Penerbit, tahun terbit : Balai Pustaka, 1995 Jenis buku : Fiksi Tebal buku : iv + 39
No Bab / Informasi Penting
. Hal 1. I - IV Bagian ini yaitu berisi cover buku, kata pengantar, para pelaku, dan daftar isi. 2. 9 - 16 Panggung merupakan sebuah ruangan besar, tempat anak – anak asrama baca – baca atau bercakap – cakap. Di sebelah kiri dekat dinding depan sebuah meja kecil duduk seorang anak muda, Hasan yang umurnya kira – kira 15 tahun. Ia menghadap ke tengah ruangan. Di tengah – tengah ruangan ada lagi sepasang dua orang anak muda yang berhadap – hadapan main catur, yaitu Hadi yang umurnya 16 tahun dan Anas yang berumur 14 tahun. Menceritakan tentang seorang Hasan yang sedang mengadu domba antara Hadi dan Anas dengan mengatakan bahwa Anas menjelek – jelekkan Hadi dengan menyamakannya dengan seekor kerbau dan mengatakan kalau sering kalah saat bermain catur dengannya. Di situ pun Hadi sangat marah sampai memukul Anas sampai terjadi perkelahian. 3. 17 - 24 Saat akan terjadi perkelahian tiba – tiba terdengar suara orang mendehem - dehem di luar. Dan saat mendengar suara itu Hasan cepat – cepat untuk memisah mereka berdua dan sambil menegakkan kursi yang terjatuh. Kemudian Hadi menyuruh Anas untuk pergi, tetapi ia tidak mau karena ia belum mengetahui ‘kenapa Hadi sangat marah kepadanya?’ lalu Anas pun pergi dari hadapan Hadi. Setelah ia pergi tiba - tiba Hasan berbicara untuk tetap menjelek - jelekkan Anas di depan Hadi hingga membuat Hadi menjadi sangat marah kepada Anas. Di situ mereka berdua merencanakan sesuatu untuk membalas dendam kepada Anas dengan mencuri buku - buku, tas, dan alat tulisnya, lalu setelah merencanakannya Hadi pun bergegas untuk mencuri barang - barang si Anas, tidak lama kemudian tiba - tiba Anas menghampiri Hasan yang sedang menulis sesuatu untuk menanyakan keberadaan si Hadi. Saat Anas hendak pergi tiba - tiba terdengar suara Hasan memanggilnya, dengan reflek Anas menoleh dan menghampirinya lagi, lalu menceritakan bahwa Hadi itu jahat kepadanya dan menyuruh Anas untuk berhati - hati kepada Hadi. 4. 25 - 32 Bab ini menceritakan seorang Hadi yang sangat marah kepada Anas sebab mendapatkan cerita bahwa Anas ini telah mengadu ke Pak Yoso karena setelah di tempeleng oleh si Hadi dengan sangat marah Hadi pun menempeleng Anas lagi. Tiba – tiba Pak Yoso datang menghampiri mereka berdua dan menanyakan ‘ada apa?’ tetapi tidak ada yang menjawabnya. Kemudian tidak lama siHadi menceritakan nya pada Pak Yoso masalahnya. Setelah mendengar apa yang diceritakan oleh Hadi Pak Yoso tecengang dan kaget sebab Anas tidak pernah mengaduh ke Pak Yoso. Tidak lama kemudian Pak Yoso sangat marah kepada Hadi karena telah menempeleng Anas dua kali dan ia membuat keputusan untuk mengeluarkan Hadi dar asrama itu tetapi Anas memohon untuk mengeluarkan Hadi dari asrama itu tiba – tiba Hadi menyelah bahwa ia harus dikeluarkan karena sudah membuat kesalahan. 5. 33 - 39 Tini tiba - tiba datang dan memberikan tilgram kepada Hadi disitu terlihat ada surat yang ayahnya sekarang ayah Hadi sudah meninggal. Hadi pun di situ melemas melihat kabar itu, setelah itu semua orang menyuruh Hadi untuk mengemaskan barang – barang di kamar dan segera pulang. Kemudian Hadi datang dan mengucapkan terimakasih pada Anas karena balas budinya di situ pun Hadi meminta maaf kepada Anas karena ia telah mempercayai omongannya si Hasan yang belum ada benarnya. Karakter / Setelah saya membaca buku ini, saya dapat menyimpulkan bahwa jangan nilai unggul mudah percaya kepada omongan orang yang belum ada benarnya. Agar tidak yang dapat ada permusuhan antar teman dan jika ada omongan begitu lebih baik cari tahu diteladani terlebih dahulu faktanya agar tidak ada perkelahian.