Anda di halaman 1dari 8

mengembangkan sikap toleran, saling menerima dan menghormati perbedaan, terutama

perbedaan agama. Majapahit adalah kerajaan agraris yang sangat luas dan rakyatnya sangat
beragam. Pada masa itu, ada dua agama besar di Kerajaan Majapahit yaitu Hindu dan Buddha.
Umat kedua agama tersebut hidup berdampingan sebagai warga Kerajaan Majapahit. Melalui
Kakawin Sutasoma, umat kedua agama tersebut diajar dan diajak agar tidak melihat perbedaan
agama sebagai halangan untuk bersatu karena mereka sebenarnya mengarah pada hal sama,
yaitu kebenaran. yang

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memuat dua konsep yang berbeda, yaitu bhinneka dan tunggal
ika. Konsep bhinneka berarti mengakui adanya keanekaan, sedangkan konsep tunggal ika
berarti menginginkan adanya kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan
persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Secara bahasa, semboyan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu kata
bhinneka, tunggal, dan ika. Kata bhinneka berasal dari kata bhinna dan ika. Bhinna berarti
'berbeda-beda' dan ika berarti 'jua'. Kata bhinneka dapat berarti 'yang berbeda-beda jua'. Jadi,
dapat disimpulkan Bhinneka Tunggal Ika berarti 'yang berbeda-beda itu dalam

yang satu jua' atau 'beraneka ragam namun satu jua'. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika hampir
sama artinya dengan semboyan negara Amerika Serikat, E Pluribus Unum yang artinya bersatu
walaupun berbeda-beda (Pursika, 2009).

2. Penyebab Bhinneka Tunggal Ika Dipakai sebagai Semboyan Negara Indonesia Semboyan
Bhinneka Tunggal Ika jelas terkait erat dengan keadaan Indonesia, Kebinekaan atau berbeda-
beda jelas merujuk pada realitas masyarakat Indonesia yang beraneka ragam. Keberagaman
masyarakat Indonesia dapat dilihat pada 2. Keberagaman Suku Bangsa

Suku bangsa merupakan kelompok etnis atau budaya masyarakat yang terbentuk secara turun
temurun. Identitas suku bangsa langsung melekat pada diri seseorang sesuai suku bangsa
orang tuanya. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kesatuan hidup atau sekelompok
manusia yang memiliki sistem interaksi, norma, kontinuitas, dan identitas yang sama dan
mempersatukan setiap anggotanya.
Indonesia memiliki beragam suku bangsa. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, Indonesia
memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa. Tiap suku bangsa mempunyai ciri khas sendiri, antara
lain dalam aspek budaya. Kekayaan suku bangsa Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan
Yang Maha Esa. Keberagaman suku bangsa ini tidak menjadi pemisah, tetapi justru menjadi
pemersatu bangsa.

3. Keberagaman Bahasa

Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah bahasa yang
dipakai di wilayah Indonesia mencapai lebih dari 1.100 bahasa daerah. Bahasa daerah di
wilayah Indonesia dibagi ke dalam dua rumpun bahasa, yakni bahasa Austronesia dan rumpun
bahasa Papua. Bahasa daerah yang termasuk rumpun bahasa Austronesia di wilayah Indonesia
adalah sekitar 66%, sedangkan 33% bahasa daerah lainnya adalah bagian dari rumpun bahasa
Papua.berbagai bidang kehidupan, antara lain wilayah, suku, adat, dan agama. Keberagaman
tersebut menyebabkan Indonesia dijuluki sebagai masyarakat yang multietnik (aneka suku),
multireligi (lebih dari satu kepercayaan), ataupun multikultural(bersifat keberagaman budaya).

Singkatnya, dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan sebuah masyarakat majemuk (plural
society). Berbagai keberagaman atau perbedaan itu harus disikapi secara bijaksana agar tidak
berpotensi menimbulkan konflik dalam masyarakat Indonesia. Keberagaman itulah yang
dianggap sebagai sebuah kekuatan. Keberagaman yang ada kita hormati dan hargai. Kita
berbeda tetapi tetap satu merupakan semangat dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
wajib ditanamkan dalam diri kita semua.

3. Hubungan Bhinneka Tunggal Ika dengan Lambang Garuda Pancasila Sejarah semboyan
Bhinneka Tunggal Ika tidak

terlepas dari lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Jika kita perhatikan Pasal 1 PP
(peraturan pemerintah) Nomor 66 Tahun 1951, ditulis bahwa terdapat tiga bagian dalam
lambang negara, yaitu sebagai berikut.
a. Burung Garuda, yang menengok dengan kepalanya Jurus ke sebelah kanannya; b. Perisai
berupa jantung yang digantung dengan

rantai pada leher Garuda; dan Semboyan ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda

Ketiga bagian dari lambang negara tersebut kemudian ditegaskan dalam UU No. 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Perhatikan bagian
berikut.

Pasal 46 UU No. 24 Tahun 2009 menyebutkan bahwa Lambang Negara Kesatuan Republik
Indonesia berbentuk Garuda Pancasila. Pasal 47 UU No. 24 Tahun 2009 menyebutkan Garuda
dengan perisai memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang mewujudkan lambang tenaga
pembangunan. Garuda sebagaimana memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17, ekor
berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45.

Penjelasan Pasal 46 UU No. 24 Tahun 2009 tertulis,

"Yang dimaksud dengan 'Garuda Pancasila adalah lambang berupa burung garuda yang sudah
dikenal melalui mitologi kuno, yaitu burung yang menyerupai burung elang rajawali". Garuda
digunakan sebagai Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menggambarkan
bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat

Penjelasan Pasal 46 UU No. 24 Tahun 2009 tertulis,

"Yang dimaksud dengan 'Garuda Pancasila adalah lambang berupa burung garuda yang sudah
dikenal melalui mitologi kuno, yaitu burung yang menyerupai burung elang rajawali". Garuda
digunakan sebagai Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menggambarkan
bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat

Maksud dari "perisai" adalah tameng yang telah dikenal lama dalam kebudayaan dan peradaban
asli Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan dan perlindungan diri
untuk mencapai tujuan (Max, 2019). Adapun penjelasan Pasal 47 menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan "sayap garuda berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher
berbulu 45" adalah lambang tanggal 17 Agustus 1945 "Yang merupakan waktu
pengumandangan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

B. Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

Sebagaimana diuraikan sebelumnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam. Bukti
keberagaman di Indonesia dapat dilihat dari wilayah, yaitu Indonesia terdiri dari 34 provinsi,
lebih dari 500 kabupaten dan kota, lebih dari 7.000 kecamatan, lebih dari 8.000 kelurahan serta
lebih dari 74.000 desa. Dilihat dari jumlah pulau, Indonesia mempunyai lebih dari 17.000 pulau.

Keberagaman di Indonesia juga tampak pada budaya, agama atau kepercayaan, adat istiadat,
dan budaya. Keberagaman inilah yang menjadi unsur pembentuk identitas kita sebagai bangsa
Indonesia dan dikenal dunia sebagai masyarakat majemuk.

Kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia yang kaya karena keberagamannya. Nilai-nilai
dalam keberagaman ini harus kita rawat dan kita wariskan kepada generasi mendatang.

Pada bagian ini, kita akan mencermati unsur-unsur yang membuat Indonesia disebut beragam.

1. Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia

Ada beberapa faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia. Faktor-faktor tersebut


dijelaskan pada bagan berikut.

2. Keberagaman Suku Bangsa

Suku bangsa merupakan kelompok etnis atau budaya masyarakat yang terbentuk secara turun
temurun. Identitas suku bangsa langsung melekat pada diri seseorang sesuai suku bangsa
orang tuanya. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kesatuan hidup atau sekelompok
manusia yang memiliki sistem interaksi, norma, kontinuitas, dan identitas yang sama dan
mempersatukan setiap anggotanya.

Indonesia memiliki beragam suku bangsa. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, Indonesia
memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa. Tiap suku bangsa mempunyai ciri khas sendiri, antara
lain dalam aspek budaya. Kekayaan suku bangsa Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan
Yang Maha Esa. Keberagaman suku bangsa ini tidak menjadi pemisah, tetapi justru menjadi
pemersatu bangsa.

3. Keberagaman Bahasa

Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah bahasa yang
dipakai di wilayah Indonesia mencapai lebih dari 1.100 bahasa daerah. Bahasa daerah di
wilayah Indonesia dibagi ke dalam dua rumpun bahasa, yakni bahasa Austronesia dan rumpun
bahasa Papua. Bahasa daerah yang termasuk rumpun bahasa Austronesia di wilayah Indonesia
adalah sekitar 66%, sedangkan 33% bahasa daerah lainnya adalah bagian dari rumpun bahasa
Papua.

a.
Rumpun bahasa Austronesia terbagi dalam tiga 1) Melayu-Polinesia Barat. Bahasa-bahasa
daerah kelompok sebagai berikut. yang termasuk rumpun ini adalah bahasa bahasa daerah
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok, dan Sumbawa bagian barat.

Rumpun bahasa Austronesia

Contoh :

Keberagaman Bahasa

2) Melayu-Polinesia Tengah. Bahasa-bahasa yang termasuk kelompok ini adalah bahasa-


bahasa di wilayah Nusa Tenggara Barat, terutama dari Sumbawa bagian timur ke arah timur,
kecuali Halmahera.

3) bahasa-bahasa di wilayah Halmahera Selatan dan Papua Barat. Rumpun bahasa Papua b.

Bahasa-bahasa yang termasuk rumpun bahasa Papua adalah bahasa-bahasa di wilayah Nusa
Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Rumpun bahasa Papua adalah rumpun bahasa terbesar di
wilayah Pasifik dan Asia Tenggara.

4. Keberagaman Ras

Ras dapat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang memiliki ciri fisik bawaan tertentu.
Perbedaan ras terjadi antara lain karena kedatangan warga pendatang serta perbedaan
geografis. Sebagian warga pendatang melakukan perkawinan campur dengan penduduk lokal.
Selain itu, perbedaan wilayah juga dapat mengakibatkan perbedaan bentuk fisik. Orang-orang
yang bertempat tinggal di daerah dingin umumnya bertubuh besar dan berhidung panjang.
Berbeda dengan orang-orang yang tinggal di daerah tropis yang umumnya bertubuh kecil dan
berhidung pendek.

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai ras. Hal ini terlihat dari perbedaan bentuk fisik, seperti
warna kulit dan jenis rambut masyarakat Indonesia. Ras yang ada di Indonesia, antara lain
sebagai berikut (Kemdikbud, 2017).

a. Ras Mongoloid umumnya tersebar di wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.

b. Ras Melanosoid umumnya tersebar di wilayah Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Ras
Asiatik Mongoloid, seperti etnis Tionghoa, Jepang, dan Korea yang menyebar di seluruh
Indonesia.

c. Ras asiatik mongoloid seperti ednis tionghoa ,jepang dan korea yang menyebar di seluruh
indonesia

d. Ras Kaukasoid yang terdiri dari keturunan orang India, Timur Tengah, Amerika, dan Eropa
yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
Keberagaman ras merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Keberagaman tersebut
diciptakan Tuhan agar masyarakat saling bergaul dengan baik. Keberagaman ras memperkaya
budaya Indonesia dan perlu ada rasa saling menghormati antarras agar terbentuk kehidupan
masyarakat yang harmonis.

5. Keberagaman Agama

Agama merupakan sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
antarmanusia dan lingkungannya (Setiawan dan Yunita, 2018). Agama memegang peranan
penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Sila pertama Pancasila berbunyi "Ketuhanan
Yang Maha Esa". Pasal 29 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa "Negara berdasar
atas Ketuhanan Yang Maha Esa".

Negara Indonesia memberikan kebebasan pada warga negaranya untuk memeluk dan beribadat
menurut agamanya masing-masing. Hal ini terlihat pada Pasal 29 Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945
yang berbunyi, "Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

C. Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

Memahami keberagaman bangsa Indonesia adalah melatih kesadaran kita bahwa Indonesia
adalah beragam. Pada bagian ini dibahas arti penting memahami keberagaman dalam
masyarakat Indonesia.

1. Pemahaman keberagaman Masyarakat Indonesia Seperti telah dipelajari sebelumnya,


masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam. Keberagaman ini merupakan
kekayaan yang luar biasa dan wajib dihormati oleh seluruh rakyat Indonesia. Perpaduan dari
keberagaman Indonesia ini akan menciptakan masyarakat yang harmonis. Terdapat dua alasan
mengapa keberagaman dalam masyarakat Indonesia perlu dipahami (Setiawan dan Yunita,
2018).

a. Aspek Kewilayahan Indonesia adalah negara kepulauan. Kondisi

ini menjadikan adanya keterpisahan antara satu wilayah negara dengan wilayah negara lain. Hal
ini rawan menyebabkan perpecahan (disintegrasi). Untuk itu, masyarakat Indonesia harus
mempertahankan kesatuan wilayah NKRI.

b. Aspek Sosial-Budaya

Indonesia sangat beragam dari segi sosial dan budaya. Oleh karena itu, sesama warga Negara
Indonesia harus memahami dan menerima keberagaman tersebut. Memahami keberagaman
sosial-budaya masyarakat adalah tuntutan wajib bagi kita agar Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika tidak sekadar semboyan dan prinsip tetapi perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kesadaran dan perilaku yang sesuai diperlukan agar tidak terjadi perpecahan di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Prinsip Harmoni dalam Keberagaman Bangsa Indonesia

Keberagaman suku bangsa, ras, budaya, dan agama Indonesia hendaknya tidak menjadi
pembeda

paling penting dari Bhinneka Tunggal Ika. Pesan itu

mengajak kita untuk saling mengisi dan melengkapi.

a. Prinsip-Prinsip Penting Bhinneka Tunggal Ika Ada prinsip-prinsip penting yang menyertai
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara kita, yaitu sebagai berikut (Tim Pokja
Lemdiklat Polri, 2018).

1) Inklusif. Bhinneka Tunggal Ika mensyaratkan sikap inklusif. Inklusif adalah sikap berpikir
terbuka dan menghargai perbedaan, baik perbedaan pendapat, pemikiran, etnis, tradisi
berbudaya, hingga agama (Yaqin, 2005).

2) Bhinneka Tunggal Ika dilandasi sikap saling percaya mempercayai, saling menghormati,
saling mencintai, dan rukun. Hanya dengan cara demikian maka keanekaragaman di Indonesia
dapat dipersatukan.

3) Konvergen. Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen. Artinya, perbedaan yang terjadi dalam
keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu dalam bentuk
kesepakatan bersama.

Bersikap dan berperilaku sesuai Pancasila dengan berpegang pada semboyan Bhinneka
Tunggal Ika berarti berperilaku seturut prinsip-prinsip tersebut. Prinsip prinsip tersebut menjadi
syarat demi keharmonisan masyarakat dan bangsa Indonesia. Harmoni dalam keberagaman di
Indonesia wajib

b. Sikap agar Masyarakat Tetap Harmonis Adapun sikap yang diperlukan agar masyarakat

dan bangsa Indonesia tetap harmonis antara lain sebagai berikut (Setiawan dan Yunita, 2018).

1) Mengedepankan semangat egaliter atau pandangan bahwa manusia sama derajatnya.

2) Saling pengertian antaranggota masyarakat.

3) Mengutamakan toleransi.

4) Mengutamakan kerja sama antaranggota masyarakatnya

5) Menjunjung tinggi keterbukaan.

6) Penghargaan atas prestasi, bukan keturunan, suku,


ataupun ras.

D. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Norma, Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan

Kondisi nyata bangsa Indonesia yang beragam menuntut adanya sikap toleran dari kita semua.
Toleransi yang perlu dikembangkan itu meliputi toleransi terhadap norma, suku, agama, ras, dan
antargolongan. Toleransi adalah contoh sikap yang mendukung dan menguatkan persatuan dan
kesatuan Indonesia. Sikap toleransi adalah tugas kita semua sebagai anak bangsa. Untuk lebih
jelasnya, cermatilah bagan berikut.

Anda mungkin juga menyukai