Anda di halaman 1dari 10

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KAWASAN AGROWISATA TIGAJUHAR

FARM ( Studi kasus: Desa Rumah Sumbul )

PUBLIC PERCEPTIONS OF AGRO TOURISM TIGAJUHAR FARM


( Case Study: Rumah Sumbul Village )
Muhammad Alvin Syah1 Rahma Sari Siregar2 Rika Fitri Ilvira3
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Medan Area, Indonesia
E-mail : alvinsyah387@gmail.com

ABSTRAK
Tigajuhar farm adalah salah satu objek agrowisata di desa Rumah Sumbul kecamatan
STM Hulu kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana persepsi masyarakat dan harapan masyarakat sekitar kawasan
agrowisata Tigajuhar farm. Penelitian dilakukan secara langsung dilapangan dengan metode
pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara kepada masyarakat desa Rumah
Sumbul. Metode penentuan sampel menggunakan metode sensus dengan melibatkan 64
sampel penelitian, pengumpulan data penelitian menggunakan observasi serta dokumentasi
yang didapatkan dilapangan. Data yang didapatkan kemudian direduksi menjadi sebuah
rangkuman yang disajikan dalam bentuk uraian singkat dan tabel. Analisis data dengan
pendekatan kualitatif, persentase dan Skala Likert. Hasil penelitian disimpulkan Persepsi
masyarakat terhadap kawasan agrowisata Tigajuhar farm dipersepsikan setuju dengan
keberadaan kawasan agrowisata Tigajuhar Farm dilihat dari tujuh indikator dengan
menggunakan pendekatan kualitatif serta persentase dan skala likert. Harapan masyarakat di
Desa Rumah Sumbul terbagi tiga aspek yaitu aspek ekonomi digunakan untuk mengetahui
bagaimana harapan masyarakat terhadap kawasan agrowisata berdasarkan pengaruhnya
terhadap pendapatan masyarakat sekitar, aspek sosial untuk mengetahui bagaimana harapan
masyarakat sekitar terhadap keberadaan kawasan agrowisata berdasarkan interaksi sosial yang
terjadi di masyarakat dan aspek budaya untuk mengetahui bagaimana harapan masyarakat
terhadap kelestarian budaya dengan adanya keberadaan kawasan agrowisata.

Kata kunci: Persepsi Masyarakat,Harapan,Agrowisata Tigajuhar Farm

ABSTRACT
Tigajuhar farm is one of the agrotourism objects located in Rumah Sumbul village,
STM Hulu sub-district, North sumatra. This research aims to determine public perceptions
and expectations of the community towards agro tourism Tigajuhar farm. The method of
determining respondent using the cencus method technique. Data collection in this study also
uses observation and documentary obtained in the field. The data obataine is then reduced to a
summary presented in the form of brief description and tables. Data analysis was carried out
using a qualitive approach with percentages and a likert scale. Public perception of the
Tigajuhar farm Agro-tourism area is perceived to agree with the Tigajuhar farm agro-tourism
area seen from the seven indicators used this study. Data collection in this study also uses
observation and documentary obtained in the field. The data obataine is then reduced to a
summary presented in the form of brief description and tables. Data analysis was carried out It
is hope that all elements of the community in Rumah Sumbul village would like then reduced
to a summary presented in the form of brief to be more involved in the management and
determine public perceptions and expectations of the community towards agro tourism
Tigajuhar farm development of the Tigajuhar farm agro-tourism area but not forget the social
and cultural values of the local community of agrotourism.

Keywords : Public Perception, expectations, Agrotourism Tigajuhar farm


1
Pendahuluan
Deli Serdang merupakan kabupaten yang menjadi tujuan utama bagi para wisatawan
yang berkunjung ke Sumatera Utara dengan total kunjungan wisatawan terbanyak
dibandingkan dengan kabupaten lainnya, hal ini dikarenakan Deli Serdang adalah salah satu
kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki jumlah destinasi pariwisata yang cukup banyak
dan bermacam jenis nya bila di bandingkan dengan kabupaten lainnya di Sumatera Utara.
Data dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Deli
Serdang, jumlah destinasi pariwisata tahun 2018 dari total 22 kecamatan yang berada di
kabupaten Deli Serdang terdapat 10 kecamatan yang memiliki destinasi pariwisata, secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah destinasi pariwisata menurut kecamatan di kabupaten Deli Serdang, 2018-2019.
No Kecamatan 2018 2019
1 Sibolangit 40 Destinasi 40 Destinasi
2 Namo Rambe 11 Destinasi 13 Destinasi
3 Pantai Labu 5 Destinasi 10 Destinasi
4 Batang Kuis 5 Destinasi 5 Destinasi
5 S.T.M. Hulu 3 Destinasi 3 Destinasi
6 Lubuk Pakam 2 Destinasi 2 Destinasi
7 Bangun Purba 3 Destinasi 1 Destinasi
8 Deli Tua 3 Destinasi 3 Destinasi
9 Labuhan Deli 1 Destinasi 3 Destinasi
10 Percut Sei Tuan 3 Destinasi 5 Destinasi
Jumlah 76 Destinasi 85 Destinasi
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Deli Serdang

Salah satu daerah yang memiliki konsep agrowisata sebagai sektor pariwisata di
Kabupaten Deli Serdang adalah Kecamatan STM Hulu. STM Hulu merupakan salah satu
kecamatan yang memiliki kawasan agrowisata unik dan berbeda dengan agrowisata lainnya.
agrowisata yang khusus mengembangkan tanaman buah-buahan eksotik seperti kurma
(Phoenix dactylifera), buah tin (Ficus carica), salak (Salacca zalacca), kelengkeng merah
(Dimocarpus longan) dan alpukat (Persea americana) yang tersusun rapi setiap blok nya serta
daya tarik alam yang dapat dinikmati pengunjung seperti keberdaan kolam ikan, memetik
buah secara langsung, memberi makan ikan membuat pengunjung menikmati suasana di
agrowisata ini.
Keberadaan masyarakat sekitar kawasan agrowisata tentunya juga berpengaruh
terhadap kondisi agrowisata tersebut. Apa dan bagaimana persepsi masyarakat sekitar
terhadap kawasan agrowisata akan sangat menentukan keberlangsungan agrowisata ini, sebab
tenaga kerja pada kawasan agrowisata ini adalah masyarakat sekitar, serta bagaimana harapan

2
dari masyarakat akan keberadaan agrowisata tersebut baik dari segi ekonomi, sosial dan
budaya. Hal inilah yang mendorong penulis untuk menganalisis persepsi masyarakat sekitar
terhadap kawasan agrowisata Tigajuhar farm. Rumusan masalah penelitian ini yaitu
bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan kawasan agrowisata Tigajuhar farm dan
bagaimana harapan masyarakat terhadap keberadaan kawasan agrowisata Tigajuhar farm.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan kawasan
agrowisata Tigajuhar farm,mengetahui harapan masyarakat terhadap keberadaan kawasan
agrowisata Tigajuhar farm.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lokasi agrowisata Tigajuhar farm. Penelitian dilakukan
pada bulan Februari 2021 sampai Maret 2021. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja (purposive) berdasarkan observasi melalui internet dan studi langsung. Populasi
dalam penelitian ini adalah kepala keluarga dari masyarakat desa Rumah Sumbul, sebab
kepala keluarga dianggap sudah cukup untuk mewakili persepsi dari keseluruhan jumlah
anggota keluarga, sampel dari penelitian ini sebanyak 64 orang. Analisis data pada penelitian
ini melalui pengolahan data dengan reduksi data, merupakan proses pengumpulan data
penelitian selanjutnya melalui reduksi data inilah maka peneliti mengelompokkan mana data
yang penting dan dan valid. Setelah itu dilakukan penyajian data yaitu sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan, dan terakhir dilakukan penarikan kesimpulan merupakan proses
lanjutan dari reduksi data dan penyajian data. Untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil
kuesioner yang telah dibagikan selama penelitian digunakan rumus :
F
P= 𝑥 100%
N
Keterangan :
P = Besar persentase alternatif jawaban
F = Frekuensi alternatif jawaban
N = Jumlah sampel penelitian
(Ridwan, dkk 2013)

3
Hasil dan Pembahasan
Persepsi masyarakat terhadap kawasan agrowisata dilihat dari tujuh indikator, antara
lain pendapatan masyarakat, manfaat pengembangan agrowisata, pengembangan industri
rumah tangga, keberadaan lahan pertanian dan potensi alam lainnya, peran serta masyarakat
dalam mengelola kawasan agrowisata, lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, dan
pemungutan retribusi di kawasan agrowisata.
1. Pendapatan masyarakat
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan melibatkan 64 responden, maka
diperoleh data persepsi berdasarkan pendapatan masyarakat dapat dilihat bahwa pendapatan
masyarakat setiap hari berasal dari kawasan agrowisata Tigajuhar farm serta masyarakat
memperoleh pendapatan tambahan dari keberadaan lokasi agrowisata tersebut. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Bapak Septiadi yaitu;
“kawasan agrowisata ini selain membuka kawasan wisata pihak pengelola juga
melakukan budidaya beberapa tanaman, dimana para pekerja nya berasal dari masyarakat
sekitar khususnya kami para buruh tani”

Masyarakat juga setuju pada saat kawasan agrowisata sedang panen raya masyarakat
sekitar kawasan tersebut memperoleh pendapatan tambahan dari keberadaan lokasi
agrowisata ini. Sesuai dengan pernyataan Bapak Ruli Ginting, yaitu;
“Kami biasanya kalau tempat ini sedang panen besar, kami dapat upah lebih dari
sini upahnya pun lumayan besar bang terkadang pun kami juga dapat buah nya yaa
lumayan lah bisa kami jual lagi ke pasar depan itu kadang juga kami kasih ke keluarga
untuk makan sendiri walaupun biasa nya yang dikasih yang grade B nya sih”

Menurut Bima (2010), mengatakan bahwa pendapatan merupakan salah satu aspek
utama baik itu individu maupun kelompok untuk melihat bagaimana persepsi mereka
terhadap sesuatu, sebab manusia selalu mempersepsikan baik apabila hal tersebut
menguntungkan mereka dan sebaliknya. Selain bekerja di kawasan agrowisata masyarakat
sekitar yang bekerja di kawasan tersebut juga memiliki lahan pertanian sendiri walaupun
tidak terlalu luas dan juga ada yang memiliki pekerjaan sampingan lainnya seperti supir dan
pedagang yang merupakan sumber pendapatan mereka diluar bekerja di kawasan agrowisata.
Untuk upah yang mereka peroleh dari bekerja di kawasan agrowisata.
2. Manfaat pengembangan agrowisata.
Bukti nyata dari manfaat keberadaan kawasan agrowisata ini adalah dengan muncul
nya beberapa sarana ekonomi baru bagi masyarakat sekitar seperti pasar dan toko yang
membuat perekonomian masyarakat sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung
mengalami peningkatan walaupun ada sebagian kecil masyarakat yang tidak merasakan
manfaat keberadaan sarana ekonomi tersebut.

4
Hal ini dapat di simpulkan dari data yang diperoleh berdasarkan jawaban dari
responden yang mayoritas menjawab sangat setuju dan setuju dengan adanya kawasan
agrowisata ini dan masyarakat pun ikut merasakan manfaat dari pengembangan agrowisata
ini.

Gambar 1. Keberadaan toko sebagai bukti manfaat


pengembangan agrowisata

Bukti nyata dari manfaat keberadaan kawasan agrowisata ini adalah dengan muncul
nya sarana ekonomi baru bagi masyarakat sekitar seperti toko yang membuat perekonomian
masyarakat sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung mengalami peningkatan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Muttaqin dkk (2011), yang menyatakan bahwa sarana dan akses
merupakan salah satu faktor penunjang dalam pengembangan suatu wisata.
3. Pengembangan industri rumah tangga
Dari hasil penelitian yang didapat, diketahui mayoritas masyarakat memilih opsi
jawaban kurang setuju, hal ini dikarenakan masyarakat kurang mendapatkan perhatian dari
pihak pengelola agrowisata dalam hal pengembangan industri rumah tangga yang mereka
jalankan. Masyarakat tidak setuju dengan keberadaan agrowisata dapat membantu
perkembangan industri rumah tangga masyarakat. Sesuai dengan pendapat yang disampaikan
oleh Bapak Abdul Tarigan yaitu;
“kami masyarakat yang pernah ikut kerja pembuatan dodol salak dulu di agrowisata
itu sudah banyak yang berhenti sekarang, produksi dodol nya pun udah berhenti juga
sekarang karena tidak ada lagi masyrakat yang mau kerjasama,karena pemberian upah yang
tidak adil antara pihak kawasan agrowisata dengan kami masyarakat sekitar”

Hal ini sesuai dengan pendapat Satriani (2013), yang menyatakan bahwa partisipasi
masyarakat dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah harus didukung dan ditumbuh
kembangkan secara bertahap, perlahan dan menyeluruh.

5
4. Keberadaan lahan pertanian
Diketahui berdasarkan data yang diperoleh dan juga hasil pengamatan di lapangan,
dimana pihak pengelola kawasan agrowisata mau membantu dan juga mau mengajarkan
kepada masyarakat sekitar bagaimana cara melakukan pembibitan yang baik dan benar serta
bagaimana cara mengatasi tanaman yang terserang penyakit dan senantiasa membantu
masyarakat sekitar apabila ada yang ingin berkonsultasi mengenai masalah pertanian yang
masyarakat alami. Pihak pengelola kawasan agrowisata juga sesekali melakukan penyuluhan
dan pelatihan kepada masyarakat sekitar yang ingin memperdalam ilmu pertanian agar kebun
yang dimiliki masyarakat sekitar juga dapat berkembang dengan baik, biasa nya kegiatan
penyuluhan dan pelatihan ini di lakukan 2 atau 3 bulan sekali tergantung kondisi dan
persetujuan dari kepala desa apabila ingin melaksanakan kegiatan sosial yang bertujuan untuk
mesejahterakan dan meningkatkan kualitas hasil panen masyarakat lokal agar tercipta nya
kesehjateraan para petani lokal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Aryadi, yaitu;
“Sebab ide untuk membuat perkebunan menjadi kawasan agrowisata baru pertama
kali nya ada di desa ini dan merupakan satu-satu nya kawasan agrowisata yang ada di desa
ini serta menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar untuk dapat menciptakan kawasan
agrowisata lainnya juga tentu nya dengan komoditi lainnya yang menjadi ciri khas tersendiri
nanti nya”

5. Peran serta masyarakat dalam mengelola kawasan agrowisata


Masyarakatyangtinggaldisekitar kawasan agrowisata Tigajuhar farmselalu terlibat
aktif dalam berbagai kegiatan maupun pengambilan keputusan program untuk pengembangan
kawasan agrowisata menjadi lebih baik lagi tetapi tentunya tidak semua lapisan masyarakat
turut diundang apabila kawasan agrowisata melakukan rapat program pengembangan kawasan
agrowisata, hanya beberapa lapisan masyarakat yang turut diundang untuk berdiskusi atau
tukar pendapat antar lain kepala desa, pemuka agama dan ketua adat di masyarakat sekitar
saja yang diundang.

Gambar 2. Kegiatan dengar pendapat yang diadakan pihak


agrowisata dengan pihak desa

6
Sesuai dengan pendapat Tanaya (2014), pengelolaan kegiatan wisata akansangat baik
jika melibatkan masyarakat di sekitar daerah wisata tersebut, dengan memberdayakan
masyarakat sekitar, keuntungan yang diperoleh tidak hanya dirasakan oleh pengelola kegiatan
wisata, namun juga masyarakat disekitarnya, sehingga dapat membantu meningkatkan
ekonomi wilayah pedesaan dilokasi wisata tersebut.
Walaupun demikian masyarakat boleh untuk memberikan kritikan maupun saran
kepada pihak pengelola kawasan agrowisata, masyarakat juga di izinkan untuk melakukan
penolakan apabila ada kebijakan dari pihak pengelola kawsan agrowisata yang tidak sesuai
dengan adat istiadat dan norma di lingkungan masyarakat sekitar. Hal inilah yang menjadikan
kawasan agrowisata ini dapat berjalan sampai dengan sekarang ini, sebab selalu
memperhatikan keadaan dan keinginan dari masyarakat sekitar dan turut serta membantu
masyarakat sekitar apabila mengalami permasalahan serta tetap menjaga nilai-nilai luhur dari
masyarakat sekitar dan menjaga norma-norma yang ada di masyarakat, tentu nya hal ini lah
membuat kawasan agrowisata ini mendapatkan dukungan penuh dari yang masyarkat sekitar
kawasan agrowisata.
6. Lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Masyarakat tetap merasa kawasan agrowisata ini membuka lapangan pekerjaan bagi
mereka, pihak pengelola mulai mencari tenaga kerja dari luar wilayah desa karena di anggap
lebih kompeten di bidang yang dibutuhkan apabila dibandingkan dengan tenaga kerja yang
berasal dari masyarakat sekitar yang dinilai oleh pihak pengelola kawasan agrowisata tersebut
kurang berkompeten dan juga kurang menguasai disiplin ilmu tertentu yang dibutuhkan oleh
pihak pengelola kawasan agrowisata. Dengan adanya kawasan agrowisata ini memberikan
pengaruh positif pada masyarakat terutama pada peningkatan taraf hidup
masyarakat.Masyarakat sekitar juga setuju apabila ada karyawan yang bekerja di kawasan
agrowisata berasal dari masyarkat luar wilayah desa Rumah Sumbul dan kecamatan STM
Hulu, asalkan pekerja tersebut tidak melanggar norma-norma yang ada di masyarakat lokal
dan memberikan kontribusi yang baik kepada pihak pengelola kawasan agrowisata maupu
kepada masyarakat sekitar.
Tetapi apabila diberlakukan syarat tenaga kerja yang dapat bekerja di kawasan
agrowisata tersebut harus yang berpendidikan tinggi, maka masyarakat sekitar kurang setuju
sebab mayoritas tingkat pendidikan masyarakat sekitar hanya sampai SMA dan bahkan ada
yang hanya tamatan SD dan SMP. Apabila syarat tersebut diberlakukan oleh pihak pengelola
kawasan agrowisata maka akan menimbulkan kesenjangan sosial antara masyarakat lokal
yang mayoritas tingkat pendidikan nya rendah dengan pekerja pendatang yang mayoritas
memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, dimana hal tersebut apabila dilakukan maka

7
akan terjadi konflik antara masyarakat lokal dengan pendatang di kemudian hari nanti nya.
Oleh sebab itu pihak pengelola kawasan agrowisata memberikan pelatihan kepada tenaga
kerja yang berasal dari masyarakat lokal agar tidak terjadi ketimpangan sosial maupun ilmu
pengetahuan antara masyarakat lokal dengan para pekerja pendatang, agar tercipta nya
hubungan yang harmonis antara pekerja dari lingkungan masyarakat lokal dengan pekerja
pendatang di kawasan agrowisata.
7. Pemungutan retribusi
Mengenai pemungutan retribusi oleh pihak pengelola kawasan agrowisata, masyarakat
menyatakan setuju dengan adanya biaya retribusi untuk masuk dan menikmati kawasan
agrowisata tersebut. Sebab dengan di berlakukan nya retribusi maka masyarakat yang
berkunjung ke kawasan agrowisata tersebut tidak bisa sembarang pengunjung. Tetapi
sebagian masyarakat juga menyatakan biaya retribusi yang diberlakukan hanya akan membuat
pengunjung malas untuk berkunjung kembali karena ada sebagian masyarakat yang memiliki
pemikiran untuk tidak mengeluarkan uang mereka untuk hal-hal yang tidak terlalu penting
seperti pergi berwisata. Sesuai dengan pernyataan Defrizal (2015), sarana dan prasarana dapat
menjadi salah satu penunjang untuk memperbanyak pengunjung, karena apabila sarana dan
prasarana tidak dikembangkan dengan baik berakibat kurangnya minat wisatawan untuk
berkunjung.
Harapan masyarakat terhadap kawasan agrowisata
1. Harapan berdasarkan aspek ekonomi
Hasil dari wawancara singkat yang dilakukan mengenai harapan berdasarkan aspek
ekonomi, masyarakat desa Rumah Sumbul sebenarnya ingin kegiatan penyuluhan dan
pelatihan terhadap masyarakat sekitar dapat lebih ditingkatkan lagi intensitas nya, sehingga
dapat menambahkan pengetahuan tentang wirausaha dan agrowisata yang lebih baik agar
mereka mampu mengembangkan keahlian mereka baik dari pertanian maupun berwirausaha.
2. Harapan berdasarkan aspek sosial

Hasil wawancara yang dilakukan diperoleh data harapan masyarakat, setelah itu
dilakukan tabulasi data guna untuk menyimpulkan harapan terbanyak yang menjadi harapan
prioritas masyarakat. Masyarakat memiliki harapan agar pihak agrowisata melakukan
kegiatan berbasis pengembangan keahlian terampil bagi para karyawan nya, sebab
pengembangan keahlian terampil dirasakan para karyawan perlu untuk ditingkatkan agar
kinerja dan hasil pekerjaan yang mereka lakukan dapat lebih dioptimalkan. Masyarakat ingin
terjalinnya hubungan yang lebih baik lagi antara warga sekitar dengan pendatang, masyarakat
ingin diingatkan kembali kepada pengunjung tentang norma di desa ini dan adakan kegiatan
kegiatan sosial berbasis masyarakat serta ajak pengunjung menjaga kelestarian lingkungan ini.
8
3. Harapan berdasarkan aspek budaya
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan Masyarakat mengharapkan agar budaya
asli karo tetap dilestarikan dan kenalkan pada pengunjung kawasan agrowisata tigajuhar ini
kesenian kita agar bisa menjadi ciri khas untuk di kenalkan ke pengunjung serta budaya -
budaya asli karo kita jangan sampai terlupakan dan tetap jaga norma-norma yang berlaku di
lingkungan ini.
Kesimpulan
Persepsi terhadap kawasan agrowisata Tigajuhar Farm berdasarkan indikator
pendapatan masyarakat dapat dilihat bahwa mayoritas pendapatan masyarakat setiap hari
berasal dari kawasan agrowisata Tigajuhar farm serta masyarakat memperoleh pendapatan
tambahan dari keberadaan lokasi agrowisata tersebut terutama pada saat kawasan agrowisata
sedang panen raya. Berdasarkan indikator manfaat pengembangan agrowisata masyarakat
merasakan adanya manfaat yang mereka terima secara langsung dari pengembangan
agrowisata tersebut, manfaat yang dirasakan masyarakat adalah dengan adanya fasilitas-
fasilitas umum yang disediakan oleh kawasan agrowisata tersebut seperti fasilitas air bersih
dan sarana perekonomian seperti pasar dan toko-toko. Pada indikator pengembangan industri
rumah tangga, masyarakat kurang setuju dengan keberadaan kawasan agrowisata membantu
pengembangan industri rumah tangga mereka, hal ini dikarenakan masyarakat kurang
mendapatkan perhatian dari pihak pengelola agrowisata dalam hal pengembangan industri
rumah tangga yang mereka jalankan. Berdasarkan indikator keberadaan lahan pertanian,
respon dari masyarakat setuju dengan keberadaan kawasan agrowisata tersebut, agrowisata
melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat sekitar yang ingin memperdalam
ilmu pertanian agar kebun yang dimiliki masyarakat sekitar dapat berkembang dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Antonius gea, dkk. 2003. Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak Keberadaan Pariwisata Di Pulau
Nusa Penida.Kepariwisataan Dan Hospitalis.

Arifin. Agrowisata. 1992. https://agroinfotek.wordpress.com/2011/04/12/r/.


Diakses tanggal: 25 April 2018.

Bachtiar,Windia, dan Ni Wayan Sri Astiti. 2016..Persepsi Masyarakat dan Strategi Pengembangan
Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali.
Bali: Jurnal Manajemen Agribisnis.

Bima dkk. 2010. Pengaruh Agrowisata Terhadap Pemberdayaan Dan Perubahan Sosial Masyarakat
Di Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Chapplin. 1999. Research Methods. Rex Printing Company, Quezon City.

Drs. J. Siregar. 2003. Syarat dan Pengantar Industri Pariwisata. PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Drs. T. M. Siagian. 2003. Pengantar kondisi ekonomi dalam Industri Pariwisata. PT. Gramedia .
Jakarta.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2019. Data Jumlah kunjugan wisatawan di Sumatra utara.

Fachrudin. 2014. Kajian Pustaka kondisi lingkungan Dan Geografi Pariwisata.www.eprints.uny.ac.id.


Diakses tanggal: 19 Maret 2020.

Gilin Hooguelt.1995. Kajian Pustaka kondisi sosial Pariwisata. Jakarta.

Guyatri , 2005, Pengaruh Industri Pariwisata ,skripsi, universitas siliwangi.

Hadi. 1997. Teknik pengambilan data dalam sebuah penelitian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Handayani Santhy. 2005. Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi
Masyarakat Lokal. Research Gate. 3:106. (2).

Kementrian Pertanian RI. 2017. Proyeksi Penerimaan Devisa Dari Sektor-Sektor Utama Dalam
Perekonomian Indonesia.

Rai Utama dan Eka Mahadewi. 2012. Metode Penelitian Pariwisata dan Perhotelan. Andi,
Yogyakarta.

Sastrayuda, G. 2010. Konsep Pengembangan Kawasan Agrowisata. Rineka Cipta, Jakarta.

Sevilla, dkk. 2007. Research Methods. Rex Printing Company, Quezon City.

Sidney Siegel.2007. Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

Slameto. 2010. Persepsi masyarakat.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian pengambilan sampel.Bandung: Alfabeta

10

Anda mungkin juga menyukai