Anda di halaman 1dari 2

1.

Tantangan Pancasila dalam Kehidupan Global

Seperti kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk yang memiliki
keberagaman budaya, di mana keberagaman ini menjadi keunikan dan jati diri bangsa Indonesia
Kebudayaan yang sangat beraneka ragam ini memang dapat menjadi suatu kebanggaan sekaligus
tantangan terutama di era global saat ini.

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia, mau tidak mau
kepribadian asli bangsa Indonesia akan terpengaruh, atau mungkin bisa dikatakan "tercemar" oleh
aspek globalisasi yang negatif seperti lebih mementingkan individualisme dan sebagainya. Dalam
kondisi yang seperti ini Pancasila sebagai ideologi terbuka memegang peranan penting untuk dapat
menjadi filter (penyaring) nilai-nilai baru sehingga mampu mempertahankan eksistensi kepribadian
dan jati diri Indonesia. Pancasila akan menilai sesuatu yang dapat diserap untuk disesuaikan dengan
nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai baru yang berkembang nantinya akan tetap berada pada kepribadian
bangsa Indonesia. Selain itu, untuk mengatasi dampak dari globalisasi, Pancasila juga seharusnya
benar-benar dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia sebagai pandangan hidup yang menjadi
pijakan dalam bersikap.

1. Keilahian atau Iman

Kesadaran akan nilai ketuhanan atau keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa ini memberikan arti
bahwa ada suatu kekuasaan di luar manusia yang menciptakan manusia dan segala isi alam semesta
dan sekaligus memelihara dan mengatur ciptaan-Nya. Nilai ketuhanan atau keimanan ini akam
menumbuhkan kerukunan umat beragama, sikap toleransi keagamaan di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, penerapan nilai ketuhanan dan keilmuan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

A. Masyarakat Indonesia menyatakan keimanan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

B. Warga negara Indonesia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing sesuai prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab.

C. Warga negara Indonesia saling menghormati dan menghargai sesama pemeluk agama dan yang
memeluk kepercayaan.

d. Warga negara Indonesia selalu membina kerukunan hidup di antara semua umat beragama dan
kepercayaannya.
e. Warga negara Indonesia mengakui bahwa agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahi Esa
adalah masalah pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

f. g. Warga negara Indonesia saling menghormati dan menghargai kebebasan menjalankan ibadah.
Warga negara Indonesia tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.

Gambar 1.19 Toleransi kerukunan hidup antaragama menjadi tanggung jawab pemerintah pusat
sehingga wajib dibina dengan baik melalui pertemuan lintas tokoh agama dan pemerintah

Sumber: kmeng dfmal/bertemu tak lintas agama raja-salman spresiasi oderane-indonesia:39

Anda mungkin juga menyukai