Tugas Cari Jurnal Untuk Lukas 16
Tugas Cari Jurnal Untuk Lukas 16
-Cerita tentang bendahara dalam Luk 16:1b-8a cukup familier di telinga pembaca. Selama
ini, bendahara tersebut dipahami sebagai bendahara yang tidak jujur karena
tindakannya memotong utang. Pemahaman ini seolah mendapatkan legitimasi
dengan judul yang disematkan dalam Kitab Suci bahasa Indonesia versi terjemahan
baru (ITB), yaitu bendahara yang tidak jujur. Sayangnya, pemahaman ini sering
menyisakan pertanyaan. Jika Yesus ingin mengajarkan kepada para murid-Nya
tentang kecerdikan supaya diterima di kemah abadi, mengapa judulnya bukan
bendahara yang cerdik? Benarkah tindakan memotong utang merupakan tindakan
yang tidak jujur? Dengan metode analisis komparatif yang membandingkan alur
cerita dalam Luk 16:1b-8a dengan alur penyelesaian masalah dalam Teori
Penyelesaian Masalah, artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa tindakan
bendahara tersebut memotong utang merupakan tindakan solutif yang cerdik. Inilah
kebaruan artikel ini.2
-Perumpamaan tentang manajer yang bijaksana dalam Lukas 16:1–8a merupakan teka-
teki eksegetis. Artikel ini memahami perumpamaan dalam terang nomisme
perjanjian Yahudi awal (E.P. Sanders). Perumpamaan itu bukanlah replika teologis
dari “Anak yang Hilang” (pace J.R. Donahue) tetapi sekuel dari cerita itu. Sedangkan
"Anak yang Hilang" menceritakan sebuah cerita kepada orang luar tentang masuk,
"Manajer yang Bijaksana" menceritakan kepada orang dalam sebuah cerita tentang
tetap tinggal. Manajer pertama-tama dengan bodohnya menyia-nyiakan harta milik
tuannya (v. 1b-3); tetapi dalam menghadapi krisis, ia bertindak murah hati demi
kepentingan orang lain (ay.4-7) dan dipuji karena bijaksana (ay.8a). Manajer dengan
demikian melambangkan "manajer yang setia dan bijaksana" yang disebutkan dalam
Lukas 12:43. Dia adalah teladan bagi para murid untuk diikuti. Bertepatan dengan
peringatan 75 tahun teologi akademik di Universitas Aarhus, artikel ini dimulai
dengan tinjauan aplikasi dialektika-teologis abad ke-20 dari perumpamaan dalam
karya Profesor K.E. Logstrup, Regin Prenter, P.G. Lindhardt, dan Johannes Slok. 3
-Penafsiran tradisional dan baru-baru ini tentang perumpamaan tentang pelayan yang
tidak adil gagal meyakinkan, terutama karena mereka melihat dalam perumpamaan
itu sebuah nasihat tentang tanggapan manusia yang tepat kepada Yesus. Sebaliknya,
perumpamaan itu milik mereka yang membela dan menjelaskan perilaku Yesus
sendiri, otoritas-Nya dan keyakinan-Nya.4
1
Dogara Turrang Silas, “A Social-Scientific Reading of the Parable of the Shrewd Steward in Luke
16:1-9 in a Context of Corruption,” Scriptura 119, no. 1 (2020): 101,
http://scholar.sun.ac.za/handle/10019.1/98554.
2
R P E Widiasta, “Memaknai Ulang Narasi" Bendahara Yang Tidak Jujur" Dalam Lukas 16: 1b-8a
Melalui Lensa Literal Thinking,” Jurnal Teruna Bhakti IV (2022), http://stakterunabhakti.ac.id/e-
journal/index.php/teruna/article/view/82%0Ahttp://stakterunabhakti.ac.id/e-journal/
index.php/teruna/article/download/82/65.
3
Kasper Bro Larsen, “Den Kloge Godsforvalter (Luk 16,1-8a),” Dansk Teologisk Tidsskrift 80, no.
2–3 (2017): 166–185.
-Secara tradisional, cerita tentang bendahara dalam Luk 16:1b-8a dianggap
sebagai teks yang sulit. Selain batas akhir teks yang penuh kontroversi, detail
ceritanya pun tidak mudah dipahami. Santo Sirilus dari Alexandria, dalam
komentarnya, mengatakan bahwa mencoba menjelaskan detail cerita tersebut
tidaklah berguna. Detail cerita diambil hanya untuk membentuk kiasan tentang
masalah yang ingin disampaikan. Efek dari pengabaian detail ini, selama
berabad-abad, tindakan mengurangi utang yang dilakukan oleh bendahara
tersebut dianggap sebagai tindakan yang tidak jujur. Dengan menggunakan
analisis naratif, artikel ini ingin menunjukkan bahwa tindakan mengurangi utang
bukanlah tindakan yang tidak jujur, melainkan tindakan yang cerdik. Justru pada
tindakan mengurangi utang itulah, letak kecerdikan bendahara dalam cerita
tersebut.5
4
William RG Loader, “Jesus and the Rogue in Luke 16:1–8a.,” Jesus Left Loose Ends 96 (2021): 95–
110, https://www.jstor.org/stable/44088985.
5
R P E Widiasta, “Bendahara Yang Cerdik: Cara Baru Memahami Luk 16:1b-8a Dengan Analisis
Naratif,” Media Jurnal Filsafat dan Teologi 3, no. 1 (2022): 18.