunan HDL pada serum (Rafif, 2010).

G.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menopause

 Umur sewaktu mendapat haid pertama kali.

Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama mendapat haid

pertama dengan umur sewaktu memasuki  menopause. Semakin muda umur

sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki menopause.

     Kondisi kejiwaan dan pekerjaan

Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan bekerja, umur

memasuki menopause lebih muda dibandingkan dengan wanita sebaya yang tidak

bekerja dan menikah.

     Jumlah anak

Ada peneliti yang menemukan, makin sering melahirkan, makin tua baru

memasuki menopause. Kelihatannya kenyataan ini lebih sering terjadi pada

golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan masyarakat

ekonomi kurang mampu.

      Penggunaan obat-obat Keluarga Berencana (KB)

Karena obat-obat KB memang menekan fungsi hormon dari indung telur,

kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasuki umur

menopause.

      Merokok

Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause

dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.


      Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari pemukaan laut

Wanita yang tinggal di ketinggian lebih dari 2000-3000 m dari permukaan laut

lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita

yang tinggal di ketinggian < 1000 m dari permukaan laut


DAFTAR PUSTAKA

The Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada.2006. A Companion


Guide to The Society of Obstetrics and Gynecologists of Canada Menopause
Consensus Report. The Journalist’sMenopause Handbook, Jakarta.
Notoatmodjo S.2016.Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Eva Ellya Sibagariang, Rangga Pusmaika R. 2017.Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta.Trans Info Media
Anwar R.2017.Asuhan Kebidanan Pada ibu Menopause. Jakarta.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NY “ M “ DENGAN MENOPAUSE
DI PONKESDES SUMBER MALANG

Tanggal/Jam Pengkajian : 11 Juni 2021 / Jam 09.00 WIB


Tempat Pengkajian : Puskesmas Wringin
Nama Pengkaji : Arwanti

DATA SUBJEKTIF
1) Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny. M Nama : Tn. M
Umur : 50 tahun Umur : 56 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku, Bangsa : Madura / Indonesia Suku, Bangsa : Madura/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Sumber Malang Rt.04 / Rw.01

2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan keringat di malam hari dan tidak bisa tidur, suka marah-marah
mudah tersinggung.

3) Riwayat Kebidanan
a. Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : Teratur
Bamyaknya : 2 kotek/hari
Warnanya : Merah kecoklatan
Baunya : Khas
Keluhan : Tidak ada
Flour albus : Tidak ada
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Nifas
Tahun Tempat Jenis BB Keadaan
No Penolong JK PB(cm) Kead Laktasi
Partus Partus Partus (gr) anak
aan
1 1994 BPM Normal Bidan P 3000 49 Baik Baik Hidup
2 1999 PKM Normal Bidan P 3200 50 Baik Baik Hidup
5) Riwayat kesehatan ibu yang lalu dan sekarang
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, DM
dan riwayat penyakit menular seperti hepatitis dan
epilepsisertabelumpernahmelakukanoperasi.

6) Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan suami dan orang tuatidak ada riwayat penyakit menurun seperti
hipertensi, DM dan riwayat penyakit menular seperti hepatitis dan
epilepsisertatidakadaketurunankembar.

7) Pola Kebutuhan Dasar


Nutrisi : Ibu sudah makan nasi, sayur dan lauk pauk porsi sedang.
Ibuminum teh hangat dan air putih.
Istirahat : Tidur siang 1 jam
Tidur malam 8 jam
Aktifitas : Mengurus rumah tangga
Personal Hygiene: Kebiasaan mandi  : 2 kali/hari

Kebiasaan mamembersihkan alat kelamin : Setiap Habis BAK dan BAB

Kebiasaan mengganti pakaian dalam         : Setiap Habis Mandi

Jenis pakaian dalam yang di gunakan        : katun

DATA OBYEKTIF
1) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis

2) Vital Sign
a) Tekanan Darah : 120/80 mmHg.
b) Nadi : 82 x /menit.
c) Respirasi : 20 x /menit.
d) Suhu : 36,7 ºC.
e)
3) Pemeriksaan Fisik

a). Muka : Tidak pucat, dan tidak ada oedema.

b). Payudara :Simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol,


hiperpigmentasi pada areola mammae, kolostrum keluar.
c). Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi

d). Genitalia :Tidak dilakukan

4) Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan

5) Pemeriksaan inspekulo : Tidak dilakukan

6) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Rontgen : Tidak dilakukan

USG : Tidak dilakukan

ANALISA DATA
Ny. “M” umur 51 tahun dengan menopause

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu tentanghasilpemeriksaanpadaibubahwadalamkondisibaik

E/ Ibu mengerti danmengetahuikondisinya

2. Memberikan dukungan secara psikologis bahwa masa menopause ini bukan berarti

berakhirnya kehidupan, malainkan suatu tingkat kehidupan yang baru.

E/ Ibu mengerti dan menerima keadaannya

3. Menjelaskan pada ibu bahwa semua keluhan yang dirasakan ibu merupakan tanda-tanda

menopause, dan hal ini biasa terjadi pada sebagian besar wanita yang berusia 45 – 55

yang memasuki masa menopause.

E/ Ibu mengerti apa yang di jelaskan tentang cara  mengatasi gangguan emosional

pada menopause.

4. Melakukan pendokumentasian

E/ Telah dilakukan pendokumentasian

Anda mungkin juga menyukai