Anda di halaman 1dari 11

AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

Hubungan Konformitas dan Religiusitas dengan Motivasi Memakai Jilbab pada


Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret
The Relationship between Conformity and Religiousity with
Motivation to Waer a Veil on Students of Psychology
Department Sebelas Maret University
Annisa Putri Afifah, Hardjono, Selly Astriana

Program Studi Psikologi FakultasKedokteran


Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK
Motivasi memakai jilbab merupakan sebuah kekuatan atau dorongan yang mendorong seseorang
untuk memakai jilbab. Motivasi memakai jilbab yang dipengaruhi oleh faktor eksternal salah
satunya adalah konformitas. Konformitas adalah perubahan penampilan, perilaku, serta cara
pandang mengikuti kelompok dengan tujuan tertentu. Motivasi memakai jilbab tidak hanya
dipengaruhi oleh satu faktor saja. Religiusitas merupakan salah satu faktor yang berasal dari
dalam diri sendiri (intrinsik). Religiusitas merupakan perilaku taat atau patuh terhadap peraturan-
peraturan agama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dan religiusitas dengan
motivasi memakai jilbab, hubungan antara konformitas dengan motivasi memakai jibab,
hubungan antara religiusitas dengan motivasi memakai jilbab pada mahasiswa Program Studi
Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa
perempuan Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menggunakan
jilbab. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen yang
digunakan adalah skala motivasi memakai jilbab, skala konformitas, dan skala religiusitas.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang sifnifikan antara konformitas dan
religiusitas dengan motivasi memakai jilbab (Fhitung = 46,693 > Ftabel = 3,13, p = 0,000 < 0,05,
dan r = 0,767). Uji parsial antara konformitas dengan motivasi memaki jilbab menunjukkan ada
hubungan positif yang signifikan (r = 0,523, dan p = 0,000 < 0,05), begitu juga antara religiusitas
dengan motivasi memakai jilbab menunjukkan hubungan positif yang signifikan (r = 0,601, dan p =
0,000 < 0,05). Nilai koefisien determinasi R2 = 0,588 artinya konformitas dan religiusitas secara
bersama-sama memberi sumbangan efektif sebesar 58,8% terhadap motivasi memakai jilbab
dengan sumbangan 21,892% dari konformitas dan 36,908% dari religiusitas.

Kata kunci: motivasi, motivasi memakai jilbab, konformitas, religiusitas, mahasiswa

PENDAHULUAN dengan tujuan untuk menutupi aurat saja tetapi,


ada banyak hal yang menjadi landasan
Jilbab adalah pakaian berupa kain penutup
perempuan muslim menggunakan jilbab.
kepala yang biasa digunakan oleh perempuan
Terdapat berbagai faktor-faktor psikologis yang
muslim. Jilbab menurut Departemen
melandasi seseorang untuk memakai jilbab.
Pendidikan Nasional (2008) adalah kerudung
Faktor-faktor pendorong tersebut semakin lama
lebar yang digunakan oleh perempuan muslim
dapat menimbulkan motivasi memakai jilbab
sebagai penutup kepala serta leher hingga dada.
seorang perempuan muslim.
Banyak hal yang menjadi alasan perilaku
Motivasi (motivation) merupakan kekuatan
manusia termasuk perilaku memakai jilbab.
yang dapat menggerakkan manusia untuk
Memakai jilbab bukan hanya memakai pakaian
berperilaku, berpikir, maupun merasakan

1
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

seperti yang mereka lakukan (King, 2010). kuat sehingga timbul kesadaran diri untuk
Perilaku yang termotivasi diberi kekuatan, memakai jilbab tetapi terdapat faktor lain yang
diarahkan, dan dipertahankan. Motivasi dapat membuat seorang perempuan memakai jilbab.
timbul dari dalam diri seseorang (intrinsik) Faktor lain yang dimaksud adalah faktor
serta dari lingkungan sosial (ekstrinsik). konformitas.

Ahmadi dan Yohana (2007) menjelaskan Kelompok yang terbentuk berdasarkan


alasan-alasan mahasiswa memakai jilbab ke peraturan agama dapat mendorong anggota
dalam tiga kategori motif yaitu, motif teologis, kelompok tersebut untuk berperilaku,
motif psikologis, dan motif modis. Dapat berpenampilan seperti yang sudah menjadi
dijelaskan bahwa motif teologis merupakan peraturan dalam kelompok. Motivasi seseorang
motif memakai jilbab berdasarkan atas untuk memakai jilbab dapat dilakukan karena
kewajiban terhadap agama. Motif psikologis konformitas terhadap kelompok yang
merupakan motif memakai jilbab yang diikutinya. Kelompok memiliki aturan sendiri
dikarenakan alasan kenyamanan, sedangkan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
motif modis merupakan motif atas dasar tren Anggota kelompok biasanya mengikuti aturan
mode atau sekedar gaya. kelompok agar dapat diterima dan diakui oleh
anggota kelompok lainnya. Seseorang
Mahasiswa yang memakai jilbab memang ada
mengikuti norma sosial karena adanya tekanan-
beberapa yang tidak konsisten dalam memakai
tekanan yang memiliki pengaruh yang besar
jilbab. Mahasiswa yang tidak konsisten
untuk bertingkah laku sesuai dengan aturan
cenderung untuk tidak memakai jilbab dalam
sosial (Sarwono dan Meinarno, 2015). Secara
situasi tertentu. Konsistensi mahasiswa dalam
tidak langsung hal tersebut mempengaruhi
memakai jilbab sangat dipengaruhi oleh
seseorang untuk berjilbab.
motivasi intrinsik yang kuat. Penelitian
menurut Bustan dan Shah (2014) menjelaskan Sarwono (2005) menjelaskan kemungkinan
bahwa, motivasi ekstrinsik sangat membantu wanita untuk lebih konform di Indonesia
pada saat motivasi intrinsiknya tidak begitu cenderung lebih besar. Sarwono (2005)
kuat. menjelaskan terdapat dua kemungkinan yang
dapat menyebabkan wanita lebih mudah
Penelitian lain yang dilakukan Erawati (2005)
konform daripada laki-laki yaitu, wanita
menghasilkan kesimpulan bahwa, memakai
memiliki kepribadian lebih fleksibel (lentur,
jilbab didasarkan atas berbagai motivasi seperti
luwes), serta status wanita lebih terbatas
keinginan sendiri, keinginan orang tua,
sehingga membuat wanita menyesuaikan diri
dorongan teman dan kekasih, bahkan saat ini
pada situasi.
alasan memakai jilbab tidak hanya karena
perintah agama atau keimanan seseorang yang Al-Qur’an merupakan pedoman bagi umat

2
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

islam dalam menjalani kehidupan di dunia. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di
Berdasarkan aturan yang tertera di dalam Al- atas, peneliti tertarik untuk melakukan
Qur’an, seorang perempuan muslim dijawibkan penelitian mengenai hubungan antara
untuk memakai jilbab. Perintah agama tersebut konformitas dan religiusitas dengan motivasi
tekadang menjadi alasan bagi perempuan memakai jilbab pada mahasiswa Program Studi
muslim untuk memakai jilbab. Psikologi Universitas Sebelas Maret

Faktor pendorong mahasiswa untuk DASAR TEORI


menggunakan jilbab karena kesadaaran dari diri
A. Motivasi Memakai Jilbab
sendiri bahwa berjilbab merupakan perintah
Istilah motivasi berasal dari kata kerja
agama dan kewajiban bagi perempuan muslim.
Latin movere (menggerakkan). Motivasi
Penghayatan terhadap keagamaan maupun
adalah suatu proses dimulainya dan
kedalaman kepercayaan seseorang yang
dipertahankannya sebuah aktivitas yang
diwujudkankan baik itu melalui kegiatan
diarahkan pada pencapaian tujuan (Pintrich
sehari-hari yang tampak oleh mata seperti
dan Schunk, 2002).
berdoa, beribadah sehari-hari, dan membaca
Uno (2008) menjelaskan, dorongan berupa
kitab suci, serta kegiatan yang tidak tampak
usaha yang berada di dalam diri individu
melalui mata yang terjadi di dalam hati
berfungsi untuk mengadakan sebuah
seseorang adalah religiusitas (Hawari, 2004).
perubahan tingkah laku dengan tujuan
Perkembangan jilbab dinilai cukup signifikan menjadi lebih baik lagi untuk memenuhi
dengan semakin banyak pengguna jilbab dari kebutuhan adalah motivasi.
kalangan mahasiswa. Bukan hal yang sulit Hidayat (1993) mengatakan bahwa,
untuk menemukan mahasiswa memakai jilbab pakaian longgar terdiri atas dua bagian
di lingkungan kampus khususnya Universitas yaitu baju panjang dan kerudung yang
Sebelas Maret. Universitas Sebelas Maret dipakai dengan tujuan untuk menutupi
merupakan universitas yang tidak memberikan badan kecuali muka serta telapak tangan
aturan wajib untuk memakai jilbab pada disebut jilbab. Jilbab menurut Departemen
mahasiswa perempuan seperti universitas Islam Pendidikan Nasional adalah kerudung lebar
yang pada umumnya mewajibkan mahasiwa yang dipakai wanita muslim untuk
perempuan untuk memakai jilbab di lingkungan menutupi kepala dan leher sampai dada.
kampus. Meski begitu, pemakai jilbab di Berdasarkan pengertian di atas, motivasi
Universitas Sebelas Maret terhitung cukup memakai jilbab adalah kekuatan atau
banyak. Mahasiswa pemakai jilbab dapat dorongan yang menyebabkan individu
dijumpai disetiap tempat di Universitas Sebelas memakai jilbab atau kerudung. Motivasi
Maret khususnya Program Studi Psikologi. memakai jilbab adalah kekuatan atau
dorongan yang menyebabkan individu

3
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

memakai jilbab atau kerudung. Menurut Sears, dkk., (1994) terdapat tiga
King (2010) membedakan motivasi aspek konformitas berdasar pada ciri khas
menjadi dua jenis yaitu, motivasi intrinsik yaitu perilaku, penampilan, dan pandangan.
dan motivasi ekstrinsik. Woolfolk (2004) C. Religiusitas
mengatakan motivasi intrinsik memiliki Ancok (2001) menyebutkan bahwa,
sumber dari faktor internal, seperti religiusitas dapat diwujudkan melalui
kebutuhan (needs), minat (interest), rasa berbagai sisi dimensi kehidupan manusia,
ingin tahu (curiosity), dan kenikmatan tidak hanya pada saat aktivitas melakukan
(enjoyment). ritual beribadah saja, tetapi juga pada saat
Woolfolk (2004) mengatakan bahwa, melaksanakan aktivitas yang tidak tampak
individu termotivasi melakukan sesuatu dan terjadi dalam hati seseorang. Menurut
demi alasan tertentu, karena motivasi Mangunwijaya (1982) istilah religi dan
ekstrinsik bersumber pada faktor-faktor religiusitas itu berbeda, religi tertuju pada
eksternal seperti imbalan atau pujian aspek yang formal berhubungan dengan
(reward), tekanan sosial (social pressure), aturan serta kewajiban seseorang,
atau penghindaran diri dari hukuman sedangkan religiusitas menunjuk pada
(punishment). seseorang yang telah menghayati aspek-
B. Konformitas aspek religi di dalam hatinya.
King (2010) menjelaskan bahwa perubahan Glock dan Stark (dalam Ancok, 2001)
perilaku seseorang dengan tujuan untuk membagi dimensi religiusitas menjadi lima
menyelaraskan agar sesuai dengan kriteria dimensi religiusitas, yaitu dimensi
suatu kelompok adalah konformitas. keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi
Individu yang mengubah sikap dan tingkah penghayatan, dimensi pengetahuan
laku mereka dengan tujuan menyesuaikan agaman, dan dimensi pengalaman atau
diri dengan norma sosial yang berlaku konsekuensi.
merupakan salah satu jenis pengaruh sosial
METODE PENELITIAN
yang disebut konformitas (Kulsum dan
Jauhar, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Kulsum dan Jauhar (2014) menjelaskan perempuan Program Studi Psikologi
terdapat beberapa alasan yang dapat Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
digunakan untuk memahami alasan menggunakan jilbab dalam kehidupan sehari-
seseorang melakukan konformitas yaitu hari berjumlah 227 mahasiswa. Berdasarkan
keinginan untuk disukai, rasa takut akan perhitungan rumus yang dikemukakan oleh Isaac

penolakan, keinginan untuk merasa benar, dan Michael (dalam Arikunto, 2013), jumlah

dan konsekuensi kognitif. sampel dalam penelitian ini adalah 70


mahasiswa perempuan Program Studi Psikologi

4
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

Universitas Sebelas Maret yang memakai digunakan sebelum uji validitas berjumlah
jilbab. Teknik pengambilan sampel dalam 42 butir aitem. Setelah dilakukan uji
penelitian ini menggunakan simple random validitas, terdapat 11 aitem yang
sampling yaitu, teknik pengambilan sampel dinyatakan gugur sehingga jumlah aitem
secara acak. yang yang digunakan penelitian berjumlah
31 butir aitem. Uji reliabilitas
Peneliti menggunakan skala psikologi sebagai
menggunakan Alpha Cronbach diperoleh
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.
koefisien reliabilitas skala motivasi
Tiga macam skala psikologi yang digunakan
memakai jilbab pada penelitian ini sebesar
peneliti sebagai teknik pengumpulan data yaitu
0,920.
skala motivasi memakai jilbab, skala
Total aitem yang terdapat dalam skala
konformitas, dan skala religiusitas. Peneliti
konformitas sebelum dilakukan uji
menggunakan model skala Likert yang
validitas berjumlah 30 butir. Setelah
diterapkan pada seluruh skala dalam penelitian
dilakukan uji validitas terdapat 19 butir
ini. Peneliti telah memodifikasi model skala
aitem yang dinyatakan gugur sehingga
Likert dengan menghilangkan jawaban ragu-
jumlah aitem dalam skala konformitas
ragu atau netral.
sebanyak 11 butir aitem. Uji reliabilitas
Pada penelitian ini peneliti menggunakan corrected menggunakan Alpha Cronbach diperoleh
item-total correlation untuk melakukan uji koefisien reliabilitas skala motivasi
validitas dan menggunakan reliabilitas Alpha memakai jilbab pada penelitian ini sebesar
Cronbach untuk melakukan uji reliabilitas skala. 0,796.
Skala religiusitas sebelum dilakukan uji
Teknik analisis dari dua tahapan yaitu uji
validitas terdiri dari 32 butir aitem, setelah
persyaratan kemudian uji analisis data atau
dilakukan uji validitas terdapat 8 aitem yang
hipotesis. Uji persyaratan dilakukan untuk
gugur sehingga jumlah aitem dalam skala
membuktikan bahwa tidak terdapat masalah di
dalam data penelitian. Uji persyaratan dalam konformitas sebanyak 24 butir aitem. Uji

penelitian ini terdiri atas uji asumsi dasar dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach
asumsi klasik. Uji analisis data dalam penelitian ini diperoleh koefisien reliabilitas skala
menggunakan uji regresi linear berganda. Uji motivasi memakai jilbab pada penelitian
regresi linear berganda terdiri atas uji stilmutan F ini sebesar 0,874.
dan uji korelasi parsial. Hasil yang didapatkan tersebut
menunjukkan bahwa, tiga skala telah
memenuhi persyaratan keandalan alat ukur
HASIL- HASIL
sehingga dapat digunakan sebagai
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
instrumen untuk pengumpulan data
Skala motivasi memakai jilbab yang

5
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

B. Uji Persyaratan
1. Uji Asumsi Dasar
Berdasarkan hasil uji normalitas
menggunakan One Sample Kolmogorov
Smirnov diperoleh 0,782 > 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa data penelitian
berdistribusi normal.
Uji linearitas menggunakan test for
linierity diperoleh hasil masing masing Gambar 1. Hasil Uji Heterokedatisitas dengan Uji
variabel konformitas dan religiusitas Scatterplot
memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa,
hubungan antara variabel bebas dan Uji otokorelasi diperoleh nilai Durbin-
variabel tergantung memiliki hubungan Watson (DW) sebesar 1,675. Nilai
yang linear. yang didapat dibandingkan dengan
2. Uji Asumsi Klasik nilai pada tabel SW dengan taraf
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas sidnifikansi 5%, jumlah sampel (n) =
diperoleh hasil variabel konformitas dan 70 dan jumlah variabel independen
religiusitas masing-masing memiliki nilai
yang diteliti (k) = 2, maka diperoleh
VIF sebesar 1,135 yang berarti kurang
dU = 1,6715, nilai 4-dU adalah
dari 10 (1,140 < 10) dan nilai tolerance
2,3285. Hasil yang diperoleh dengan
sebesar 0,881 yang berarti lebih dari 0,1
perhitungan menunjukkan nilai DW
sehingga dapat disimpulkan bahwa, dalam
penelitian tidak ditemukan adanya
terletak diantara dU dan 4-dU yaitu

hubungan linear antar variabel 1,6715 < 1,675 < 2,3285 sehingga
independen. dapat disimpulkan bahwa, model
Uji Heterokedastisitas dilakukan dengan regresi pada penelitian ini tidak
melihat pola pada gambar scatterplot, memiliki masalah otokolerasi.
apabila terdapat pola tertentu seperti titik- Berdasarkan hasil uji asumsi dasar dan
titik yang membentuk pola teratur seperti uji asumsi klasik data yang ada telah
bergelombang atau melebar kemudian
memenuhi kedua syarat untuk
menyempit, maka ini menunjukkan
dilakukan uji hipotesis.
adanya heteroskedastisitas.
C. Uji Hipotesis
1. Uji Stimultan F
Berdasarkan uji stilmutan F diperoleh
nilai Fhitung sebesar 47,862 kemudian
dibandingkan dengan nilai Ftabel yang

6
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

hasilnya 47,862 > 3,13 (Fhitung > dilihat dari nilai koefisien korelasi
Ftabel). Berdasarkan hasil yang yang bertanda positif. Berdasarkan
diperoleh, yaitu p = 0,000 (p < 0,05), hasil uji korelasi parsial didapat juga
dan Fhitung > Ftabel (46,693 > 3,13) hubungan yang signifikan, hal ini

dapat disimpulkan bahwa, hipotesis dapat dilihat pada nilai signifikansi

pertama yang diajukan dalam sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) yang

penelitian diterima yaitu terdapat berarti bahwa terdapat hubungan yang

hubungan signifikan antara signifikan antara kedua variabel,

konformitas dan religiusitas dengan sehingga hipotesis ketiga dalam

motivasi memakai jilbab. penelitian ini diterima yaitu hubungan

2. Uji Korelasi Parsial positif yang signifikan dengan

Hasil uji kolerasi parsial diperoleh kekuatan kuat antara religiusitas

nilai korelasi sebesar 0,523 yang dengan motivasi memakai jilbab,

berarti terdapat kekuatan hubungan


yang sedang antara konformitas
PEMBAHASAN
dengan motivasi memakai jilbab. Arah
hubungan yang dimiliki bersifat positif Hasil dari uji hipotesis penelitian menunjukkan
dilihat dari nilai koefisien korelasi bahwa, p = 0,000 (p < 0,05), dan Fhitung lebih
yang bertanda positif. Berdasarkan besar daripada Ftabel, yaitu 46,693 > 3,13. Hasil
hasil uji korelasi parsial didapat juga dari uji hipotesis penelitian menunjukkan
hubungan yang signifikan, hal ini bahwa, terdapat hubungan yang signifikan.
dapat dilihat pada nilai signifikansi Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) yang bahwa, hipotesis pertama dari penelitian ini
berarti bahwa terdapat hubungan yang diterima, yaitu terdapat hubungan antara
signifikan antara kedua variabel, konformitas dan religiusitas dengan motivasi
sehingga hipotesis kedua dalam penelitian memakai jilbab pada mahasiswa Program Studi
ini diterima yaitu terdapat hubungan Psikologi Universitas Sebelas Maret.
positif yang signifikan dengan kekuatan
sedang antara konformitas dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

motivasi memakai jilbab. sebelumnya bahwa yang dilakukan oleh


Hasil uji kolerasi parsial diperoleh Ahmadi dan Yohana (2007) menggolongkan
nilai korelasi sebesar 0,601 yang alasan mahasiswa memakai jilbab dalam 3
berarti terdapat kekuatan hubungan kategori motif yaitu, motif teologis, motif
yang kuat antara religiusitas dengan psikologis, dan motif modis. Dapat dijelaskan
motivasi memakai jilbab. Arah bahwa motif teologis merupakan motif
hubungan yang dimiliki bersifat positif memakai jilbab berdasarkan atas kewajiban

7
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

terhadap agama. Motif psikologis merupakan termotivasi untuk melakukan sesuatu atau
motif memakai jilbab yang dikarenakan alasan bertindak karena memiliki sebuah tujuan yang
kenyamanan, sedangkan motif modis ingin dicapai. Mahasiswa yang memakai jilbab
merupakan motif atas dasar tren mode atau juga termasuk dalam makhluk sosial yang
sekedar gaya. Mahasiswa perempuan pada memerlukan sosialisasi dengan lingkungan
Program Studi Psikologi Universita Sebelas sekitar. Mahasiswa tentu menginginkan dirinya
Maret Surakarta memiliki motivasi memakai diterima oleh mahasiswa lainnya dalam
jilbab karena religiusitas sesuai dengan motif bersosialisasi. Keinginan untuk bersosialisasi
teoligis yaitu tanggung jawab terhadap agama, dan diterima oleh temannya membuat
serta konformitas sesuai dengan motif mahasiswa melakukan konformitas.
psikologis yaitu rasa nyaman yang diterima dari Konformitas yang dilakukan berupa merubah
kelompok karena menggunakan bentuk pakaian penampilan sesuai dengan lingkungan
yang sama (jilbab) dengan yang dipakai oleh sekitarnya, begitu juga dengan memakai jilbab,
anggota kelompok, sehingga individu tersebut mahasiswa yang memakai jilbab karena ingin
diterima oleh kelompok. bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
mahasiswa akhirnya memakai jilbab sebagai
Hasil uji kolerasi parsial diperoleh nilai korelasi
bentuk dari konformitas dengan lingkungannya.
sebesar 0,523 yang berarti terdapat kekuatan
Tujuan mahasiswa melakukan konformitas
hubungan yang sedang antara konformitas
adalah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
dengan motivasi memakai jilbab. Arah
serta keinginan untuk menyesuaikan diri
hubungan yang dimiliki bersifat positif dilihat
dengan lingkungan. Seorang mahasiswa yang
dari nilai koefisien korelasi yang bertanda
bersosialisasi dengan lingkungan agama yang
positif. Berdasarkan hasil uji korelasi parsial
tinggi maka seseorang tersebut akan
didapat juga hubungan yang signifikan, hal ini
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
dapat dilihat pada nilai signifikansi sebesar
(kelompok) baik itu berupa cara pandang
0,000 (0,000 < 0,05) yang berarti bahwa
maupun cara berpakaian.
terdapat hubungan yang signifikan antara kedua
variabel. Berdasarkan hasil yang diperoleh Kulsum dan Jauhar (2014) menjelaskan ada
dapat disimpulkan bahwa, hipotesis kedua beberapa alasan yang dapat dikedepankan
dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat untuk memahami alasan individu melakukan
hubungan positif yang signifikan dengan konformitas yaitu keinginan untuk disukai, rasa
kekuatan sedang antara konformitas dengan takut akan penolakan, keinginan untuk merasa
motivasi memakai jilbab. benar, dan konsekuensi kognitif. Tujuan
seseorang untuk melakukan konformitas dapat
Mc Donald (dalam Sardiman, 1996)
menimbulkan motivasi seseorang memakai
mengatakan terdapat faktor tujuan yang dapat
jilbab.
mempengaruhi motivasi seseorang. Seseorang

8
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

Hasil uji kolerasi parsial diperoleh nilai korelasi


sebesar 0,601 yang berarti terdapat kekuatan
PENUTUP
hubungan yang kuat antara religiusitas dengan
motivasi memakai jilbab. Arah hubungan yang A. Kesimpulan
dimiliki bersifat positif dilihat dari nilai 1. Terdapat hubungan positif yang
koefisien korelasi yang bertanda positif. signifikan antara konformitas dan
Berdasarkan hasil uji korelasi parsial didapat religiusitas dengan motivasi memakai
juga hubungan yang signifikan, hal ini dapat jilbab pada mahasiswa Program Studi
dilihat pada nilai signifikansi sebesar 0,000 Psikologi Universitas Sebelas Maret.
(0,000 < 0,05) yang berarti bahwa terdapat 2. Terdapat hubungan positif yang
hubungan yang signifikan antara kedua signifikan antara konformitas dengan
variabel. motivasi memakai jilbab pada
mahasiswa Program Studi Psikologi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
Universitas Sebelas Maret.
disimpulkan bahwa, terdapat hubungan positif
3. Terdapat hubungan positif yang
yang signifikan dengan kekuatan kuat antara
signifikan antara religiusitas dengan
religiusitas dengan motivasi memakai jilbab,
motivasi memakai jilbab pada
sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini
mahasiswa Program Studi Psikologi
diterima. Penelitian sebelumnya yang
Universitas Sebelas Maret.
dilakukan oleh Farida (2012) menyatakan
B. Saran
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
1. Untuk Mahasiswa
religiusitas dan motivasi berjibab, semakin
Bagi mahasiswa perempuan yang memakai
tinggi religiusitas maka semakin tinggi
motivasi berjilbab. Hasil dari penelitian ini jilbab diharapkan hasil penelitian ini dapat

yang sejalan dengan hasil penelitian meningkatkan motivasi memakai jilbab,


sebelumnya dapat dilihat bahwa, mahasiswa
serta tetap konsisten dalam memakai jilbab
yang memiliki religiusitas akan menyadari
dengan cara memaknai serta menghargai
bahwa dirinya memiliki rasa tanggung jawab
terhadap perintah Allah yaitu mematuhi aturan tujuan memakai jilbab itu sendiri.

agama salah satunya memakai jilbab. Mahasiswa yang sudah memakai jilbab
Mahasiswa yang sadar bahwa tanggung jawab diharapkan dapat memotivasi yang lain
yang besar terhadap agama akan memilih untuk
dalam memakai jilbab sehingga dapat
memakai jilbab. Tanggung jawab terhadap
menerapkan perilaku religiusitas secara
agama inilah yang membuat seseorang
termotivasi untuk memakai jilbab. nyaman. Bagi mahasiswa yang belum

memakai jilbab diharapkan penelitian ini

9
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

dapat menimbulkan kesadaran akan

pentingnya jilbab serta dapat menimbulkan


DAFTAR PUSTAKA
motivasi untuk memakai jilbab, dengan cara
Ahmadi, D., dan Yohana, N. (2007). Konstruksi
lebih memahami manfaat jilbab bagi Jilbab sebagai Simbol Keislaman. Jurnal
Mediator, 8(2), 235-248.
perempuan muslim sehingga motivasi
Ancok, D., dan Suroso, F.N. (2001). Psikologi
memakai jilbab akan bertambah. Islami: Solusi Islam atas Problem
Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
2. Untuk Peneliti Lain Pelajar.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Pendekatan Praktirk. Jakarta: Rineka Cipta
saran bagi peneliti lain yang hendak Bustan, R., dan Shah, A. H. (2014). Motivasi
Berjilbab Mahasiswa Universitas Al
melakukan penelitian pada bidang kajian Azhar Indonesia (UAI). Jurnal Al-Azhar
Indonesia Seri Humaniora, 2 (3),
yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan 164-175.

dapat menjadi referensi untuk membantu Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
penelti yang ingin melaksanakan penelitian Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

dengan bahasan yang sama. Penelitian- Erawatai, D. (2005). Fenomena Berjilbab di


Kalangan Mahasiswi (Studi tentang
penelitian sebelumnya dengan pembahasan Pemahaman, Motivasi dan Pola Interaksi
Sosial Mahasiswi Berjilbab di Universitas
yang sama masih sangat minim, untuk itu Muhammadiyah Malang), Jurnal Studi
Agama dan Masyarakat, 2, (2).
diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar
Farida, S. Z. (2012). Pengaruh Religiusitas
meneliti bidang ini lebih mendalam, Terhadap Motivasi Berjilbab (Studi pada
Siswi Kelas X di SMAN 1 Suruh Kabupaten
sehingga dapat mencakup variabel lain yang Semarang Tahun Pelajaran 20011-2012).
(Skripsi dipublikasikan) Sekolah Tinggi
tidak dapat dibahas oleh peneliti melalui Agama Islam Negeri, Salatiga.

Mangunwijaya, Y. B. (1982). Sastra dan


penelitian ini. Peneliti selanjutnya yang Religiusitas. Jakarta: Sinar Harapan.
ingin melaksanakan penelitian mengenai Sarwono, S. W. (2005). Psikologi Sosial: Psikologi
Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta:
konformitas dengan motivasi memakai Balai Pustaka.

jilbab diharapkan lebih mempertimbangkan Sardiman, A. M. (1996). Interaksi dan Motivasi


Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja
faktor lainnya yang belum terungkap dalam Grafindo Persada.

penelitian ini. Sarwono, S. W., dan Meinarno, E.A. (2015).


Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.

Hawari, D. (2004). Al Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa


dan Kesehatan Jiwa (Edisi Ketiga)
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.

10
AFIFAH / HUBUNGAN KONFORMITAS DAN RELIGIUSITAS DENGAN

Hidayat, R. T. (1993). Khasanah Busana Muslimah.


Bandung: Pustaka.

King, L. A. (2010). Psikologi Umum. Jakarta:


Salemba Humanika.Penerjemah: Petty Gina
Gayatri & Putri Nurdina Sofyan. Edisi 10
buku 2.

Kulsum, U., dan Jauhar, M. (2014). Pengantar


Psikologi Sosial. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.

Sears, O., Fredman, J. L., dan Peplau, L. A. (1994).


Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi &


Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Woolfolk, H. A. (2004). Educational Psychology


9 Edition. USA: Pearson.

11

Anda mungkin juga menyukai