Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN TEMPE HASIL PRATIKUM BIOTEKNOLOGI

KONVENSIONAL

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1)Ni Komang Rani Putri Saraswati (30)
2)Ni Komang Pande Ayu Antari (29)
3)Komang Tia Wulansari (22)
4)Jacinda Satrya Nabila Malvaneysa (20)
5)Ni Putu Wisuarini (36)

A.LATAR BELAKANG
Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan
menggunakan kapang rhizopus (“ragi tempe“). Selain itu terdapat pula makanan serupa
tempe yang tidak berbahan kedelai yang juga disebut tempe. Kata ”tempe” diduga berasal
dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari
tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan
dengan makanan tumpi tersebut.
Makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan
budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Abad ke-16 di
Jawa telah ditemukan kata tempe, misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen
tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan.
Tempe merupakan makanan tradisional yang telah dikenal di Indonesia, yang dibuat
dengan cara fermentasi atau peragian. Pembuatannya merupakan hasil industri rakyat. Tempe
diminati oleh masyarakat, selain harganya murah, juga memiliki kandungan protein nabati
yang tinggi.Menurut Tarwatjo (1998), setiap 100 g tempe mengandung 10-20 g senyawa
protein, 4 g senyawa lemak, vitamin B12 dan 129 mg zat kalsium, tetapi tidak mengandung
serat.
Pada proses pembuatan tempe, fermentasi berlangsung secara aerobik dan non
alkoholik.Mikroorganisme yang berperan adalah kapang (jamur), yaitu Rhizopus oryazae,
Rhizopus oligosporus, dan Rhizopus arrhizus.
Tempe merupakan hasil proses fermentasi yang dengan waktu 36-48 jam. Pada waktu
tersebut, tempe siap untuk dipasarkan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kapang yang
hampir tetap dan tekstur lebih kompak. Jika proses fermentasi terlalu lama menyebabkan
terjadinya kenaikan jumlah bakteri, jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur juga
menurun, dan menyebabkan degradasi protein lanjut sehingga terbentuk amoniak. Akibatnya,
tempe yang dihasilkan mengalami proses pembusukan dan aromanya menjadi tidak enak, tetapi
dapat digunakan sebagai campuran bumbu pada masakan (Kasmidjo,1990).

B.TUJUAN
Tujuan kami melakukan praktik pembuatan tempe ini :
1) Mengetahui bagaimana peranan dari mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses
pembuatan tempe
2) Mengetahui bagaimana cara membuat tempe

C.ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
a) Kompor
b) Panci
c)Nampan
d)Kain Sari
e) Sendok
f) Baskom
g)Daun Pisang
h)Semat
i)Tisu
j)Gunting
k)Sarung tangan plastik

2. Bahan :
a) Kedelai
b) Ragi Tempe

D.CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan pembuatan tempe
2. Cuci bersih dahulu kedelai yang akan digunakan
3. Setelah kedelai bersih, rendam kedelai selama 5 jam
4. Buang air rendaman kedelai lalu rebus kedelai hingga mendidih langsung matikan
kompornya
5. Tiriskan kedelai lalu rendam kedelai selama 1 malam
6. Setelah direndam semalaman pisahkan kulit ari kedelai dengan cara di remas – remas
7. Kukus kedelai selama kurang lebih 10 menit untuk membunuh bakteri pada biji kedelai
sehingga pembusukkan tempe dapat dihindari
8. Tiriskan dan keringkan kedelai
9. Taburkan ragi tempe ke dalam kedelai yang sudah di keringkan
10. Aduk kedelai hingga merata
11. Siapkan dan bersihkan daun pisang yang ingin di gunakan
12. Ambil daun pisang yang sudah dibersihkan, kemudian ambil kacang kedelai yang sudah
tercampur ragi tempe lalu bungkus dan direkatkan dengan semat
13. Lubangi tempe yang sudah dibungkus menggunakan semat
14. Setelah itu, simpan di tempat yang aman dan tunggu hingga kurang lebih 3 - 4 hari

E.HASIL DAN SIMPULAN


Pada praktikum, mengikuti prosedur awal untuk membuat tempe dari kacang kedelai,
seperti merendam biji kedelai selama 5 jam, lalu merebus biji kedelai agar kulitnya mudah
terkelupas dan merendamnya lagi selama satu malam.Setelah di rendam satu malam,
memasukkan ragi pada kacang kedelai dan mangisi daun pisang dengan kacang kedelai lalu
dilubangi.Keadaan bungkus kedelai hangat akibat panas yang masih ditimbulkan oleh proses
fermentasi dan mycelia putih dari jamur belum merata (masih terlihat padatan biji kedelai).
Masih ada biji kedelai yang terlihat akan tetapi keadaan kedelai telah terbungkus
sempurna olch mycelia putih dari jamur, karena padatan kedelai menempel pada
pembungkusnya maka padatan kedelai tersebut terlihat.membentuk tekstur yang rata sesuai
bentuk pembungkusnya.
Pada kacang kedelai sudah terbungkus sempurna dengan mycelia putih dari jamur dan
membentuk tekstur yang rata dan tercium bau tempe yang khas.
Kesimpulan nya adalah pada dasarnya proses pembuatan tempe merupakan proses
penanaman mikroba jenis jamur Rhizopus oryzae pada media kedelai, sehingga terjadi proses
fermentasi kedelai oleh ragi tersebut. Hasil fermentasi menyebabkan tekstur kedelai menjadi
lebih lunak, terurainya protein yang terkandung dalam kedelai menjadi lebih sederhana,
sehingga mempunyai daya cerna lebih baik dibandingkan produk pangan dari kedelai yang
tidak melalui proses fermentasi.

F.DOKUMENTASI

Alat dan bahan yang dibutuhkan Cara Kerja


Cara Kerja Hasil Tempe yang sudah jadi

Anda mungkin juga menyukai