Dosen Pembimbing:
Dr.-Ing. Puguh Budi Prakoso, S.T., M.Sc.
NIP. 19810707 200501 1 003
Disusun Oleh:
Kelompok 16
Erina Febriyanti 2010811220032
Nurhaliza Febriyani 2010811220036
KELOMPOK 16
Telah menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Perpetaan dan SIG berupa Laporan
Penggunaan Software Arcgis Untuk Perencanaan Transportasi Bundaran SPBU
Pulau Laut Banjarmasin.
Banjarbaru, ……………………..2022
Mengetahui,
Dosen Pengampu
Perpetaan dan SIG
Fakultas Teknik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
akhir mata kuliah Perpetaan dan Sistem Informasi Geografis yang berjudul
“Penggunaan Software ArcGIS Untuk Perencanaan Transportasi Bundaran SPBU
Pulau Laut Banjarmasin”.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr.-Ing. Puguh Budi
Prakoso, S.T., M.Sc. Selaku dosen pengampu mata kuliah Perpetaan dan Sistem
Informasi Geografis yang telah membantu baik secara moral maupun materi.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan serta bantuan sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai tepat
waktu.
Kami menyadari bahwa makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca agar
dapat menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan dalam laporan ini
dan kami juga mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk pertimbangan
laporan kami. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan, bermanfaat dan
diterapkan oleh para pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................................2
1.3 Waktu dan Lokasi Pengambilan Data...............................................................3
BAB II IMPORT DATA IMAGE PETA DARI GOOGLE EARTH................4
2.1 Prosedur Percobaan...........................................................................................4
2.2 Hasil Percobaan................................................................................................6
BAB III DIGITASI PETA.....................................................................................7
3.1 Prosedur Percobaan...........................................................................................7
3.2 Hasil Percobaan................................................................................................9
BAB IV IMPORT DATA PETA DARI OPEN STREET MAP......................10
4.1. Prosedur Percobaan.........................................................................................10
4.2. Hasil Percobaan..............................................................................................12
BAB V IMPORT DATA KOORDINAT............................................................13
5.1 Prosedur Percobaan.........................................................................................13
5.2 Hasil Percobaan..............................................................................................15
BAB VI GEOMETRIK JALAN SEDERHANA..............................................16
6.1 Prosedur Percobaan.........................................................................................16
6.2 Hasil Percobaan..............................................................................................19
BAB VII MENGISI DATABASE DAN ATRIBUTRNYA...............................20
7.1 Prosedur Percobaan.........................................................................................20
7.2 Hasil Percobaan..............................................................................................22
BAB VIII PENUTUP...........................................................................................23
8.1 Kesimpulan.....................................................................................................23
8.2 Saran...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Data merupakan fakta yang ada dan melekat pada suatu obyek seperti nilai,
ukuran, berat, luas, dan lain-lain. Sedangkan informasi merupakan pengetahuan
tambahan yang diperoleh setelah dilakukan pemrosesan dari data tersebut. SIG
atau Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem/aplikasi yang
mempermudah pekerjaan para ahli dan mahasiswa dalam mempelajari dan
menyajikan sebuah informasi berbasis geografi. Menurut Sugandi (2009) SIG
adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan, dan
penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat
menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu.
Informasi berbasis geografi dapat menjelaskan berbagai hal, mulai dari batas
wilayah antar negara sampai desa, memberikan informasi sebaran infrastruktur,
ketinggian dataran, kelerengan, curah hujan, informasi wilayah budidaya dan non
budidaya dan lain-lain. SIG mampu menyediakan referensi keruangan untuk
berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
Maka dalam laporan ini penulis akan menampilkan dan menyajikan
bagaimana fungsi SIG dalam pembuatan peta dari mulai tahapan awal yaitu
mengimport data image peta dari google earth, digitasi peta, mengimport data peta
dari openstreetmap.org, mengimport data koordinat, perencanaan geometrik jalan
sederhana, dan mengisi database serta atributnya.
2
3. Melatih mahasiswa dalam menggunakan fungsi software ArcGIS.
3
BAB II
IMPORT DATA IMAGE PETA DARI GOOGLE EARTH
4
Adapun Langkah-langkah mengimport data image peta ke dalam ArcMap,
adalah sebagai berikut:
1. Buka ArcMap, klik New Maps --- Blank Map.
2. Go to View -> Data Frame Properties dan pilih tab Coordinate System
3. Pilih Predefined -> Geographic Coordinate Systems -> World -> WGS
1984.
4. Klik Customize -> Toolbars -> Georeferencing.
5. Tambahkan image dari Google ke ArcMap. Jika ada muncul peringatan
untuk build pyramids, klik OK. Klik File > Add Data atau dari jendela
Table Of Contents klik kanan pada Layers dan klik Add Data.
6. Klik pada jendela yang terbuka untuk koneksi ke lokasi folder baru.
Browse ke lokasi folder Tutorial, klik OK.
7. Browse folder Tutorial > Data Google Earth dan pilih file bundaran.jpg, klik
Add, OK.
8. Dari Georeferencing toolbar, klik tombol “add control points”.
9. Pilih tepat di tengah titik icon referensi, klik kiri.
10. Klik kanan dan klik pada “Input X and Y…”
11. Masukkan koordinat. Hati-hati: Ingat bahwa “X” adalah LONGITUDE
dan “Y” adalah LATITUDE.
12. Ulangi langkah tersebut untuk titik referensi B, C, dan D.
13. Untuk menyelesaikan georeferencing, klik menu “Georeferencing” pada
toolbar, dan pilih “update georeferencing”
14. Simpan ArcMap file Anda, klik File > Save, browse folder Tutorial >
ArcGIS, dan simpan sebagai
“T1_PetaDasarBundaranSPBUPulauLautBJM.mxd”.
5
2.2 Hasil Percobaan
6
BAB III
DIGITASI PETA
7
13. Jika jaringan jalan terlihat kurang jelas, atau warnanya ingin Anda ganti,
klik garis strip sub menu Jaringan_Jalan pada jendela Table Of Contents
dan jendela Symbol Selector akan terbuka. Silahkan Anda ganti symbol
jaringan jalan sesuai keinginan Anda.
14. Jaringan jalan yang sudah selesai akan terlihat seperti berikut ini:
8
3.2 Hasil Percobaan
9
BAB IV
IMPORT DATA PETA DARI OPEN STREET MAP
10
2. Ada dua cara untuk mendownload data dari OpenStreetMap (OSM),
masing- masing menghasilkan format data yang berbeda. Dan ada tiga tool
utama untuk menggunakan peta OSM di ArcMap, yaitu:
a. Tool “Download OSM Data (XAPI)” mendownload OpenStreetMap
data dan menyimpannya dalam bentuk .osm file (dikenal juga sebagai
‘planet’ file).
b. Untuk menggunakan .osm file di ArcMap, jalankan tool ‘Load OSM
File’ untuk mengkonversikan format .osm ke dalam format
geodatabase.
c. Tool “Download and Symbolize OSM Data” digunakan untuk
mendownload OSM data menjadi geodatabase dataset, yang lansung
siap digunakan di ArcMap, dan memberikan “OSM” symbology pada
tiap elemen data.
3. Untuk mendownload OSM langsung di dalam ArcMap diperlukan koneksi
internet saat menjalankan ArcMap. Untuk tutorial kali ini, karena kita sudah
mendownload OSM file BJM.osm, maka tool yang kita gunakan adalah
‘Load OSM File’ untuk mengkonversikan format .osm ke dalam format
geodatabase.
4. Double klik Load OSM File pada ArcToolbox dan jendela Load OSM File
akan terbuka.
5. Klik pada bagian OSM File ikon browse di samping kanan atas dan browse
file Kapuas.osm di folder Tutorial > Data OSM. Pada Target feature dataset,
beri nama dataset-nya BJM_OSM_DTS. Klik ok untuk memulai proses
konversi.
6. Untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya, layer-layer yang berupa point,
polyline, dan polygon hasil konversi dari osm kita konversikan ke dalam
shape file (.shp). Pada jendela Table Of Contents klik kanan pada dataset
yang akan dikonvert. Contoh untuk dataset point “BJM_osm_pt” klik
kanan dan pada menu Data > Export Data… Pada bagian dialog box export
pilih Export: All features, Use the same coordinate system as: this layer’s
source data, Output feature class: pilih folder Tutorial > ArcGIS dan beri
nama filenya “PointFromOSM_BJM.shp”
11
7. Ulangi langkah (6) untuk dataset polyline “BJM_osm_ln” dan simpan
sebagai “PolylineJalanFromOSM_BJM.shp” dan untuk dataset polygon
“BJM_osm_ply” dan simpan sebagai “PolygonFromOSM_BJM.shp”.
8. Simpan dokumen dari percobaan ArcMap pertemuan ini dengan nama
“T3_PetaBanjarmasinDariOSM.mxd.
12
BAB V
IMPORT DATA KOORDINAT
4. Pada jendela Export Data pilih All features, this layer’s source data dan pilih
13
lokasi penyimpanan file, namai file tersebut XYKoordinat.shp.
5. Data Koordinat tersebut diambil di sekitar Bundaran SPBU Pulau Laut
Banjarmasin, dengan mengaktifkan feature line
“PolylineJalanFrom_OSM_BJM” maka terlihat lokasi titik-titik tersebuit di
sekitar Bundaran S. Parman Banjarmasin.
14
6. Simpan file ke dalam dokumen aplikasi ArcMap dengan nama file sebagai
berikut: “T4_ImportDataKoordinat.mxd”.
15
BAB VI
GEOMETRIK JALAN SEDERHANA
Pada tutorial ini kita akan merencanakan geometrik jalan secara sederhana.
Sederhana karena peruntukan dan kemampuan software ArcGIS sebenarnya
bukan untuk perencanaan detail alinyemen jalan. Secara umum di ArcMap kita
dapat memperkirakan besaran jari-jari lengkung (tikungan) yang bertipe Full
Circle (FC). Namun untuk tipe lengkung lain seperti Spiral-Circle-Spiral (SCS)
dan Spiral- Spiral (SS) lebih baik dilakukan di software lain yang khusus untuk
perencanaan alinyemen, contohnya Civil 3D.
Namun hasil awal estimasi jari-jari lengkung FC di ArcMap dapat diexport
ke dalam Civil 3D nantinya untuk perencanaan yang lebih detail. Dan hasil
perencanaan dari Civil 3D bisa dikembalikan lagi untuk diimport ke ArcMap
untuk tujuan pengisian atribut database atau untuk kebutuhan presentasi/tampilan
yang lebih menarik.
Sebagai latihan kita ingin mengetahui besaran jari-jari Simpang Adipura
Kapuas, dan jari-jari lengkung jalan di keempat lengan bundaran tersebut. Data
dasar yang akan kita gunakan adalah Peta Dasar (Base Map) bundaran.jpg yang
telah tergeoreferensi dengan data file PolylineJalanFromOSM_BJM.shp hasil
import dari Open Street Map. Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka kembali dokumen ArcMap“T4_ImportDataKoordinat.mxd”
2. Simpan dokumen ArcMap Save As dengan nama
“T5_PerencanaanGeometrik.mxd”
3. Pada jendela Table Of Contents, aktifkan (checked/centang) layer
bundaran.jpg dan layer PolylineJalanFromOSM_BJM, dan nonaktifkan
(unchecked/matikan centang) pada layer-layer lainnya.
4. Untuk menjadikan satuan radiusnya meter, maka Coordinate Systemnya
harus diubah menjadi Projected Coordinate System. Karena menggunakan
Sistem Koordinat WGS 1984 adalah sistem Geographic Coordinate System tidak
terproyeksi. Untuk mengubah Sistem Koordinat dan Unit, klik kanan Layers pada
jendela Table Of Contents dan klik Properties. Pada tab Coordinate System pilih
16
Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphare >
WGS 1984 UTM Zone 50S dan klik OK. Lihat kembali Slide Presentasi bahwa
Kalimantan Selatan adalah termasuk wilayah Zone UTM 50S. Buka kembali
jendela Data Frame Properties dengan klik kanan Layers pada jendela Table Of
Contents dan klik Properties. Kemudian pada Tab General di jendela Data Frame
Properties ubah pada bagian Units > Display > Meters dan klik OK
5. Perlu diingat, komponen dari alinyemen horizontal jalan adalah garis lurus
(tangent) dan lengkung (curve). Sebuah tikungan terdiri dari 2 tangent dan 1
curve.
6. Curve hasil dari data tracking biasanya tidak halus (smooth) sehingga kita
akan hapus (delete) dulu dan menyisakan 2 tangent saja.
7. Sebelum menghapus atau merubah features, ada baiknya kita copy dulu
feature shapefile asli, dan bekerja dengan copy file tersebut untuk diubah
geometrinya. Karena pengubahan geometri features setelah disimpan tidak
bisa dikembalikan lagi. Untuk membuat copy file features polyline, buka
jendela Catalog, dengan cara klik Windows > Catalog. Dari jendela Katalog,
klik kanan file PolylineJalanFromOSM_BJM.shp dan klik Copy. Pada
induk foldernya di jendela Catalog, klik kanan dan Paste. Maka akan
terbentuk shapefile baru PolylineJalanFromOSM_BJMCopy.shp. Klik
kanan dan klik kembali opsi Properties pada file yang bernama
PolylineJalanFromOSM_BJMCopy.shp. Berikutnya, pada bagian jendela
Shapefile Properties bagian tab General, ganti Name menjadi
PolylineJalanFromOSM_BJM_Edit dank lik OK.
8. Untuk menghapus curve asal, klik kanan pada layer
Edit_PolylineJalanFromOSM_BJM dan pada menu klik Edit Features >
Start Editing. Klik kursor pada bagian lengkung jalan, bagian polyline yang
terpilih (selected) akan berwarna hijau terang.
9. Tekan Del pada keyboard untuk menghapus bagian tersebut.
17
10. Pada bagian tangent lengkung sebelah kiri tampak masih bergabung dengan
sebagian bagian lengkung (curve). Kita perlu memotong bagian ini sehingga
terpisah antara bagian lurus dan lengkung, dan kemudian kita hapus bagian
lengkungnya (delete) untuk menyisakan bagian lurusnya saja. Lingkaran
merah menandai bagian yang perlu dihapus.
11. Untuk memisahkan bagian lengkung dengan bagian lurus kita gunakan Split
Tool pada Toolbar Editor.
12. Klik Split Tool dan letakkan kursor pada lokasi polyline yang akan
dipisahkan antara bagian lurus dan lengkungnya.
13. Dan klik pada lokasi tersebut. Polyline jalur jalan tersebut akan terpisah
antar bagian lurus dan lengkungnya. Tekan Del pada keyboard untuk
membuang bagian lengkung tersebut
14. Lakukan langkah tersebut untuk membuang bagian lengkung dari bagian
jalur jalan sebelah kanan.
15. Langkah selanjutnya adalah membuat lengkung baru. Untuk membuat
lengkung kita membutuhkan Fillet Tool. Untuk mengaktifkan Toolbar ini
klik pada Customize > Toolbars > Advanced Editing.
16. Fillet Tool adalah tool untuk membuat garis lengkung (curve) dari dua buah
garis lurus (tangent). Klik Fillet Tool kemudian klik kenakan ke garis lurus
(tangent) sebelah kiri, kemudian dilanjutkan klik kenakan ke garis lurus
sebelah kanan. Geser-geser kursor untuk mendapatkan ukuran jari-jari
lengkung yang sesuai dengan acuan peta dasar.
17. Untuk menginput besaran jari-jari yang tepat klik kanan atau tekan huruf O
pada keyboard, dan jendela Set Radius akan keluar. Anda bisa mengisi
angka radius atau melihat besaran radiusnya dengan menggeser-geser
kursor. Tampak radiusnya adalah sekitar 97 m.
18. Klik pada peta jika sudah selesai.
19. Terlihat masih ada bagian antara jalan lurus (sebelah kiri) dan lengkung
yang terputus. Anda bisa memperpanjang garis tersebut dengan cara
memilih (select) garis tersebut kemudian klik kanan dan klik Edit Vertices.
Klik vertice (titik yang merupakan bagian dari garis) dan geser sampai tepat
(snap in) ke titik awal lengkung.
18
6.2 Hasil Percobaan
19
BAB VII
MENGISI DATABASE DAN ATRIBUTRNYA
20
Data dalam tabel attribute bisa dilakukan manipulasi dengan operasi tabel (join,
relate, dsb), operasi mathematis atau pemrograman database (MySQL, Geojson,
dll). Geometri dari tabel juga bisa diisikan secara otomatis di dalam Field.
Dalam bidang Transportasi, database ini digunakan untuk menyimpan
informasi atribut, misalnya untuk inventarisasi kondisi jalan, semua atribut jalan
(feature polyline) bisa dimasukkan ke dalam tabel database, misalnya nama jalan,
lebar jalan, kondisi jalan, kondisi drainase, jenis perkerasan, tahun konstruksi,
tahun pemeliharaan, dll. Untuk simulasi transportasi polyline jalan dapat diiisi
atribut lebar jalan, jumlah jalur, jumlah lajur, kapasitas jalan, kelas jalan,
kecepatan normal, kecepatan diijinkan, volume lalu lintas, derajat kejenuhan,
tingkat pelayanan jalan (ITP), dll, sebagai data input maupun hasil output
simulasi.
Sedangkan untuk feature point, dapat diisi atribut, koordinat, nama lokasi,
nama halte/terminal/stasiun, lokasi halte/terminal/stasiun, centroid sebuah zona,
dll.
Untuk feature polygon dapat diisikan data nama zona, jenis zona
administrasi (desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, kota, provinsi), jumlah
penduduk, jenis tata guna lahan, besaran bangkitan/tarikan perjalanan, dll.
Mengisi atribut Geometri Feature, langkah-langkahnya:
1. Buka kembali dokumen ArcMap“ T5_PerencanaanGeometrik.mxd ”
2. Simpan dokumen ArcMap Save As dengan nama
“T6_MengisiAtributDatabase.mxd”
3. Untuk membuat Field baru, pada jendela Catalog, klik kanan
PolylineJalanFromOSM_Bjb.shp dan Properties. Pada jendela Shapefile
Properties, bagian Tab Field, scroll kebawah list Fieldnya. Ketikkan di baris
terakhir di bagian Field Name: “CentrX” dan Data Type: Float. Kemudian
di baris kosong terakhir isikan pula Field Name: “CentrY”dan Data Type:
Float. Lanjutkan dengan menambah satu Field lagi yaitu Field Name:
“LJalan”dan Data Type: Float. Klik OK.
4. Klik kanan pada jendela Table Of Contents pada layer
PolylineJalanFromOSM_Bjb dan klik Edit Features > Start Editing.
Kemudian klik kanan lagi dan klik Open Attribute Table.
21
5. Geser ke kanan tabel tersebut dan pada kolom (Field) terakhir tampak Field
dengan nama CentrX dan CentrY. Dari Field, contohnya kita ingin
mengisikan koordinat X dan Y titik tengah (centroid) dari sebuah polyline.
6. Sorot Field CentrX dan klik kanan Calculate Geometry... Kemudian jendela
Calculate Geometry akan muncul, dropdown pada Property dan pilih “X
Coordinate of Midpoint” dan klik OK.
7. Lakukan hal yang sama untuk Field CentrY dan pada dropdown pada
Property dan pilih “Y Coordinate of Midpoint”.
8. Lakukan hal yang sama untuk Field LJalan dan pada dropdown pada
Property dan pilih “Length”.
22
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil pembelajaran Perpetaan dan Sistem Informasi
Geografis yang berupa teori kedalam praktik dasar ArcGIS untuk perencanaan
maka dapat disimpulkan bahwa ArcGIS hanya mampu digunakan untuk
merencanakan geomterik jalan secara sederhana. Sederhana karena peruntukan
dan kemampuan software ArcGIS sebenarnya bukan untuk perencanaan detail
alinyemen jalan. Secara umum di ArcMap kita dapat memperkirakan besaran jari-
jari lengkung (tikungan) yang bertipe Full Circle (FC). Namun untuk tipe
lengkung lain seperti Spiral-Circle-Spiral (SCS) dan Spiral- Spiral (SS) lebih baik
dilakukan di software lain yang khusus untuk perencanaan alinyemen, contohnya
Civil 3D. Hasil perencanaan dari Civil 3D bisa dikembalikan lagi untuk diimport
ke ArcMap untuk pengisian atribut database atau untuk kebutuhan
presentasi/tampilan yang lebih menarik.
8.2 Saran
Software ArcGIS dikenal memiliki berbagai fitur dengan penggunaan yang
cukup rumit dan memakan banyak waktu, sehingga sangat disarankan untuk terus
mempelajari lebih dalam mengenai ArcGIS. ArcGIS dinilai sangat membantu
berbagai kalangan yang membutuhkan data di bidang spasial tidak untuk
pembuatan peta daerah saja, namun juga digunakan dalam bidang spasial lain
seperti pembuatan peta sebaran data maupun sebaran penyakit. ArcGIS sangat
disarankan untuk terus dipelajari demi mendukung kebutuhan pendataan dan
statistik data yang ada.
23
DAFTAR PUSTAKA
24