Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

HUKUM DAN ETIKA PENYIARAN 13F1

OLEH :
LAURENCIA AYU MANGNGERA
190710251

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN MULTIMEDIA
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2021
1. Alur penyelesaian sengketa/ persoalan pers menurut UU 40/1999 tentang pers. Jika
menyangkut gugatan perdata maka berlaku system pertanggung jawaban kooperatif yang
melibatkan dewan pers. Pers sepatutnya patuh terhadap kaidah-kaidah yang telah di atur
dalam UU 40/1999 tentang pers., khususnya pas 5 ayat 1. Namun pada pasal 5 ayat 1
beserta penjelasannya kurang rinci dan tegas menyebut ketentuan dan syarat-syarat yang
tergolong melanggar pasal 5 ayat 1. Sebagaimana dalam UU 40/1999 tentang pers
penyelesaian sengketa dalam diselesaikan dengan beberapa tahapan yaitu:
a) Pengaduan ke dewan pers, dalam UU 40/1999 tentang pers khususnya
pasal 15. Dewan pers menerima pengaduan mengenai pemberitaan
media pers meliputi berita, layanan, laporan dll yang telah disiarkan di
media pers. Pengaduan tersebut akan di bahas oleh Kelompk Kerja
(Pokja) pengaduan masyarakat akan diadakan forum penyelesaian
masalah kode etik jurnalistik jika diperlukan Dewan Pers mengundang
redaksi media yang bersangkutan. selanjutnya terkait pengaduan
tersebut maka Dewan Pers akan menguji dan mengkaji pengaduan
yang terkait untuk memberikan penilaian mengenai kualitas produk
jurnalistik tersebut. Jika kedua pihak mencapai sepakat, dihasilkan
Risalah Penyelesaian Masalah KEJ.
b) Penyelesaian sengketa melalui pengadilan (Ajudikasi), upaya lain
dalam menyelesaikan sengketa apabila dalam mediasi yang dilakukan
dewan pers tidak menemukan kesepakatan maka penyelesaian akan
dilanjutkan melalui jalur hukum. Hal ini dilakukan apabila salah satu
ataupun kedua pihak merasa tidak puas atas rekomendasi dan putusan
dewan pers atau salah satu pihak tidak berniat meminta bantuan dewan
pers. Jalur hukum yang ditempuh melalui pengadilan . jalan ini
memang adalah jalan terakhir dan memakan cukup waktu. Akan tetapi
jalan ini memang menghasilkan kejelasan tentang siapa yang dan
menang.

2. Hal tersebut terjadi jika dikaitkan denga UUPers harus ada satu perbuatan yang dilarang
dalam UUPers dilarang juga oleh KUHP. Contohnya penghinaan yang diatur dalam
KUHP tapi tidak UUPers. Oleh karena itu apabila pengaduan terjadi pengaduan ke pihak
kepolisian tentang penghinaan akan digunakan pasal 310 KUHP karena tidak diatur oleh
UUPers.
3. Penyebab wartawan melanggar kode etik adalah rendahnya pendapatan yang mereka
dapatkan. Banyak wartawan yang mendapatkan gaji dibawah standar upah minimum
yang membuat mereka cenderung membuat berita asal-asalan dan pelanggaran kode etik
lainnya. Sebagian wartawan di Indonesia adalah lulusan SMA dan belum pernah
mengikuti pelatihan jurnalistik sehingga beberapa dari mereka membuat berita yang
cenderung ke masalah pribadi ataupun pencemaran nama baik.
4. Apabila dalam menjalankan tugasnya media melakukan kesalahan pemberitaan maka
media Dewan Pers akan membuat pernyataan penilaian. Pernyataan dan penilaian itu
menunjukkan kalimat atau berita yang melanggar kode etik.setelah itu Dewan Pers akan
mengumumkan kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai