Anda di halaman 1dari 4

Nama: Madu Husna

NIM: 220111605047
Offering: D22

VERBATIM KONSELING

Konselor/Konseli Pernyataan Tahapan/Teknik


Konseli (mengetuk pintu)
Tok.. tok.. tok..
Konselor (berjalan mendekati pintu) Opening
“Iya, sebentar, ya.”
(membukakan pintu)
"Silahkan, Mbak"
Konseli “Iya, terima kasih, Mbak"
Konselor “Mari, silahkan duduk. Mbak bisa memilih Opening dan Attending
tempat duduk yang nyaman, boleh disini
atau disana”.
(tersenyum dan mempersilahkan konseli
duduk)
Konseli “Baik, Mbak. Disini saja” (tersenyum)
Konselor Apakah sudah nyaman dengan posisi Attending
duduknya?”
(Mencondongkan posisi duduk pada
konseli)
Konseli “Alhamdulillah sudah”
Konselor “Tadi habis dari mana, Mbak?” Opening (topik netral)
Konseli "Habis dari tempat kerja, Mbak"
Konselor (Mengangguk) Membangun hubungan
“Jadi, Mbak Julita sekolah sambil kerja,
ya?”
Konseli “Iya”
Konselor “Lalu, tadi kesini sama siapa, Mbak?" Opening
Konseli "Saya berangkat sendirian"
Konselor (Mengangguk) Opening
“Bagaimana kabarnya hari ini, Mbak?"
Konseli "Tidak bisa dibohongi, Mbak. Sebenarnya
saya sedang sedih" (sembari tersenyum)
Konselor “ Mbak Julita sedang sedih, ya? Tetapi raut Restatement, confrontation
mbak Julita menunjukkan senyuman. Apa
benar jika mbak Julita sedang sedih?”
Konseli “Hehehe, iya, Mbak. Kadang-kadang saya
berpikir bahwa tidak seharusnya kesedihan
itu ditunjukkan.”
Konselor “Baik, jadi apa penyebab kesedihan mbak Lead/Questioning
Julita?"
Konseli “Sebenarnya banyak, Mbak. Salah satunya
karena aku berasal dari luar Jawa. Lalu
saya merantau kesini bertemu dengan
orang-orang yang berbeda karakternya.
Terkadang candaan mereka itu menyakiti
hati saya"
Konselor (Mengangguk) Clarification
“Berarti kondisi yang mbak Julita alami
adalah ketika mbak Julita sebagai anak
rantauan merasa sakit hati atas perkataan
mereka, begitu, ya?"
Konseli “Iya, betul sekali"
Konselor "Mbak julita dapat menceritakan Structuring
kronologinya lebih dalam. Namun,
sebelumnya saya akan menyampaikan
teknis dari konseling kita pada kesempatan
kali ini. Jadi, konseling kita akan berjalan
kurang lebih 45 menit. Sebab, saya akan
ada rapat setelahnya. Apakah mbak Julita
berkenan dengan tawaran waktu tersebut?"
Konseli “Iya, Mbak"
Konselor “Baik, mbak Julita dapat menceritakan Penegasan kerahasiaan
kondisi tersebut kepada saya. Mbak Julita
dapat mempercayai saya untuk menjaga
kerahasiaan cerita mbak Julita"
(tersenyum)
Konseli “Oh, iya, Mbak"
Konselor “Mbak Julita ini asalnya dari mana?" Questioning
Konseli "Saya dari Ternate, Mbak"
Konselor "Kalau disana pakai bahasa apa, Mbak?" Questioning
Konseli “Bahasa Daerah, Mbak"
Konselor "Oh, iya. Mbak Julita tadi merasa sakit hati Questioning
dengan perkataan orang-orang disini, kalau
boleh tahu perkataannya yang seperti apa
ya, Mbak?"
Konseli “Jadi gini, Mbak. Pas lagi nongkrong sama
temen-temen, mereka malah ngomong
pake bahasa Jawa. Padahal mereka tahu
kalau saya tidak mengerti bahasa Jawa.
Saya tersinggung karena mereka bercanda
tanpa melibatkan saya, kemungkinan
mereka lagi ngomongin saya"
Konselor “Apakah mbak Julita yakin bahwa mereka Clarification
sedang membicarakan mbak Julita?"
Konseli "Hmm, iya, Mbak. Saya merasa mereka
sedang membicarakan saya"
Konselor "Apakah mbak Julita memiliki Lead/questioning
permasalahan lain dengan teman-teman
mbak Julita sehingga mbak Julita merasa
sedang dibicarakan?"
Konseli "Saya merasa dijauhi juga, Mbak. Tapi
mungkin aku saja yang berpikiran seperti
itu"
Konselor (mengangguk) Acceptance, reflection of
"Saya paham bagaimana perasaan mbak feeling
Julita. Pasti tidak menyenangkan rasanya
jika kita dijauhi teman dan merasa sebagai
orang asing ketika mereka bercanda tanpa
melibatkan kita"
Konseli (mulai menangis)
Konselor "Mbak Julita boleh menangis dan merasa Acceptance
sedih. Karena perasaan sedih adalah
fitrahnya manusia. Sedih dan menangis
adalah hal yang normal"
Konseli "Iya, Mbak. Terima kasih sudah mengerti
perasaan saya"
Konselor "Apakah mbak Julita sudah merasa lebih Reflection of feeling
lega?"
Konseli "Lega, Mbak"
Konselor "Lalu, apakah mbak Julita pernah Lead/questioning
membicarakan masalah tersebut dengan
mereka?"
Konseli "Pernah, sih, Mbak. Saat itu saya
memberikan diri untuk bicara dengan
mereka"
Konselor "Jadi, apa yang mbak Julita dapatkan dari Lead/questioning
pembicaraan tersebut?"
Konseli "Saya bilang kalau saya sedih jika mereka
membicarakan saya. Kemudian mereka
bekata kalau saya salah paham. Mereka
meminta maaf karena merasa sikap mereka
telah membuat saya tersinggung"
Konselor "Apakah mbak Julita masih merasa sakit Reflection of feeling
hati atas kejadian tersebut?"
Konseli "Iya, tapi saya mencoba memaafkan"
Konselor "Mungkin masih ada rasa sakit, ya, Mbak, Paraphrase
meskipun kita telah memaafkan"
Konseli "Iya, Mbak. Bagaimana caranya untuk
memulihkan sakit hati saya ini"
Konselor "Yang pertama, mbak Julita perlu Advice, reassurance
menyadari bahwa hal tersebut adalah di
luar kendali kita. Sebab, kita tidak dapat
mengatur perilaku mereka. Kemudian
mbak Julita juga dapat menenangkan diri
terlebih dahulu. Tindakan mbak Julita
untuk membicarakan masalah ini dengan
pihak yang bersangkutan pun juga sudah
sangat tepat"
Konseli "Oh, iya, Mbak"
Konselor "Mbak Julita juga dapat memikirkan apa Advice
saja dampak-dampak negatifnya jika kita
terlalu lama menyimpan rasa sakit hati itu"
Konseli "Iya, Mbak"
Konselor "Biasanya kalau mbak Julita sedang sedih, Lead/questioning
apa yang akan mbak Julita lakukan?"
Konseli "Kalau saya, sih, lebih memilih
mendengarkan musik, jalan-jalan, atau
menyendiri"
Konselor "Baik, jadi 3 hal itu sering mbak Julita Lead/questioning
lakukan untuk menenangkan diri, ya.
Bagaimana rasanya setelah melakukan
ketiga hal tersebut? Apakah menjadi lebih
tenang?"
Konseli "Iya, Mbak. Fisik dan mental saya terasa
lebih baik"
Konselor (mengangguk) Advice
"Mbak Julita dapat menenangkan diri
dengan melakukan hal-hal tersebut,
kemudian mulai memikirkan penyelesaian
dari rasa sakit hati itu"
Konseli "Terima kasih, Mbak. Saya merasa lebih
lega. Saya pamit pulang dulu, ya."
Konselor "Oh, iya, Mbak, sama-sama. Hati-hati di Attending
jalan, ya. Mari, saya antar"
Konseli "Wah, iya, Mbak"

Anda mungkin juga menyukai