KONVENSIONAL
A.LATAR BELAKANG
Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan
menggunakan kapang rhizopus (“ragi tempe“). Selain itu terdapat pula makanan serupa
tempe yang tidak berbahan kedelai yang juga disebut tempe. Kata ”tempe” diduga berasal
dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari
tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan
dengan makanan tumpi tersebut.
Makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan
budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Abad ke-16 di
Jawa telah ditemukan kata tempe, misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen
tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan.
Tempe merupakan makanan tradisional yang telah dikenal di Indonesia, yang dibuat
dengan cara fermentasi atau peragian. Pembuatannya merupakan hasil industri rakyat. Tempe
diminati oleh masyarakat, selain harganya murah, juga memiliki kandungan protein nabati
yang tinggi.Menurut Tarwatjo (1998), setiap 100 g tempe mengandung 10-20 g senyawa
protein, 4 g senyawa lemak, vitamin B12 dan 129 mg zat kalsium, tetapi tidak mengandung
serat.
Pada proses pembuatan tempe, fermentasi berlangsung secara aerobik dan non
alkoholik.Mikroorganisme yang berperan adalah kapang (jamur), yaitu Rhizopus oryazae,
Rhizopus oligosporus, dan Rhizopus arrhizus.
Tempe merupakan hasil proses fermentasi yang dengan waktu 36-48 jam. Pada waktu
tersebut, tempe siap untuk dipasarkan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kapang yang
hampir tetap dan tekstur lebih kompak. Jika proses fermentasi terlalu lama menyebabkan
terjadinya kenaikan jumlah bakteri, jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur juga
menurun, dan menyebabkan degradasi protein lanjut sehingga terbentuk amoniak. Akibatnya,
tempe yang dihasilkan mengalami proses pembusukan dan aromanya menjadi tidak enak, tetapi
dapat digunakan sebagai campuran bumbu pada masakan (Kasmidjo,1990).
B.TUJUAN
Tujuan kami melakukan praktik pembuatan tempe ini :
1) Mengetahui bagaimana peranan dari mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses
pembuatan tempe
2) Mengetahui bagaimana cara membuat tempe
2. Bahan :
a) Kedelai
b) Ragi Tempe
D.CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan pembuatan tempe
2. Cuci bersih dahulu kedelai yang akan digunakan
3. Setelah kedelai bersih, rendam kedelai selama 5 jam
4. Buang air rendaman kedelai lalu rebus kedelai hingga mendidih langsung matikan
kompornya
5. Tiriskan kedelai lalu rendam kedelai selama 1 malam
6. Setelah direndam semalaman pisahkan kulit ari kedelai dengan cara di remas – remas
7. Kukus kedelai selama kurang lebih 10 menit untuk membunuh bakteri pada biji kedelai
sehingga pembusukkan tempe dapat dihindari
8. Tiriskan dan keringkan kedelai
9. Taburkan ragi tempe ke dalam kedelai yang sudah di keringkan
10. Aduk kedelai hingga merata
11. Siapkan dan bersihkan daun pisang yang ingin di gunakan
12. Ambil daun pisang yang sudah dibersihkan, kemudian ambil kacang kedelai yang sudah
tercampur ragi tempe lalu bungkus dan direkatkan dengan semat
13. Lubangi tempe yang sudah dibungkus menggunakan semat
14. Setelah itu, simpan di tempat yang aman dan tunggu hingga kurang lebih 3 - 4 hari
F.DOKUMENTASI