Anda di halaman 1dari 10

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


REKAYASA PERANGKAT LUNAK

BAB V - VI
TEKNIK DIGITAL

H W Herwanto

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2016
5-6
TEKNIK DIGITAL
Kompetensi Dasar
 Menerapkan konsep elektronika digital
 Menggunakan sistem bilangan digital

Indikator
 Menerapkan tabel kebenaran dalam gerbang logika
 Mengkonversikan bilangan digital
 Melakukan operasi penjumlahan atau perkalian bilangan digital

A.Materi

1.Gerbang Logika
Menurut Mulyanto(2008:37), Elektronik digital atau atau rangkaian digital apapun
tersusun dari apa yang disebut sebagai gerbang logika. Gerbang logika melakukan operasi
logika pada satu atau lebih input dan menghasilkan satu ouput. Gerbang logika merupakan
implementasi dari teori aljabar boolean.

1
Pada aplikasinya gerbang logika terbentuk dari
transistor. Bentuk gerbang logika mempengaruhi jumlah
transistor yang digunakan. Gerbang logika dibagi menjadi
3 bentuk dasar, yaitu bentuk AND , OR dan NOT. Bentuk
gerbang logika beserta tabel kebenaran dapat
ditunjukkan pada Gambar 5.1.
Nilai 0 adalah representasi dari nilai FALSE /
SALAH, sedangkan nilai 1 adalah representasi dari nilai
TRUE/ BENAR. Berdasarkan Gambar 5.1 dapat diamati
pola sebagai berikut:
a. Gerbang AND, apabila nilai A dan B bernilai TRUE. Gambar 5.1 Tabel Kebenaran
Maka nilai keluran (output) bernilai TRUE. Gerbang Logika Dasar
(Mulyanto, 2008)
Sedangkan A dan B yang bernilai FALSE atau hanya
salah satu bernilai TRUE, maka nilai keluaran bernilai
FALSE.
b. Gerbang OR, Apabila salah satu nilai A dan B bernilai
yang TRUE, maka nilai keluaran adalah TRUE.
c. Gerbang NOT, nilai keluaran dan masukan saling
berkebalikan. Apabila masukan bernilai TRUE, maka
keluaran bernilai FALSE begitupun sebaliknya.

Terdapat beberapa gerbang logika yang merupakan


turunan dari gerbang logika Gambar 5.1, yaitu gerbang
NAND (NOT AND), NOR ( NOT OR) dan XOR (EXCLUSIVE
OR). Gambar 5.2 menunjukkan tabel kebenaran dari
turunan gerbang logika.
a. Gerbang NAND adalah gerbang logika yang
Gambar 5.2 Tabel Kebenaran
memiliki prinsip berkebalikan dengan gerbang Gerbang Logika Turunan
(Mulyanto, 2008)
AND
b. Gerbang NOR memiliki prinsip berkebalikan dengan gerbang OR

2
c. Gerbang XOR memiliki prinsip yang berbeda. Apabila nilai masukan A dan B salah
satunya memiliki nilai TRUE, maka keluaran bernilai TRUE. Apabila tidak memenuhi
prinsip tersebut keluaran dari gerbang XOR bernilai FALSE.

2.Sistem Bilangan
Terdapat beberapa jenis bilangan, antara lain bilangan desimal, biner, oktal dan
heksadesimal.
1. Bilangan Desimal
Bilangan desimal adalah bilangan dengan basis 10 yaitu 0, 1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Bilangan
jenis ini adalah bilangan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penulisan
bilangan desimal, sebagai berikut :
17 = 1710 , 8 = 810
2. Bilangan biner
Bilangan biner merupakan bilangan basis dua. Dua koefisien pada jenis bilangan ini
yaitu 0 dan 1. Bilangan ini seringkali digunakan pada elektronika digital. Digit biner
menunjukkan perbedaan level tegangan, yaitu tegangan tinggi yang umumnya
direpresentasikan oleh 1 dan tegangan rendah yang direpresentasikan dengan 0.
Penulisan bilangan biner, sebagai berikut :
1102 ,112
Keterangan Gambar 5.3 menunjukkan nilai LSB atau
nilai yang paling kecil terdapat pada bilangan paling
kanan dan MSB atau nilai yang paling besar

Gambar 5.3 Bilangan Biner terdapat pada bilangan yang letaknya paling kiri.
(www.gatewan.com)

3. Bilangan Oktal
Bilangan oktal adalah bilangan yang memiliki basis 8 (delapan). Koefisien bilangan oktal
yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7. Penulisannya dapat ditunjukkan sebagai berikut :
458 , 748

3
4. Bilangan Heksadesimal
Bilangan heksadesimal merupakan bilangan yang memiliki basis 16. Basis dari jenis
bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Penulisan bilangan
heksadesimal ditunjukkan sebagai berikut :
89116 ,3A16

3.Konversi Bilangan.
Setiap jenis bilangan pada sistem bilangan dapat dikonversi ke jenis bilangan lain.
Tabel kebenaran setiap bilangan ditunjukkan sebagai berikut :
DECIMAL BINER OCTAL HEXADECIMAL

0 0000 0 0
1 0001 1 1
2 0010 2 2
3 0011 3 3
4 0100 4 4
5 0101 5 5
6 0110 6 6
7 0111 7 7
8 1000 10 8
9 1001 11 9
10 1010 12 A
11 1011 13 B
12 1100 14 C
13 1101 15 D
14 1110 16 E
15 1111 17 F
16 10000 20 10
17 10001 21 11
18 10010 22 12
19 10011 23 13
20 10100 24 14

Konversi jenis sistem bilangan secara sederhana ditunjukkan pada diagram berikut :

4
Konversi bilangan biner ke desimal
Berdasarkan diagram tersebut, konversi biner ke desimal dengan metode LS/MSB dengan
basis perkalian adalah 2. Contoh konversi bilangan biner 11010,112 ke dalam desimal adalah
sebagai berikut.
11010,112  nilai sebelum tanda koma (,) memiliki koefisien dengan pangkat 0, semakin ke
kiri posisi nilai biner maka pangkat semakin bertambah. Semakin kekanan nilai biner maka
pangkat akan semakin berkurang. Pangkat dapat dituliskan sebagai berikut :
4 3 2 1 0 -1 -2

1 1 0 1 0, 1 12
Setelah jelas pangkat setiap nilai biner, maka dapat dilakukan perhitungan untuk konversi ke
bentuk desimal.
11010,112 = 1 x 24 + 1 x 23 + 0 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20 +1 x 2-1 + 1 x 2-2
= 26, 7510
Konversi desimal ke biner dapat dilakukan dengan pembagian basis 2. Sisa dari setiap
pembagian akan dijadikan nilai biner. Seperti contoh berikut
3110 = ....2
NILAI SISA

5
31/2 = 15 1 MSB
15/2 = 7 1
7/2 = 3 1
3/2 = 1 1
1 /2 = 0 1 LSB
3110 = 111112
Konversai dari nilai biner ke octal atau heksadesimal sesuai dengan nilai pada tabel
kebenaran sistem bilangan. Contoh konversi biner ke octal dan heksadesimal , yaitu :
Octadesimal

Heksadesimal

Sedangkan konversi dari bilangan octal dan heksadesimal ke biner, yaitu :

Octadesimal

Heksadesimal

4.Operasi Sistem Bilangan


Penjumlahan Bilangan Biner
Rumusan dasar untuk penjumlahan bilangan biner , yaitu :

Pemahaman mengenai penjumlahan bilangan biner dapat dijelaskan pada contoh soal
berikut :
1111 + 10100 = . . . .

6
Penjumlahan bilangan biner seperti penjumlahan pada umumnya bilangan desimal.
Terdapat 3 kali nilai carry of 1 atau simpan nilai satu pada operasi penjumlahan tersebut.
Nilai carry of ditambahkan di akhir penjumlahan. Sehingga nilai 11112 + 101002 = 1000112
Pengurangan Bilangan Biner
Rumusan dasar untuk pengurangan bilangan biner, yaitu :

Pemahaman mengenai penjumlahan bilangan biner dapat dijelaskan pada contoh soal
berikut :
11011 - 10100 = . . . .
110112
101002 -
001112 borrow of 1 (sekali)

Sama seperti metode penjumlahan, metode pengurangan bilangan biner sama dengan
bilangan desimal dengan memperhatikan dasar pengurangan yang telah dijelaskan
sebelumnya. 11011 - 10100 = 1112
Perkalian Bilangan Biner
Dasar perkalian bilangan biner

Contoh : 1110 x 1100 = . . . .

Berdasarkan kaidah perkalian biner, metode perkalian


seperti bilangan desimal umumnya (satu persatu)

Berdasarkan kaidah penjumlahan biner

1110 x 1100 = 101010002

7
Pembagian Bilangan Biner
Pembagian biner memiliki aturan atau dasar sebagai berikut :
Contoh : 1111101 : 101 = . . . .

Pembagian dilakuan seperti


bilangan desimal

1111101 : 101 = 110012

B.LATIHAN :
1. Tentukan nilai F apabila A = TRUE, B = FALSE, C = TRUE dan D = TRUE.

A
B F
C
D

2. Konversi bilangan 4110 ke bentuk biner


3. Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke bentuk biner
a. 12E116
b. 62716
4. Selesaikan operasi aritmatika sistem bilangan berikut
a. 110102 + 11002
b. 3110 - 10102

C.Sumber :
Materi diatas bersumber pada:
 http://www.gatewan.com/2014/09/mengenal-dan-cara-mengkonversi-sistem-
bilangan-biner-oktal-desimal-hexadesimal.html. Mengenal dan Mengkonversi
Sistem Bilangan Biner, Oktaldesimal dan Heksadesimal.

8
 http://www.akademitelkom.ac.id/upload/ebook/opbil.pdf: Operasi Bilangan. (Onlin
oleh Natalia, Yus.
 http://www.akademitelkom.ac.id/upload/ebook/sisbil.pdf: Sistem Bilangan

Anda mungkin juga menyukai