sinung@telkom.co.id
2020
1
Pengantar
Deputy EVP Marketing TELKOM REGIONAL V
Semangat Pagi ... !!
Kawan-kawan TR5 yang saya cintai dan banggakan...
Dalam pergerakan karir, ada dua faktor penting yang menentukan yaitu kompetensi yang kita miliki dan adanya
formasi. Profil kompetensi yang kita miliki harus siap dan tepat, sehingga kita akan dapat terpilih menjadi kandidat
apabila formasi tersedia. Dalam aspek kompetensi, di samping performansi sehari-hari dan Cluster Talent, lulus
asesmen menjadi syarat mutlak untuk dapat dipilih menjadi kandidat.
Tulisan yang merupakan catatan pengalaman dari Pak Sinung ini dapat Kawan-kawan jadikan panduan dalam
mempersiapkan dan menjalankan asesmen. Tulisan ini disusun dengan sangat baik dan menyeluruh, mencakup
seluruh aspek yang diperlukan dalam persiapan maupun pelaksanaan asesmen. Selamat menjalankan asesmen
buat Kawan-kawan, semoga sukses mendapatkan predikat Ready Now.
Dan untuk Pak Sinung, semoga tulisan ini menjadi amal kebaikan yang dibalas dengan keberkahan
Aamiin
Iwan Rusdarmono
2
Kata Pengantar Penulis
Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kami
bisa menyelesaikan catatan assessment ini dengan lancar.
Kami sampaikan terimakasih yang besar kepada Om Po dan Kak Iwan, yang telah meluangkan waktu dan tenaga
membimbing kami dan rekan-rekan mempersiapkan diri untuk mengikuti assessment di ACI pada bulan
Desember 2020. Sangat luar biasa bimbingannya, sampai terlambat makan siang demi kami. Sementara ibu-ibu
Forsikatel juga telah menungguin kami yang sedang belajar, terima kasih semuanya.
Terima kasih banyak untuk doa dan pengertian kepada istri dan anak-anak, sehingga saya bisa mengikuti
assessment dengan lancar. Kepada rekan kami, Om Putro dan Bli KWK, terima kasih atas kebersamaannya,
termasuk traktiran sarapan dan sate stasiun Bandung-nya, lain waktu kita kembali kesana ya rekans!
Kepada seluruh rekan-rekan di Telkom Regional V, catatan ini adalah bentuk rasa sayang dan terimakasih untuk
rekan-rekan semua. Semoga catatan ini bisa membawa manfaat dan bisa menjadi motivasi agar terus maju menjadi
leader yang dapat membawa Telkom Regional V unggul di semua bidang, terutama SDM-nya. Walaupun di masa
sulit karena adanya pandemik Covid-19 ini, harapan untuk tetap memberikan yang terbaik bagi perusahaan dan
bangsa Indonesia harus selalu tetap ada. Terakhir, terimakasih @aashfire yang sudah menjadi editor catatan ini.
3
Daftar Isi
4
BAB 1
Memahami Assessment dan Persyaratan 14 Kompetensi ACI
1.1 Pengertian Assessment
Assessment atau asesmen dalam Bahasa Indonesia merupakan suatu tahapan untuk evaluasi atau
penilaian terhadap kinerja karyawan dalam periode tertentu demi keberhasilan perusahaan mencapai
tujuannya. Biasaanya assessment menggunakan metode tertentu yang digunakan sebagai parameter atau tolak
ukur keberhasilan karyawan melalui tahapan assessment [1].
Assessment diperlukan agar perusahaan dapat mengetahui apakah karyawan di perusahaan sudah
memiliki keterampilan tertentu atau tidak beserta cara untuk mengembangkan keterampilan karyawan, jika
memang diperlukan. Karyawan yang potensial dan memiliki motivasi kerja yang besar adalah kunci sebuah
perusahaan atau organisasi untuk tetap bertahan dan bersaing[1].
Di era globalisasi yang cepat berkembang, sebuah perusahaan atau organisasi harus memiliki karyawan
yang dapat menunjang perkembangan tersebut. Di antara karyawan yang tersebut, seorang pemimpin
diperlukan untuk mengorganisir dan menyatukan komando dalam melaksanakan program kerja. Menurut
‘The Trait Theory’, untuk menjadi pemimpin yang baik dibutuhkan beberapa karakteristik, diantaranya
adalah kejujuran, inspiratif, adil, berkompeten, dan lain-lain[2].
Agar kualitas sebuah perusahaan/organisasi tetap terjaga, bagaimana menyeleksi calon pemimpin adalah
salah satu aspek yang penting dilakukan. Seleksi dan asesmen juga dilakukan agar perusahaan/organisasi
mendapatkan pemimpin yang sesuai dengan visi-misi dan budayanya. Selain itu, asesmen dilakukan agar
perusahaan/organisasi dapat memperkerjakan orang yang paling berkualitas. Salah satu metode yang
5
digunakan untuk melakukan penilaian kompetensi adalah Assessment Center. Metode ini dinilai memiliki
validitas paling tinggi dibandingkan metode penilaian lainnya.
Assessor Assessment Center memiliki kemiripan dengan tester tes psikologi, namun ada beberapa hal yang
menjadi pembeda. Tester adalah pemandu saat melakukan tes psikologi. Untuk menjadi seorang tester, tidak
harus memiliki kompetensi khusus tentang hal yang diuji. Tetapi hanya harus memiliki kemampuan
administrasi dan mengerti alur tes. Berbeda dengan assessor Assessment Center yang perlu menguasai
kompetensi yang diukur serta harus mencatat dan observasi perilaku peserta. Assessor juga harus
mengintegrasikan hasil observasi dari beberapa simulasi dan membuat laporan untuk peserta[3]. Simulasi
adalah serangkaian tugas-tugas yang dapat menstimulasi perilaku yang relevan dengan kompetensi yang
6
diidentifikasi berupa individual (working alone), interaction (working one-on-one) atau group (working in
group).
Proses Assessment Center sendiri terdiri dari 3(tiga) tahapan utama yaitu (seperti gambar 1.1 dibawah ini):
1. Pre Assessment Center,
2. Assessment Center,
3. Integration
7
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu tugas Assessor adalah mengintegrasikan hasil
observasi dari beberapa simulasi. Dalam Assessment Center, simulasi tersebut dapat digambarkan pada
matriks Simulasi & Assessor berikut :
Gambar 1.2. merupakan simulasi dan kompetensi yang diharapkan muncul pada saat Assessment. Ada 14
(empat belas) kompetensi yang diharapkan muncul dengan level tertentu (level nilainya 1-5 untuk setiap
8
kompetensi). Misalnya saja untuk BP-2 harus berada pada level 3, sedangkan untuk BP-1 targetnya ada pada
level 4. Penulis hanya punya dokumen sampai dengan level 4, bisa di-share juga kepada rekan yang
membutuhkan. Kita ambil contoh saja kriteria rekomendasi untuk ke BP-2 adalah sebagai berikut:
9
Sebelumnya tadi saya menyebutkan ada 14 (empat belas) kompetensi yang diharapkan muncul pada saat
Assessment, agar lebih mudah dipahami maka kita bisa membuat mapping 14 kompetensi seperti gambar
berikut :
10
Berikut ini adalah pemahaman saya mengenai Mapping 14 Kompetensi tersebut. Lingkaran biru ditengah
adalah diri kita dimana kita berhadapan dengan 4 komponen utama diluar diri kita yaitu Lingkungan,
Pelanggan, Karyawan dan Organisasi.
a) Lingkungan. Kita dituntut memiliki Adaptability atau kemampuan beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan maupun saat dihadapkan pada lingkungan baru dimana produktivitas kita harus tetap
tinggi bahkan meningkat dimanapun kita ditempatkan.
b) Pelanggan. Ada 3(tiga) kompetensi yang diharapkan muncul saat kita berhadapan dengan
pelanggan, yaitu :
Strategic Relationship, kita diharapkan mendapatkan key person yang bisa menimbulkan
potensi bisnis yang besar di masa depan yang berkelanjutan.
Customer Orientation, kita diharapkan bisa mengenali kebutuhan dan keinginan
pelanggan dan harapan masa depan pelanggan agar kita bisa mengetahui kebutuhan
mereka di masa depan dan mampu melayani mereka secara berkelanjutan, dalam jangka
panjang dan dengan jumlah pelanggan yang lebih besar lagi.
Enterprenuership, hal ini terkait bagaimana kita memahami pendapatan atau revenue yang
kita peroleh berasal dari mana dan seberapa besar potensi pendapatan yang bisa kita
dapatkan dari networking yang kita punya dan dari pelanggan-pelanggan yang kita hadapi.
c) Karyawan. Ada dua kompetensi yang diharapkan muncul, yaitu :
Nurturing People atau mengelola orang, dimana kita dituntut untuk meningkatkan
kompetensi karyawan yang kita miliki. Sejauh ini proses yang bisa kita lakukan adalah
11
dengan melakukan pelatihan, coaching, counseling dan memperhatikan profesionalisme
mereka apakah sesuai dengan harapan perusahaan
Fostering Teamwork atau membina kerjasama tim, tentunya kita diharapkan dapat
menciptakan kerjasama karyawan yang baik dan kompak dalam satu unit
d) Organisasi. Ada dua kompetensi yang diharapkan muncul, yaitu :
Organizational Awareness : kita diminta untuk paham unit-unit apa di induk
organisasi/grup kita atau bahkan organisasi/grup lain baik secara domestic, local maupun
global supaya resource nya bisa kita manfaatkan, serta fungsi dan tugas pokoknya bisa
kita maksimalkan untuk memajukan unit yang kita pimpin
Impact & Influence : sekecil apapun prestasi unit kita, kita harus tampilkan didepan
organisasi supaya kita mendapat kepercayaan dan memiliki tambahan tanggung jawab.
Tambahan tanggung jawab ini akan relevan dengan penambahan resources yang
didapatkan unit kita, di mana selanjutnya kita harus bisa mengelola resources dengan baik
dan maksimal sehingga bisa menjadi modal peningkatan performansi unit kita. Tampilkan
prestasi-prestasi yang diperoleh unit kita kepada induk organisasi agar kita/unit kita bisa
dipercaya untuk menghandle resources yang lebih besar lagi.
Selanjutnya ada 6(enam) komponen yang harus ada dalam diri kita (pada gambar 1.4, didalam lingkaran
biru tengah) yaitu (penjabaran dibawah ini merupakan pendefinisan menurut saya agar lebih mudah
dipahami oleh kita) :
a) Conceptual Thinking : terkait dengan fungsi dari unit yang kita pimpin secara high view. High view
ini maksudnya “What our unit does ?” dalam komposisi Karyawan, Organisasi, Lingkungan dan
Pelanggan, kemudian kaitkan dengan fungsi organisasi kita, “What our unit should do?”
12
b) Strategic Management : kita dituntut untuk mendefinisikan strategi yang bisa kita implementasikan
berdasarkan visi, misi dan tujuan dari organisai maupun induk organisasi kita. Berikut ini saya
berikan contoh perilaku kunci yang diharapkan muncul pada Strategic Management :
13
c) Change Leadership : kita harus mampu memimpin perubahan dari baik menjadi lebih baik hingga
sampai di tahap sangat terbaik, secara internal, eksternal maupun secara global
d) Creativity & Innovation : kompetensi yang dibutuhkan untuk mendorong tim/unit/induk organisasi
untuk melakukan kegiatan-kegiatan inovasi yang mampu memajukan perusahaan secara global.
e) Execution Process : mengenai siapa, apa yang dilakukan, bagaimana caranya dan kapan harus
selesai kemudian berapa banyak biaya yang harus disiapkan dalam mencapai suatu target atau
tujuan
f) Concern for Order : melakukan review semua pekerjaan dan tugas kita maupun tim lain yang terkait
dengan pekerjaan kita. Segera lakukan pembenahan dan koreksi bila kita menemui kekeliruan atau
kesalahan yang terkait dengan Karyawan, Organisasi, Lingkungan dan Pelanggan kemudian
menjadikannya pembelajaran kedepannya.
Dalam menunjukkan kompetensi ini, masing-masing memiliki perilaku kunci. Satu kompetensi ada empat
atau lima perilaku kunci. Nah, karena mempelajari perilaku kunci yang cukup banyak ini tidak mudah, maka
kita harus bisa memastikan muncul minimal salah satunya. Teman-teman bisa memilih salah satunya
kemudian menuliskannya di catatan saat persiapan Assessment untuk diusahakan muncul pada saat
Assessment.
Terdapat beberapa kompetensi mandatory sesuai dengan bidang pekerjaan (job family) sebagai berikut. Di
mana ini mempengaruhi kesimpulan hasil assessment (lihat gambar 1.3):
14
Gambar 1.6 Kompetensi Mandatory Sesuai Bidang Pekerjaan
15
Sebagai catatan assessment ini menggali kompetensi di posisi yang lebih tinggi. Sukses di posisi sekarang
belum tentu sukses di posisi yang lebih tinggi. Sehingga cerita sukses pekerjaan di posisi sekarang memang
akan membantu, tetapi yang digali adalah kompetensi di posisi yang akan datang. Kalau kita sudah bisa
mengungkapkan kata kuncinya, maka mesti ditambah dengan atribut level yang lebih tinggi. Misalnya kalau
bicara tentang inovasi maka mesti berpengaruh pada kehidupan, berkelanjutan, dan mempengaruhi
orang/unit lain agar berinovasi juga. Semakin tinggi levelnya, maka hal-hal berikut semakin tinggi antara
lain :
1. Scope : dari diri sendiri - unit kerja - perusahaan - global (kehidupan)
2. Time : dari saat ini - jangka pendek - jangka panjang – berkelanjutan
3. Effect : dari diri sendiri - unit kerja - perusahaan – semesta
4. Inspiring : menggerakan diri sendiri - unit kerja - perusahaan – dunia
5. Technology : bermanfaat - efisiensi unit kerja - efisiensi perusahaan - greeen technology
6. Technology : semakin digital - AI - Robotic+AI – humanis
7. Resources : diri sendiri - satu unit - satu perusahaan - satu group - eksternal (domestik) - eksternal
global - alam semesta
8. Mitigation : terhadap dampak diri sendiri - dampak satu unit - dampak organisasi - dampak
industri - dampak masyarakat - dampak kehidupan dunia.
16
BAB 2
Memahami Manajemen Strategi dan Menampilkannya
2. 1 Strategy Framework
Strategy Framework adalah alat untuk menyampaikan gagasan tentang proses perjalanan bisnis,
bagaimana perusahaan bisa tumbuh dan menyelesaikan misi organisasi. Alat ini juga digunakan untuk
menganalisa isu bisnis dan membuat strategi, selain itu alat ini juga menjadi cara bagaimana
mengkomunikasikan solusi permasalahan organisasi. Contoh strategy framework adalah Porter's Five
Forces, BCG matrix, GE-McKinsey matrix, Scenario Planning Matrix, Value Chain analysis, VRIO analysis.
Contohnya bisa dilihat di alamat website berikut https://creately.com/blog/diagrams/top-strategy-
frameworks-for-businesses/). Tapi tidak usah dulu ya. Kenapa tidak usah dulu? karena saya ingin sampaikan
yang sederhana saja yaitu SWOT dan TOWS dalam strategy framework. Pemahaman tentang strategy
framework ini diperlukan ketika kita mengikuti Assessment karena akan membantu pada saat melaksanakan
tugas sendiri maupun tugas bersama, menjelaskannya dan bermanfaat dalam praktek sehari-hari. Di Telkom
populer dengan strategy framework seperti berikut :
a. SSA : Strategic Situation Analysis
b. SF : Strategic Formulation
c. SI : Strategic Implementation
d. SEC : Strategic Evaluations & Control
18
Gambar 2.1 Strategy Framework yang popular digunakan oleh TELKOM
19
Strategy framework secara praktis saya gambarkan di bawah ini :
20
1. Berangkat dari IFA (Imagine, Focus, Action) model, kita letakkan Imagine disebelah kanan sebagai
hasil dari Strategic Frame ini. Focus disebelah kiri sebagai kondisi saat ini dan Action merupakan
proses yang akan kita kerjakan untuk menuju Imagine(harapan),
2. Proses Strategic Frame dibagi mejadi 4 tahap yaitu : Input, Process, Output dan Outcome. Bisaanya
Outcome berupa Purpose dari Strategic Frame atau Purpose dari organisasi. Kemudian pada Output
kita bisa pasang visi dan misi organisasi,
3. Sebagai langkah awal focus saat ini, kita bisa pasangkan Balanched Score Card (BSC) saat ini di sisi
Input dengan Balanched Score Card (BSC) sasaran di sisi Output (Visi-Misi). BSC terdiri dari Fin
(Financial), Cust (Customer), BisPr (Internal Bussiness Process) dan LGr (HR : Learning on Growth)
dari resources yang kita miliki. BSC di sisi Input menggambarkan situasi perusahaan saat ini,
sedangkan BSC di sisi Output merupakan gambaran kondisi yang akan datang. Jadi harapannya di tahun
xxxx, kita telah memiliki nilai atau jumlah Financial, Customer, Bussiness Process dan Learning on
Growth sebesar apa. Dengan demikian diperoleh kejelasan real nya yang membuat proses yang harus
kita lakukan lebih jelas.
21
Gambar 2.3 Balanched Score Card (BSC)
22
(positive). Bila unggul, maka kategorikan sebagai Strength dan bila lemah maka kategorikan sebagai
Weakness.
6. Sedangkan untuk EFAS, terdapat 4(empat) faktor yang mempengaruhi yaitu PETS (Politics,
Environtment, Social, Technology). Sama seperti point nomer 5, masing-masih pada 4 (empat) faktor
tersebut kita pisahkan antara kelemahan(negative) dan keunggulan (positive). Bila unggul, maka
kategorikan sebagai Opportunity dan bila lemah maka kategorikan sebagai Threat.
7. Jika kita sudah punya, IFAS dan EFAS maka kita bisa membuat SFAS (Strategic Factors Analysis
Summary) dimana merupakah kapabilitas dari internal dan kondisi dari external. IFAS dan EFAS dari
SWOT Analysis ini bisa awal dari yang disebut Strategic Formulation antara lain :
23
a. TOWS Analysis (Threat, Opportunity, Weakness, Strength) yaitu bagian-bagian mana yang bisa
di maksimalkan yaitu Strength dan Opportunity kita sedangankan bagian-bagian mana yang bisa
di minimalisasi Threat dan Weakness,
b. Jangan lupa juga, saat menyusun Strategic Formulation kita juga harus melihat TUPOKSI
(Tugas Pokok dan Fungsi) dari masing-masing unit dan pihak yang terkait dengan pekerjaan
kita,
c. Level, Trend, Comparator, Integration Data digunakan untuk melihat seberapa bagus kinerja
kita terkait dengan Balanched Score Card (BSC). Apakah semakin hari semakin bagus kinerja
kita atau semakin turun, juga dibandingkan dengan unit lain. Baik internal maupun eksternal
perusahaan.
d. Cause Effect Diagram dapat digunakan untuk mencari penyebab permasalahan yang kita hadapi,
e. Pareto merupakan analisis apa yang paling berpengaruh terhadap penurunan performansi kita,
f. Alternative Solution tentunya bisa diartikan bahwa setiap adanya permasalahan yang kita
hadapi, kita memerlukan paling tidak beberapa solusi atau strategi alternative untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Istilahnya kita harus punya strategi plan A, plan B hingga plan
Z jika target yang kita tuju tidak tercapai,
g. ProCons adalah menentukan pro dan kontra dari strategi yang kita pilih dari point Alternative
Solution,
h. Design Review Meeting (DRM) adalah menginfokan kepada user atau organisasi tentang plan
atau strategi yang kita pilih. Sesuai atau tidak dengan keinginan user atau organisasi.
Dari 8(delapan) langkah analisis Strategic Formulation diatas, tidak semua langkah harus dibuat
untuk menetukan strategi yang digunakan, bisa saja satu langka sudah cukup. Sesuaikan saja dan
24
pilih salah satu strategi yang memungkinan dan tentu saja strategi yang kita pilih bisa saja berubah
menyesuaikan dengan sudut pandang Customer, Organisasi dan juga karyawan atau resources yang
kita miliki.
8. Dalam Strategic Implementation, ujung-ujungnya adalah bagaimana untuk menghasilkan Action Plan
yang sesuai dengan 5W1H + 1T(time bounding). Penjelasan sebagai berikut :
a. Internal dan Eksternal, dimana kita harus memperhatikan resources yang kita punya dan akan
kita gunakan baik dari dalam maupun luar perusahaan dan secara global,
b. Konsultan, untuk mendapatkan keahlian secara instan.
25
c. Partnership juga dibutuhkan untuk memudahkan mendapat resources dalam menyelesaikan
strategi yang kita pilih,
d. Inspiring Session misalnya dengan mengundang pihak eksternal yang bisa memberi masukan
untuk kita terkait strategi seperti apa yang harus kita ambil,
e. Brainstorming diperlukan untuk menghasilkan keputusan atau stategi yang disetujui bersama,
f. Innovation Room, untuk membahas hal-hal atau gagasan baru
g. Pelatihan dibutuhkan untuk mempelajari perubahan atau ilmu yang masih asing untuk kita, bisa
kita yang belajar atau dengan mengirim SDM yang kita punya
h. Mentoring dan Coaching, untuk meningkatkan kompetensi dan performansi individu maupun
team
i. Focus Group,
j. Benchmarking, dan
k. IT Base & Digital.
Dalam Action Plan dibutuhkan role model, dimana kita sebagai leader harus siap menjadi contoh
perubahan. Tentu saja yang penting adalah IT Base Collaboration. Jangan sampai staf kita sibuk
dengan administrasi manual yang akan berakibat pada proses action plan kita harapkan tidak
berjalan dengan baik.
26
Gambar 2.6 Strategic Implemetation
9. Pada saat strategi sudah dipilih dan action plan sudah dijalankan, maka selanjutnya kita masuk ke tahap
Strategic Evaluations & Controls(SEC). Tahap SEC ini harus kita lakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan. Pada SEC terdapat beberapa point yang harus kita jalankan anatara lain :
a. Kita harus explore strategi yang kita pilih tadi, bispro yang diterapkan serta resources yang ada,
b. Benchmarking kita lakukan untuk memastikan action plan yang dikerjakan di lokasi atau tempat
lain sudah benar atau tidak serta melakukan koreksi jika ada kesalahan, dengan melihat
bagaiman unit lain mengeksekusi programnya.
c. Feedback merupakan pendapat atau masukan dari staf kita yang melaksanakan action plan
tersebut,
27
d. Dan yang paling penting adalah adanya Risk Mitigation, dimana jika ada hal-hal yang
menyimpang atau tidak sesuai maka hal apa yang harus dilakukan karena kita mengerjakan
strategic frame ini dalam live organization. Jangan sampai Risk Mitigation tidak kita pikirkan
sebelumnya,
Hasil dari tahap Strategic Evaluations & Controls(SEC) pada periode tertentu adalah Innovation
dan Redefine yang kemudian bisa diterapkan juga untuk unit-unit lain yang serupa dengan unit kita.
Innovation dan Redefine yang sudah ada kemudian perlu dilakukan Review (apakah startegi dan
langkah yang kita lakukan sudah sesuai), Reward (penghargaan terhadap hasil dari perubahan dan
kemenangan yang sudah kita raih), dan terakhir Rewrite (menulis ulang startegi dan langkah yang
sudah kita terapkan untuk kemudian hari bisa jadi pembelajaran)
28
10. Jika kita sudah mencapai Balanched Score Card (BSC) yang kita inginkan, yang lurus dengan visi
dan misi maka kita akan punya sesuatu yang baru yaitu PPT-P(People, Procedure, Tools,
Partnership). Jal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan Strategic Frame antara lain :
a. Corporate Culture : purpose, visi dan misi dan langkah-langkah serta budaya yang sudah
diterapkan oleh perusahaan atau organisasi,
b. Strategic Frame: merupakan alat bantu untuk merancang startegi dan action plan lebih mudah
c. Balanched Score Card (BSC) yang terdiri dari 4 komponen yang terdiri dari Fin(Financial),
Cust(Customer), BisPr(Bussiness Process) dan LGr(Learning on Growth) dari human resources
yang kita miliki,
d. Pelajari SWOT Analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan TOWS Analysis(Threat,
Opportunity, Weakness, Strength),
e. PPT-P(People, Procedure, Tools, Partnership)
Dan selalu ingat bahwa tujuan akhir dari startegi dan action plan yang kita telah lakukan untuk
perusahaan atau organisasi adalah sesuatu yang mampu memberi manfaat baik, menguntungkan
dan berkelanjutan untuk semesta, bangsa, industry dan customer.
30
BAB 3
Tips Mengikuti Assessment
3. 1 Langkah dalam mengikuti Assessment
Tips serta Do and Don’t dalam mengikuti Assessment menjadi beberapa tahap. Berikut penjelasannya :
1. Utamakan yang utama : karena yang diharapkan muncul adalah 14 kompetensi, maka petakan case
yang diangkat dalam 14 kompetensi yang diharapkan muncul lebih dulu yaitu :
a. Pertama yang dibuat adalah positioning kita (dalam 4 elemen yaitu lingkungan-pelanggan-
karyawan-perusahaan), cantumkan 14 item karakter (beri space di antara tulisan karakter),
b. Berikutnya, sambil membaca case yang diangkat, isikan informasi yang ada di space antar
karakter untuk menceritakan pandangan kita tentang case ini,
c. Terakhir lihat lagi halaman ini ya, apakah masih ada karakter yang kosong dari catatan
pemikiran kita. Jika memang tidak ada informasi dalam case yang diberikan, sebaiknya
diisi semua karakter ini.
31
d. Tahap evaluation & control agar dilengkapi dengan skenario mitigasi,
e. Dengan strategy framework (gambar 2.2) di atas, kita bisa menuliskan tambahan informasi
lain yang terpikir, walaupun tidak harus lengkap, tetapi perlu dituliskan kata-kata kunci
dalam setiap pemikiran kita. (ingat bahwa Assessor tidak memahami yang tidak kita tulis
atau ucapkan alias kata hati kita).
3. Dalam diskusi banyak saran tidak harus jadi leader diskusi, tetapi kalau jadi leader diskusi
manfaatkan semaksimal mungkin dengan cara membagi waktu agar antar anggota memiliki
kesempatan giliran bicara. Tujuannya adalah agar semua lulus, memancing agar muncul karakter
yang diharapkan dengan lengkap, dan mengatur frame pembahasan mulai dari IFA di atas.
Jangan memaksakan pendapat tanpa alasan yang masuk akal, jika ada pendapat yang dirasa lebih
baik, maka bisa ditambahi dengan wawasan yang lebih luas seperti misalnya:
Mr . A : “Oh itu bagus dan mesti berkelanjutan dengan cara membuka pelatihan secara berjenjang
dan mendokumentasikan prosedurnya di web sehingga bisa diakses oleh para penerus”;
Mr. X : “Saya setuju pendapatnya dan mesti menggunakan teknologi digital yang bisa mencapai
semua cabang ya”;
Miss S : (Sambil mengangkat dua jempol) “Saya akui itu bagus dan bisa diterapkan di semua
departemen, dan departemen saya termasuk yang akan pertama kali menerapkannya”;
Mr. X : “Pemikiran bapak itu sangat bagus, dan akan lebih bagus kalau mempertimbangkan juga
kemudahan penggunaannya bagi pelanggan baru”;
Miss S : “Nah, kita coba, saya kok percaya itu akan bagus, asalkan kita patuhi peraturan dan etika
bisnis yang berlaku ya.”
32
4. Dalam Subordinat Interview lakukan tips-tips berikut :
a. Sambil membaca kasusnya, maka tuliskan dari 14 kompetensi yang bisa dikenali baik itu
positive maupun negative. misal execution focus negative, creativity & innovation
positive, dan seterusnya. Tidak harus sampai 14, mungkin 6 atau 8. Nanti akan ditanya
pendapat kita tentang subordinat kita,
b. Konsepkan dokumen komitmen yang isinya berupa potret performansi saat ini, komitmen
performansi akhir tahun, dukungan kita selama menuju performansi yang dikomitmenkan.
Mengisinya bisa bersamaan saat wawancara dengan subordinat.
c. Tunjukkan profesionalisme bukan berarti tidak menyinggung masalah individu atau
keluarganya. Anda bisa menanyakan kesehatannya, tetapi tidak perlu nanya tentang
kucing atau hewan peliharaan atau hal-hal yang terlalu pribadi. Bahas saja tentang
pelanggan, anak buah, dukungan unit/perusahaan, dan regulasi / situasi bisnis.
d. Akhiri dengan tandatangan komitmen bersama bahwa kita bersama dia dalam mencapai
performansi yang dikomitmenkan.
5. Wawancara akan dibagi dua yaitu melakukan review yang dituliskan dan diucapkan dalam sesi
sebelumnya, dan pengalaman kerja sehari-hari. Setelah kita kerjakan semuanya lalu sampaikan apa
adanya. Hal yang ditanyakan merupakan kelengkapan keterangan dari yang sudah kita tuliskan.
Apalagi kalau sampai ada pertanyaan yang diulang, maka perlu ingat-ingat karakter apa yang belum
muncul.
Evidence kadang diperlukan apalagi terkait pekerjaan kita, saya ada blog yang saya open agar dalam
satu dua hari berikutnya assessor bisa melihat eviden kegiatan kita. Rekans, contoh blog bisa dibuka
di sini ya. Ini juga yang saya sampaikan ke assessor ketika wawancara. Tentu banyak yang lebih
33
bagus, tetapi sebaiknya setiap dari kita punya ya.. Alamat blog-nya http://membangun-
smartcity.blogspot.com/ . Blog bisa diatur siapa saja yang bisa akses, kalau kita khawatir ada
dampak negative bisa ditutup dari akses orang lain.
6. Persiapan jauh-jauh hari sangat disarankan. Coba cek Ingenium, apakah sudah hampir 3 tahun dari
Assessment terakhir. Bisaanya 2 atau 3 tahun perlu Assessment untuk kebutuhan updating. Walau
belum 3 tahun, jika ada kesempatan kita perlu membaca lagi dan mempersiapkan diri bila tiba-tiba
dipanggil untuk Assessment. Evidence pekerjaan kita perlu disusun dengan baik. Saya membuat
blog pekerjaan sejak 2012 yang setiap entry-nya menjelang Assessment diberi label dari 14
kompetensi yang dipersyaratkan. Jika belum membuat maka teman-teman bisa membuatnya mulai
sekarang, boleh dalam bentuk blog atau yang lainnya.
34
BAB 4
Penutup
Ketika kita akan mengikuti Assessment, kita dipaksa belajar dan mereview kembali apa yang sudah dilakukan
oleh kita. Apakah selama ini yang dilakukan sudah sesuai dengan kriteria Assessment sehingga muncul kesadaran
bahwa ternyata setiap kali kita masih bisa meningkatkan kualitas leadership kita.
By the way, terlepas dari Assessment yang dilakukan, yang terpenting justru mempraktekannya dalam keseharian.
14 kompetensi ini kalau dipraktekkan akan menjadi pendorong kemajuan perusahaan. Karena bagus saat
Assessment belum tentu bagus saat praktek keseharian. Lebih bermanfaat kalau bagus dalam praktek keseharian
sehingga pada saat Assessment semuanya tampak natural karena sudah jadi kebisaaan.
Mohon maaf masih banyak kekurangannya dalam penulisan catatan ini, kami harap rekan-rekan dimanapun yang
dipanggil untuk Assessment dapat melaluinya dengan lancer, dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Terimakasih, semoga bermanfaat.
Sinung Wibowo
35
Daftar Pustaka
1. Admin LinovHR. 2020. Ingin Naik Jabatan? Kenali Dulu Assessment Karyawan!
linovhr.com/assessment (diakses 25 Desember 2020).
2. Oakleaf, L. (n.d.). Organization and Administration in Recreation, Sport and Leisure Management.
Retrieved from https://oer.missouriwestern.edu/rsm424/chapter/trait-theory-of-leadership/
3. Nabila Hilina. 2018. Asesor: Elemen Penting dari Kegiatan Assessment Center.
aci.telkom.co.id/articles/asesor-elemen-penting-dari-kegiatan-assessment-center.html (diakses 25
Desember 2020).
36