Windi Elsantia
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku, tanpa izin
tertulis dari penulis dan penerbit.
Kardiomiopati merupakan penyakit pada otot jantung yang merupakan akibat dari
kelainan genetik, injuri atau luka pada otot jantung dan infitrasi jaringan otot
jantung Kardiomiopati infiltratif merujuk pada kelainan otot jantung yaitu
amyloidosis, sarcoidosis dan hemokromatosis. sarkoid jantung merupakan penyakit
yang tidak jarang ditemukan pada pasien dengan gagal jantung namun sering tidak
terdiagnosa. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia kedokteran pada
umumnya, dan kardiologi khususnya untuk mendiagnosa dan memberikan
tatalaksana lebih baik, sehingga mampu menekan angka kematian dan perawatan di
rumah sakit
ii
Akhir kata, semoga dengan diterbitkannya buku ini para tenaga medis di bidang
kesehatan dapat lebih memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lengkap
mengenai karidiomiopati sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan
berkualitas.
Selamat membaca !
iii
KATA PENGANTAR
Semoga buku ini bermanfaat bagi para tenaga medis, terutama bagi tenaga
kesehatan primer. Segala kritik dan saran kami terima untuk kesempurnaan buku
ini.
iv
v
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN....................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................................
DAFTAR DIAGRAM................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................
PATOMEKANISME SARKOIDOSIS........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penyebab kardiomiopati restriktif
…………………………………..8
Tabel 3.1 Keterlibatan organ pada sarkoidosis ……………………...
………..10
Tabel 4.1 Perbandingan kriteria diagnosa sarkoid jantung berdasarkan JMHW
dan HRS…........................................................................................................28
Tabel 4.2 Rekomendasi diagnosis kriteria sarkoid jantung berdasarkan
konsensus ahli.............................................................................................…..28
Tabel 4.3 Panduan diagnosis sarkoid jantung ……....………………………..29
Tabel 4.4 Panduan diagnosis sarkoid jantung berdasarkan HRS ………….…
29
Tabel 4.5 Panduan revisi oleh Japanese Society of Sarcoidosis and Other
Granulomatous Disorders ..........................…………………………….
….....30
Table 4.6 keuntungan dan kerugian modalitas pencitraan dalam penegakkan
diagnosa sarkoid jantung ….……………………………………………..
…...34
Table 4.7 Rekomendasi skrining pasien dengan sarkoid jantung ……...….
….35
Tabel 4.8 Rekomendasi skrining pasien dengan sarkoid jantung .……………
35
Tabel 5.1 Tatalaksana sarkoid jantung
……………………………………….39
Tabel 5.2 Tatalaksana Sarkoid jantung berdasarkan rekomendasi ACC, AHA,
dan HRS ……...................................................................................................40
Tabel 5.3 Tatalaksan alat dan terapi operasi pada sarkoid jantung berdasarkan
rekome.ndasi ACC, AHA dan HRS …………………………............
……….40
Tabel 5.4 Rekomendasi ICD pada sarkoid jantung
…………...........................42
vii
Tabel 5.5 Rekomendasi waktu pemasangan ICD pada sarkoid jantung ...….…
42
Tabel 5.6 Rekomendasi consensus ahli untuk tatalaksana abnormalitas
konduksi pada sarkoid jantung ..............................
……………………………………...44
Tabel 5.7 Rekomendasi consensus ahli tatalaksana aritmia atrium pada sarkoid
jantung
………………………………………………......................................46
Tabel 5.8 Rekomendasi consensus ahli tatalaksana aritmia ventrikel pada
sarkoid jantung ……………………………………………………………….46
Tabel 5.9 . Ringkasan Rekomendasi Tatalaksana Sarkoid Jantung ……......…
47
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Ilustrasi pathogenesis penyakit sarcoid jantung...………...........14
Diagram 4.1 Penemuan sarcoidosis pada jantung…...……………………….22
Diagram 4.2 Algoritme diagnose sarkoid jantung …………………………...24
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Hipotesa imunopatogenesis dari sarcoid
……...............................14
Gambar 3.2 Gambaran histologi sarcoid pada jaringan ………………………
15
Gambat 3.3 Gambaran histologi granuloma pada miokard
…………………...15
Gambar 3.4 Patofisiologi penyakit kardiomiopati restriktif…………….……
19
x
PENDAHULUAN
Kardiomiopati merupakan penyakit pada otot jantung yang merupakan
akibat dari kelainan genetic, injuria tau luka pada otot jantung dan infitrasi
jaringan otot jantung.1 Penyakit kardiomiopati infiltrative merupakan bagian
dari kardiomiopati restriktif. Restriktif kariomiopati dikarakteristikkan adanya
penebalan dan kekakuan dari dinding ventrikel jantung. Kardiomiopati
infiltrative merujuk pada kelompok kelainan otot jantung yaitu amyloidosis,
sarcoidosis dan hemokromatosis dengan adanya deposisi abnormal dalam
selular dan ruang interselular sehingga mengakibatkan terdapat gangguan
pada fungsi diastolic ventrikel dan sistolik. Kardiomiopati infiltrative
merupakan kelainan baik yang diturunkan maupun yang didapat dan
merupakan kelainan sistemik.2
1
sarcoidosis dan penebalan dari dinding ventrikel kiri pada amyloid. Pada
penyakit amyloid sendiri diklasifikasikan atas beberapa kelompok namun
yang memberikan gambaran fatal yaitu tipe amyloid transthyretin (ATTR)
yang berprogresif dengan cepat pada otot jantung.2
2
3
PENYAKIT KARDIOMIOPATI INFILTRATIF
Pada penyakit yang lebih advans atau lanjut dapat ditemukan edema
atau pembengkakan pada organ tubuh yang sangat jelas terlihat yaitu edema
pada ekstremitas bawah, pembesaran hati, asites dan anasarca. Pemeriksaan
fisik yang daoat ditemukan yaitu adanya peningkatan vena jugular disertai
dengan kussmaul sign, S3 dan S4 gallops dan cenderung untuk mengalami
fibrilasi atrium.
4
Berbagai cara dapat dilakukan dalam menegakkan kelainan tersebut
yaitu menggunakan MRI untuk membedakan kardiomiopati restriktif maupun
konstriktif. Elektrokardiografi untuk menentukan penebalan pada dinding
jantung maupun aritmia yang ditimbulkan. Ekokardiografi dalam menentukan
terdapatnya gangguan fungsi diastolic maupun sistolik. Pemeriksaan
laboratorium lainnya yaitu BNP.
PATOMEKANISME SARKOIDOSIS
Sarkoidosis merupakan penyakit granulomatous di mana penyebabnya
tidak dapat dipastikan.2 Penelitian menunjukkan bahwa sarkoidosis
disebabkan oleh faktor respon imunologis terhadap antigen yang tidak
teridentifikasi pada individu yang rentan secara genetik. 24 Sarkoid melibatkan
banyak organ dan memiliki manifestasi klinis yang berbeda-beda pada tiap
organ.18 Penyakit tersebut utamanya mengenai system paru dan limfatik.
Kejadian sarcoidosis tiap tahunnya mencapai 5-40 kasus per 100.000 di US
dan eropa di mana orang dengan kulit hitam memiliki risiko 3 kali lipat
mengalami hal tersebut dan melibatkan jantung sebanyak 25-40%. Penyakit
sarkoid dapat mengenai semua usia namun paling banyak dibawah 50 tahun.2
Keterlibatan jantung ditemukan pada 7% pasien dan dapat terjadi dengan atau
tanpa keterlibatan organ lain. Di US, angka kematian sarcoidosis berkisar dari
1% sampai 8% hingga 50% dikaitkan dengan keterlibatan jantung dan 40%
dari pasien ini tidak terdeteksi sebelum kematian. 24 Bagian jantung yang
sedikit terkena dari miokard yaitu otot papilari, dinding atrium, dan ventrikel
kanan, namun dapat terjadi pada katup, perikard, system konduksi jantung dan
pembuluh koroner jantung.
5
Tabel 3.1. Keterlibatan organ apda sarkoidosis18
6
annexin A11, RAB23 genes berkaitan dengan sarcoidosis. Sarcoidosis
berkaitan dengan angiotensin-converting enzyme memiliki hubungan terhadap
kejadian sarcoid pada suku kulit hitam dan finns.11
7
(PRR), dapat menghasilkan pelepasan peningkatan dan pengeluaran persisten
dari HSPs manusia dan hsp mikroba. Mengingat tingginya homologi hsp
mycobacterium, khususnya hsp mycobacterium tuberculosis (mTB-hsp) dan
HSP dapat menyebabkan respon imun berlebih yang pada akhirnya dapat
menyebabkan sarkoidosis.26 Satu organisme lain yang umum, bertanggung
jawab untuk jerawat di banyak populasi yaitu propionibacterium, telah
dianggap terlibat dalam patogenesis sarkoidosis. Organisme ini dianggap
mengaktifkan sistem kekebalan untuk menciptakan lingkungan bagi
perkembangan sarkoidosis.26
8
imun dalam promote respon inflamasi yang tidak spesifik. 1
Infiltrasi
granulomatosa mengakibatkan kelainan dari fungsi organ normal. Perubahan
pada profil sitokin dari respon T helper tipe 2 pada stadium lebih lanjut
mengakibatkan terdapat skar pada jaringan.sarkoid melibatkan multisystem,
limfadenopati hilus bilateral, infiltrasi paru, uveitis atau lesi pada kulit.
Jantung, hati, limpa, system saraf, sumsum tulang, ginjal, tulang, sendi otot
dan organ lain juga terlibat.11
9
Granuloma melibatkan presenting dari CD4+ T cells yang berinteraksi
dengan sel antigen presenting untuk menginsiasi pembentukan dan
mempertahankan granuloma. Granuloma sarkoid tersusun atas makrofag dan
derivatifnya, sel epiteloid, Giant cells dan sel T. Granuloma dapat tetap ada,
sembuh atau mengakibatkan fibrosis. Granuloma memproduksi angiotensin-
converting enzyme (ACE) dimana pada 60% pasien dengan sarkoid
mengalami hal tersebut. Granuloma dapat melibatkan banyak organ pada lebih
dari 90% pasien, manifestasi klinis pasien yaitu terdapat pembesaran kelenjar
getah bening intratorak, keterlibatan paru-paru, kulit dan pada mata. Gejala
umumnya berupa lemah badan, keringat pad amalam hari dan penurunan berat
badan. Fibrosis paru dapat terjadi pada 20-25% pasien dengan sarkoid,
Lofgren’s syndrome yaitu suatu kondisi varian akut dari sarkoid yang terjadi
pada 9-34% pasien dan terdiri dari peradangan pada sendi (artritis, erythema
nodosum, dan bilateral hilar adenopathy) . Granuloma pada jantung dapat
ditemukan sebanyak 25% dari penemuan autopsy pasien namun sarkoid
jantung ditemukan hanya 5% pada smeua pasien.2
10
Diagram 3.1. Ilustrasi patogensis penyakit sarcoid jantung.1
11
Gambar 3.2. Gambaran
Histologi sarcoid pada jaringan8
12
Secara histologi lesi sarcoid terlihat dalam bentuk granuloma oval atau
bundar yang berbatas tegas yang tersusun secara radial pada sel-sel epiteloid
dengan pale-staining nuclei. Sel epiteloid yang merupakan modifikasi dari sel
makrofag. Limfosit dapat ditemukan dalam tuberkel tetapi biasanya terlihat
pada perifer. Tidak terdapat caseation, nekrosis fibrinoid dapat terlihat.
Nekrosis fibrinoid dapat dibedakan dengan caseation dengan adanya pola
retikulin pada pewarnaan silver. 8
Sel raksasa langhans yang tersebar dengan banyak inti yang tersusun
secara linier menuju pinggiran sel berbentuk setengah lingkaran, juga
merupakan karakteristik granuloma sarkoid. Sel raksasa tipe benda asing,
dengan inti yang berada dan tumpang tindih, dapat ditemukan pada granuloma
di sarkoidosis tahap awal. Inklusi intraseluler seperti badan Schaumann dan
badan asteroid dapat diidentifikasi tetapi tidak spesifik untuk sarkoidosis.
Badan Schaumann adalah laminasi konsentris dari kalsifikasi protein yang
ditemukan di dalam sitoplasma sel raksasa hingga 88% dari kasus sarkoid.
Badan asteroid lebih jarang diidentifikasi dalam sel raksasa sarkoid dan
terdiri dari lengan berserabut yang dikelilingi oleh area pembersihan
sitoplasma. Secara ultrastruktural, lengan filamen badan asteroid diselimuti
oleh membran mielinoid yang berhubungan dengan kalsium. Sel CD4 + sering
tampak di dalam dan dapat membentuk pinggiran yang mengelilingi
granuloma. Meskipun secara klasik terjadi tanpa nekrosis sentral, nekrosis
fibrinoid dapat terjadi dalam 20% kasus. Dalam kasus penting untuk
menyingkirkan etiologi infeksi.24
13
padat. Dengan perkembangan klinis menjadi gagal jantung stadium akhir,
terdapat fibrosis yang berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit. Jumlah
fibrosis juga berbanding terbalik dengan jumlah granuloma yang ada di
jantung asli. Studi otopsi kematian mendadak pada sarkoidosis jantung tidak
terdiagnosis juga telah menunjukkan adanya fibrosis padat dengan agregat
limfositik pada mayoritas kasus.24
14
Faktor risiko spesifik untuk sarkoidosis jantung juga tidak
terkarakterisasi dengan baik. Ada beberapa studi genetik pada populasi
Jepang, mengingat mereka mencatat tingkat yang lebih tinggi untuk
sarkoidosis jantung. Peningkatan frekuensi reseptor seperti tol 3 rs3775291
alel T, yang diperkirakan condong ke arah inflamasi Th1, ditemukan pada
pasien di Jepang dengan sarkoidosis jantung. Polimorfisme di TNFA, yang
mengkode TNF-α, juga telah dikaitkan dengan sarkoidosis jantung.24
15
Aritmia pada sarkoid jantung merupakan akibat dari peradangan pada
miokard yang mengakibatkan terjadinya triggered activity dan
macroreentrant pada area granuloma. Peradangan yang masih berlangsung
berperan dalam monomorphic VT karena reentri baik dengan percepatan atau
perlambatan dari reentri.19
Peradangan perikardial dan epicardial biasanya merupakan
perpanjangan langsung dari keterlibatan miokard dan dapat berhubungan
dengan efusi perikardial eksudatif. Katup jantung dan arteri koroner biasanya
tidak terlibat. Jaringan parut yang sangat terlihat terkait dengan penyakit
kronis subepikardial dan bisa berupa transmural. Jaringan parut dalam sering
ditemukan pada Individu dengan penyakit kronis yang membutuhkan
transplantasi jantung dan pada pasien yang meninggal dari kematian jantung
mendadak akibat sarkoidosis jantung.24
Sarkoid melibatkan paru dapat mengakibatkan hipertensi paru tipe IV
berdasarkan klasifikasi WHO pada tahun 2008. Sarkoid pada paru berkaitan
dengan kerusakan dari kapiler paru oleh proses fibrotic dan vasokonstriksi
pada area paru yang mengalami hipoksemia. Pembentukan granuloma paru
pada pasien dengan sarkoid dilaporkan sebanyak 69-100% pasien. Non-
caesating granulomas dan fibrosis membedakan PH menjadi kelompok I PAH
yang melibatkan pembuluh paru. Remodeling dari parenkim paru akibat dari
vessel tortuosity, turbulensi aliran dan mekanisme shear stress berperan pada
progresi PH. Fibrosis pada sirkulasi arteri paru mempengaruhikapasitansi
pembuluh darah dan kekakuan pembuluh darah.16
16
Selain itu, dikatakan bahwa peradangan sistemik kronis akibat sarkoidosis
dapat memicu aterosklerosis dini dan penyakit arteri koroner.24
17
DIAGNOSIS SARKOID JANTUNG
Mendiagnosis sarkoid jantung terkadang sulit dikarenakan gambaran
EKG dan ekokardiografi yang tidak spesifik. Bahkan, terkadang sarkoid
jantung salah didiagnosis sebagai kardiomiopati terdilasi atau aneurisma
ventrikuler idiopatik, dimana biopsi endomiokard dibutuhkan. Saat ini, MRI
dan emisi positron F-fluorodeoxyglucose telah menjadi salah satu alat non-
invasif untuk mendiagosis sarkoid jantung, namun hasilnya masih belum
cukup memuaskan.15
18
Selain penyakit nodus AV dan aritmia, pasien dengan sarkoid jantung
berada pada peningkatan risiko takikardia ventrikel (VT) dan kematian
jantung mendadak (SCD).22 Penelitian sebelumnya mengamati bahwa, di
antara 18 pasien dengan penyakit nodus AV dan akhirnya didiagnosis dengan
sarkoid jantung, penyakit nodus VA kembali berkembang selama rata-rata
tindak lanjut selama 48 bulan. Pasien dengan blok jantung derajat dua CS dan
Mobitz II atau blok jantung lengkap berkemungkinan mengembangkan VT
atau SCD selama rata-rata tindak lanjut 2,8 tahun.23
19
mitral atau tricuspid merupakan abnormalitas yang umumnya ditemukan pada
TEE.7
Gambar 4.1.
20
Gambar 4.2. Ekokardiografi sarcoidosis jantung7
21
Fungsi diastolic pada orang normal tidak bergantung diantara ventrikel
kanan dan ventrikel kiri selama bernafas baik inspirasi maupun respirasi
karena pericardium mentrasnmisikan tekanan intratoraks ke intraperikardium
dan ruang intrakardiak. Selama inspirasi tidak terdapat penurunan pada
tekanan intratoraks yang akan ditransmisikan ke ruang intrakardiak yang
parallel dengan berkurangnya tekanan kapiler paru dan tekanan diastole
ventrikel sehingga gradien diastolik transmitral dan trans-trikuspid tidak
berubah (<20%), peningkatan venous return atau darah yang balik ke ruang
jantung dan sedikit peningkatan pada ukuran ventrikel kanan. 2
22
Diagram 4.2. Algoritme diagnosa Sarkoid6
23
diagnosis klinis sarkoid jantung, biopsi endomiokardial positif diketahui
sebagai indikator prognostik yang buruk.
24
Gambar 4.5. Gambaran tipikal MRI pada pasien sarkoid jantung
Adanya penipisan dari septal basalis, yang tipikal pada sarkoid jantung (ditunjuk oleh
panah).
18
F-Fluorodeoxyglucose positron emission tomography (FDG-PET)
adalah analog glukosa yang dilaporkan menjadi alat yang berguna untuk
mendeteksi adanya lesi aktif inflamasi. FDG-PET ditemukan lebih sensitif
dari (67Ga)-scintigraphy, thallium-201 or technicium-99m single photon
emission CT. FDG-PET juga dapat memprediksi prognosis dari sarkoid
jantung. Pada gambar 4.5. dari atas, masing-masing gambar adalah FDG-PET
yang memindai gambar dari anterior ke inferior, septal ke lateral, dan apex ke
dasar. Pemindaian menunjukkan septum basal dan serapan FDG lateral (pola
heterogen) di daerah sugestif dari peradangan miokard. 15 Penyerapan FDG
abnormal juga penting untuk prognosis dan dikaitkan dengan peningkatan
angka kematian, terutama bila terletak di ventrikel kanan. Akhirnya,
pencitraan PET serial berguna dalam memantau aktivitas penyakit dan
respons terhadap terapi imunosupresif.20
25
Gambar 4.6. Gambaran tipikal FDG-PET pada pasien sarkoid jantung
26
Alur klinis HRS memiliki kriteria blok jantung yang advans, takikardi
ventrikel, skan jantung menggunakan gallium-67 dan berkurangnya fungsi
ejeksi fraksi ventrikel kiri, pencitraan FDG-PET dan kardiomiopati atau blok
jantung kriteria yang responsif terhadap terapi kortikosteroid.11
27
Tabel 4.2 Rekomendasi diagnosis kriteria sarkoid jantung berdasarkan
konsensus ahli15
28
Table 4.3. Panduan diagnosis sarkoid jantung15
29
Tabel 4.4. Panduan diagnosis sarkoid jantung berdasarkan HRS14
Table 4.5. Panduan revisi oleh Japanese Society of Sarcoidosis and Other
Granulomatous Disorders9
Abnormalitas elektrokardiografi pasien dengan sarcoid terlihat pada
gangguan konduksi atau repolarisasi abnormal. Pada clinically silent disease
CS keabnormalan EKG berada pada < 10%. Paling umum yang ditemukan
adalah total AV blok dan blok cabang bundle kanan (RBBB). Blok AV dapat
terjadi pada pasien dibawah usia 60 tahun. VT merupakan gambaran aritmia
yang paling umum terjadi, namun aritmia supraventricular, PVC frekuen, dan
fibrilasi ventrikel terjadi sebelum diagnose ditegakkan. Blok atrioventricular
merupakan akibat dari keterlibatan dari septum intraventricular basal karena
granuloma sarkoid atau jaringan parut.14 Holter 24 jam pada pasien pada
pasien dengan kecurigaan sarcoid untuk mendokumentasikan abnormalitas
30
system konduksi termasuk blok AV derajat tinggi, aritmia supraventricular,
PVC berlebihan dan NSVT. 3
31
Gambar 4.7. Gambaran ekokardiografi dan GLS sarkoid pada jantung11
32
20%. Ketika hasil biopsy negative pada ekstrakardiak atau sarkoid jantung
yang terisolasi maka disarankan untuk dilakukan CMR pada jantung atau
electroanatomic mapping versus PET-image-guided biopsy
direkomendasikan. Teknik tersebut meningkatkan angka EMB diagnostic
sampai 50%. 11
Infeksi menyebabkan pembentukan granuloma seharusnya di eksklusi
dengan menggunakan pewarnaan khusus dan kultur dari specimen biopsy
untuk mengeksklusi mikroorganisme. Diagnosis diferensial dari kardiomiopati
sarcoid yaitu penyakit granuloma-forming seperti tuberculosis, berylliosis,
pine polen inhalation dan penyakit granuloma lainnya. Pasien dengan sarkoid
jantung yang terisolasi maka dibutuhkan pendekatan khusus yaitu dengan
FDG-PET dan CMR untuk pendekatan mendeteksi inflamasi dan skar atau
fibrosis. FDG-PET juga dapat mendeteksi sarkoid ekstrakardiak yang
terisolasi.11
Pemeriksaan dengan pencitraan gallium-67 dipertimbangkan menjadi
kriteria mayor untuk mendiagnosa sarkoid jantung menurut paduan JMHW
namun memiliki sensitifitas yang rendah dibandingkan dengan pencitraan
lainnya. Defek perfusi terlihat pada pencitraan menggunakan single-photon
emission computed tomography yang merupakan kriteria minor JMHW.
Defek perfusi membaik dengan stress namun fenomena ini tidak spesifik
untuk sarkoid jantung.11
PET-scan menggambarkan sarkoid jantung melalui 2 skan yang
berbeda yaitu untuk menilai perfusi jantung saat istirahat dan wilayah yang
fibrosis atau skar. Rubidium atau N-ammonia dan skan lainnya untuk
menggambarkan peradangan menggunakan FDG. Pada stadium pertama
terdapat peningkatan area fokal dari penangkapan FDG dan defek perfusi saat
istirahat, pada stadium lanjut terjadi defek perdusi saat istirahat pada saat tidak
terdapat penangkapan pada FDG yang mengindikasikan adanya skar tanpa
inflamasi. FDG-PET serial berperan dalam menilai respon terapi pada pasien
33
dengan sarkoid jantung, perubahan gejala, abnormalitas konduksi jantung,
aritmia dan fungsi ejeksi fraksi kiri.11
Standar baku emas untuk menilai ukuran dari ventrikel kiri dan
ventrikel kanan dan fraksi ejeksi digunakan dengan CMR. Hasil CMR
menunjukkan penipisan dinding, aneurisma, dan gerak abnormalitas dari
dinding jantung yang bukan merupakan wilayah distribusi non koroner.
Identifikasi sarkoid jantung menggunakan CMR berdasarkan identifikasi area
dari LGE melihat distribusi subepicardial atau transmural. Selama stadium
inflamasi CMR menunjukkan abnormalitas dinding regional jantung dan
peningkatan ketebalan dinding jantung. Pada stadium lanjut menunjukkan
penebalan dinding atau aneurisma dan peningkatan sinyal pada pencitraan
LGE yang memperkirakan suatu fibrosis dan skar.11
34
Table 4.6. keuntungan dan kerugian modalitas pencitraan dalam
penegakkan diagnosa sarkoid jantung.13
35
Tabel 4.7. Rekomendasi skrining pasien dengan sarkoid jantung19
36
Gambar 4.9. Algoritma skrining pasien sarkoid jantung yang
memiliki blok atrioventricular derajat lebih dari II pada usia dibawah 60
tahun19
37
peradangan aktif. Terapi antiaritmia dengan menggunakan amiodarone namun
penggunaan jangka panjang harus dihindari karena mengakibatkan toksik
pada paru. Paduan tatalaksana HRS baru-baru ini menyarankan dilakukannya
ablasi kateter jika terjadi aritmia ventrikel yang refrakter terhadap
imunosupresif dan terapi antiaritmia. Ablasi kateter berulang dikatakan
berguna pada pasien jika terjadi aritmia ventrikel yang berulang.11
Tidak ada pengobatan khusus untuk sarkoid jantung, walaupun
kortikosteroid dianggap sebagai pengobatan pada pasien namun data untuk
mendukung hal tersebut tidak cukup kuat untuk menilai keefektifitasan
terapinya. Tidak ada panduan tatalaksana yang benar-benar jelas mengenai
terapi pada sarkoid. Steroid sparing agents sering digunakan untuk kasus yang
refrakter atau Ketika pasien mengalami efek samping terhadap steroid.
Antimetabolit seperti methotrexate, azathriopine, leflunomide,
myocophenalate mofetil, dan siklofosfamid digunakan sebagai agen lini
kedua. Beberapa pusat studi seperti klinik mayo menggunakan steroid sparing
agent dan melanjutkan terapi sampai minimal 6-12 bulan setelah prednisone
dihentikan. 11
Agen biologi seperti TNF alpha inhibitor dapat digunakan pada
penyakit yang refrakter.17
38
TATALAKSANA SARKOID JANTUNG
39
untuk tiap pasien dengan sarkoid jantung harus dilakukan. Studi oleh The
Cardiac Sarcoidosis Multi-Center Randomized Controlled Trial (CHASM
CS–RCT) membahas mengenai evaluasi dosis rendah prednisone dikombinasi
dengan methotrexate.17 Blok atrioventriukular membaik setelah diberikan
steroid namun tidak dengan VT/VF. Salah satu laporan mengatakan bahwa
kombinasi prednisolone dosis rendah 5-15 mg/ hari dengan methotrexate 6
mg/minggu dapat menstabilisasi fungsi jantung pada sarkoid ajntung, namun
data untuk obat imunosupresif lain masih kurang.15
40
Tabel 5.1. Tatalaksana sarkoid jantung13
41
6t
42
Table 5.3. Tatalaksan alat dan terapi operasi pada sarkoid jantung
berdasarkan rekomendasi ACC, AHA dan HRS14
Implantable cardiac defibrillators (ICDs) merupakan suatu perangkat
yang dapat digunakan pada pasien sarkoid jantung, dimana berfungsi untuk
mencegah kematian jantung mendadak. Penggunaan ICD ini pertama kali
direkomendasikan oleh Heart Rhythm Society (HRS). Kemudian rekomendasi
penggunaan ICD pada sarkoid jantung ini juga direkomendasikan dalam
panduan internasional seperti 2017 American Heart Association
(AHA)/American College of Cardiology (ACC)/Heart Rhythm Society (HRS)
pada panduannya yang berjudul "Management of Patients with Ventricular
Arrhythmias and the Prevention of Sudden Cardiac Death". Hal ini karena
penyakit sarkoid jantung berhubungan dengan beberapa komplikasi yang
dapat meningkatkan resiko kematian jantung mendadak, seperti aritmia
ventrikular.30
Bersamaan dengan terapi levofloxacin, ethambutol, azithromycin dan
rifampin (CLEAR) dilaporkan efektif falam menangani sarkoid kutan dan
paru. Efikasi CLEAR pada pasien tidak dilaporkan. Terapi device pada pasien
dengan av blok derajat tinggi dapat menggunakan implantasi pacemaker.
Implantasi ICD diindikasikan pada pasien dengan aritmia ventrikel yang
spontan termasuk kematian jantung mendadak, fungsi ejeksi fraksi ventrikel
kiri dibawah sama dengan 35% sedangkan penggunaan obat-obatan sudah
optimal direkomendasikan sebagai kelas I. Antiartimia yang
direkomendasikan menggunakan amiodarone dan sotalol untuk tatalaksana
Takikardia ventrikel.19 Rekomendasi kelas II pada pasien dengan gejala
pingsan atau hampir pingsan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya dan
aritmia ventrikel yang menetap. Pada akhirnya pemasangan ICD
dipertimbangkan pada pasien dengan fungsi ejeksi fraksi ventrikel kiri 36%
sampai 49% dan atau fungsi ejeksi fraksi ventrikel kanan diabwah 40%
43
sedangkan terapi dengan obat-obatan sudah optimal digunakan dan periode
imunosupresi jika terdapat peradangan atau inflamasi.11
44
Tabel 5.5. Rekomendasi waktu pemasangan ICD pada sarkoid
jantung19
45
takikardia di sebagian besar pasien yang memiliki gejala berulang sehingga
membatasi produktivitas mereka dan menghambat gaya hidup mereka.
Prosedur ini memiliki beberapa komplikasi serius seperti kematian, stenosis
vena pulmonal, perforasi esofagus, stroke, cedera saraf frenikus, dan
komplikasi akses vaskular.31 Tatalaksana aritmia menggunakan ablasi kateter
dipertimbangkan setelah implantasi ICD atau gagal menggunakan terapi
dengan obat antiartimia. Mekanisme terjadinya VT tidak diketahui secara
pasti namun studi oleh Naruse et al mengatakan bahwa pengambulan Ga pada
miokard pada saat awal berhubungan secara signifikan terhadap kekambuhan
takikardi ventrikel, mengindikasikan mekanisme hubungan jaringan parut
dengan mekanisme re-entrant. Namun, studi tersebut menyatakan bahwa tipe
lain yaitu Purkinje related focal VT (no-reentrant type) dapat terjadi pada
beberapa pasien. Sirkuit pada intramural free wall atau pada septum tidak bisa
dicapai dengan ablasi kateter dan proksimal dari his bundle dapat
mengakibatkan blok AV. Studi lebih lanjut dibutuhkan terkait keefektifitasan
dari kateter ablasi.14
46
Table 5.6. Rekomendasi consensus ahli untuk tatalaksana abnormalitas
konduksi pada sarkoid jantung19
47
Tabel 5.8. Rekomendasi consensus ahli tatalaksana aritmia ventrikel
pada sarkoid jantung19
Tabel 5.8. Algoritma Tatalaksana Aritmia Ventrikular pada Pasien Sarkoid Jantung32
48
terdapat 47 pasien (52%) dengan gambaran primer mengalami kardiomiopati.
Kardiomiopati memiliki angka keselamatan hidup lebih rendah dengan
menggunakan LVAD, transplantasi jantung atau kematian. Keterlibatan
ventrikel kanan merupakan prediksi angka keselamatan hidup yang lebih
jelek.17 Pasien transplantasi jantung dengan sarkoidosis jantung memiliki
luaran jangka panjang yang bagus, dimana tidak adanya kekambuhan
sarkoidosis ketika mereka didampingi dengan penggunaan kortikosteroid
dosis rendah. Perkembangan sarkoid ekstrakardiak jarang terjadi, mungkin
terjadi pada kasus imunosupresi. Transplantasi jantung adalah metode
pengobatan yang layak untuk pasien dengan sarkoidosis jantung.33
49
Tabel 5.9. Ringkasan Rekomendasi Tatalaksana Sarkoid Jantung34
50
(cont'd) Tabel 5.9. Ringkasan Rekomendasi Tatalaksana Sarkoid Jantung34
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Albakri Aref. Infiltrative cardiomyopathy: A review of literature on
clinical status and meta-analysis of diagnostic and clinical management
methods. St-Marien hospital Bonn Venusberg, Department of internal
medicine, Bonn, Germany. Review Article. Volume 3(2): 1-13. doi:
10.15761/CMI.1000160.
2. Nihoyannopoulos Petros, Dawson David. Restrictive Cardiomyopathies.
European Journal of Echocardiography (2009) 10, iii23–iii33.
doi:10.1093/ejechocard/jep156.
3. Yamamoto Hiroyuki, Yokochi Tomoki. Transthyretin cardiac
amyloidosis: an update on diagnosis and treatment. ESC Heart Failure
2019; 6: 1128 – 1139. DOI: 10.1002/ehf2.12518.
4. Seward B james, Casaclang-verzosa Grace. Infiltrative Cardiovascular
Diseases. Cardiomyopathies That Look Alike. Journal of the American
College of cardiology. 2010. Vol 55, No 17, 2010. Doi:
10.1016/j.jacc.2009.12.040.
5. Hare M. Joshua. The Restrictive and Infiltrative cardiomyopathies and
Arrhythmogenic Right Ventricular Dysplasia/Cardiomyopathy. A
companion to Braunwald’s Heart Disease. 3rd edition. P 318-329.
6. Falk H. Rodney, Hershberger E. Ray. The Dilated, Restrictive, and
Infiltrative Cardiomyopathies. A companion to Braunwald’s Heart
Disease. 11th ed. P 1580-1599.
7. Gillam D Linda, Aldaia Lillian, Koulogiannis. A Companion to
Braundwald’s Heart Disease. Essential Echocardiography. Other Systemic
Diseases and the Heart. Sarcoidosis.. Elsevier. P 416- 417.
8. Gundy Van karl, Sharma P Om. Pathogenesis of Sarcoidosis. West J Med
1987 Aug; 147:168-174). From the Department of Medicine, Pulmonary
Disease Section, Sarcoidosis Clinic, Los Angeles County-University of
Southern California Medical Center, Los Angeles.
52
9. Rigolin H Vera. American Society of Echocardiography. Northwestern
University.
10. Williams L, Agarwal S., tweed K., Thillai M., Wickremasinghe M.
Sarcoidosis and The Heart. The heart can be affected by sarcoidosis in two
ways. Firstly, sarcoidosis can occur in the heart muscle itself (cardiac
sarcoidosis). Secondly, the heart may be indirectly affected as a result of
sarcoidosis in the lungs (pulmonary hypertension). Both conditions can
have serious consequences.
11. Muchtar Eli, Blauwet A. Lori, Gertz A. Mori. Restrictive
Cardiomyopathy. Genetics, Pathogenesis, Clinical manifestations,
Diagnosis, and Therapy. (Circ Res. 2017;121:819-837. DOI:
10.1161/CIRCRESAHA.117.310982). DOI:
10.1161/CIRCRESAHA.117.310982.
12. Stevenson Warner Lynne, Loscalzo. Cardiomyopathy and Myocarditis.
Harrison’s Cardiovascular Medicine. 2nd ed. Chapter 21.
13. Dubrey Simon, Sharma Rakesh, et al. Sarcoidosis of the cardio-pulmonary
system. Royal college of Physician. 2016. Clinical Medicine 2016 Vol 16,
No 1: 34–41
14. Hulten Edward, Aslam Saira, Osborn Michael, et al. Cardiac Sarcoidosis-
State of the art review. Aug 27, 2015. Accepted for publication Nov 20,
2015. doi: 10.3978/j.issn.2223-3652.2015.12.13.
15. Kusano F Kengo, Satomi Kazuhiro. Diagnosis and Treatment of Cardiac
Sarcoidosis. Heart 2015;0:1–7. doi:10.1136/heartjnl-2015-307877.
16. Shlobin A. Oksana, Nathan D Steven. Management of end-stage
sarcoidosis: pulmonary hypertension and lung transplantation. SERIES
‘‘SARCOIDOSIS FROM BENCH TO BEDSIDE’’Edited by V. Cottin
and J. Mu¨ller-QuernheimNumber 1 in this Series. Eur Respir J 2012; 39:
1520–1533. DOI: 10.1183/09031936.00175511.
53
17. Gilotra Nisha, Okada David, et al. Management of Cardiac Sarcoidosis in
2020. Arrhythmia and Electrophysiology Review. Vol. 9. Radcliffe
Cardiology. https://doi.org/10.15420/aer.2020.09.
18. Soto-Gomez Natalia, Peters I Jay, Nambiar M. Anoop. Diagnosis and
Management of Sarcoidosis. University of Texas Health Science Center,
San Antonio, Texas. Am Fam Physician. 2016;93(10):840-848.
19. Birnie H. David. Sauer H. William. Et al. HRS Expert Consensus
Statement on the Diagnosis and Management of Arrhythmias Associated
With Cardiac Sarcoidosis. Http://dx.doi.org/10.1016/j.hrthm.2014.03.043
20. Okada, D. R., Xie, E., Assis, F., Smith, J., Derakhshan, A., Gowani, Z.
Chrispin, J. (2019). Regional Abnormalities on Cardiac Magnetic
Resonance Imaging and Arrhythmic Events in Patients with Cardiac
Sarcoidosis. Journal of Cardiovascular Electrophysiology
21. Viles-Gonzalez, J. F., Pastori, L., Fischer, A., Wisnivesky, J. P., Goldman,
M. G., & Mehta, D. (2013). Supraventricular Arrhythmias in Patients With
Cardiac Sarcoidosis. Chest, 143(4), 1085–1090. doi:10.1378/chest.11-
3214
22. Okada, D. R., Smith, J., Derakhshan, A., Gowani, Z., Misra, S., Berger, R.
D. Chrispin, J. (2018). Ventricular Arrhythmias in Cardiac Sarcoidosis.
Circulation, 138(12), 1253–1264. doi:10.1161/circulationaha.118.034687
23. Nordenswan, H.-K., Lehtonen, J., Ekström, K., Kandolin, R., Simonen, P.,
Mäyränpää, M. Kupari, M. (2018). Outcome of Cardiac Sarcoidosis
Presenting With High-Grade Atrioventricular Block. Circulation:
Arrhythmia and Electrophysiology, 11(8). doi:10.1161/circep.117.006145
24. Serei VD, Fyfe B. The Many Faces of Cardiac Sarcoidosis. Am J Clin
Pathol. 2020;153(3):294-302. doi:10.1093/ajcp/aqz169
25. Moller DR, Rybicki BA, Hamzeh NY, et al. Genetic, immunologic, and
environmental basis of sarcoidosis. Ann Am Thorac Soc.
2017;14(7):S429-S436. doi:10.1513/AnnalsATS.201707-565OT
54
26. Moller DR, Rybicki BA, Hamzeh NY, et al. Genetic, immunologic, and
environmental basis of sarcoidosis. Ann Am Thorac Soc.
2017;14(7):S429-S436. doi:10.1513/AnnalsATS.201707-565OT
27. Saidha S, Sotirchos ES, Eckstein C. Etiology of sarcoidosis: does infection
play a role? Yale J Biol Med. 2012;85(1):133-141.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22461752
28. Birnie DH, Nery PB, Ha AC, Beanlands RSB. Cardiac Sarcoidosis. J Am
Coll Cardiol. 2016;68(4):411-421. doi:10.1016/j.jacc.2016.03.605
29. Rosenthal DG, Parwani P, Murray TO, Petek BJ, Benn BS, De Marco T,
et al. Long‐Term Corticosteroid‐Sparing Immunosuppression for Cardiac
Sarcoidosis. J Am Heart Assoc [Internet]. 2019 Sep 17 [cited 2021 Jun
10];8(18). Available from:
https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/JAHA.118.010952
30. Kazmirczak F, Chen K-HA, Adabag S, von Wald L, Roukoz H, Benditt
DG, et al. Assessment of the 2017 AHA/ACC/HRS Guideline
Recommendations for Implantable Cardioverter-Defibrillator Implantation
in Cardiac Sarcoidosis. Circ Arrhythm Electrophysiol [Internet]. 2019 Sep
[cited 2021 Jun 10];12(9). Available from:
https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIRCEP.119.007488
31. Yousra Ghzally, Intisar Ahmed, Gregg Gerasimon. Catheter Ablation.
StatPearls Publ. 2021
32. Yada H, Soejima K. Management of Arrhythmias Associated with Cardiac
Sarcoidosis. Korean Circ J. 2019;49(2):119.
33. Perkel D, Czer LSC, Morrissey RP, Ruzza A, Rafiei M, Awad M, et al.
Heart Transplantation for End-Stage Heart Failure Due to Cardiac
Sarcoidosis. Transplant Proc. 2013 Jul 1;45(6):2384–6.
34. Okada DR, Smith J, Derakhshan A, Gowani Z, Misra S, Berger RD, et al.
Ventricular Arrhythmias in Cardiac Sarcoidosis. Circulation. 2018 Sep
18;138(12):1253–64.
55