Anda di halaman 1dari 2

Membangun Kedekatan Dengan Warga

Hari demi hari berganti. Waktu seakan bergulir begitu cepat namun hati seakan menolak
kenyataan karna kami merasa nyaman. Lingkungannya yang asri, langit yang indah namun satu
hal yang membuat Semuluh Lor begitu istimewa. Canda tawa mereka begitu candu. Apalagi
keramahannya yang membuat kami seakan memiliki keluarga baru disini. Sembari memandang
langit sedikit membayangkan bagaimana kita
beradaptasi dan warga yang begitu ramah dan
hangat menyambut kami kala itu. Setiap kami
berjalan entah kemana, pasti salam hangat terjadi
disitu. Seperti pagi itu saat kami hendak berputar
jalan-jalan mengelilingi dusun.

“monggo pak” ujar selvi menyapa bapak-bapak


yang berpapasan dengan kami.

“monggo mbak! Mau kemana ini?” saut bapak itu.

Tak lama kemudian bapak itu meneruskan


perkataannya.

“mampir mbak kapan-kapan kerumah saya.” Ajak


bapak itu.

“nggih pak besok kami mampir, ini mau muter-


muter dulu hehe.” Jawab kami bersamaan.

Hanya secuil percakapan namun dari raut wajah bapak itu kami merasakan ketulusan. Sehingga
kami lebih merasa disambut dengan sangat baik disini.

Kami terus berjalan dan berjalan melewati rumah demi rumah sawah demi sawah, sampai
akhrinya ada suara yang memanggil kami dari tengah sawah.

“mas, mbak mampir dulu sini wedangan”.

Kami pun menoleh dan mendapati para warga yang sedang beristirahat ditengah sawah.
Kamipun menghampiri ikut turun kesawah. Kami mendapati para bapak dan ibu-ibu duduk
beralaskan bagor plastik yang ditengahnya terdapat termos dan rantang isi bekal mereka. Air
dituang dan rantang dibuka. Mereka menyuguhi kami dengan semua yang mereka bawa. Apa
mereka tidak ingin makan sedikit lebih banyak dengan tidak menawarkan kami semua yang
mereka bawa? Tanya kami dalam hati. Namun, ketulusan mereka menyingkirkan semua
pertanyaan dalam hati kami. Apa yang mereka lakukan, keramahan, kebaikan semua terasa tulus.
Karena itu kamipun menyambut niat baik mereka.

Tidak berhenti disitu. Kami juga kerap menghabiskan sore hari Bersama warga Semuluh
Lor. Andalan warga untuk mengabiskan sore menjelang maghrib adalah dengan berkumpul
diteras rumah dan berbincang Bersama. Kerap kali kami berkumpul dirumah Bu Rahmi di sore
hari. Mungkin awal mula perkumpulan hanya berisikan 2-3 orang saja namun nanti satu persatu
warga akan datang menghampiri dan ikut serta dalam berbincang. Obrolan-obrolan kecil setiap
sore menghiasi hari yang Lelah setelah berkegiatan. Namun, Ketika adzan maghrib sudah
berkumandang ini menjadi akhir dalam perkumpulan ini karena para warga akan bergegas dan
bersiap untuk sholat maghrib Bersama dimasjid.

Malam hari pun kami juga tetap Bersama dengan para warga. Karena, tiap malam warga
Semuluh Lor terbiasa untuk berkumpul di pos ronda khususnya bapak-bapak. Namun, tidak
menutup kemungkinan bahwa para ibu-ibu juga bisa ikut berkumpul. Perkumpulan malam di pos
ronda adalah kegiatan yang sederhana namun terstruktur seperti halnya saat malam terlanjur
diguyur hujan maka para bapak-bapak tidak akan berkumpul di pos ronda. Namun, jika malam
terang langit cerah sudah pasti malam akan berkumpul ramai di pos ronda. Kegiatan di pos ronda
sendiri seperti bermain kartu Bersama, menonton bola maupun sekedar mengobrol satu sama
lain. Kerap kali namun tidak setiap malam kami ikut bercengkrama Bersama bapak-bapak di pos
ronda. Seru Ketika pak RT02 ikut berkumpul karena kami kerap kali membahas mitos-mitos atau
bahkan cerita sejarah tentang Semuluh Lor.

Anda mungkin juga menyukai