Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN SOFTWARE ARCGIS UNTUK


PERENCANAAN TRANSPORTASI
BUNDARAN SPBU PULAU LAUT BANJARMASIN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpetaan & SIG

Dosen Pembimbing:
Dr.-Ing. Puguh Budi Prakoso, S.T., M.Sc.
NIP. 19810707 200501 1 003

Disusun Oleh:
Kelompok 16
Erina Febriyanti 2010811220032
Nurhaliza Febriyani 2010811220036

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN
TANDA SELESAI LAPORAN
PERPETAAN DAN SIG

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pengampu Mata Kuliah


Perpetaan dan SIG di Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru, menerangkan bahwa :

KELOMPOK 16

ERINA FEBRIYANTI 2010811220032


NURHALIZA FEBRIYANI 2010811220036

Telah menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Perpetaan dan SIG berupa Laporan
Penggunaan Software Arcgis Untuk Perencanaan Transportasi Bundaran SPBU
Pulau Laut Banjarmasin.

Banjarbaru, ……………………..2022
Mengetahui,

Dosen Pengampu
Perpetaan dan SIG
Fakultas Teknik

Dr. Ing. Puguh Budi Prakoso, M. Sc


NIP. 19810707 200501 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
akhir mata kuliah Perpetaan dan Sistem Informasi Geografis yang berjudul
“Penggunaan Software ArcGIS Untuk Perencanaan Transportasi Bundaran SPBU
Pulau Laut Banjarmasin”.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr.-Ing. Puguh Budi
Prakoso, S.T., M.Sc. Selaku dosen pengampu mata kuliah Perpetaan dan Sistem
Informasi Geografis yang telah membantu baik secara moral maupun materi.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan serta bantuan sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai tepat
waktu.
Kami menyadari bahwa makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca agar
dapat menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan dalam laporan ini
dan kami juga mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk pertimbangan
laporan kami. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan, bermanfaat dan
diterapkan oleh para pembaca.

Banjarbaru, 21 Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................................2
1.3 Waktu dan Lokasi Pengambilan Data...............................................................3
BAB II IMPORT DATA IMAGE PETA DARI GOOGLE EARTH................4
2.1 Prosedur Percobaan...........................................................................................4
2.2 Hasil Percobaan................................................................................................6
BAB III DIGITASI PETA.....................................................................................7
3.1 Prosedur Percobaan...........................................................................................7
3.2 Hasil Percobaan................................................................................................9
BAB IV IMPORT DATA PETA DARI OPEN STREET MAP......................10
4.1. Prosedur Percobaan.........................................................................................10
4.2. Hasil Percobaan..............................................................................................12
BAB V IMPORT DATA KOORDINAT............................................................13
5.1 Prosedur Percobaan.........................................................................................13
5.2 Hasil Percobaan..............................................................................................15
BAB VI GEOMETRIK JALAN SEDERHANA..............................................16
6.1 Prosedur Percobaan.........................................................................................16
6.2 Hasil Percobaan..............................................................................................19
BAB VII MENGISI DATABASE DAN ATRIBUTRNYA...............................20
7.1 Prosedur Percobaan.........................................................................................20
7.2 Hasil Percobaan..............................................................................................22
BAB VIII PENUTUP...........................................................................................23
8.1 Kesimpulan.....................................................................................................23
8.2 Saran...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pengambilan Data............................................................ 3


Gambar 2.1 Peta dari Google Earth........................................................................ 6
Gambar 3.1 Jaringan Jalan...................................................................................... 8
Gambar 3.2 Point Of Interest.................................................................................. 9
Gambar 4.1 Peta Lokasi dari OSM....................................................................... 10
Gambar 4.2 Hasil Konversi dari Import File OSM ke Arcmap.............................12
Gambar 4.3 Feature Point Dinonaktifkan..............................................................12
Gambar 5.1 Data Koordinat XY............................................................................13
Gambar 5.2 Hasil Data Koordinat.........................................................................15
Gambar 5.3 Hasil Data Tracking...........................................................................15
Gambar 6.1 Geometrik Jalan Sederhana...............................................................19
Gambar 7.1 Hasil Pengisian Field Database.........................................................22

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak
di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi
tertentu (secara matematis). Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota, mahasiswa
dituntut untuk dapat mengetahui hal-hal mengenai peta baik itu mempelajari isi
peta, membaca peta, ataupun membuat sebuah peta.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu aplikasi geografis yang
erat kaitannya dengan pencitraan dan lokasi. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan bumi dan sumber daya alam. Sistem
Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah
sebuah sistem yang didesain untuk menangkap, menyimpan, memanipulasi,
menganalisa, mengatur dan menampilkan seluruh jenis data geografis.
Selain itu bidang yang dipelajari oleh seorang planner erat berkaitan dengan
persoalan keruangan. Planner belajar mengenai sesuatu (peta) yang berhubungan
dengan data spasial, baik mengenai peta administrasi, peta curah hujan, peta
kelerengan, peta ketinggian, dll. Untuk memudahkan dalam pengidentifikasian
maka planner ditunjang dengan penggunaan software ArcGIS. Software ini ialah
software yang memiliki referensi geografis sehingga apa yang ada di peta dengan
apa yang sedang planner hadapi memiliki kesamaan koordinat sesuai dengan
aslinya, sehingga analisis-analisis yang dibuat tidak meleset. Salah satu hal yang
biasa dilakukan calon-calon planner ialah membuat sebuah peta lengkap dengan
ITP-nya (Informasi Tepi Peta) menggunakan software ini. Seorang planner
memiliki peran penting terhadap masyarakat sekitar dan software ArcGIS hadir
dengan referensi geografis sehingga peta yang diolah tidak asal-asalan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Sistem informasi merupakan kesatuan elemen yang tersebar dan saling
berinteraksi yang menciptakan aliran informasi. Tujuan sistem informasi adalah
untuk menyediakan dan mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh
kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi-operasi
organisasi. Dalam sistem informasi perlu dibedakan antara data dan informasi.

1
Data merupakan fakta yang ada dan melekat pada suatu obyek seperti nilai,
ukuran, berat, luas, dan lain-lain. Sedangkan informasi merupakan pengetahuan
tambahan yang diperoleh setelah dilakukan pemrosesan dari data tersebut. SIG
atau Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem/aplikasi yang
mempermudah pekerjaan para ahli dan mahasiswa dalam mempelajari dan
menyajikan sebuah informasi berbasis geografi. Menurut Sugandi (2009) SIG
adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan, dan
penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat
menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu.
Informasi berbasis geografi dapat menjelaskan berbagai hal, mulai dari batas
wilayah antar negara sampai desa, memberikan informasi sebaran infrastruktur,
ketinggian dataran, kelerengan, curah hujan, informasi wilayah budidaya dan non
budidaya dan lain-lain. SIG mampu menyediakan referensi keruangan untuk
berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
Maka dalam laporan ini penulis akan menampilkan dan menyajikan
bagaimana fungsi SIG dalam pembuatan peta dari mulai tahapan awal yaitu
mengimport data image peta dari google earth, digitasi peta, mengimport data peta
dari openstreetmap.org, mengimport data koordinat, perencanaan geometrik jalan
sederhana, dan mengisi database serta atributnya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan tugas akhir mata kuliah Perpetaan dan Sistem
Informasi Geografis ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menerapkan hasil pembelajaran Perpetaan dan Sistem
Informasi Geografis yang berupa teori, kedalam praktik dasar ArcGIS untuk
perencanaan.
2. Mampu memperkenalkan fungsi-fungsi umum yang terdapat pada ArcGIS.

2
3. Melatih mahasiswa dalam menggunakan fungsi software ArcGIS.

1.3 Waktu dan Lokasi Pengambilan Data


Waktu : 4 Desember 2022
Titik Koordinat : -3.316702°, 114.590132°
Lokasi : Bundaran SPBU Pulau Laut Banjarmasin

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pengambilan Data

3
BAB II
IMPORT DATA IMAGE PETA DARI GOOGLE EARTH

2.1 Prosedur Percobaan


Mengambil data image Peta dari Google Earth, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Buka Google Earth.
2. Ketik di kotak Search sesuai dengan lokasi yang di inginkan, misalnya:
Bundaran S. Parman Banjarmasin.
3. Matikan centang My Places dan centang semua Layer.
4. Klik Tools -> Options, dan ubah “Show Lat/Long” option to “Decimal
Degrees”
5. Perbesar lokasi (Mouse Scroll)
6. Pencet “r” pada keyboard keyboard, ini akan mereset viewnya dari sudut
menjadi tampak atas “top down” dan memutar peta sehingga arah utara
menjadi tegak ke atas.
7. Membuat titik referensi pada peeta dengan add placemark.
8. Klik tombol “add placemark” pada kolom Name ketikkan Ref A, geser
kursor Add Placemark ke bagian kiri atas peta. Buka Notepad, dan copy
paste koordinat Lattitude dan Longitude nya.
9. Ulangi langkah tersebut untuk membuat Ref B (kanan atas), Ref C (kiri
bawah) dan Ref D (kanan bawah), catat dan simpan semua data koordinat ke
dalam Notepad dan simpan di folder Anda sebagai Referensi.txt.
10. Menyimpan image, klik File -> Save -> Save Image.
11. Klik Tab Map Options, uncheck list semua list Title and Description,
Legend, Scale, Compass dan HTML Area.
12. Klik Tab Resolution dan pilih Maximum.
13. Klik Tab Save Image disamping Tab Resolution dan simpan image di local
hardisk komputer Anda.
14. Bisa Anda lihat file bundaran.jpg di folder Tutorial > Data Google Earth.

4
Adapun Langkah-langkah mengimport data image peta ke dalam ArcMap,
adalah sebagai berikut:
1. Buka ArcMap, klik New Maps --- Blank Map.
2. Go to View -> Data Frame Properties dan pilih tab Coordinate System
3. Pilih Predefined -> Geographic Coordinate Systems -> World -> WGS
1984.
4. Klik Customize -> Toolbars -> Georeferencing.
5. Tambahkan image dari Google ke ArcMap. Jika ada muncul peringatan
untuk build pyramids, klik OK. Klik File > Add Data atau dari jendela
Table Of Contents klik kanan pada Layers dan klik Add Data.
6. Klik pada jendela yang terbuka untuk koneksi ke lokasi folder baru.
Browse ke lokasi folder Tutorial, klik OK.
7. Browse folder Tutorial > Data Google Earth dan pilih file bundaran.jpg, klik
Add, OK.
8. Dari Georeferencing toolbar, klik tombol “add control points”.
9. Pilih tepat di tengah titik icon referensi, klik kiri.
10. Klik kanan dan klik pada “Input X and Y…”
11. Masukkan koordinat. Hati-hati: Ingat bahwa “X” adalah LONGITUDE
dan “Y” adalah LATITUDE.
12. Ulangi langkah tersebut untuk titik referensi B, C, dan D.
13. Untuk menyelesaikan georeferencing, klik menu “Georeferencing” pada
toolbar, dan pilih “update georeferencing”
14. Simpan ArcMap file Anda, klik File > Save, browse folder Tutorial >
ArcGIS, dan simpan sebagai
“T1_PetaDasarBundaranSPBUPulauLautBJM.mxd”.

5
2.2 Hasil Percobaan

Gambar 2.1 Peta dari Google Earth

6
BAB III
DIGITASI PETA

3.1 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur langkah-langkah Mendigitasi dan membuat feature
shape polyline jaringan jalan adalah sebagai berikut:
1. Buka kembali file “T1_PetaDasarBundaranSPBUPulauLautBJM.mxd”
pada folder Tutorial.
2. Simpan file tersebut sebagai file baru dengan klik File > Save As
“T2_PetaDigitasiBundaranSParman.mxd”pada folder Tutorial.
3. Tampilkan jendela Catalog jika belum terbuka dengan klik Windows >
Catalog.
4. Pada jendela Catalog klik folder Tutorial > ArGIS yang telah terkoneksi.
5. Klik kanan dan klik Shapefile.
6. Isi pada box Name dengan “Jaringan_Jalan“, dan pilih Feature
Type “Polyline“, klik Edit untuk mengedit Coordinate System dan pilih
WGS 1984, dan klik OK.
7. Data Jaringan_Jalan.shp akan muncul di jendela Table Of Contents
8. Pada jendela Table Of Contents, klik kanan layer Jaringan_Jalan dan klik
Edit Features > Start Editing dan jendela Create Features akan terbuka. Start
Editing berada di Toolbar Editor. Jika toolbar ini belum terbuka, klik
Customize > Toolbars > Editor.
9. Pastikan pada bagian bawah di Construction Tools feature Line aktif, jika
tidak klik Line.
10. Mulailah melakukan digitasi peta jalan dengan mengklik titik-titik
mengikuti garis sumbu jalan.
11. Jika sudah selesai pada satu jalur double klik diujung titik akhir. Lakukan
hal yang sama pada jalur jalan yang lain sehingga jaringan jalan di peta
yang akan dibuat terbentuk semua.
12. Jika sudah selesai untuk shp Jaringan_Jalan klik Stop Editing pada Toolbar
Editor dan kemudian simpan (klik OK pada dialog box).

7
13. Jika jaringan jalan terlihat kurang jelas, atau warnanya ingin Anda ganti,
klik garis strip sub menu Jaringan_Jalan pada jendela Table Of Contents
dan jendela Symbol Selector akan terbuka. Silahkan Anda ganti symbol
jaringan jalan sesuai keinginan Anda.
14. Jaringan jalan yang sudah selesai akan terlihat seperti berikut ini:

Gambar 3.1 Jaringan Jalan


Selain feature polyline, ada juga feature Point dan feature Polygon, feature
MultiPoint dan feature MultiPatch. Feature Point dapat digunakan untuk
menandai titik-titik tertentu pada peta, misalnya titik-titik penting atau
PointOfInterest, atau lokasi halte di sepanjang jalan, centroid suatu zona, dll.
Feature Polygon dapat digunakan untuk membuat zona pada peta, misalnya zona
administratif, pembagian wilayah berdasarkan tata guna lahan (perumahan, pasar,
lahan pertanian, Kawasan hutan, kawasan industry, dll), pembagian kawasan, dll.
Lakukan kembali langkah (5) s.d langkah (14) untuk membuat feature shp
Point dan namai PointOfInterest. Tandai dengan mengklik titik-titik pada peta
untuk lokasi yang Anda ingin masukkan ke dalam feature shp point ini.
Lakukan kembali langkah (5) s.d langkah (14) untuk membuat feature shp
Polygon dan namai Zone. Buat pembagian area-area tertentu pada peta untuk
membagi kawasan tersebut, misalnya: Zona Pusat di Bundaran SPBU Pulau Laut
Banjarmasin. Zona Utara di sebelah utara bundaran, dan masing-masing Zona
Selatan, Barat dan Timur

8
3.2 Hasil Percobaan

Gambar 3.2 Point Of Interest

9
BAB IV
IMPORT DATA PETA DARI OPEN STREET MAP

4.1. Prosedur Percobaan


Adapun prosedur mengeksport data peta dari openstreetmap.org, adalah
sebagai berikut:
1. Buka halaman www.openstreetmap.org pada internet browser.
2. Pada kotak Search, ketikkan kata Banjarmasin dan klik Search.
3. Zoom In/Out untuk memilih lokasi peta yang akan diimport.

Gambar 4.1 Peta Lokasi dari OSM


4. Klik Export pada tombol di bagian atas Search.
5. Cek kembali di bagian batasan luasan area yang akan di export.
6. Klik Export dan simpan file tersebut sebagai file BJM.osm pada folder
Tutorial > Data OSM.
Terdapat beberapa metode untuk menggunakan data openstreetmap.org di
ArcGIS, salah satunya adalah menggunakan tool ArcGIS Editor for
OpenStreetMap. Buka folder installer untuk menginstal tool ini. Perhatikan versi
ArcGIS Anda apakah 10.5 atau 10.6 atau lainnya, dan pilih installer yang sesuai
dengan versi ArcGIS Anda. Setelah terinstall buka Blank Map pada aplikasi
ArcGIS.
1. Klik Geoprocessing > ArcToolbox.

10
2. Ada dua cara untuk mendownload data dari OpenStreetMap (OSM),
masing- masing menghasilkan format data yang berbeda. Dan ada tiga tool
utama untuk menggunakan peta OSM di ArcMap, yaitu:
a. Tool “Download OSM Data (XAPI)” mendownload OpenStreetMap
data dan menyimpannya dalam bentuk .osm file (dikenal juga sebagai
‘planet’ file).
b. Untuk menggunakan .osm file di ArcMap, jalankan tool ‘Load OSM
File’ untuk mengkonversikan format .osm ke dalam format
geodatabase.
c. Tool “Download and Symbolize OSM Data” digunakan untuk
mendownload OSM data menjadi geodatabase dataset, yang lansung
siap digunakan di ArcMap, dan memberikan “OSM” symbology pada
tiap elemen data.
3. Untuk mendownload OSM langsung di dalam ArcMap diperlukan koneksi
internet saat menjalankan ArcMap. Untuk tutorial kali ini, karena kita sudah
mendownload OSM file BJM.osm, maka tool yang kita gunakan adalah
‘Load OSM File’ untuk mengkonversikan format .osm ke dalam format
geodatabase.
4. Double klik Load OSM File pada ArcToolbox dan jendela Load OSM File
akan terbuka.
5. Klik pada bagian OSM File ikon browse di samping kanan atas dan browse
file Kapuas.osm di folder Tutorial > Data OSM. Pada Target feature dataset,
beri nama dataset-nya BJM_OSM_DTS. Klik ok untuk memulai proses
konversi.
6. Untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya, layer-layer yang berupa point,
polyline, dan polygon hasil konversi dari osm kita konversikan ke dalam
shape file (.shp). Pada jendela Table Of Contents klik kanan pada dataset
yang akan dikonvert. Contoh untuk dataset point “BJM_osm_pt” klik
kanan dan pada menu Data > Export Data… Pada bagian dialog box export
pilih Export: All features, Use the same coordinate system as: this layer’s
source data, Output feature class: pilih folder Tutorial > ArcGIS dan beri
nama filenya “PointFromOSM_BJM.shp”

11
7. Ulangi langkah (6) untuk dataset polyline “BJM_osm_ln” dan simpan
sebagai “PolylineJalanFromOSM_BJM.shp” dan untuk dataset polygon
“BJM_osm_ply” dan simpan sebagai “PolygonFromOSM_BJM.shp”.
8. Simpan dokumen dari percobaan ArcMap pertemuan ini dengan nama
“T3_PetaBanjarmasinDariOSM.mxd.

4.2. Hasil Percobaan

Gambar 4.2 Hasil Konversi dan Import File OSM ke ArcMap

Gambar 4.3 Feature Point Dinonaktifkan

12
BAB V
IMPORT DATA KOORDINAT

5.1 Prosedur Percobaan


Dalam tutorial ini akan mengimport data points X, Y dari MS. Excel ke
dalam ArcMap, adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka folder Tutorial > Data Koordinat > DataKoordinatXY.xls. Pada kolom
A adalah data Longitude dan kolom B adalah data Latitude.

Gambar 5.1 Data Koordinat XY


2. Pada ArcMap klik File > Add Data > Add XY Data. Pada bagian Choose a
table from the map or browse from another table, klik tombol folder browse
dan arahkan ke file Tutorial > Data Koordinat > DataKoordinatXY.xls. Dari
file tersebut klik dan pilih Worksheet “DataXY$”. X Field pilih F1 dan Y
Field F2 dan Z Field biarkan kosong <None>. Klik OK.
3. Untuk menjadikan data tersebut feature Point, maka lakukan Export Data
dengan mengklik kanan DataXY$ Event pada Table Of Contents lalu pilih
Data > Export Data.

4. Pada jendela Export Data pilih All features, this layer’s source data dan pilih

13
lokasi penyimpanan file, namai file tersebut XYKoordinat.shp.
5. Data Koordinat tersebut diambil di sekitar Bundaran SPBU Pulau Laut
Banjarmasin, dengan mengaktifkan feature line
“PolylineJalanFrom_OSM_BJM” maka terlihat lokasi titik-titik tersebuit di
sekitar Bundaran S. Parman Banjarmasin.

6. Untuk mempercantik tampilan, Anda dapat menambahkan data image peta


dari Google Earth yang sudah tergeoreferensi pada Tutorial I, dengan klik
File > Add Data… atau klik kanan pada Layers di jendela Table Of
Contents dan Add Data…Pilih data Tutorial > Data Google Earth >
bundaran.jpg.
Data yang diperoleh dari alat tracking maupun GPS umunya berformat .gpx,
.kml, atau .kmz. File GPX mengumpulkan poin dalam dua cara: waypoint dan
track. Waypoint umumnya merupakan satu titik yang tidak terkait, sedangkan
track membentuk rute atau kumpulan titik terkait dengan titik awal dan akhir.
Jenis titik yang dikumpulkan ditentukan dalam bidang Type keluaran dengan kode
WPT (way point) atau TRKPT (track point). Waypoint dapat memiliki nama dan
deskripsi untuk setiap titik individual. Track memiliki nama dan deskripsi
yang terkait dengan trackk itu sendiri, bukan untuk setiap titik individual. Kita
akan menggunakan Conversion Tools pada ArcToolBox untuk mengkonversi
file.gpx menjadi feature shapefile. Langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka jendela ArcToolBox dengan klik Geoprocessing > ArcToolBox.
2. Pada jendela ArcToolBox buka Conversion Tools > from GPS > GPX To
Features.
3. Pada jendela GPX To Features pada Input GPX File, browse file Tutorial >
Data Koordinat > DataKoordinatGPX.gpx, kemudian pada Output Feature
class browse lokasi penyimpanan file hasil konversi dan namakan sebagai
DataTrackingGPS, yaitu di Tutorial > ArcGIS > DataTrackingGPS.shp.
4. Data points hasil tracking GPS akan terplot di ArcMap.
5. Cara lain yang lebih mudah adalah menggunakan ArcGIS Explorer
Desktop, ArcPro Task, Quantum GIS (QGIS) atau software lain. Hal ini
juga tergantung dari jenis data file GPX dan juga alat tracking yang
digunakan.

14
6. Simpan file ke dalam dokumen aplikasi ArcMap dengan nama file sebagai
berikut: “T4_ImportDataKoordinat.mxd”.

5.2 Hasil Percobaan

Gambar 5.2 Hasil Data Koordinat

Gambar 5.3 Hasil Data Tracking

15
BAB VI
GEOMETRIK JALAN SEDERHANA

6.1 Prosedur Percobaan

Pada tutorial ini kita akan merencanakan geometrik jalan secara sederhana.
Sederhana karena peruntukan dan kemampuan software ArcGIS sebenarnya
bukan untuk perencanaan detail alinyemen jalan. Secara umum di ArcMap kita
dapat memperkirakan besaran jari-jari lengkung (tikungan) yang bertipe Full
Circle (FC). Namun untuk tipe lengkung lain seperti Spiral-Circle-Spiral (SCS)
dan Spiral- Spiral (SS) lebih baik dilakukan di software lain yang khusus untuk
perencanaan alinyemen, contohnya Civil 3D.
Namun hasil awal estimasi jari-jari lengkung FC di ArcMap dapat diexport
ke dalam Civil 3D nantinya untuk perencanaan yang lebih detail. Dan hasil
perencanaan dari Civil 3D bisa dikembalikan lagi untuk diimport ke ArcMap
untuk tujuan pengisian atribut database atau untuk kebutuhan presentasi/tampilan
yang lebih menarik.
Sebagai latihan kita ingin mengetahui besaran jari-jari Simpang Adipura
Kapuas, dan jari-jari lengkung jalan di keempat lengan bundaran tersebut. Data
dasar yang akan kita gunakan adalah Peta Dasar (Base Map) bundaran.jpg yang
telah tergeoreferensi dengan data file PolylineJalanFromOSM_BJM.shp hasil
import dari Open Street Map. Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka kembali dokumen ArcMap“T4_ImportDataKoordinat.mxd”
2. Simpan dokumen ArcMap Save As dengan nama
“T5_PerencanaanGeometrik.mxd”
3. Pada jendela Table Of Contents, aktifkan (checked/centang) layer
bundaran.jpg dan layer PolylineJalanFromOSM_BJM, dan nonaktifkan
(unchecked/matikan centang) pada layer-layer lainnya.
4. Untuk menjadikan satuan radiusnya meter, maka Coordinate Systemnya
harus diubah menjadi Projected Coordinate System. Karena menggunakan
Sistem Koordinat WGS 1984 adalah sistem Geographic Coordinate System tidak
terproyeksi. Untuk mengubah Sistem Koordinat dan Unit, klik kanan Layers pada
jendela Table Of Contents dan klik Properties. Pada tab Coordinate System pilih

16
Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphare >
WGS 1984 UTM Zone 50S dan klik OK. Lihat kembali Slide Presentasi bahwa
Kalimantan Selatan adalah termasuk wilayah Zone UTM 50S. Buka kembali
jendela Data Frame Properties dengan klik kanan Layers pada jendela Table Of
Contents dan klik Properties. Kemudian pada Tab General di jendela Data Frame
Properties ubah pada bagian Units > Display > Meters dan klik OK
5. Perlu diingat, komponen dari alinyemen horizontal jalan adalah garis lurus
(tangent) dan lengkung (curve). Sebuah tikungan terdiri dari 2 tangent dan 1
curve.
6. Curve hasil dari data tracking biasanya tidak halus (smooth) sehingga kita
akan hapus (delete) dulu dan menyisakan 2 tangent saja.
7. Sebelum menghapus atau merubah features, ada baiknya kita copy dulu
feature shapefile asli, dan bekerja dengan copy file tersebut untuk diubah
geometrinya. Karena pengubahan geometri features setelah disimpan tidak
bisa dikembalikan lagi. Untuk membuat copy file features polyline, buka
jendela Catalog, dengan cara klik Windows > Catalog. Dari jendela Katalog,
klik kanan file PolylineJalanFromOSM_BJM.shp dan klik Copy. Pada
induk foldernya di jendela Catalog, klik kanan dan Paste. Maka akan
terbentuk shapefile baru PolylineJalanFromOSM_BJMCopy.shp. Klik
kanan dan klik kembali opsi Properties pada file yang bernama
PolylineJalanFromOSM_BJMCopy.shp. Berikutnya, pada bagian jendela
Shapefile Properties bagian tab General, ganti Name menjadi
PolylineJalanFromOSM_BJM_Edit dank lik OK.
8. Untuk menghapus curve asal, klik kanan pada layer
Edit_PolylineJalanFromOSM_BJM dan pada menu klik Edit Features >
Start Editing. Klik kursor pada bagian lengkung jalan, bagian polyline yang
terpilih (selected) akan berwarna hijau terang.
9. Tekan Del pada keyboard untuk menghapus bagian tersebut.

17
10. Pada bagian tangent lengkung sebelah kiri tampak masih bergabung dengan
sebagian bagian lengkung (curve). Kita perlu memotong bagian ini sehingga
terpisah antara bagian lurus dan lengkung, dan kemudian kita hapus bagian
lengkungnya (delete) untuk menyisakan bagian lurusnya saja. Lingkaran
merah menandai bagian yang perlu dihapus.
11. Untuk memisahkan bagian lengkung dengan bagian lurus kita gunakan Split
Tool pada Toolbar Editor.
12. Klik Split Tool dan letakkan kursor pada lokasi polyline yang akan
dipisahkan antara bagian lurus dan lengkungnya.
13. Dan klik pada lokasi tersebut. Polyline jalur jalan tersebut akan terpisah
antar bagian lurus dan lengkungnya. Tekan Del pada keyboard untuk
membuang bagian lengkung tersebut
14. Lakukan langkah tersebut untuk membuang bagian lengkung dari bagian
jalur jalan sebelah kanan.
15. Langkah selanjutnya adalah membuat lengkung baru. Untuk membuat
lengkung kita membutuhkan Fillet Tool. Untuk mengaktifkan Toolbar ini
klik pada Customize > Toolbars > Advanced Editing.
16. Fillet Tool adalah tool untuk membuat garis lengkung (curve) dari dua buah
garis lurus (tangent). Klik Fillet Tool kemudian klik kenakan ke garis lurus
(tangent) sebelah kiri, kemudian dilanjutkan klik kenakan ke garis lurus
sebelah kanan. Geser-geser kursor untuk mendapatkan ukuran jari-jari
lengkung yang sesuai dengan acuan peta dasar.
17. Untuk menginput besaran jari-jari yang tepat klik kanan atau tekan huruf O
pada keyboard, dan jendela Set Radius akan keluar. Anda bisa mengisi
angka radius atau melihat besaran radiusnya dengan menggeser-geser
kursor. Tampak radiusnya adalah sekitar 97 m.
18. Klik pada peta jika sudah selesai.
19. Terlihat masih ada bagian antara jalan lurus (sebelah kiri) dan lengkung
yang terputus. Anda bisa memperpanjang garis tersebut dengan cara
memilih (select) garis tersebut kemudian klik kanan dan klik Edit Vertices.
Klik vertice (titik yang merupakan bagian dari garis) dan geser sampai tepat
(snap in) ke titik awal lengkung.

18
6.2 Hasil Percobaan

Gambar 6.1 Geometrik Jalan Sederhana

19
BAB VII
MENGISI DATABASE DAN ATRIBUTRNYA

7.1 Prosedur Percobaan


Dalam setiap feature disertakan juga file database, biasanya disertakan
dalam file dalam ekstensi .dbf. Dengan database ini kita bisa menginput data,
menyimpan data, memanipulasi data dan melakukan analisis data. Database ini
akan menyimpan atribut setiap feature. Database bisa dilihat dalam bentuk tabel
yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom. Baris (row) merupakan baris
record data (penyimpanan data) yang masing-masing memiliki ID yang unik
(FID), sedangkan bagian kolom (Field) berisikan data yang dikategorikan
(dikelompokkan) menurut kelas Field. Jenis data yang dapat disimpan dalam
format geodatabase adalah:
Kapasitas
Jenis Data Aplikasi
Penyimpanan
Short Integer -32,768 to 32,767
Angka numeri tanpa nilai fraksional/pembagian dalam
-2,147,483,648 to
Long Integer rentang tertentu
2,147,483,647
Float (single-
Approximately –
precision floating-
3.4E38 to 1.2E38
point number) Angka numeri dengan nilai fraksional/pembagian dalam
Double (double- Approximately – rentang tertentu
precision floating- 2.2E308 to
point number) 1.8E308
Teks mewakili serangkaian simbol alfanumerik. Ini dapat
Text 65,535 karakter mencakup nama jalan, property atribut, atau deskripsi
tekstual lainnya
Menyimpan tanggal, waktu, atau tanggal dan waktu. Format
Dates default di mana informasi yang disajikan adalah
mm/dd/yyyy hh:mm:ss dan spesifikasi AM atau PM
BLOB disimpan dalam geodatabase sebagai urutan panjang
angka biner. ArcGIS menyimpan anotasi dan dimensi
BLOBs
sebagai BLOB, dan item seperti gambar/image. Multimedia,
atau bit kode dapat disimpan dalam jenis bidang ini.
Struktur data dari database sebuat feature bisa dilihat dan dimanipulasi
dengan mengklik kanan dari feature dan kemudian memilih Open Attribute Table.

20
Data dalam tabel attribute bisa dilakukan manipulasi dengan operasi tabel (join,
relate, dsb), operasi mathematis atau pemrograman database (MySQL, Geojson,
dll). Geometri dari tabel juga bisa diisikan secara otomatis di dalam Field.
Dalam bidang Transportasi, database ini digunakan untuk menyimpan
informasi atribut, misalnya untuk inventarisasi kondisi jalan, semua atribut jalan
(feature polyline) bisa dimasukkan ke dalam tabel database, misalnya nama jalan,
lebar jalan, kondisi jalan, kondisi drainase, jenis perkerasan, tahun konstruksi,
tahun pemeliharaan, dll. Untuk simulasi transportasi polyline jalan dapat diiisi
atribut lebar jalan, jumlah jalur, jumlah lajur, kapasitas jalan, kelas jalan,
kecepatan normal, kecepatan diijinkan, volume lalu lintas, derajat kejenuhan,
tingkat pelayanan jalan (ITP), dll, sebagai data input maupun hasil output
simulasi.
Sedangkan untuk feature point, dapat diisi atribut, koordinat, nama lokasi,
nama halte/terminal/stasiun, lokasi halte/terminal/stasiun, centroid sebuah zona,
dll.
Untuk feature polygon dapat diisikan data nama zona, jenis zona
administrasi (desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, kota, provinsi), jumlah
penduduk, jenis tata guna lahan, besaran bangkitan/tarikan perjalanan, dll.
Mengisi atribut Geometri Feature, langkah-langkahnya:
1. Buka kembali dokumen ArcMap“ T5_PerencanaanGeometrik.mxd ”
2. Simpan dokumen ArcMap Save As dengan nama
“T6_MengisiAtributDatabase.mxd”
3. Untuk membuat Field baru, pada jendela Catalog, klik kanan
PolylineJalanFromOSM_Bjb.shp dan Properties. Pada jendela Shapefile
Properties, bagian Tab Field, scroll kebawah list Fieldnya. Ketikkan di baris
terakhir di bagian Field Name: “CentrX” dan Data Type: Float. Kemudian
di baris kosong terakhir isikan pula Field Name: “CentrY”dan Data Type:
Float. Lanjutkan dengan menambah satu Field lagi yaitu Field Name:
“LJalan”dan Data Type: Float. Klik OK.
4. Klik kanan pada jendela Table Of Contents pada layer
PolylineJalanFromOSM_Bjb dan klik Edit Features > Start Editing.
Kemudian klik kanan lagi dan klik Open Attribute Table.

21
5. Geser ke kanan tabel tersebut dan pada kolom (Field) terakhir tampak Field
dengan nama CentrX dan CentrY. Dari Field, contohnya kita ingin
mengisikan koordinat X dan Y titik tengah (centroid) dari sebuah polyline.
6. Sorot Field CentrX dan klik kanan Calculate Geometry... Kemudian jendela
Calculate Geometry akan muncul, dropdown pada Property dan pilih “X
Coordinate of Midpoint” dan klik OK.
7. Lakukan hal yang sama untuk Field CentrY dan pada dropdown pada
Property dan pilih “Y Coordinate of Midpoint”.
8. Lakukan hal yang sama untuk Field LJalan dan pada dropdown pada
Property dan pilih “Length”.

7.2 Hasil Percobaan

Gambar 7.1 Hasil Pengisian Field Database

22
BAB VIII
PENUTUP

8.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil pembelajaran Perpetaan dan Sistem Informasi
Geografis yang berupa teori kedalam praktik dasar ArcGIS untuk perencanaan
maka dapat disimpulkan bahwa ArcGIS hanya mampu digunakan untuk
merencanakan geomterik jalan secara sederhana. Sederhana karena peruntukan
dan kemampuan software ArcGIS sebenarnya bukan untuk perencanaan detail
alinyemen jalan. Secara umum di ArcMap kita dapat memperkirakan besaran jari-
jari lengkung (tikungan) yang bertipe Full Circle (FC). Namun untuk tipe
lengkung lain seperti Spiral-Circle-Spiral (SCS) dan Spiral- Spiral (SS) lebih baik
dilakukan di software lain yang khusus untuk perencanaan alinyemen, contohnya
Civil 3D. Hasil perencanaan dari Civil 3D bisa dikembalikan lagi untuk diimport
ke ArcMap untuk pengisian atribut database atau untuk kebutuhan
presentasi/tampilan yang lebih menarik.

8.2 Saran
Software ArcGIS dikenal memiliki berbagai fitur dengan penggunaan yang
cukup rumit dan memakan banyak waktu, sehingga sangat disarankan untuk terus
mempelajari lebih dalam mengenai ArcGIS. ArcGIS dinilai sangat membantu
berbagai kalangan yang membutuhkan data di bidang spasial tidak untuk
pembuatan peta daerah saja, namun juga digunakan dalam bidang spasial lain
seperti pembuatan peta sebaran data maupun sebaran penyakit. ArcGIS sangat
disarankan untuk terus dipelajari demi mendukung kebutuhan pendataan dan
statistik data yang ada.

23
DAFTAR PUSTAKA

Rahmanto, Y., & Hotijah, S. 2020. Perancangan Sistem Informasi Geografis


Kebudayaan Lampung Berbasis Mobile. Jurnal Data Mining Dan Sistem
Informasi, 1(1), 19-25.
Prakoso, P. B., & Lestari, U. S. 2019. Modul Pelatihan Penggunaan Software
ArcGIS Untuk Perencanaan Transportasi. Banjarmasin: FT ULM.
PT. Geomatik-Konsultan. 2010. Modul Pelatihan SIG (Sistem Informasi
Geografis) ArcGIS. Makassar: PT. Geomatik-Konsultan.
Purwantara, Suhadi, dan Dyah Respati Suryo Sumunar. 2010. Modul Praktikum
Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: LAB FIS UNY.
Pusat Penelitian Geografi Terapan.2012. Modul Pelatihan Sistem Informasi
Geografis Tingkat Dasar. Jakarta: Fmipa Geografi UI.

24

Anda mungkin juga menyukai